Anda di halaman 1dari 76

Konflik di Amerika

Latin
Kompetensi Dasar
• 3.6 Menganalisis konflik-konflik di
Timur-Tengah, Asia Tenggara, Asia
Selatan, Asia Timur, Eropa, Afrika,
dan Amerika Latin
• 4.6 Menyajikan hasil analisis tentang
konflik-konflik Timur-Tengah, Asia
Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur,
Eropa, Afrika dan Amerika Latin
dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain
Indikator
• Menjelaskan letak geografis Amerika Latin
• Menjelaskan secara singkat profil
negrara- negara Amerika Latin
• Menjelaskan jenis-jenis konflik di Amerika
Latin
• Menganalsis penyebab konflik di Amerika
Latin
• Menganalisis akibat konflik yang terjadi di
Amerika Latin
Lanjutan
• Mempresentasikan laporan hasil
diskusi kelompok di depan kelas
mengenai konflik yang terjadi di
Amerika Latin
• Membuat laporan hasil diskusi
Menyajikan hasil telaah tentang
Peradaban India Dan Peradaban Cina
• Menggambar peta Amerika Latin
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta
didik dapat:
1. Menjelaskan letak geografis Amerika
Latin
2. Menjelaskan secara singkat profil
negrara-negara Amerika Latin
3. Menjelaskan jenis-jenis konflik di
Amerika Latin
4. Menganalsis penyebab konflik di
Amerika Latin
Lanjutan
5. Menganalisis akibat konflik yang
terjadi di Amerika Latin
6.Mempresentasikan laporan hasil
diskusi kelompok di depan kelas
mengenai konflik yang terjadi di
Amerika Latin
7.Membuat laporan hasil diskusi
Menyajikan hasil telaah tentang
Peradaban India Dan Peradaban Cina
8. Menggambar peta Amerika Latin
Apa itu Amerika Latin
Amerika Latin (bahasa
Portugis dan bahasa Spanyol: América
Latina; bahasa Prancis:
Amérique Latine) adalah sebutan untuk
wilayah
benua Amerika yang sebagian besar
penduduknya merupakan penutur asli
bahasa-bahasa roman (terutama bahasa
Spanyol dan bahasa Portugis) yang
berasal dari bahasa Latin.
Lanjutan

Istilah Amerika Latin dipakai untuk


membedakan wilayah ini dengan
wilayah Anglo-Amerika yang kadang-
kadang dipakai untuk menyebut
wilayah benua Amerika dengan
mayoritas penduduk adalah penutur
asli bahasa Inggris.
Daftar tahun kemerdekaan beberapa Negara-negara Amerika Latin
No Negara Tahun Merdeka
1 Argentina 1816
2 Bolivia 1825
3 Brazil 1822
4 Chili 1818
5 Colombia 1819
6 Costa Rica 1821
7 Cuba 1898
8 Dominican Republic 1844
9 Ecuador 1822
10 El Salvador 1821
11 Guatemala 1839
12 Haiti 1804
13 Honduras 1838
14 Mexico 1821
15 Nicaragua 1821
16 Panama 1903
17 Paraguay 1813
18 Peru 1821
19 Puerto Rico 1899
20 Uruguay 1828
21 Venezuela 1830
Geografis
• Secara astronomis, benua Amerika terletak pada
kordinat 13 LU-53 LS dan 35 BB-82 BB
• Terletak antara samudra atlantik dan samudra pasifik.
Amerika selatan berada di bagian selatan dari daratan
amerika. Amerika selatan, bisa disebut dengan nama
amerika latin adalah sebuah benua yang berada di
antara samudra pasifik dan samudra atlantik yang
tersambung dengan amerika uatara melalui tanah
genting panama. Benua ini dilintasi oleh garis
katulistiwa, dan sebagian besar daratan benua tersebut
berada dibelahan bumi selatan. Bagian barat benua
amerika selatan terdiri dari barisan pegunungan andes
dariutara hingga ke selatan, sedangkan bagian timur
benua merupakan dataran rendah sebagian besar
merupakan basin sungan amazon, dengan hutan hujan
tropis yang lebat
Negara-negara di wilayah Amerika latin adalah
suatu Negara yang sangat kaya dari segi sumber
daya alamnya hal ini terlihat dari keadaan wilayah
geografisnya yang banyak menghasilkan sumber
daya alam yang berlimpah, dibandingkan dengan
wilayah Amerika lainnya. Akan tetapi Negara
Amerika Latin ini merupakan suatu Negara yang
sangat miskin terutama dari segi sumber daya
manusianya, sehingga Negara di kawasan Amerika
Latin dapat dikatakan sebagai salah satu Negara
yang masih berkembang di kawasan Amerika Latin.
Latar belakang inilah yang menyebabkan
Negara-negara di kawasan Amerika Latin
memiliki banyak masalah-masalah yang terjadi
setelah sudah memperoleh kemerdekaanya dari
para Negara yang sudah menjajah mereka
masing-masing. Adapun masalah-masalah yang
dialami oleh Negara-negara di kawasa
Amerika Latin setelah n
kemerdekaanya
merekaitu meliputi memperoleh
politik,
ekonomi,
masalah sosial serta budaya
mengganggu
yang perkembangan Negara-Negara
cukup
di kawasan Amerika Latin.
Konflik Etnis

Konflik Ideologi

Jenis Konflik di Amerika Latin


Konflik Ekonomi

Konflik Keamanan

Konflik Eksternal
PRESIDEN FULQENCIO BATISTA yangmenjalankan pemerintahan Kuba secara
diktator. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi tindakan korupsi.
Oknum polisi juga melakukan tindakan korupsi dengan menerima suap
dari perjudian ilegal, narkoba dan pelacuran. Selain itu, kebijakan
Fulgencio Batista untuk membuka perjudian kasino di Kuba
mengundang mafia Amerika Serikat datang ke Kuba. Akibatnya
kondisi rakyat menjadi semakin terpuruk.
Fidel Castro adalah orang Kuba tergerak semangatnya untuk
menghentikan rezim Fulgencio Batista. Pada tahun 1953 Fidel Castro
mencoba melakukan upaya kudeta, tetapi gagal. Kegagalan itu
berakibat pada di hukumnya Fidel Castro selama 15 tahun. Setelah
dipenjara selama dua tahun, Fidel Castro mendapat amnesti umum.
Pada tanggal 15 Mei 1955 Fidel Castro dibebaskan.
Penjara tidak menjadikan Fidel Castro menyerah berjuang untuk
rakyat Kuba. Setelah keluar dari penjara, Fidel Castro kembali
menghimpun kekuatan di Meksiko. Ketika di Meksiko, Fidel Castro
bertemu dengan Che Guevara. Mereka berdua sering berdiskusi untuk
membicarakan masalah imperialisme Amerika Serikat.
Apa Latar Belakang Revolusi Kuba?

1. A. Faktor Internal.
a. Adanya kesewenangan Pemerintahan
Fulgencio Batista di Kuba yang
menyengsarakan rakyat.

2. Faktor dari luar:


a. Adanya Intervensi dari Amerika Serikat.
b.Peristiwa Politik Negara Sekitar Kuba.
Seperti: Peristiwa penggulingan Jacobo
Arbenz (Presiden Guatemala yang baru saja
menang pemilihan umum) dan Reformasi Agraria di
Meksiko pada tahun 1917.
Proses berlangsungnya Revolusi Kuba.

• Langkah pertama Fidel Castro adalah mendirikan


Camp pelatihan Gerakan 26 Juli di pegunungan
Chalco, Meksiko. Fidel Castro selanjutnya
meminta Alberto Bayo untuk melatih Gerakan 26
Juli mengenai strategi berperang, terutama
perang gerilya.
• Pada tanggal 25 November 1956, Che Guevara
dan Fidel Castro beserta 80 anggota Gerakan 26
Juli berangkat dari pelabuhan Tuxpan,
Meksiko, menuju Kuba dengan menggunakan
Kapal Granma.
• Fidel castro menyerang pusat kekuatan militer
• Pada saat itu, hanya benteng terbesar di Ibukota
Kuba, Garnisun Leocio Vidal belum menyerah.
Che Guevara menggerakkan Gerakan 26 Juli
untuk mengepung Garnisun Leocio Vidal. Che
Guevara mengirim Kapten Nunez Jiminez dan
Rodriquez de la Vega sebagai perwakilan Gerakan
26 Juli untuk bernegosiasi penyerahan benteng.
• Akhir Jalannya Revolusi Kuba.
Fulgencio Batista telah melarikan
diri ke Republik Dominika.
Pelarian ini merupakan tanda
bahwa rezim Fulgencio Batista
telah berakhir di Kuba. Kemudian
Che Guevara memasuki Ibukota
Havana pada tanggal 1 Januari
1959. Setelah Ibu Kota berhasil
direbut, kemudian Fidel Castro
mengumumkan kemenangan
revolusi di hadapan ribuan
massa. Maka sejak saat itu
tanggal 1 Januari ditetapkan
sebagai Hari Revolusi Negara
Kuba.
Sanksi Amerika Serikat

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi perdagangan, ekonomi


dan keuangan atas Kuba pada Oktober 1960 setelah
pemerintahan revolusioner Castro mengambil alih atau
menasionalisasi asset milik warga serta perusahaan asal
Amerika. Embargo itu diperluas dan nyaris total pada tahun
1962 setelah Kuba secara jelas menampilkan diri sebagai
blok sekutu Uni Soviet.
• Invasi di Teluk Babi 1961
April 1961 anggota Assault Brigade 2506, yang
merupakan warga Kuba penentang Castro,
ditangkap di Teluk Babi, Kuba. Invasi tersebut
adalah upaya untuk menggulingkan Fidel Castro.
Upaya yang direncanakan dan didanai oleh Amerika
Serikat ini gagal.
Krisis Rudal Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi antara
tahun 1962 yang terjadi sebagai akibat dari Perang
Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Krisis ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa Amerika
Serikat telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk
Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia.
Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan
kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia,
maupun rakyat Kuba sendiri.
AS Blokade Kuba
• 1962, Uni Sovyet tempatkan pesawat tempur di Kuba. 24
Oktober 1962, Presiden AS John Fitzgerald Kennedy
tandatangani perintah untuk blokade laut Kuba. Ketegangan
terus memuncak dan dunia amati dengan cemas apakah akan
ada jalan keluar damai dari krisis tersebut. 20 November 1962
pesawat pembom Uni Sovyet meninggalkan Kuba, dan
Kennedy cabut blokadenya.
Kebekuan 50 Tahun
Akibat Invasi Teluk Babi dan Krisis Rudal Kuba, AS
dan Kuba membekukan hubungan. Selama Fidel
Castro berkuasa, mulai revolusi 1959 hingga 2008,
tidak ada hubungan apapun antara AS dan Kuba.
Pendekatan Mulai Tampak di Soweto
10 Desember 2013, Presiden AS Barack Obama bertemu
Presiden Kuba Raul Castro di Soweto Afrika Selatan, pada
upacara pemakaman mantan Presiden Afrika Selatan Nelson
Mandela. Ketika itu kedua kepala negara berjabat tangan.
Raul Castro mengambil alih kepemimpinan Kuba 2008 setelah
kakaknya, Fidel Castro menderita sakit.
Tukar Tahanan, Desember 2014
Alan Gross, kontraktor dan pakar IT asal AS, yang mendekam
di tahanan Kuba sejak lima tahun lalu, karena tuduhan
spionase, dibebaskan hari Rabu (17/12/14). Alasan resmi:
kemanusiaan. Sebagai gantinya, AS bebaskan tiga agen
rahasia Kuba. Foto: Alan Gross bersama istrinya saat tiba di
Washington.
Sinyal Positif dari Kuba
17 Desember 2014, warga kuba menonton pidato
Presiden Raul Castro menyampaikan pidato di televisi.
Sehari sebelumnya, Obama telah berbicara dengan
Raul Castro lewat telefon selama lebih dari sejam.
Kedua negara putuskan akan kembali menjalin
hubungan diplomatik, setelah terputus puluhan tahun.
Setelah lama hilang dari radar pemberitaan, mantan
penguasa Kuba, Fidel Castro diumumkan meninggal dunia
pada hari Sabtu 26 November 2016. Adiknya Raul Castro yang
juga jadi jadi penerusnya mengumumkan resmi kematian
mantan pemimpin Kuba itu.
Fidel Castro memerintah Kuba selama 50 tahun dengan gaya
revolusionenya yang kontroversial.Fidel Castro yang dijuluki
Maximo Lider sejatinya sudah non aktif sejak 2008, dan
menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada adiknya Raul.
FARC-EP atau lengkapnya Fuerzas Armadas Revolucionarias de
Colombia - Ejercito del Pueblo (Angkatan Bersenjata
Revolusioner Kolombia - Tentara Rakyat) adalah kelompok
bersenjata berhaluan komunis yang sudah aktif di Kolombia
sejak tahun 1964. FARC dalam perjuangannya memiliki cita-
cita mendirikan pemerintahan berhaluan komunis &
memperjuangkan nasib para petani miskin di Kolombia. Selain
berkonflik dengan pemerintah Kolombia, FARC juga
bermusuhan dengan kelompok-kelompok paramiliter
setempat yang berhaluan sayap kanan.
FARC terkenal bukan hanya karena mereka terlibat
dalam perang sipil di Kolombia selama puluhan
tahun, tapi juga karena keterlibatannya dalam aksi-
aksi kriminal setempat seperti perdagangan
narkotik & penculikan. Mereka juga terkenal karena
memiliki koneksi dengan aneka kelompok & rezim
sayap kiri di berbagai belahan dunia seperti IRA,
Kuba, & Uni Soviet. Hingga sekarang, FARC diketahui
masih aktif melakukan pemberontakan & masih
menguasai wilayah-wilayah pelosok Kolombia
bagian selatan.
Sejak pembentukannya di tahun 1964,
FARC tidak hanya menginginkan
peningkatan standar hidup para petani,
tapi juga menginginkan pelaksanakan
kebijakan-kebijakan berbau sosialis oleh
pemerintah Kolombia seperti
nasionalisasi perusahaan swasta &
pembagian lahan kepada para petani. Di
masa-masa awal sepak terjangnya,
FARC banyak melakukan serangan ke
fasilitas- fasilitas militer milik Kolombia
untuk mendapatkan persenjataan &
melakukan penculikan dengan tebusan
untuk mendapatkan uang.
Hingga pertengahan tahun 2012, FARC
masih aktif melakukan perjuangan
bersenjata sehingga kelompok tersebut
pun kini menjadi kelompok pemberontak
terbesar & tertua yang masih aktif di
Benua Amerika. Menurut pernyataan
pemerintah Kolombia di tahun 2010,
FARC diperkirakan masih memiliki 5.000
personil tersisa di mana mayoritas dari
mereka terkonsentrasi di pelosok
tenggara Kolombia. Kelompok tersebut
juga dipercaya masih memiliki ratusan
sandera di tangannya di mana mayoritas
dari sandera tersebut berasal dari
kalangan sipil.
Kalau melihat situasi tersebut, maka
pertanyaan klasik pun akan terlontar.
Sampai kapankah FARC masih akan terus
melakukan perjuangan bersenjata? Tidak
jelas. Mungkin sampai Kolombia berubah
menjadi negara komunis sesuai dengan
keinginan mereka. Atau mungkin
keinginan FARC tersebut tidak akan
terwujud & kelompok tersebut akan
terus menerus terlibat konflik dengan
pemerintah Kolombia. Kalau sudah
begini, kita yang ada di luar Kolombia
hanya bisa berharap agar pihak-pihak
yang bertikai di sana bisa segera
menemukan solusi bersama untuk
mengakhiri perseteruan panjang
mereka.
PERANG FALKLAND /MALVINAS
1982
Pulau Malvinas penyebutan oleh orang
argentina dan Falkland oleh orang
Inggris)
Latar Belakang

Tanda-tanda perang di Falkland atau Malvinas akan pecah


sesungguhnya sudah dapat diperkirakan jauh hari sebelumnya. Bibit
pertikaian muncul sejak Maret 1982, yakni ketika seorang pedagang
besi tua Argentina, Constantino Sergio Davidoff yang “dikawal” kapal
angkut AL Argentina diusir Gubernur falkland, Rex Hunt dari wilayah
Georgia Selatan ketika sedang berbisnis dengan pengusaha
setempat. Ia dan anak buahnya dianggap melanggar wilayah
kedaulatan Inggris karena telah mengibarkan bendera Argentina di
Leith, Georgia Selatan.
Kekecewaan pihak Argentina serta
pengurangan kekuatan militer
pengawasan Inggris dan
atas
Malvinas/Falkland memberikan
kesempatan kepada Argentina
memikirkan
untuk langkah militer dalam
mencapai tujuannya. Langkah pertama
yang diambil oleh pihak Argentina untuk
memulai konflik yaitu dengan
mengibarkan bendera Argentina di
South Georgia pada 19 Maret 1982 yang
kemudian dilanjutkan dengan serangan
ke Malvinas/Falkland Timur dan
menduduki Port Stanley pada 2 April
1982. Selanjutnya sebagaimana
diketahui, serangan Argentina ini dibalas
Inggris dengan serangan yang lebih
dasyat sampai akhirnya
Malvinas/Falkland berhasil
kembali oleh Inggris. direbut
Major Darren More dalam jurnalnya ”Rear Admiral
Woodward : Political Influence During The Falkland War “
juga menyebutkan alasan serupa dimana ia beranggapan
bahwa alasan Argentina memilih untuk berperang
dilakukan untuk mengalihkan perhatian publik dari
masalah ekonomi dan politik dalam negeri yang semakin
berkembang. Dari sini terlihat bahwa kepentingan politik
penguasa sangat kental dalam pengambilan keputusan
untuk berperang.
Serangan Argentina juga dilakukan karena perhitungan jarak
antara Malvinas/Falkland - Argentina dan Malvinas/Falkland -
Inggris. Jarak yang jauh antara Malvinas/Falkland – Inggris
membuat Jenderal Galtieri yakin bahwa Inggris tidak akan
bersusah payah untuk menanggapi pendudukan
Malvinas/Falkland dengan kekuatan militer ditambah bahwa
Malvinas/Falkland bukanlah daerah yang strategis bagi
kepentingan Inggris karena posisi, kondisi, dan sumber daya
alam yang tidak menguntungkan. Ditambah lagi kekuatan militer
Inggris di Malvinas/Falkland telah mengendur.
Di Tengah kisruh politik dan ekonomi yang menjerat
Argentina, junta militer di bawah pimpinan Leopoldo
Galtieri pada 2 April 1982 melancarkan pendudukan
terhadap pulau Falkland alias Malvinas. Kepulauan
kaya minyak itu merupakan sisa peninggalan
kolonialisme dan telah berada di bawah kekuasaan
kerajaan Inggris sejak pertengahan abad ke 19.
Dengan harapan London tidak akan berani
mengirimkan angkatan perangnya ke selatan Atlantik,
Argentina menerjunkan 600 prajurit pada tengah
malam ke bagian timur Falklands. Saat itu kepualauan
tersebut cuma dijaga oleh maksimal 100 tentara.
Tanpa menimbulkan korban jiwa, tentara Argentina
merebut Malvinas dari tangan Inggris.
Penguasa Argentina Leopoldo Galitieri (ki.) lalu
menempatkan jendral Mario Menéndez (ka.) sebagai
gubernur Malvinas. Kala itu sang diktatur baru empat
bulan menjabat dan tanpa dukungan publik. Tapi sejak
Argentina mendeklarasikan perang di Malvinas, suara
oposisi anti junta berubah menjadi dukungan patriotis
untuk Galitieri.
Namun pertaruhan Argentina, bahwa Inggris dan
Amerika Serikat akan berdiam diri, tidak terbukti.
Pada pertengahan April, Kabinet Perang pimpinan
Margaret Thatcher melancarkan serangan berantai
yang melibatkan puluhan kapal perang dan 327.000
serdadu.
Inggris awalnya merebut wilayah demi wilayah tanpa
perlawanan berarti. Tapi lambat laun konflik teritorial itu
menjelma menjadi perang terbuka di laut dan udara.
Salah satu kapal fregat Inggris, HMS Antelope hancur oleh
serangan udara Argentina dalam perang di perairan San
Carlos. Nasib serupa menimpa kapal penghancur, HMS
Coventry. Adapun Argentina kehilangan belasan pilotnya.
Perang Malvinas mulai berbalik arah ketika sebuah
kapal selam Inggris berhasil mengaramkan kapal
penjelajah ringan Argentina, ARA Belgrano. Sebanyak
323 awak kapal tewas, sementara 700 lain berhasil
diselamatkan. Sejak karamnya Belgrano, armada laut
Argentina tidak lagi banyak berkutik. Sebagai balasan
Angkatan Udara Argentina menenggelamkan kapal
penghancur, HMS Sheffield dua hari kemudian
Sejak berhasil merebut San Carlos, pasukan infanteri Inggris
yang juga diperkuat brigade Gurkha bergerak menuju dua
front perang buat merebut dua kota terbesar Falkland, yakni
Darwin dan Stanley. Kendati mampu membangun pertahanan
di sekitar dua kota itu, Argentina kewalahan menghadapi
gempuran Inggris. Pada awal Juni prajurit Argentina
menyerah. Mereka lalu menanggalkan helm perang dan
senjatanya
Hingga akhir perang sebanyak 24.000 tentara
Argentina berada dalam tawanan Inggris. Perang
singkat seputar Kepulauan Falkland tidak merenggut
banyak korban jiwa. Tapi setidaknya 649 tentara
Argentina tewas, sementara Inggris kehilangan 258
prajuritnya.
Jelang jatuhnya Stanley, Gubernur Malvinas Jendral
Menendez menelpon Jendral Galtieri dan mendesaknya
menerima kekalahan perang. Sang diktatur malah
memerintahkan untuk tetap menyerang. Menendez
mengabaikan perintah tersebut dan menegosiasikan
gencatan senjata dengan Inggris. Pada 14 Juni Argentina
menandatangani kapitulasi. Setelah Perang Menendez
kehilangan jabatannya dan dijebloskan ke penjara.
Konflik Venezuela-Kolumbia
Penyebab konflik antara Venezuela dan Kolombia bisa
dikatakan cukup kompleks. Hal ini dikarenakan adanya
berbagai faktor internal hubungan bilateral kedua
negara dan adanya intervensi Amerika Serikat dalam
hubungan bilateral ini. Venezuela dan Kolombia
sendiri awal mulanya merupakan sebuah negara yang
bersatu. Pada pertengahan abad ke-15 Venezuela
memutuskan untuk menjadi negara sendiri dan lepas
dari pemerintahan Kolombia. Sejak terjadinya Perang
Dingin, kedua negara ini menganut ideologi yang
berbeda. Perbedaan perngaruh ideologi ini
berdampak secara langsung terhadap berbagai bidang
pemerintahan kedua negara.
Perbedaan Ideologi Kedua Negara
Ideologi kedua negara ini sangatlah bertentangan. Hal ini
secara langsung berdampak pada tatanan hubungan bilateral
kedua negara sekaligus hubungan regional di Amerika Selatan.
Ideologi Kolombia berkiblat pada Amerika Serikat yang liberal-
kapitalis, sedangkan Venezuela merupakan ekstrimis sosialis
yang anti terhadap Amerika Serikat. Permasalahan perbedaan
ideologi ini semakin tajam setelah Hugo Chavez menjadi
Presiden Venezuela pada tahun 1998. Kemenangan Chavez di
pemilu tahun 1998 membuat haluan politik Venezuela
berubah secara drastis. Secara personal, Hugo Chavez
merupakan seorang dengan haluan politik sosialis dan hal ini
berdampak pada arah pemerintahan Venezuela selama di
bawah pimpinan Chavez. Sebaliknya, Presiden Kolombia saat
itu, Andreas Pastrana merupakan seorang anti sosialis dan
sangat
Penempatan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Kolombia
Pada Agustus tahun 2009, Hugo Chavez
memerintahkan pasukan militernya untuk bersiaga
penuh atas kemungkinan perang dengan Kolombia.
Perintah Chavez ini tidak lain diakibatkan oleh
penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di
Kolombia. Chavez merasa ancaman terhadap
negaranya semakin meningkat setiap harinya. Selain
itu, Chavez juga menuding bahwa Amerika Serikat
berencana menggunakan pangkalan militernya di
Kolombia untuk mendestabilisasi kawasan perbatasan
Kolombia dan Venezuela.
Intervensi Venezuela Di Kolombia
Ada beberapa sumber konflik antara Venezuela –
Kolombia dan salah satunya adalah dukungan
Venezuela terhadap kelompok pemberontak
bersenjata Kolombia Fuerzas Armadas
Revolucionaries de Colombia (FARC). FARC merupakan
kelompok pemberontak (Insurgent Group) bersenjata
yang teroganisasi secara rapi dan baik. FARC sendiri di
bentuk pada tahun 1964 sebagai sayap militer dari
Partai Komunis Kolombia. Sebagai organisasi berbasis
ideologi Marxis – Leninisme, FARC merupakan yang
tertua, terbesar dan paling mapan di daratan Amerika
Latin. Dalam mengeksekusi misinya, FARC
menggunakan taktik gerilya.
Dukungan Venezuela kepada Fuerzas Armadas Revolucionaries de
Colombia (FARC)

Venezuela mulai memperlihatkan dukungannya kepada


FARC ketika Chavez mulai memegang kekuasaan di Negara
itu. Dukungan ini dapat dilihat sebagai bentuk
implementasi kebijakan luar negeri Chavez dalam lingkup
Kawasan yang menginginkan integrasi kawasan Amerika
Latin dan Karibia kedalam sebuah blok regional berbasis
sosialisme. FARC yang secara ideologis sama dengan
Venezuela merupakan agen yang tepat untuk membawa
Kolombia menjadi Negara Sosialis. Selain itu, dukungan
Venezuela ini juga dapat dilihat sebagai reaksi terhadap
kebijakan keamanan dalam negeri dan kebijakan luar
negeri pemerintahan Alvaro Uribe yang pro AS. Venezuela
melihat kerjasama militer Kolombia – AS yang ditujukan
untuk menumpas FARC, sangat membahayakan
kedaulatannya karena basis dan operasi militernya yang
terlalu dekat dengan perbatasan Venezuela.
Mendukung Oposisi (Support Opposition) diperlihatkan
oleh Venezuela ketika Chavez melakukan diplomasinya
kepada komunitas Internasional untuk mengajak mereka
tidak lagi melihat FARC sebagai Kelompok Pemberontak
(Insurgent Group) bahkan sebagai Teroris seperti yang
dilabeli oleh AS dan sekutunya, tetapi sebagai Pihak-pihak
yang sedang Berperang (Belligerent Group).
Sementara itu, Bantuan Militer (Military Advisor) oleh
Venezuela kepada FARC terkuak ketika diketahui bahwa
FARC memiliki Peluncur Roket dan Roket anti tank buatan
Swedia,Saab yang sejatinya oleh Pemerintah Swedia
persenjataan itu dijual hanya untuk Venezuela. Dalam hal
Bantuan Ekonomi (Economic Aid), Venezuela dibawah
Chavez memberikan donasi sekitar 300 juta dollar AS
untuk operasi dan logistik FARC.
Konflik Cuba-Amerika
• Embargo ekonomi terhadap Kuba
Hubungan diplomatik Kuba dan Amerika Serikat
semakin memburuk pasca reformasi agraria dan
nasionalisasi ekonomi. Ketegangan semakin
memuncak setelah pelaksanaan kebijakan politik
serta ekonomi sosialis di Kuba. Terutama nasionalisasi
yang dilakukan terhadap aset-aset Washington di
wilayah tersebut. Lebih dari 100 perusahaan Amerika
disita di Kuba (Gonzales, 2007: 6).
Untuk melawan pemerintah Amerika Serikat yang saat itu
dipimpin oleh Eisenhower, pemerintah Kuba segera
membina hubungan baik dengan Uni Soviet yang ditandai
dengan penandatanganan perjanjian yang ditandatangani
oleh Fidel Castro dan Nikita Khrushchev mengenai
diperbolehkannya Kuba menerima sejumlah bantuan
militer dan ekonomi dari Uni Soviet. Pemerintah Uni
Soviet mulai membina hubungan baik dengan Pemerintah
Kuba dengan cara memberikan bantuan kepada Kuba
dengan cara membeli gula dari Kuba melalui peningkatan
ekspor gula ke Uni Soviet dan memberikan pinjaman 100
juta dollar tampa persyaratan apapun kepada Kuba.
Penawaran ini diterima dengan baik oleh Pemerintah
Kuba yang ditandai dengan pengiriman duta besar
pertama Kuba ke Uni Soviet yang bernama Faure
Choman (Zaviera, 2007:62).
Pada tanggal 17 Maret 1960, Pemerintahan Eisenhower
menyetujui kebijakan CIA untuk melatih dan memberikan
perlengkapan militer kepada para eksil Kuba. CIA
kemudian mulai merekrut dan melatih pasukan gerilya
anti-Castro di pegunungan Sierra Madre, Guetemala.
Pasukan penyerang ini dikenal dengan nama Brigade
2506. Setelah membentuk pasukan militer, Pemerintah
Amerika Serikat dibawah pimpinan Eisenhower kemudian
menyusun rencana untuk mendaratkan Brigade 2506 di
Kota Trinidad yang berada di Provinsi Sancti Spritus
dengan alasan dikawasan tersebut terdapat banyak
kelompok gerilyawan anti-Castro yang dapat membantu
Brigede 2506, namun operasi ini belum dapat terlaksana
karena masa jabatan Eisenhower sebagai Presiden
Amerika Serikat telah berakhir pada November 1960.
Kebijakan Eisenhower kemudian dilanjutkan oleh John F.
Kennedy, Presiden Amerika Serikat yang menggantikan
Eisenhower (Quirk, 2007:28).
Pada tahun1961, Pemerintah Sosialis Kuba
melaksanakan pembaharuan politik di Kuba seperti
penggabungan Partai Rakyat Kuba (Partai
Ortodoxos) dengan Partai Komunis Kuba menjadi
partai tunggal yang disebut sebagai Partai Komunis
Kuba dan Fidel Castro sebagai sekjen Partai Komunis
Kuba. Setelah menjabat sebagai Sekjen Partai
Komunis Kuba, Fidel Castro memiliki kekuasaan
tertinggi dalam sistem politik di Pulau Karibia. Dengan
dibentuknya sistem politik satu partai, maka
Pemerintah Sosialis Kuba menguasai semua aspek
kehidupan rakyat Kuba seperti aspek politik, aspek
ekonomi, aspek social dan budaya (Luka, 2008:84).
Krisis Misil di Kuba
Krisis missil di Kuba merupakan puncak konfrontasi antara Uni Soviet
dan Amerika Serikat yang terjadi di Kuba pada era Perang Dingin. Krisis
ini terjadi setelah adanya invasi Teluk Babi yang melibatkan Amerika
Serikat dalam usaha penggulingan Pemerintahan yang dipimpin Fidel
Castro. Setelah peristiwa invasi Teluk Babi, pemerintah Kuba mengalami
kekhawatiran akan adanya serangan lain yang akan terjadi di Kuba.
Pemerintah Kuba kemudian membentuk koalisi politik dengan
Pemerintah Uni Soviet sebagai bentuk usaha menentang Amerika
Serikat. Pada bulan Mei 1962, delegasi Uni Soviet, Sharif Rashidov
melakukan kunjungan politik ke Kuba untuk memberikan bantuan dalam
persoalan irigasi di Kuba dan menawarkan pemasangan instalasi nuklir
Uni Soviet di Kuba. Tawaran ini disambut baik oleh Pemerintah Kuba
dengan pertimbangan bahwa adanya instalasi nuklir tersebut akan
berguna sebagai bentuk antisipasi serangan Amerika Serikat terhadap
Kuba (Pambudi, 2007:142; Quirk, 2007:29).
Pada tanggal 8 Sepetember 1962, Uni Soviet
mengirimkan kapal pengangkut perlengkapan militer
dan instalasi nuklirnya ke Kuba. Pengiriman ini
kemudian dilanjutkan pada tanggal 16 sepetember
1962. Setelah pengiriman senjata nuklir tersebut, Uni
Soviet kemudian membangun tempat peluncuran
rudal SS-4 di Kuba yang memiliki jangkauan ledakan
4.000 Km. Walaupun pengiriman senjata nuklir
tersebut dilakukan dengan sangat rahasia oleh Uni
Soviet. Namun, pada tanggal 14 Oktober 1962
Pemerintah Amerika Serikat akhirnya mengetahui
keberadaan tempat peluncuran buklir Uni Soviet di
dekat San Cristobal, Kuba melalui pemotretan udara
oleh pesawat U-2 (Pambudi, 2007:148).
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai