Anda di halaman 1dari 5

Interpretative editorial

Di era globalisasi dengan teknologi yang semakin canggih ini, komunikasi bukanlah suatu hal
yang sulit untuk dilakukan. Berbagai platform sosial media memudahkan setiap orang untuk
berkomunikasi dengan orang yang bahkan dipisahkan oleh jarak ribuan kilo meter. Begitu juga dengan
persebaran informasi, semua orang dengan mudah mendapatkan informasi dari manapun, terutama
dari internet. Internet itu cakupannya sangat luas, bahkan dapat mengakses informasi-informasi dari
berbagai negara. Dengan adanya kemudahan ini, tentunya membuat setiap orang bebas mengakses dan
menyebarkan informasi yang mereka dapatkan.

Namun, selain terdapatnya kemudahan, ada dampak negative yang ditimbulkan dari mudahnya
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ini. Yaitu maraknya persebaran berita hoax, sehingga
masyarakat mudah percaya dan tetipu dengan informasi yang didapatkan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah
informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.

Menurut Silverman (2015), hoax adalah sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan,
namun 'dijual sebagai kebenaran. Menurut Werme (2016), hoax adalah berita palsu yang mengandung
informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu. Hoaks bukan sekedar
misleading alias menyesatkan, informasi dalam fake news juga tidak memiliki landasan faktual, namun
disajikan seolah-olah sebagai serangkaian fakta.

Jenis – Jenis Informasi Hoaks

1. Fake news (Berita bohong). Berita yang berusaha menggantikan berita yang asli. Berita
ini bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran dalam suatu berita.
Penulis berita bohong biasanya menambahkan hal-hal yang tidak benar dan teori
persengkokolan, makin aneh, makin baik. Berita bohong bukanlah komentar humor
terhadap suatu berita.
2. Clickbait  (Tautan jebakan). Tautan yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs
dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Konten di dalam tautan ini
sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau dipasang gambar yang menarik untuk
memancing pembaca.
3. Confirmation bias (Bias konfirmasi). Kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian
yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.
4. Misinformation (Informasi yang salah atau tidak akurat). Informasi yang salah dan tidak
akurat dibuat terutama dengan tujuan untuk menipu.
5. Satire. Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-besarkan untuk
mengomentari kejadian yang sedang hangat. Berita satir dapat dijumpai di pertunjukan
televisi seperti “Saturday Night Live” dan “This Hour has 22 Minutes”.
6. Post-truth (Pasca-kebenaran). Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta
untuk membentuk opini publik.
7. Propaganda. Aktivitas menyebar luaskan informasi, fakta, argumen, gosip, setengah-
kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini publik.
CNN Indonesia menyebutkan bahwa dalam data yang dipaparkan oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika menyebutkan ada sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar
berita palsu dan ujaran kebencian (hate speech) (Pratama, 2016). Kemkominfo juga selama tahun 2016
sudah memblokir 773 ribu situs berdasar pada 10 kelompok. Kesepuluh kelompok tersebut di antaranya
mengandung unsur pornografi, SARA, penipuan/dagang ilegal, narkoba, perjudian, radikalisme,
kekerasan, anak, keamanan internet, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Dari jumlah itu, paling banyak
yaitu unsur pornografi (Jamaludin, 2016).

Saat ini, hoax adalah kabar palsu yang sering muncul di internet dan memiliki tujuan untuk
menyebarkan kepanikan dan ketakutan massal. Kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang
tidak bertanggung jawab. Media penyebaran hoax internet pertama yang diketahui adalah via email,
biasanya berisi peringatan akan hal sebuah klaim palsu. Namun, dengan semakin berkembangnya
teknologi, terutama pada smartphone dan media sosial, jenis hoax di internet semakin banyak dan
berbahaya.

Oleh karena itu, kita sebagai pengguna sosial media haruslah bijak dalam mendapatkan
informasi-informasi yang tersebar luas di internet. Dengan mengidentifikasi terlebih dahulu, apakah
berita tersebut benar atau hanya hoax semata. Jangan mudah tertipu dengan judul yang provocative,
periksa website yang bersangkutan, apakah akun resmi atau tidak. Periksa juga fakta di dalam berita
tersebut, dan yang terpenting, jangan mudah menelan informasi begitu saja tanpa didasari fakta dan
alasan yang benar.

Dengan maraknya berita hoax ini, menjadikan kita, pengguna sosial media, untuk lebih waspada
dan bijak dalam menerima setiap informasi yang didapatkan darimanapun. Karena, kita tidak pernah
tahu, apakah informasi yang kita dapatkan sudah sesuai fakta atau belum. Maka dari itu, marilah bijak
dalam menggunakan sosial media, jangan mudah termakan dengan judul yang terlihat menarik, namun
palsu di dalamnya.

Controversial editorial
Sudah hampir 2 tahun dunia ini diselimuti oleh pandemic Covid 19. Indonesia, sebagai salah satu
negara yang terkena dampaknya pun, kini tengah berusaha yang terbaik untuk tetap hidup dalam
pandemic ini. Tentunya hal tersebut tidak mudah bagi setiap orang. Apalagi bagi mereka yang kesulitan
dalam ekonomi. Karena ekonomi adalah salah satu bidang yang paling terdampak oleh pandemi Covid
19 ini. Banyak masyarakat yang ingin cepat kembali ke kehidupan seperti biasanya. Namun, keadaan
saat ini masih belum mendukung untuk mewujudkannya. Para peniliti dari seluruh penjuru dunia sudah
menemukan berbagai jenis vaksin yang akan diberikan kepada seluruh masyarakat, termasuk untuk
rakyat Indonesia.

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau
zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh sehingga seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu
penyakit. Apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut maka orang tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.

Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar
dari tertular virus ataupun kemungkinan sakit berat. Selama belum ada obat khusus untuk COVID-19,
maka vaksin COVID-19 yang aman dan efektif serta perilaku 5M (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas) adalah upaya perlindungan yang bisa kita
lakukan agar terhindar dari COVID-19.

Dengan adanya vaksinasi di Indonesia, tentunya diharapkan agar rantai penyebaran virus Covid-
19 segera berakhir dan kehidupan akan kembali normal. Kebijakan tentang vaksinasi ini tentunya
mendorong adanya pro dan kontra dari masyarakat. Hal tersebut terjadi karena dalam satu bulan
terakhir, sedikitnya ratusan kasus infeksi Covid-19 dilaporkan terjadi pada tenaga kesehatan (nakes) dan
warga yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Sinovac dengan dosis lengkap.

Menurut Mikrobiolog Ines Atmosukarto, situasi ini bukan menunjukkan vaksin Sinovac tidak
berfungsi. Apalagi, sejak awal uji klinis Sinovac memang menunjukkan efikasi yang lebih rendah dari
beberapa vaksin lain yang kini umum dipakai. Dalam wawancara dengan Bloomberg (20/6), ahli
Kesehatan WHO Soumya Swaminathan mengatakan hingga kini belum ada bukti yang bisa dipakai
sebagai pembenaran dibutuhkan vaksinasi tambahan (booster) bagi orang yang sudah divaksinasi.

Booster sendiri dapat berbentuk suntikan kedua dengan jenis vaksin berbeda, suntikan vaksin ketiga
setelah dosis lengkap, atau vaksin reguler tiap tahun untuk memperkuat kekebalan seperti vaksin flu.

Namun, ada oknum masyarakat yang bilang vaksin A, B atau C kurang bagus, menyebabkan
kematian, atau menimbulkan penyakit lain. Yang perlu diingat di sini, vaksin ini sudah melalui uji klinis
sebelumnya. Dan yang menguji juga bukan orang sembarangan, tapi orang yang benar-benar ahli di
bidangnya. Pro dan kontra vaksinasi yang muncul di masyarakat juga tak terlepas dari disrupsi informasi
yang ada, khususnya di media sosial (medsos). Banyaknya kabar bohong alias hoax yang beredar di
medsos membuat publik sebagian sangsi dengan program vaksinasi.
Sri Wahyunita Mohamad, SKM pembicara kedua pada webinar yang digagas oleh Kelompok III
Program Pengabdian Masyarakat (Prodamat) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
(FKM UAD), menyebutkan, sangat banyak hoax yang beredar dan telah diklarifikasi. Terdapat 1.870 hoax
tentang vaksin Covid-19 yang telah ditemukan Kominfo sampai per 23 Juli 2021. Dari hoax yang
menyebar ke masyarakat itu, tertinggi menggunakan medsos Facebook, kemudian Twitter dan
dilanjutkan YouTube serta pesan berantai di WhatsApp. Ia pun menyontohkan hoax banyaknya warga
yang meninggal setelah mendapatkan vaksinasi.

Hal ini sudah diklarifikasi dan dijawab oleh Ketua Komnas KIPI, Prof Dr Hindra Irawan Satari,
yang menyatakan itu merupakan hoax. Jika seandainya banyak warga yang meninggal, tentu pemerintah
langsung menghentikan proses vaksinasi. Meski demikian, berdasarkan sebuah survei yang dirilis
pemerintah bulan lalu, Sri Wahyunita menyebutkan, sebanyak 80% rakyat Indonesia sangat mendukung
dan antusias untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Hal itu menjadi pertanda baik dalam
penanganan pandemi di Tanah Air.

Meskipun terdapat pro kontra dalam praktiknya, vaksinasi di Indonesia akhirnya berjalan lancar.
Bagaimanapun, semua ini akan kembali lagi untuk kebaikan diri masing-masing dan lingkungan
sekitarnya. Vaksinasi itu penting agar rantai penyebaran Covid-19 segera terputus. Maka dari itu, setiap
rakyat Indonesia yang memiliki kesempatan untuk vaksin, harus segera melaksanakannya. Masalah
vaksin itu haram, jangan terlalu dipikirkan. Jika memang ada zat haram di dalam vaksinnya, dalam
agama Islam, vaksin tersebut boleh dipakai jika keadaan mendesak atau Ketika vaksin Sinovac sudah
habis.

Maka dari itu, sebagai insan yang peduli terhadap sesama, kita harus mau mengikuti apa yang
sudah dicanangkan oleh pemerintah. Semua orang harus mendapatkan vaksinasi, agar kasus terjangkit
virus semakin menurun, dan dapat menjalankan kehidupan seperti dahulu kala.
Explanatory editorial

Pandemi virus covid-19 membawa banyak perubahan bagi segala sektor termasuk dalam sektor
pendidikan. Sekolah yang biasanya dipenuhi aktivitas pembelajaran kini menjadi sepi karena diganti
dengan pendidikan berbasis online. Wacana mengenai pembelajaran jarak jauh akan dipermanenkan
menuai pro dan kontra. Banyak pihak yang setuju dengan wacana tersebut namun tidak sedikit pula
yang mengkritikinya termasuk para guru dan dosen sebagai fasilitator pendidikan.

Tidak semua sekolah dan kampus siap dengan metode pembelajaran online. Faktanya, proses
pendidikan selama ini lebih banyak menggunakan mekanisme tatap muka.

Argumentasi

Di media sosial para orang tua dan murid mengeluh dengan mekanisme pembelajaran yang hanya tugas,
tugas, dan tugas tanpa adanya feedback dari pendidik. Keluhan ini bisa jadi disebabkan karena pendidik
tidak terbiasa dengan metode pembelajaran daring.

Pendidik dituntut harus menguasai teknologi bahkan jaringan internet yang memadai sebagai akses
mengajar. Begitu juga dengan peserta didik. Belum lagi orang tua yang bukan hanya bertugas mengurus
rumah kini harus menggantikan peran guru kepada anaknya.

Para pendidik harus memodifikasi rencana pembelajaran sedemikian rupa agar metode yang digunakan
tepat dan dipahami oleh peserta didik. Tantangan tersebut bukan hanya terletak pada bagaimana
metode untuk transfer ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pembelajaran daring tetap fokus pada
pendidikan karakter.

Kesimpulan

Pembelajaran daring di masa pandemi ini memang tidak mudah, perlu adanya kerja sama yang baik dari
berbagai subjek pendidikan.

Pendidikan yang baik adalah proses yang bukan sebatas memberi dan menerima pembelajaran, namun
di balik itu ada sikap positif yang mampu tumbuh, yaitu karakter yang baik dan santun.

Pembelajaran online akan dirasa tidak menyulitkan apabila direspon dan dihadapi dengat sikap yang
tepat, sehingga dapat menjadi metode pembelajaran yang bagus.

Anda mungkin juga menyukai