0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan7 halaman
Platform E-Drone dirancang untuk menangkal berita hoax terkait Covid-19 dengan memberikan informasi akurat dan terverifikasi. Platform ini akan menyediakan berbagai fitur seperti berita, infografis edukatif, dan pengujian kebenaran berita. Tujuannya adalah mengurangi disinformasi dan meningkatkan literasi digital masyarakat.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
PHC_Tasya Ananda Darmawan_Universitas Muslim Indonesia_E-DRONE (ELECTRONIC ANTIDOTE FOR HOAX NEWS) PLATFORM PENANGKAL BERITA HOAX BERBASIS DIGITAL
Platform E-Drone dirancang untuk menangkal berita hoax terkait Covid-19 dengan memberikan informasi akurat dan terverifikasi. Platform ini akan menyediakan berbagai fitur seperti berita, infografis edukatif, dan pengujian kebenaran berita. Tujuannya adalah mengurangi disinformasi dan meningkatkan literasi digital masyarakat.
Platform E-Drone dirancang untuk menangkal berita hoax terkait Covid-19 dengan memberikan informasi akurat dan terverifikasi. Platform ini akan menyediakan berbagai fitur seperti berita, infografis edukatif, dan pengujian kebenaran berita. Tujuannya adalah mengurangi disinformasi dan meningkatkan literasi digital masyarakat.
MAKASSAR 2021 PENDAHULUAN “Apakah Covid-19 itu benar adanya?” Pertanyaan semacam ini mulai banyak bermunculan di kalangan masyarakat, bahkan disertai tudingan bahwa pemberitaan selama ini hanya palsu. Maraknya informasi yang berisi berita tidak benar atau hoax dan rumor mengenai Covid-19 di tengah masyarakat dapat berdampak buruk ke situasi pandemi itu sendiri. Hoax juga menjadi salah satu potensi untuk memperlambat proses penanggulangan Covid-19. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per tanggal 2 Agustus 2021, jumlah korban meninggal dunia akibat pandemi ini telah mencapai 97.291 jiwa. Jumlah ini menempatkan Indonesia di urutan 17 sebagai negara dengan angka kematian Covid-19 terbanyak di dunia. Keadaan ini tentu sangat memprihatinkan melihat lonjakan kasus yang semakin meningkat tiap harinya (SATGAS, 2021). Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun terakhir telah mengakibatkan krisis diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Bermula dari Kota Wuhan, virus ini dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah China hingga berbagai negara di dunia. Pada Maret 2020 lalu, Pemerintah mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Wabah ini diberi nama Corona Virus Diase 2019 atau sering disebut Covid-19 yang disebabkan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Lalu apa yang menyebabkan virus ini sangat berbahaya? Tentu karena penyebarannya yang sangat cepat dan mematikan. Virus ini menyebar melalui droplet (percikan), airborne (udara), fomite, fekal-oral, melalui darah, ibu ke anak, dan binatang ke manusia. Infeksi SARSCoV-2 umumnya menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga berat dan kematian, sedangkan sebagian orang yang terinfeksi virus ini tidak pernah menunjukkan gejala (WHO, 2020). Pemerintah pun memutuskan untuk mengadakan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Vaksin berasal dari bakteri yang telah dilemahkan yang kemudian disuntikkan ke dalam tubuh manusia dengan harapan tubuh akan membentuk antibodi terhadap bentuk bakteri atau virus serupa untuk menciptakan imunitas terhadap paparan bakteri atau virus yang asli. Vaksinasi menjadi salah satu upaya yaitu dengan memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit, temasuk Covid 19. Namun, kita juga tidak bisa memungkiri bahwa banyak kelompok yang menolak adanya vaksinasi dengan berbagai latar belakang alasan. Carut-marutnya problematika bangsa akibat pandemi yang tak kunjung usai, membuat sebagian lapisan masyarakat mulai bertindak gegabah, bahkan beberapa diantaranya mulai tidak percaya lagi dengan berita yang bermunculan. Alhasil, masyarakat mulai tidak mematuhi kebijakan pemerintah terkait protokol kesehatan. Keadaan semakin tidak kondusif tatkala beredarnya berita-berita yang tidak benar mengenai Covid-19 yang membuat masyarakat bersikap acuh dalam menyikapi pandemi. Dengan demikian, diperlukan langkah tepat untuk mengatasi masalahh ini agar mampu mengurangi disinformasi di masyarakat yang berkaitan dengan Covid-19. PEMBAHASAN Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2018, tercatat sebanyak 19,1% dari total pengguna internet yang berjumlah 171,17 juta jiwa, menyatakan kebutuhan utama untuk terhubung dengan internet adalah untuk dapat mengakses media sosial, terhitung sejumlah 32,7 juta pengguna internet, aktivitas utamanya adalah akses media sosial, internet yang kini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat (APJII, 2019). Olehnya itu, perlu adanya peran literasi digital untuk menangkal dan mengantisipasi hoaks yang beredar di media sosial terkait vaksinasi dan Covid-19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah memanfaatkan kemajuan teknologi di era digital yang sudah berkembang pesat, seperti webiste, platform, dan aplikasi-aplikasi lain yang telah banyak beredar hingga saat ini. Adapun solusi yang saya usulkan adalah dengan membuat platform yang bernama E-Drone (Electronic Antidote for Hoax News). E-Drone merupakan platform dengan konsep ideal yang di dalamnya memuat kejadian atau informasi terpercaya berbasis digital yang dimaksudkan sebagai media komunikasi dan informasi sesuai kebutuhan pembaca serta tambahan fitur infografis yang bisa memberikan beberapa edukasi kepada masyarakat. Menu yang terdapat pada platform ini antara lain Dashboard, Kategori, News, Infografis, Notifikasi, Search, dan Reading list. Pada menu Dashboard menampilkan rekomendasi berita-berita yang sedang viral, berfungsi untuk memudahkan para pengguna membaca berita yang marak- maraknya dibicarakan. Kemudian pada Kategori, memuat jenis berita yang membantu menjelajahi topik terkait yang akan dibaca. Selanjutnya News, pada menu ini terdapat tiga bagian pilihan lagi, yaitu truth news (berita benar), hoax news (berita palsu atau tidak benar), dan test news (menguji berita benar atau tidak benar). Platform E-Drone ini juga menyediakan menu Search, biasa juga disebut mesin pencari. Menu ini hadir untuk memudahkan mencari topik berita yang ingin dibaca dengan memberikan hasil pencarian yang lebih relevan. Lalu Reading list, berisi bacaan yang telah dibaca dan otomatis tersimpan sehingga riwayat bacaan yang telah dibaca mudah ditemukan kembali. Terakhir pada menu Infografis yang berfungsi sebagai media edukasi kepada masyarakat yang memuat berbagai macam informasi, baik yang berkaitan dengan vaksinasi maupun Covid-19. Kelebihan yang ditawarkan pada platform E-Drone adalah memiliki tampilan yang sederhana namun jelas, dapat diakses oleh siapa saja, kapanpun dan dimanapun, dan juga sebagai platform penyedia berita faktualitas dan terverifikasi. Platform ini juga memudahkan untuk memberikan penilaian serta komentar berita secara langsung terhadap berita yang dibaca, dapat diakses dengan mudah baik menggunakan dekstop maupun versi mobile. Selain itu, untuk memudahkan menyimpan dan berbagi berita secara langsung maka hadir pula fitur yang bernama Save & Share. Fitur ini telah terhubung dengan berbagai sosial media sehingga penggunaannya sangat fleksibel. Tidak menutup kemungkinan, setiap yang berhubungan dengan internet pasti akan memiliki kekurangan, baik dari segi teknisi maupun platform itu sendiri. Adapun kekurangan yang terdapat pada platform ini antara lain, terbatasnya berita yang dapat dimuat, berita yang dapat diuji kebenarannya hanya untuk berita-berita yang sedang viral di kalangan masyarakat. Kemudian masih ada beberapa fitur yang masih perlu dikembangkan. Selain itu, karena keterbatasan halaman pada platform sehingga untuk beralih kehalaman selanjutnya perlu meng-klik link yang tersedia pada bagian akhir berita, serta untuk pengembangan dari platform sendiri dibutuhkan waktu yang cukup lama dan dana yang lumayan banyak. KESIMPULAN Secara garis besar, pembuatan platform E-Drone ditujukan sebagai solusi dari permasalahan nasional akan hoaks-hoaks yang sudah banyak dijumpai di dunia maya bahkan di masyarakat secara langsung. Platform ini akan mengurangi adanya informasi yang salah dan menghadirkan berita-berita yang telah terverifikasi kebenarannya, serta mengedukasi masyarakat dengan menu infografis yang ada pada platform. Pada kondisi masyarakat yang seperti sekarang ini, media sosial akan menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Tidak dapat dipungkiri akan selalu ada limpahan informasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab di media sosial, sepintar-pintarnya kita saja dalam menyaring informasi yang tersebar. Walaupun pemerintah telah melakukan segala upaya untuk mencegah, tetapi jika tingkat kesadaran akan pentingnya peran masyarakat untuk memerangi hoaks maka upaya tersebut tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Sebagai generasi intelektual, sudah selayaknya kita bergerak bersama dalam memerangi hoaks yang beredar, bergerak untuk memberikan edukasi ke masyarakat agar mereka, kita dan negara ini dapat berjalan pada arah dan tujuan yang sama untuk masa depan yang cerah. DAFTAR PUSTAKA WHO. (2020). Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap kewaspadaan pencegahan infeksi. 1–10. APJII. (2019). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2018. APJII. https://apjii.or.id/survei Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2021). Data Covid-19 (Update Per 2 Agustus 2021). Jakarta.