Dosen Pengampu :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bioteknologi
Pangan yang berjudul Tempe Kacang Hijau ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Prof. Dr. Ir. Bambang Hariyanto, MS dan Ir. Zukhrawardi Z, M.Si
pada Mata Kuliah Bioteknologi Pangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Tempe Kacang Hijau bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempe merupakan salah satu produk makanan tradisional Indonesia dan
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Makanan tersebut dibuat melalui
proses fermentasi dari kacang kedelai atau kacang kacangan lainnya dalam waktu
tertentu menggunakan jamur Rhizopus sp. Jamur yang tumbuh pada kedelai atau
bahan dasar lainnya dapat menghidrolisis senyawa-senyawa komplek yang ada
dalam kacang kedelai atau bahan lainnya seperti : karbohidrat, lemak dan protein
menjadi senyawa sederhana berupa glukosa, asam lemak dan juga asam alfa
amino yang mana senyawa ini mudah dicerna oleh tubuh manusia, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi manusia. Bahan dasar pembuatan tempe dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai macam kacang kacangan, seperti
jagung, kacang tolo (benguk), lamtoro, kacang hijau (Vigna radiata), sehingga
akan dihasilkannya tempe dengan nama yang berasal dari bahan dasarnya seperti
tempe jagung, tempe lamtoro, tempe tunggak dan lain lainnya.
Penggunaan jenis kacang yang berbeda sebagai bahan dasar pembuatan
tempe akan menghasilkan karakteristik fisikokimia dan sensori tempe yang
berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan komposisi gizi terutama kandungan
protein, karbohidrat dan lemakyang ada pada bahan dasar pembuatan tempe.
sehingga tempe yang dibuat dari jenis kacang berbeda akan berbeda dari
komponen gizi yang dimilikinya. Kacang hijau memiliki manfaat yang sangat
penting untuk kesehatan, karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik.
Dalam 100 gram kacang hijau mengandung karbohidrat sebesar 62,5gr ; protein
22,2 gr ; lemak 1,5 gr ; vitamin A 9 IU ; vitamin B1 150-400 IU dan juga mineral
seperti kalsium, belerang, mangan dan besi. Komponen ini diperlukan dalam
tumbuh kembang dan juga menjaga kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatan
kacang hijau sebagai tempe kacang hijau akan dapat menghasilkan suatu produk
makanan baru yang kaya akan protein dan juga kaya akan antioksidan yang
disebabkan adanya senyawa tersebut dalam bahan dasarnya. Akibatnya tempe
kacang hijau merupakan pangan fungsional, suatu makanan yang apabila dimakan
tidak hanya mengenyangkan tetapi juga akan berdampak positif pada tubuh
manusia karena dapat meredam radikal bebas.
Ketersediaan kacang hijau melimpah di Indonesia. Kacang hijau menduduki
urutan ketiga dalam tanaman kacang-kacangan setelah kedelai dan kacang tanah.
Dengan ketersediaan kacang hijau yang melimpah dapat mengetasi
ketergantungan terhadap kacang kedelai dalam pembuatan tempe atau makanan
lainnya. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya effisiensi produksi tempe
yang meningkat karena tidak semata mata untuk memproduksi tempe tergantung
dari adanya kedelai sebagai bahan dasar. Kondisi ini akan mendorong masyarakat
dalam pemenuhan kebutuhan gizi serta dihasilkannya bahan makanan tempe yang
beraneka ragam dengan nilai tambah berupa pangan fungsional, yang disebabkan
oleh adanya komponen antioksidan yang terdapat dalam tempe termodifikasi
sehingga nantinya keadaan gizi buruk tidak akan terjadi di masyarakat.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
potensi kacang hijau sebagai salah satu bahan yang dapat digunakan pada
pembuatan tempe dan memahami proses pembuatan tempe kacang hijau.
C. Ruang Lingkup
1. Prosedur pembuatan tempe kacang hijau.
2. Kelebihan dan kekurangan tempe kacang hijau.
3. Prospek tempe kacang hijau.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui peroses pembuatan tempe kacang hijau.
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan tempe kacang hijau.
3. Dapat mengetahui prospek tempe kacang hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah kacang hijau dan ragi dnegan
konsentrasi yang berbeda yaitu 0,5%, 0,75%, 1%, 1,25%.
B. Prosedur Pembuatan
Kacang hijau
(250 gram)
Dicuci bersih
Direbus 10 menit
Direndam 12 jam
Direbus 30 menit
Ragi tempe
0,5%, 0,75%, 1%, Dicampur ragi
1,25%,
Dikemas plastik
Tempe difermentasi
ditempat yang jauh
dari cahaya
matahari dan
0,5 %
pendingin ruangan.
Mulai ditumbuhi
Kapang tumbuh
kapang, tempe terasa
merata, bau asam
hangat
seperti bau tape
1% Tempe difermentasi
ditempat yang jauh
- dari cahaya
matahari dan
pendingin ruangan
Kapang tumbuh
merata, bau asam
seperti bau tape
1,5% Tempe difermentasi
ditempat yang jauh
dari cahaya
matahari dan
pendingin ruangan
Kapang tumbuh
merata, bau asam
seperti bau tape
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Kacang hijau atau phaseolus aureus berasal dari famili leguminoseae alias
polong-polongan. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber
mineral penting, diantaranya ialah kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan oleh
tubuh. Sedangkan, kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh,
sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah kelebihan berat
badan.
Tempe merupakan produk olahan fermentasi yang berasal dari Indonesia
dan selama ini berbahan baku kedelai. Penelitian tentang kandungan zat gizi dan
non-gizi serta manfaat tempe kedelai telah banyak dilakukan. Proses fermentasi
dalam pembuatan tempe dapat mempertahankan sebagian besar zat-zat gizi yang
terkandung dalam kedelai, meningkatkan daya cerna proteinnya, serta
meningkatkan kadar beberapa macam vitamin B (Muchtadi 2010).
Pemanfaatan kacang hijau sebagai tempe kacang hijau akan dapat
menghasilkan suatu produk makanan baru yang kaya akan protein dan juga kaya
akan antioksidan yang disebabkan adanya senyawa tersebut dalam bahan dasarnya
(Kakati P et al, 2010, A.C.Oburuoga and J.U.Anyika, 2012, Kamariah, 2013).
Akibatnya tempe kacang hijau merupakan pangan fungsional, suatu
makanan yang apabila dimakan tidak hanya mengenyangkan tetapi juga akan
berdampak positif pada tubuh manusia karena dapat meredam radikal bebas
(Wijaya, 2007).
Tempe dengan kualitas baik mempunyai ciri-ciri berwarna putih bersih yang
merata pada permukaannya, memiliki stuktur yang homogen dan kompak, serta
berasa, berbau dan beraroma khas tempe. Tempe dengan kualitas buruk ditandai
dengan permukaannya yang basah, struktur tidak kompak, adanya bercak bercak
hitam, adanya bau amoniak dan alkohol, serta beracun (Astawan, 2004).
Daya tahan tempe juga dipengaruhi oleh temperatur ruang tempat
penyimpanan. Pada suhu rendah, proses metabolisme peragian lanjut akan
terhambat, misalnya di dalam lemari pendingin. Tempe dapat tahan disimpan
selama 3 hari tanpa adanya perubahan warna dan rasa. Namun, pada hari kelima,
warna akan berubah menjadi kekuning-kuningan dan rasa busuk akan mulai
muncul (Suprapti, 2003).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan kacang hijau
sebagai bahan baku dalam pembuatan produk olahan tempe adalah salah satu
pilihan yang tepat, karena kacang hijau merupakan salah satu pangan fungsional
yakni memiliki fungsi sebagai antioksidan yaitu zat yang dapat menangkap
radikal bebas atau spesi reaktif yang tanpa disadari terus menerus terjadi.
Kemudian, kacang kedelai ini juga apabila dikonsumsi dapat mengenyangkan
dan cocok untuk dikonsumsi bagi orang yang sedang melakukan diet.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Radiati, A., & Sumarto, S. (2015). Analisis sifat fisik, sifat organoleptik, dan
kandungan gizi pada produk tempe dari kacang non-kedelai. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan, 5(1).
PRASTYO, W., ALIYAH, M., & HUDA, D. PEMBUATAN TEMPE KACANG
HIJAU DALAM.
Maryam, S. (2015). Potensi Tempe Kacang Hijau (Vigna radiata L) Hasil
Fermentasi Menggunakan Inokulum Tradisional sebagai Pangan
Fungsional. JST (Jurnal Sains dan Teknologi), 4(2).