Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN EKOWISATA

Oleh :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai macam kebudayaan bersejarah yang terbesar di nusantara
Indonesia dan dengan seiring kemajuan zaman pelestarian atas berbagai
macam kebudayaan kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitar dalam
kecintaan berbudaya. Dalam laporan ini kami mengankat salah satu objek
bersejarah yaitu Candi Prambanan, Candi Prambanan yang merupakan
peninggalan bersejarah bagi kaum hindu yang masuk kebangsa Indonesia
untuk pertama kalinya. Selain itu juga Candi Prambanan merupakan situs
warisan dunia UNESCO sehingga kami Prambanan, dan juga ingin
mengembangkan kebudayaan dari pengaruh adanya Candi Prambanan.
Yogyakarta adalah sekitar 20 Km ke arah timur dan 40 Km Barat Surakarta
dan bisa juga berlokasikan 120 Km dari Kota Semarang.
Candi Prambanan mempunyai lokasi yang unik, yakni terletak di antara
dua perbatasan yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
Candi Prambanan sendiri sering terkadang bisa disebut Candi Rara Jonggrang
dan terletak di desa Prambanan dan berwilayah di Sleman dan Klaten. Candi
Prambanan terletak persis di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dan propinsi Jawa Tengah. Letaknya kurang lebih 17 km ke arah timur dari
kota Yogyakarta . Candi Prambanan masuk ke dalam dua wilayah yakni Kec.
Prambanan, Kab. Sleman, Prop DIY dan Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Prop.
Jawa Tengah. Koordinat Candi Prambanan 7°45′06.96″ S dan 110°29′28.20″
E
Di sekitar Candi Prambanan terdapat pohon yang bernama
keben/ketawang pohon ini tumbuh disekitar Candi Prambanan. Pohon tersebut
hendak memiliki buah. Poohon tersebut memiliki tinggi yang lebih pendek
dari pohon kelapa. Pohon ini tidak mengalami pertumbuhan secara sekunder
melainkan hanya mengalami pertumbuhan secara primer. Pohon tersebut
memiliki daun yang cukup lebar dan memiliki batang. Berkulit kasar,
berwarna coklat, dengan di sertai garis-garis kecil berwarna hijau pada batang
pohon.
Lumut kerak adalah tumbuhan yang dapat hidup di batu. Dalam
pertumbuhannya lumut kerak mengeluarkan zat yang bersifat asam yang dapat
menghancurkan batu tempat hidupnya. Cendawan dan lumut yang menutupi
permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan
batuan tersebut. Salah satunya adalah batuan di Candi Prambanan yang akhir-
akhir ini dipenuhi oleh Lichenes, dan kabarnya batuan candi yang terletak di
Kabupaten Magelang tersebut terancam terjadi pelapukan.
Melapuknya batuan candi dapat berlangsung secara efisien, menunjukan
bahwa lumut kerak akan tumbuh dengan baik pada batuan. Garam-garam
mineral pun mampu mempengaruhi tumbuhan dalam batuan candi Prambanan,
sedikit demi sedikit menjadi struktur tanah dan untuk dapat mengikat nitrogen,
sehingga pelapukan akan berjalan lebih cepat. Bagian yang paling dominan
rusak disebabkan oleh lumut kerak yaitu pada bagian yang tersembunyi atau
daerah yang tidak terkena sinar matahari langsung. Selain itu kerusakan akibat
dari pertumbuhan lumut kerak adalah hancurnya segi-segi arsitektur bangunan
candi dan bentuk relief atau arca Candi Prambanan. Jika hal tersebut tidak
cepat diatasi maka masalah yang timbul akan semakin besar karena dengan
hancurnya batuan ataupun hancurnya struktur batuan maka Candi Prambanan
dimasa yang akan datang hanyalah sejarah yang tidak dapat dinikmati dan
disaksikan keberadaannya.

B. Tujuan
1. Mengetahui kondisi Candi Prambanan
2. Mengetahui kondisi alam sekitar Candi Prambanan
3. Mengetahui pengaruh Candi Prambanan terhadap alam sekitar
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Candi Prambanan


Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja
dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama pikatan pada candi ini
yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan
kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka
tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan
kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan
Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di
tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi
menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan.
Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang
secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden
Republik Indonesia Pertama.
Komplek percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar
atas (Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat
reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri
6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling
berhadapan.
Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret
kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong
yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara
keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.

B. Deskripsi Bangunan Candi Prambanan


Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah,
latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi
tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2 ,222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar
tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di
Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6
m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling
berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi
Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di
ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi
apit. Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian
ini terdiri atas 240 buah candi.

C. Kondisi/ Keberadaan Candi Prambanan Kajian Ilmu Biologi, Geografi,


Fisika dan Kimia
1.Biologi
Di sekitar Candi Prambanan terdapat pohon yang bernama
keben/ketawang pohon ini tumbuh disekitar Candi Prambanan. Pohon
tersebut hendak memiliki buah. Pohon tersebut memiliki tinggi yang lebih
pendek dari pohon kelapa. Pohon ini tidak mengalami pertumbuhan secara
sekunder melainkan hanya mengalami pertumbuhan secara primer. Pohon
tersebut memiliki daun yang cukup lebar dan memiliki batang. Berkulit
kasar, berwarna coklat, dengan di sertai garis-garis kecil berwarna hijau
pada batang pohon.
Faktor-faktor yang terdapat pada pohon keben/ketawang
1. Internal
a. Gen
Pohon keben/ketawang cenderung tumbuh ke atas dengan batang
berukuran sedang dan dau yang lebar serta dahan yang memanjang.
b. Hormon
Auksin : yang berpengaruh terhadap pemanjangan sel.
Sitokinin : menghambat penuaan daun melalui peningkatan
pengiriman garam mineral ke daun.
2. Faktor Eksternal
a. Makanan
b. Cahaya
c. Suhu
d. Air
2. Geografi
Dampak Vulkanisme, aktivitas vulkanisme berkaitan dengan
keberadaan magma dalam bumi, isi bumi yang berbentuk cair ini
mengandung batuan, gas dan suhu yang sangat tinggi. Oleh karena itu suhu
yang sangat panas membuat magma bergejolak hingga mampu meratakan,
menggeser dan menyusup kelapisan bumi diatasnya, jadi magma vulkanisme
terjadi karena penyusunan magma, aktivitas magma tersebut. Mampu
mengukir wajah bumi menjadi berbagai bentuk, sekaligus mempengaruhi
kehidupan. Karena aktivitas magma tersebut mengakibatkan atom vulkanik
dari gunung merapi tersebut dapat mengenai Candi Prambanan jika terjadi
gunung meletus.
C. Kimia
Pengeroposan batu. daerah Candi Prambanan merupakan salah satu
yang sering turun hujan. Air hujan sering turun tersebut O2 yang terdapat
mengakibatkan pengroposan batu. Batu Candi Prambanan merupakan
bebatuan yang berasal dari gunung merapi, kemudian air yang mengenai
batuan merapi tersebut membawa molekul-molekul zat yang terkandung
dalam batuan tersebut. Sehingga kandungan di dalam batuan tersebut
menjadi semakin berkurang dan lama kelamaan semakinhabis yang
mengakibatkan batuan menjadi mudah rapuh.

D. Fisika
Penyerapan kalor/panas, ketika matahari bersinar, matahari akan
memancarkan sinar bernama ultra violet, sinar tersebut akan diserap oleh
batuan Candi yang berwarna hitam sebab benda yang berwarna hitam
lebih mudah menyerap panas/kalor dari pada benda yang berwarna putih
itu dinamakan radiasi benda hitam.

D. Keanekaragaman Hayati
Menurut Kimball (2003), totalitas dari kehidupa suatu organisme di suatu
kawasan tertentu disebut dengan keanekaragaman hayati. Berbagai jenis dari
makhluk hidup yang dimulai dari tingkat mikrooranisme hingga ke
makroorganisme, baik di daratan, lautan, dan tempat lainnya merupakan
bagian dari keanekaragaman hayati. Faktor lingkungan merupakan pengaruh
dari penyebaran setiap makhluk hidup karena keanekaragaman hayati tidak
terlepas dari hubungan atau interaksi yang baik antara suatu makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Menurut Indah (2009), salah satu sumberdaya arkeologi yang
dimanfaatkan sebagai objek wisata adalah candi prambanan. Disamping
pemanfaatan secara akademik dan ideologik, pemanfaatan secara ekonomik
merupakan salah satu dari tiga pemanfaatan tersebut.
Kemungkinan terdapatnya keanekaragaman hayati di negara tropis
dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi dan lebih lama serta mendapatkan
sinar matahari pertahunnya. Berbagai jenis lumut merupakan salah satu
keanekaragaman hayati di Indonesia diantaranya marchantiophyta,
anthocerotophyta, dan bryophyta. Tumbuhan lumut adalah kelompok terbesar
kedua setelah tumbuhan tinggi. Jumlah lumut yang tersebar di dunia kurang
lebh 18.000 jenis dan merupakan kelompok terbesar kedua setelah tanaman
berbunga. Terdapat sebanyak 1.500 jenis keanekaragaman tumbuhan lumut
yang ada di Indonesia (Tjitrosoepomo, 2009).

1. Lumut
Asal kata bryophyta berasal dari bahasa yunani bryon yang berarti lumut.
Kelompok tumbhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat disebut
dengan lumut. Kurang lebih sekitar 350 juta tahun yang lalu kelompok
tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi.
Dalam skala evolusi tumbuhan lumut berada diantara ganggang hijau
(thallophyta) dan tumbuhan berpembuluh, tumbuhan paku, dan tumbuhan
berbiji (cormophyta) (Carmencita, 2010).
Menurut Kimball (2003), tumbuhan kecil yang tingginya hanya sekitar 1-
2 cm dan bahkan yang paling besar tingginya kurang dari 20 disebut dengan
lumut. Tumbuhan sederhana biasanya akan tumbuh ditempat-tempat basah atau
lembab merupakan tumbuhan lumut.
Salah satu kelompok dari keanekaragaman hayati yang belum banyak
diteliti karena sepintas banyak tidak menarik perhatian dan bahkan sering
dianggap sebagai penyebab lingkungan terlihat kotor merupakan tumbuhan
lumut. Tetapi jika diperhatikan secara seksama beberapa jenis tumbuhan lumut
cukup menarik, baik dilihat dari warna maupun kehidupannya yang berkoloni
membentuk bantalan seperti karpet. Tumbuhan lumut biasanya hidup di
tempat-tempat lembab dan basah, misalnya di hutan dan menempel pada
berbagai substrat misalnya tanah dalam rimba, batu-batu, cadas-cadas, gambut,
kulit pohon, dan lain-lain (Tjitrosoepomo, 2010).
Lumut tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Salah satu bagian
kecil flora yang belum banyak tergali dan bagian penyokong keanekaragaman
flora merupakan pengertian dari lumut. Kurang lebih 1.500 jenis lumut yang
hidup di Negara Indonesia (Afiatry, 2012).
Lumut tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan oleh karena
itu lumut dibedakan dari tumbuhan berpembuluh. Lumut tidak mempunyai
akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid.
Anteredium dan arkegonium merupakan alat kelamin lumut. Siklus hidup
lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda. Pada tumbuhan berpembuluh
(pteridophyta dan spermatophyta) merupakan tumbuhan generasi aseksual
(sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi. Sebaliknya pada
tumbuhan lumut merupakan tumbuhan generasiseksual (gametofit). Sporofit
lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat dan tergantung
pada gametofit (Satiyem, 2013).

1. Struktur Morfologi Lumut


Menurut Satiyem (2013), ukuran lumut biasanya relatif kecil dan
jarang ada yang mencapai 15 cm, bahkan ada yang tingginya hanya
mencapai beberapa millimeter saja. Bentuk tubuh lumut pipih seperti pita
dan ada juga yang seperti bentuk batang dengan daun-daun kecil. Lumut
tumbub tegak atau mendatar pada substratnya dengan perantara rizoid.
Anteredium adalah alat reproduksi lumut yang menghasilkan spermatozoid
sedangkan arkegonium adalah alat reproduksi lumut yang menghasilkan
ovum. Tangkai anteredium pada lumut disebut anteridiofor sedangkan
tangkai arkegonium pada lumut disebut arkegoniofor. Lumut dibedakan
menjadi dua berdasarkan letak alat kelaminnya (gametangia) yaitu lumut
berumah satu yaitu apabila anteridium dan arkegonium terletak pada satu
individu dan lumut berumah dua yaitu apabila anteridium dan arkegonium
terletak pada individu yang berlainan.
a. Batang
Susunan batang tumbuhan lumut apabila dilihat secara melintang
yaitu sebagai berikut:
1) Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya membentuk rhizoid
epidermis.
2) Lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri dari sel-sel
parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam,
belum terdapat floem dan xylem.
3) Silinder pusat yang terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang dan
berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
b. Daun
Daun tersusun atas satu lapis sel. sel-sel daunnya kecil, sempit,
panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut
hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada
sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong.
Bentuk daun ada yang oval, lanset, dan ujung daun bervariasi dari tumpul
atau truncate dan acuminate atau aristate. Pada basal daun, kadang-
kadang decurrent atau ensheathing batang. Margin daun dapat bervariasi,
rata, bergigi atau bergerigi.
c. Rhizoid
Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak
sempurna, membentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada
tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
d. Sporofit
Sporofit terdiri atas bagian-bagian :
1) Vaginula : Kaki yang dilindungi oleh sisa arkegonium.
2) Seta : Tangkai.
3) Apofisis : Ujung seta yang membesar yang merupakan peralihan dari
tangkai dan sporangium.
4) Sporangium : Kotak spora.
5) Kaliptra : Tudung yang berasal dari arkegonium sebelah atas.
e. Gametofit
Gametofit terdiri atas :
1) Anteridium (sel kelamin jantan) yang menghasilkan sperma.
2) Arkegonium (sel kelamin betina) yang menghasilkan sel telur.
2. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut
Lumut mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara
generasi gametofit (seksual) yang memiliki kromosom haploid (n) dengan
generasi sporofit (aseksual) yang berkromosom diploid (2n). Bentuk
gametofit yang sering kita temukan dari pada bentuk sporofit (Indah, 2009).
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang
akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan
muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom
(haploid) dan menghasilkan organ seks (gametangium) yang disebut
arkegonium yang menghasilkan sel telur dan anteredium yang menghasilkan
sperma berflagella. Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun
khusus yang disebut daun pelindung (bract). Gametangium jantan
(anteridium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan betina
(arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan
bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat
dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman
berbeda (dioceous) (Carmencita, 2010).
Fertilisasi sel telur oleh anterezoid menghasilkan zigot dengan dua set
kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya
pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai
pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian
ujungnya. Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis.
Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus
hidup telah lengkap (Indah, 2009).
Spora

Protonema

Tumbuhan Lumut

Anteredium Arkegonium

Spermatozoid Ovum

Zigot

Embrio

Sporogonium

Sporangium

Sel induk spora

Spora

3. Habitat Lumut

Tumbuhan lumut (Briophyta) merupakan salah satu tumbuhan tingkat


rendah yang dapat beradaptasi di lingkungan lembab. Lumut banyak
ditemukan tumbuh di batang pohon, kayu mati, kayu lapuk, tanah, atau
batuan, dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup.
Bentuk kehidupan tumbuhan lumut (life form) sebagai kebiasaan tumbuhan
dalam keselarasan dengan kondisi kehidupannya. Tumbuhan lumut jarang
ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan
mempunyai bentuk-bentuk kehidupan khusus. Lumut memainkan peran
penting dan merupakan bagian dari, keanekaragaman hayati di hutan
lembab, ekosistem lahan basah, gunung, dan tundra (Indah, 2009).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Kuliah Kerja Lapangan (KKL), ekowisata dilaksanakan di Candi
Prambanan pada hari Kamis, tanggal 11 Januari 2018 pukul 09.00-10.00 WIB.

B. Alat da Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pena,
buku catatan dan kamera digital.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja praktikum ini yaitu:
1. Carilah jamur yang ada di kawasan Candi Prambanan.
2. Catatlah setiap spesies yang ditemukan berdasarkan ciri-cirinya.
3. Bedakan berdasarkan spesies masing-masing lumut tersebut.
BAB 1V
PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel Lumut Kerak di Kawasan Candi Prambanan
No Gambar Klasifikasi
1. Kingdom : Plantae
Divisi : Thallopyhta
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Family : Usneaseae
Genus : Usnea
Spesies : Usnea sp

Gambar Lumut Kerak


2.

Gambar Lumut Kerak

B. Pembahasan
Praktikum ekowisata di candi Prambanan dilaksanakan pada hari Kamis,
11 Januari 2018. Pada pengamatan yang telah dilakukan telah ditemukan
bahwa pada batu-batuan penyusun candi ditumbuhi oleh lumut yang berbentuk
daun datar seperti kerak yang tersusun atas lobus-lobus, memiliki permukaan
yang halus dengan tekstur yang tipis dan berwarna hijau. Tetapi ada juga
beberapa yang ditumbuhi lumut berwarna kuning, seluruh lembaran lumut
kerak ini melekat pada bebatuan yang ada pada candi Prambanan.
Menurut Tjitrosoepomo (2010), lumut kerak disebut juga tumbuhan
printis yang hidupnya ditempat-tempat yang kering seperti pada kulit batang
pepohonan,tanah yang sedikit basah, Perkembang lumut kerak merupakan
vegetasi pioner, asam yang dikeluarkan dari tumbuhan lumut kerak (lichenes)
dapat menghancurkan permukaan batu ataua cadas menjadi lapisan tanah baru,
lapsian tanah ini mudah menangkap dan mengikat air mineral (air embun dari
laut yang mengandung berbagai mineral menguap). Klasifikasi lumut kerak
yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Family : Usneaseae
Genus : Usnea
Spesies: : Usnea sp
Lumut kerak adalah tumbuhan lumut yang dapat hidup di batu dalam
pertumbuhanya, lumut mengeluarkan zat yang bersifat asam yang dapat
menghancurkan batuan dimana sebagai temapat tumbuh tumbuhan lumut
tersebut atau habitatnya dan lumut yang menutupi permukaan batuan sehingga
dapat menghisap makanan yang ada pada batuan, maka lumut tersebut dapat
menghancurkan batuan, salah satu contohnya lumut yang hidup pada batuan
candi Prambanan yang akhir-akhir ini di penuhi oleh lumut kerak (lichines).
Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dari golongan
Ascomycotina atau Basidiomycotina (mikobion) dengan Chlorophyta atau
Cyanobacteria bersel satu (fikobion). Tumbuhan ini tergolong tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Lumut kerak bersifat
endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Dalam hidupnya
lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap
kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang hidup pada
batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini
tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali (Indah, 2009).
Menurut Hardini (2010), lumut kerak memiliki struktur seperti daun yang
tersusun oleh lobus-lobus. Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada
substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang
mengkerut berputar bagian tas dan bawahnya pun berbeda. Lichen ini melekat
pada batu, ranting dengan rhizines yang berfungsi sebagai alat mengaobsorbsi
makanan.
Pengaruh lumut kerak sangat dominan sekali terhadap proses pelapukan
pada batuan khususnya pada batuan candi Prambanan, ketika melapuknya
batuan candi dapat berlangsung secara efesien maka dapat menunjukan bahwa
lumut kerak akan tumbuh dengan baik pada batuan, garam-garam mineral pun
mempengaruhi tumbuhnya suatu tumbuhan dalam batuan candi Prambanan
sedikit demi sedikit menjadi struktur tanah dan untuk dapat mengikat Nitrogen
(N), sehingga berakibat pada proses pelapukan akan semakin cepat.
Pada batuan Candi Prambanan bagian yang paling dominan rusak di
sebabkan oleh pertumbuhan lumut kerak yaitu, bagian candi yang tersembunyi
atau bagian candi yang tidak terkena oleh sinar matahari secara langsung,
selain itu juga kerusakan akibat pertumbuhan lumut kerak yaitu hancurnya
segi-segi arsitektur bangunan candi dan bentuk relief atau arca candi
Prambanan, kemudian jika hal tersebut tidak di atasi maka masalah yang akan
timbul akan semakin besar, karena dengan hancurnya batuan ataupun struktur
batuan khususnya pada batuan Candi Prambanan.
Lichines merupakan tumbuhan epifit pada poho-pohon, di atas tanah,
terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Tergolong tumbuhan perintis
yang berperan dalam pembentukan tanah. Tidak memerlukan syarat hidup yang
tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama dan
pertumbuhan talus sangat lambat. Lichen adalah spesies indicator terbaik yang
menyerap sejumlah besar kimia dari air hujan dan polusi udara (Hardini, 2010).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Candi Prambanan merupakan warisan nenek moyang yang di bangun
sejak ribuan tahu yang lalu, sehingga telah terjadi regenerasi pada batuan candi
Prambanan tersebut akibatnya ada perubahan pada bangunannya, misalnya
akibat pengaruh proses-proses alam, seperti terjadinya pelapukan pada batuan
candi Prambanan. Salah satunya yang di sebabkan oleh tumbuhan lumut kerak,
Tubuh lumut kerak berupa thallus yang terdiri dari benang-benang hifa.
Sebagai tumbuhan perintis, lichenes ikut berperan dalam pembentukan tanah
dan tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi, lumut kerak bisa
mengakibatkan pelapukan pada batuan candi Prambanan. Tumbuhan lumut
kerak ini dapat tumbuh pada batuan, dengan kondisi alam yang sangat ekstrem
atau pada suhu yang relatif tinggi seperti iklim gurun, lumut kerak ini dapat
hidup pada batuan atau pohon-pohon dengan menempel dan melekat pada
subtaratnya, sehinga tumbuhan lumut dapat menyerap makanan dari batuan
atau tempat tinggalnya tersebut, sehingga dapat terjadi proses pelapukan yang
berpengaruh sekali terhadap kelestarian candi Prambanan di masa yang akan
datang.

B. Saran
Daftar Pustaka

Afiatry, Pustika. 2012. Komunitas Lumut Epifit di Kampus Universitas Depok.


Jurnal Biologi. Vol. 1 Hal 17.

Carmencita. 2010. Keanekaragaman Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Hubungannya


dengan Kondisi Lingkungan di Gua Semuluh, Gunung Kidul Yogyakarta.
Jurnal Biologi. Vol. 1. Hal 11.

Hardini. 2010. Keanekaragaman Lichen di Denpasar sebagai Bioindikator


Pencemaran Udara. Jurnal Seminar Biologi. Vol. 1. Hal 790-793.

Indah, Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, Schyzophyta,


Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta,. Vol. 2. Hal. 49.

Kimball. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Soekanto,Soerjono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada.2010. Kompleks Percandian Prambanan (Loro Jonggrang) dan
Candi-candi sekitarnya.Yogyakarta:PT Taman Wisata Candi Borobudur
Prambanan dan Ratu Boko.

Satiyem. 2013. Keanekaragaman Tumbuhan Lumut (Bryophyta) pada Berbagai


Ketinggian Hubungannya dengan Kondisi Lingkungan di Wilayah Lereng
Selatan Gunung Merap Pasca Erupsi. Vol. 2. Hal. 7

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta:


Gajah Mada University.

Anda mungkin juga menyukai