Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

“KEDATANGAN SEKUTU/NICA BELANDA KE INDONESIA”

Dosen Pengajar:
Drs. Zul Asri, M, Hum

Disusun oleh
Kelompok 1 :

FATMI DWI PUTRI (16053054)


INDRA SAPUTRA (16053013)
PRABOWO

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kedatangan Sekutu/NICA
Belanda ke Indonesia” guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
membantu penyusun menyelesaikan makalah ini, khususnya Bapak Drs. Zul Asri, M, Hum
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Sejarah Perjuanagan Bangsa yang telah
membimbing dan mengarahkan penyusun dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran penyusun harapkan kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
Kami mengucapkan terimakasih.

Padang, 09 April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir.
Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat
Indonesia yaitu memasuki zaman Republik Indonesia. Pembacaan teks proklamasi serta
berdirinya pemerintahan Republik Indonesia telah membawa perubahan besar dan
semangat juang bagi rakyat Indonesia baik dari kalangan militer maupun warga sipil,
baik pria maupun wanita. Kemerdekaan ini memberikan kesempatan lebih luas bagi
kaum wanita untuk lebih berkiprah maju ke depan membela Negara sekaligus mengisi
kemerdekaan secara nyata.
Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia ini bukanlah akhir dari
perjuangan karena kemerdekaan Indonesia mendapat gangguan dari pihak Belanda yang
ingin menjajah kembali Indonesia. Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
tentara Jepang masih ada di Indonesia, rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya
dipulihkan berusaha mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Tujuannya adalah
untuk merebut kekuasaan guna menegakkan kedaulatan Republik serta untuk
memperoleh senjata.
Ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi Jepang pasukan Belanda datang ke
Indonesia. Tentara Sekutu membantu NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan
Indonesia, hal ini terbukti dengan adanya tentara Belanda (NICA) yang ikut
membonceng pasukan sekutu. Kedatangan pasukan Belanda ini menjadi ancaman bagi
kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi rakyat Indonesia berusaha sekuat tenaga untuk
mempertahankan kemerdekaan, oleh karena itu rakyat Indonesia di berbagai daerah ikut
berpartisipasi untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan agar tetap menjadi
bangsa yang berdaulat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang kedatangan sekutu ke Indonesia?
2. Bagaimana tugas dan peran sekutu di Indonesia?
3. Bagaimana Sikap bangsa Indonesia terhadap Sekutu?

C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang kedatangan sekutu ke Indonesia.
2. Mengetahui tugas dan peran sekutu di Indonesia.
3. Mengetahui Sikap bangsa Indonesia terhadap Sekutu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kedatangan Sekutu

Yang melatarbelakangi sekutu ke Indonesia yaitu, dampak dari kekalahan Jepang


pada perang dunia dua/perang asia karena dua kota penting Jepang di bom atom oleh
tentara sekutu yaitu kota Hirosima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus
1945, hal ini mengakibatkan Jepang lumpuh sehingga sekutu datang ke Indonesia untuk
menerima pelimpahan kekuasaan dari Jepang. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sebagai pihak yang kalah perang, maka Jepang
harus menarik semua pasukan di wilayah kekuasaannya di Asia, termasuk Indonesia

Kronologisnya

Kedatangan sekutu yang diwakili oleh Inggris di Indonesia adalah untuk


melaksanakan amanat Perjanjian Potsdam, pada dasarnya cukup membantu Kerajaan
Belanda dalam usahanya kembali menduduki Hindia Belanda (Indonesia).

Kedatangan Inggris di Indonesia didasarkan atas Civil Affair Agreement (CAA)


yang menjadi landasan kerjasama antara Inggris dan Belanda. Hal ini dapat dilihat pada
isi dan ketentuan yang dihasilkan dalam CAA yang mengatur usaha-usaha Belanda
menguasai kembali ke Hindia Belanda sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian
Postdam.

Dalam rangka merealisasikan amanat Potsdam, diberikanlah tugas kepada SEAC


(South East Asia Command yang dipimpin Lord Mountbatten (Amerika) yang
berkedudukan di Singapura. Selanjutnya untuk memudahkan pengelolaannya, maka
SEAC membentuk komando khusus yang disebut AFNEI (Alied Forces Netherlands East
Indies) dipimpin oleh Sir Philip Christison yang bertugas untuk pelucutan senjata tentara
Jepang di Indonesia. Adapun tugas AFNEI atau tujuan kedatangan Sekutu ke Indonesia
dapat diperinci sebagai berikut:

1. Membebaskan tawanan perang Sekutu yang ditahan Jepang.

2. Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang.

3. Melucuti dan memulangkan tentara Jepang.


4. Mencari dan menuntut penjahat perang.

5. Menghimpun keterangan dan mengadili penjahat perang.

Pasukan AFNEI yang akan menlucuti senjata tentara Jepang di Indonesia dibagi
menjadi 2, dimana pendatarannya diatur oleh Lord Mountbatten di Singapura yaitu:

1. Pasukan AFNEI Inggris yang dipimpin oleh Sir Philip Christisson. Pasukan ini
bertugas melucuti senjata tentara Jepang yang ada di Sumatra dan Jawa.

2. Pasukan AFNEI Australia yang dipimpin oleh Albert Thomas Blarney. Pasukan ini
bertugas melucuti senjata tentara Jepang yang ada di Kalimantan, Sulawesi, dan
Maluku.

Pada mulanya rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan sekutu.
Hal ini karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui
Netherland Indies Civil Administration(NICA) di bawah Van der Plass dan Van Mook
ikut di dalamnya sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan.

Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah


dilepaskan oleh sekutudari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di
Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan dimana-mana terjadi pertempuran
melawan NICA dan Sekutu.

Tugas mulia yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh AFNEI
ternyata memiliki agenda yang terselubung. Kedatangan pasukan Sekutu justru
diboncengi oleh NICA yang tidak lain adalah orang-orang Belanda yang ketika Jepang
datang melarikan diri ke Australia dan membentuk kekuatan disana yang kita kenal
dengan NICA.

Mereka ini memiliki keinginan untuk menegakkan kembali Hindia Belanda.


Dengan demikian sikap Indonesia yang semula menerima kedatangan Sekutu menjadi
penuh kecurigaan dan kemudian berkembang menjadi permusuhan.
Suasana menjadi semakin tidak dapat dikendalikan ketika NICA mempersenjatai
kembali orang-orang KNIL yang baru dilepas dari tawanan Jepang.

B. Konflik Indonesia dengan Sekutu/NICA

Sikap bangsa Indonesia terhadap Sekutu yang diboncengi NICA sudah jelas yaitu
menentang kebijakanyang dilakukan. Di berbagai daerah terjadi pertempuran untuk
melawan Sekutu. Keamanan di Jakarta semakin buruk setelah pendaratan pasukan
Marinir Belanda di Tanjung Priok pada tanggal 30 Desember 1946. Dengan adanya
keinginan kembalinya Belanda menjajah Indonesia maka bangsa Indonesia dengan
sekuat tenaga mempertahankan kemerdekaan yang telah dimiliki melalui cara-cara
diplomasi dan juga kekerasan senjata (perjuangan fisik) sehingga melibatkan peran dunia
internasional dalam menyelesaikan pertikaian antara Indonesia dengan Belanda.

Berbagai peristiwa telah terjadi di Indonesia setelah Soekarno Hatta


memproklamasikan kemerdekaan RI. Di daerah daerah muncul berbagai peristiwa
spontan dan heorik sebagai bentukdukungan terhadap proklamasi, seperti :

1. Surat Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (5 September 1945)


Berisi tentang pernyataan resmi Sri Sultan Hamengku Buwono IX, bahwa
Kraton NgayogyakartoHadiningrat menyatakan diri bergabung dengan RI sebagai
daerah Istimewa.
“(Catatan Penting : bahwa Keraton Yogyakarta tidak pernah dijajah oleh
Hindia Belanda, sehingga ketika Indonesia merdeka Yogyakarta adalah Negara/k
erajaan mandiri. Karena menurut perjanjian internasional tahun 1896 wilayah
Indonesia adalah Bekas Hindia Belanda)”.
Dengan pernyataan ini secara resmi Yogyakarta menjadi bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Rapat Raksasa di Lap. Ikada (19 September 1945)
3. Insiden Bendera di Hotel Yamato (19 September 1945)
4. Pertempuran lima hari di Semarang

Sebagai pemenang Perang Dunia II, tetap berusaha untuk masuk ke Indonesia.
Pasukan Sekutu yang diwakili oleh AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies =
Pasukan Sekutu dari Divisi Inggris) mendarat di Tanjung Priok pada tanggal 29
September 1945 dibawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christisson. Kedatangan
pasukan AFNEI ini pada awalnya disambut dengan hangat oleh pemerintah RI, karena
mereka mengemban tugas untuk :
1) melucuti sejata pasukan Jepang dan memulangkan tentara Jepang ke negaranya.
2) membebaskan tawanan perang.
3) mengadili dan menjatuhkan hukuman kepada para penjahat perang
Di Indonesia pasukan AFNEI dibagi dalam 3 divisi, yaitu :
1. Divisi India ke 23 ditempatkan di Jawa Barat, dipimpin oleh Mayjend. DC. Hawthorn
2. Divisi India ke 5 di tempatkan di Jawa Timur, dipimpin oleh Mayjend EC Mansergh
3. Divisi India ke 26 ditempatkan di Sumatera, dipimpin oleh Mayjend HM Chambers

Situasi berubah menjadi kecurigaan setelah bangsa Indonesia mengetahui bahwa


kedatangan pasukan AFNEI diboncengi oleh NICA (Nederlands Indische Civil
Administratie) dibawah komando Mayjend HJ Van Mook dan Mayjend Van der Plass.
Kedatangan NICA ini menimbulkan kecurigaan bahwa Belanda akan mengambil
kembali kekuasaannya di Indonesia. Kecurigaan tersebut semakin tampak setelah NICA
mempersenjatai kembali KNIL (Pasukan Belanda di Indonesia) yang telah dibebaskan
dari tawanan Jepang. Pasukan NICA mulai memancing perselisihan di berbagai daerah
dengan tindakan yang provokatif, sehingga menimbulkan insiden-insiden pertempuran
dengan para pejuang RI. Contoh konkrit tindakan provokatif NICA adalah : Insiden
Bendera di Hotel Yamato Surabaya pada tanggal 19 September 1945.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekalahan Jepang pada perang dunia dua/perang asia karena dua kota penting
Jepang di bom atom oleh tentara sekutu yaitu kota Hirosima pada 6 Agustus 1945 dan
Nagasaki pada 9 Agustus 1945, hal ini mengakibatkan Jepang lumpuh sehingga sekutu
datang ke Indonesia untuk menerima pelimpahan kekuasaan dari Jepang. Kedatangan
pasukan Sekutu justru diboncengi oleh NICA yang tidak lain adalah orang-orang
Belanda yang ketika Jepang datang melarikan diri ke Australia dan membentuk kekuatan
disana yang kita kenal dengan NICA.
Kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia yang diboncengi oleh NICA membawa
ancaman bagi keberlangsungan kemerdekaan bangsa Indonesia. Belanda ternyata ingin
menjajah kembali negara kita yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mereka ini memiliki keinginan untuk menegakkan kembali Hindia Belanda.
Dengan demikian sikap Indonesia yang semula menerima kedatangan Sekutu menjadi
penuh kecurigaan dan kemudian berkembang menjadi permusuhan.
Suasana menjadi semakin tidak dapat dikendalikan ketika NICA mempersenjatai
kembali orang-orang KNIL yang baru dilepas dari tawanan Jepang.

B. Saran
Adapun dari penulisan makalah ini saya selaku penulis menyarankan kepada
generasimuda agar tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara ikut
berpartisipasi dalam mengisi kemerdekaan Indonesia, dan mencontoh semangat para
pahlawan terdahulu, betapa sulitnya mereka meraih kemerdekaan dan
mempertahankannya hingga sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Sumiyati, Sri Endang. 2001. Pelurusan Sejarah Serangan Oemoem 1 Maret


1949. Yogyakarta: Media Pressindo
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Sipil_Hindia_Belanda
https://tragedisosialsejarah.blogspot.co.id/2014/01/latar-belakang-konflik-indonesia-
belanda.html
https://pendidikanzone.blogspot.com/2016/07/apa-yang-dimaksud-dengan-nica-sebutkan-
kepanjangan-nica.html
http://sitimapmap.blogspot.co.id/2015/08/makalah-usaha-mempertahankan-
kemerdekaan_23.html

Anda mungkin juga menyukai