Anda di halaman 1dari 11

DISKRIMINASI ETNIS TIONGHOA PADA

MASA ORDE BARU

DI SUSUN OLEH :
 ALMAIDA RIKA ARMANDA (19040284034/2019B)
 RENDI PUTRA ITAQULLAH (19040284036/2019B)
 RENO NENDIAN ISA SRIYANTO (19040284040/2019B)
 NI’MATUR ROHMAH
(19040284042/2019B)
 RENDY PUJI PRATAMA
(19040284043/2019B)
 MUHAMMAD A. SURYA PASSKAWA (19040284060/2019B)
LATAR BELAKANG

Masyarakat Tionghoa, beserta kebudayaan yang dibawanya, telah tumbuh di


Indonesia selama ratusan tahun. Dimulai saat negeri ini masih diperintah oleh
kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, yang tersebar di seluruh pulau di
Indonesia. Hubungan yang terjalin antara orang-orang Tionghoa dengan
masyarakat Indonesia selalu berubah-ubah, mulai dari mitra perdagangan,
budak yang sama-sama bekerja di bawah pemerintah kolonial Belanda,
hingga kecurigaan berlebih akibat situasi politik dalam negeri. Masyarakat
Tionghoa pada masa orde baru juga pernah mendapatkan tindakan
diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintahan Indonesia.
RUMUSAN MASALAH

 Mengapa terjadi diskriminasi masyarakat Tionghoa di


Indonesia pada masa orde baru?

 Bagaimana cara menghentikan diskriminasi masyarakat


Tionghoa?
TUJUAN

Menjelaskan latar belakang terjadinya diskriminasi


kepada etnis Tionghoa.

Memberi informasi penanganan kasus diskriminasi


terhadap etnis Tionghoa pada masa orde baru.
LAHIRNYA PEMERINTAH ORDE BARU

Lahirnya era Orde Baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya Orde Lama. Gerakan
30 S/PKI tahun 1965 mengakibatkan terjadinya kekacauan terhadap tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara berupa penyimpangan terhadap UUD
’45 dan Pancasila. Oleh karena itu, munculah keinginan untuk menempatkan
UUD ’45 dan Pancasila sebagai landasan kehidupan berbanga dan bernegara
secara murni dan konsekuen.
DISKRIMINASI PADA MASYARAKAT
TIONGHOA

Pada tahun 1960-an terjadi rangkaian peristiwa yang mengerikan dimana saat
itu situasi sosial-politik di Indonesia sedang terguncang. Saat itu banyak etnis
Tionghoa yang diusir dari Indonesia, tercatat lebih dari 100.000 masyarakat
Tionghoa kembali ke tanah leluhurnya. Pelarangan demi pelarangan terus
dilakukan bagi masyarakat Tionghoa asli, maupun peranakan –hasil
pernikahan orang Tionghoa dan Pribumi. Kerusuhan anti-Tionghoa pun terjadi
di berbagai kota, seperti Medan, Makasar, Bandung, Bogor, Semarang, dan
lain sebagainya, selama periode tahun 1965-1966.
CONTOH DISKRIMINASI TIONGHOA PADA MASA
ORDE BARU

 Mengeluarkan kebijakan penandaan khusus pada Kartu Tanda


Penduduk
 Tidak bolehnya warga etnis Tionghoa menjadi pegawai negeri
serta tentara
 Pelarangan warga etnis Tionghoa untuk memiliki tanah di
pedesaan
PROSES ASIMILASI
• Tahun 1967 ~ Pemerintah Orde Baru mengeluarkan Instruksi Presiden
No.14/1967, yang dibuat untuk proses asimilasi masyarakat Tionghoa.
1. Aturan penggantian nama.
2. Melarang segala bentuk penerbitan degan bahasa serta aksara Cina.
3. Membatasi kegiatan-kegiatan keagamaan hanya dalam keluarga.
4. Tidak mengizinkan pagelaran dalam perayaan hari raya tradisional
Tionghoa di muka umum.
5. Melarang sekolah-sekolah Tionghoa dan menganjurkan anak-anak Tionghoa
untuk masuk ke sekolah umum negeri atau swasta.
PENCABUTAN INPRES NO.14/1967

Presiden Abdurahman Wahid mengeluarkan Keppres RI No.6 Tahun 2000,


mencabut Inpres No.14 Tahun 1967, yang akhirnya mengembalikan posisi
masyarakat Tionghoa dalam menjalankan aktivitas keagamaan, dan
memperjuangkan hak-hak sipil mereka, termasuk mengadakan upacara-
upacara secara umum.
KESIMPULAN

Kesimpulannya adalah pada masa orde baru muncul masalah


politik yaitu adanya diskriminasi terhadap masyarakat Tionghoa
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, dan konflik ini
dihapuskan pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid dengan cara mengeluarkan Keppres RI No. 6 Tahun 2000.
Di masa kini masyarakat Tionghoa sudah bisa melakukan kegiatan –
kegiatan dengan bebas tanpa takut adanya diskriminasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai