Anda di halaman 1dari 7

E-DRONE (ELECTRONIC ANTIDOTE FOR HOAX NEWS) : PLATFORM

PENANGKAL BERITA HOAX BERBASIS DIGITAL


(Tasya Ananda Darmawan, Universitas Muslim Indonesia,
tasyaananda201@gmail.com)

Diajukan untuk mengikuti kompetisi


PUBLIC HEALTH COMPETITION 2021
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Diusulkan oleh:
(Tasya Ananda Darmawan 091 2019 0091)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2021
PENDAHULUAN
“Apakah Covid-19 itu benar adanya?” Pertanyaan semacam ini mulai
banyak bermunculan di kalangan masyarakat, bahkan disertai tudingan bahwa
pemberitaan selama ini hanya palsu. Maraknya informasi yang berisi berita tidak
benar atau hoax dan rumor mengenai Covid-19 di tengah masyarakat dapat
berdampak buruk ke situasi pandemi itu sendiri. Hoax juga menjadi salah satu
potensi untuk memperlambat proses penanggulangan Covid-19. Berdasarkan data
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per tanggal 2 Agustus 2021, jumlah korban
meninggal dunia akibat pandemi ini telah mencapai 97.291 jiwa. Jumlah ini
menempatkan Indonesia di urutan 17 sebagai negara dengan angka kematian
Covid-19 terbanyak di dunia. Keadaan ini tentu sangat memprihatinkan melihat
lonjakan kasus yang semakin meningkat tiap harinya (SATGAS, 2021).
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun
terakhir telah mengakibatkan krisis diberbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Bermula dari Kota Wuhan, virus ini dengan cepat menyebar ke seluruh
wilayah China hingga berbagai negara di dunia. Pada Maret 2020 lalu, Pemerintah
mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Wabah ini diberi nama
Corona Virus Diase 2019 atau sering disebut Covid-19 yang disebabkan Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Lalu apa yang
menyebabkan virus ini sangat berbahaya? Tentu karena penyebarannya yang
sangat cepat dan mematikan. Virus ini menyebar melalui droplet (percikan),
airborne (udara), fomite, fekal-oral, melalui darah, ibu ke anak, dan binatang ke
manusia. Infeksi SARSCoV-2 umumnya menyebabkan penyakit pernapasan
ringan hingga berat dan kematian, sedangkan sebagian orang yang terinfeksi virus
ini tidak pernah menunjukkan gejala (WHO, 2020).
Pemerintah pun memutuskan untuk mengadakan vaksinasi bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Vaksin berasal dari bakteri yang telah dilemahkan yang
kemudian disuntikkan ke dalam tubuh manusia dengan harapan tubuh akan
membentuk antibodi terhadap bentuk bakteri atau virus serupa untuk menciptakan
imunitas terhadap paparan bakteri atau virus yang asli. Vaksinasi menjadi salah
satu upaya yaitu dengan memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit, temasuk
Covid 19. Namun, kita juga tidak bisa memungkiri bahwa banyak kelompok yang
menolak adanya vaksinasi dengan berbagai latar belakang alasan.
Carut-marutnya problematika bangsa akibat pandemi yang tak kunjung usai,
membuat sebagian lapisan masyarakat mulai bertindak gegabah, bahkan beberapa
diantaranya mulai tidak percaya lagi dengan berita yang bermunculan. Alhasil,
masyarakat mulai tidak mematuhi kebijakan pemerintah terkait protokol
kesehatan. Keadaan semakin tidak kondusif tatkala beredarnya berita-berita yang
tidak benar mengenai Covid-19 yang membuat masyarakat bersikap acuh dalam
menyikapi pandemi. Dengan demikian, diperlukan langkah tepat untuk mengatasi
masalahh ini agar mampu mengurangi disinformasi di masyarakat yang berkaitan
dengan Covid-19.
PEMBAHASAN
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2018, tercatat
sebanyak 19,1% dari total pengguna internet yang berjumlah 171,17 juta jiwa,
menyatakan kebutuhan utama untuk terhubung dengan internet adalah untuk dapat
mengakses media sosial, terhitung sejumlah 32,7 juta pengguna internet, aktivitas
utamanya adalah akses media sosial, internet yang kini sudah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat (APJII, 2019). Olehnya itu, perlu adanya peran literasi
digital untuk menangkal dan mengantisipasi hoaks yang beredar di media sosial
terkait vaksinasi dan Covid-19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah
memanfaatkan kemajuan teknologi di era digital yang sudah berkembang pesat,
seperti webiste, platform, dan aplikasi-aplikasi lain yang telah banyak beredar
hingga saat ini. Adapun solusi yang saya usulkan adalah dengan membuat
platform yang bernama E-Drone (Electronic Antidote for Hoax News).
E-Drone merupakan platform dengan konsep ideal yang di dalamnya
memuat kejadian atau informasi terpercaya berbasis digital yang dimaksudkan
sebagai media komunikasi dan informasi sesuai kebutuhan pembaca serta
tambahan fitur infografis yang bisa memberikan beberapa edukasi kepada
masyarakat. Menu yang terdapat pada platform ini antara lain Dashboard,
Kategori, News, Infografis, Notifikasi, Search, dan Reading list.
Pada menu Dashboard menampilkan rekomendasi berita-berita yang sedang
viral, berfungsi untuk memudahkan para pengguna membaca berita yang marak-
maraknya dibicarakan. Kemudian pada Kategori, memuat jenis berita yang
membantu menjelajahi topik terkait yang akan dibaca. Selanjutnya News, pada
menu ini terdapat tiga bagian pilihan lagi, yaitu truth news (berita benar), hoax
news (berita palsu atau tidak benar), dan test news (menguji berita benar atau tidak
benar).
Platform E-Drone ini juga menyediakan menu Search, biasa juga disebut
mesin pencari. Menu ini hadir untuk memudahkan mencari topik berita yang ingin
dibaca dengan memberikan hasil pencarian yang lebih relevan. Lalu Reading list,
berisi bacaan yang telah dibaca dan otomatis tersimpan sehingga riwayat bacaan
yang telah dibaca mudah ditemukan kembali. Terakhir pada menu Infografis yang
berfungsi sebagai media edukasi kepada masyarakat yang memuat berbagai
macam informasi, baik yang berkaitan dengan vaksinasi maupun Covid-19.
Kelebihan yang ditawarkan pada platform E-Drone adalah memiliki
tampilan yang sederhana namun jelas, dapat diakses oleh siapa saja, kapanpun dan
dimanapun, dan juga sebagai platform penyedia berita faktualitas dan
terverifikasi. Platform ini juga memudahkan untuk memberikan penilaian serta
komentar berita secara langsung terhadap berita yang dibaca, dapat diakses
dengan mudah baik menggunakan dekstop maupun versi mobile. Selain itu, untuk
memudahkan menyimpan dan berbagi berita secara langsung maka hadir pula
fitur yang bernama Save & Share. Fitur ini telah terhubung dengan berbagai sosial
media sehingga penggunaannya sangat fleksibel.
Tidak menutup kemungkinan, setiap yang berhubungan dengan internet
pasti akan memiliki kekurangan, baik dari segi teknisi maupun platform itu
sendiri. Adapun kekurangan yang terdapat pada platform ini antara lain,
terbatasnya berita yang dapat dimuat, berita yang dapat diuji kebenarannya hanya
untuk berita-berita yang sedang viral di kalangan masyarakat. Kemudian masih
ada beberapa fitur yang masih perlu dikembangkan. Selain itu, karena
keterbatasan halaman pada platform sehingga untuk beralih kehalaman
selanjutnya perlu meng-klik link yang tersedia pada bagian akhir berita, serta
untuk pengembangan dari platform sendiri dibutuhkan waktu yang cukup lama
dan dana yang lumayan banyak.
KESIMPULAN
Secara garis besar, pembuatan platform E-Drone ditujukan sebagai solusi
dari permasalahan nasional akan hoaks-hoaks yang sudah banyak dijumpai di
dunia maya bahkan di masyarakat secara langsung. Platform ini akan mengurangi
adanya informasi yang salah dan menghadirkan berita-berita yang telah
terverifikasi kebenarannya, serta mengedukasi masyarakat dengan menu
infografis yang ada pada platform. Pada kondisi masyarakat yang seperti sekarang
ini, media sosial akan menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah.
Tidak dapat dipungkiri akan selalu ada limpahan informasi dari orang-orang
yang tidak bertanggung jawab di media sosial, sepintar-pintarnya kita saja dalam
menyaring informasi yang tersebar. Walaupun pemerintah telah melakukan segala
upaya untuk mencegah, tetapi jika tingkat kesadaran akan pentingnya peran
masyarakat untuk memerangi hoaks maka upaya tersebut tidak akan membuahkan
hasil yang maksimal. Sebagai generasi intelektual, sudah selayaknya kita bergerak
bersama dalam memerangi hoaks yang beredar, bergerak untuk memberikan
edukasi ke masyarakat agar mereka, kita dan negara ini dapat berjalan pada arah
dan tujuan yang sama untuk masa depan yang cerah.
DAFTAR PUSTAKA
WHO. (2020). Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap kewaspadaan
pencegahan infeksi. 1–10.
APJII. (2019). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2018. APJII.
https://apjii.or.id/survei
Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2021). Data Covid-19 (Update Per 2
Agustus 2021). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai