Anda di halaman 1dari 6

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Ada 5 Faktor utama yang mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu reaksi dapat berjalan.

A. Teori Tumbukan

Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain apabila partikel-partikelnya saling bertumbukan.

 Tumbukan yang terjadi tersebut akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya
reaksi.
 Terjadinya tumbukan antar partikel disebabkan oleh karena partikel-
partikel (molekul-molekul) zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur.
 Tumbukan antara partikel-partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan energi,
hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup yang dapat menghasilkan
reaksi.

Model tumbukan antar partikel dapat digambarkan sebagai bola yang akan
menggelinding dari lekukan suatu bukit ke lereng bukit, diperlukan energi supaya bola
menggelinding mencapai puncak lekukan (keadaan transisi), setelah mencapai keadaan
transisipun masih diperlukan energi agar bisa terlepas dari puncak lekukan tersebut agar bisa
menggelinding ke lereng gunung jika energi tidak cukup maka bola tersebut akan
menggelinding kembali ke lekukan itu.

Energi yang diperlukan agar bola sampai ke puncak bukit dan menggelinding dianalogikan
sebagai energi pengaktifan.

Dalam reaksi kimia Energi Pengaktifan (Energi Aktivasi) merupakan energi minimum agar
suatu reaksi dapat berlangsung.

Tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup untuk menghasilkan reaksi disebut dengan
tumbukan efektif. Dengan menggunakan teori tumbukan ini dapat dijelaskan bagaimana
faktor – faktor yang dapat mempercepat laju reaksi.
Diagram Energi pada reaksi eksoterm dan endoterm

B. Konsentrasi

Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju, pengaruh konsentrasi terhadap
laju suatu reaksi untuk adalah khas untuk setiap reaksi. Pada reaksi orde-0 (nol) perubahan
konsentrasi pereaksi tidak berpengaruh terhadap laju reaksinya.

Reaksi orde-1 (satu) setiap kenaikan konsentrasi dua kali akan mempercepat laju reaksi
menjadi dua kali lebih cepat, sedangkan untuk reaksi orde-2 bila konsentrasi dinaikan
menjadi dua kali menjadi empat kali lebih cepat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
ini dapat dijelaskan dengan model teori tumbukan.

Makin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas
ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin sering terjadi, semakin banyak
tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin
besar, dan reaksi berlangsung lebih cepat.

C. Luas Permukaan Sentuhan

Untuk reaksi heterogen (fasenya tidak sama), misalnya logam seng dengan larutan asam
klorida, laju suatu reaksi selain dipengarhui oleh konsentrasi asam klorida juga dipengaruhi
oleh kondisi logam seng. Dalam jumlah (massa) yang sama butiran logam seng akan
bereaksi lebih lambat habis daripada serbuk seng.

Reaksi terjadi antara molekul – molekul asam klorida dalam larutan dengan atom-atom seng
yang bersentuhan langsung dengan asam klorida. Pada butiran seng atom – atom seng yang
bersentuhan langsung dengan asam klorida lebih sedikit daripada pada serbuk seng, sebab
atom-atom seng yang bersetuhan hanya atom seng yang ada dipermukaan butiran, tetapi bila
butiran seng tersebut dipecah menjadi butiran – butiran yang lebih kecil, atau menjadi serbuk,
maka atom-atom seng yang semula didalam akan berada dipermukaan dan terdapat lebih
banyak atom seng yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan asam klorida.
Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin luas permukaan zat
padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi.

D. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

Harga tetapan laju reaction (k) akan berubah bila suhunya berubah, kenaikan sekitar 10oC
akan menyebabkan harga tetapan laju menjadi dua atau tiga kali. Dengan naiknya harga
tetapan laju (k), maka reaksi akan menjadi lebih cepat.

Jadi dengan naiknya suhu akan mengakibatkan laju reaksi akan berlangsung makin cepat.

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan, yaitu bila terjadi
kenaikan suhu maka molekul – molekul yang bereaksi akan bergerak lebih cepat, sehingga
energi kinetiknya tinggi.

Karena energi kinetiknya tinggi maka energi yang dihasilkan pada tumbukan antar molekul
akan menghasilkan energi yang besar dan cukup untuk berlangsungnya reaksi. Dengan
demikian semakin tinggi suhu berarti akan kemungkinan terjadinya tumbukan yang
menghasilkan energi juga semakin banyak, dan berakibat reaksi berlangsung lebih cepat.

Contoh Soal

Bila pada setiap kenaikan ΔtoC suatu reaksi berlangsung n kali lebih cepat maka laju suatu
reaksi pada t2 (V2) bila dibandingkan laju suatu reaksi pada t1 (V1) dapat dirumuskan :
E. Katalisator

Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan
suatu zat ke dalamnya, tetapi zat tersebut pada waktu reaksi selesai ternyata tidak berubah,
misalnya pada peruraian kalium klorat untuk menghasilkan gas oksigen dengan persamaan
reaksi :

2KClO3(s) → 2 KCl(s) + 3 O2(g)

berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan penambahan kristal MnO2
ke dalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung dengan lebih cepat pada suhu yang lebih
rendah. Setelah semua KClO3 terurai ternyata MnO2 masih tetap ada (tidak berubah). Dalam
reaksi tersebut MnO2 disebut sebagai katalisator.

Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami
perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau
mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka
katalistor akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama.

Katalisator mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi, dimana jalur reaksi
yang ditempu tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah daripada jalur reaksi
yang biasanya ditempuh, jadi dapat dikatakan bahwa

katalisator berperan di dalam menurunkan energi aktivasi.

Diduga ada dua cara yang dilakukan katalisator dalam mempercepat reaksi yaitu dengan
membentuk senyawa antara dan yang kedua dengan cara adsorbsi.

– Pembentukan Senyawa Antara

Umumnya reaksi berjalan lambat bila energi pengaktifan suatu reaksi terlalu tinggi, agar
reaksi dapat berlangsung lebih cepat maka dapat dilakukan dengan cara menurunkan energi
pengaktifan. Untuk menurunkan energi pengaktifan dapat dilakukan dengan mencari senyawa
antara (keadaan tranmsisi) lain yang energinya lebih rendah.

Fungsi katalis disini mengubah jalannya reaksi sehingga didapat senyawa antara ( keadaan
transisi) yang energinya realtif lebih rendah tersebut. Katalisator homogen (katalisator yang
mempunyai fase yang sama dengan zat pereaksi yang dikatalis) bekerja dengan cara ini.

– Adsorbsi

Proses katalisasi dengan cara adsorbsi umumnya dilakukan oleh katalisator heterogen, yaitu
katalisator yang fasenya tidak sama dengan fase zat yang dikatalisis). Pada proses adsobsi,
molekul-molekul pereaksi akan teradsorbsi pada permukaan katalisator, dengan terserapnya
pereaksi di permukaan katalistor mengakibatkan zat-zat pereaksi terkonsentrasi di permukaan
katalisator dan ini akan mempercepat reaksi.

Kemungkinan yang lain adalah , karena pereaksi-pereaksi teradsorbsi di permukaan


katalisator akan dapat menimbulkan gaya tarik antar molekul yang bereaksi, dan ini
menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi reaktif.

Agar katalisator tersebut berlangsung efektif, katalistor tidak mengadsorbsi zat hasil reaksi,
dan dengan demikian permukaan logam akan segera ditempati oleh molekul baru. Bila zat
pereaksi atau pengotor teradsorbsi dengan kuat oleh katalisator menyebabkan permukaan
katalis menjadi tidak aktif, dalam keadaan ini katalisator dikatakan telah teracuni, dan ini
akan menghambat reaksi.

Contoh katalis adsorbsi

Nikel pada pembuatan margarin, untuk mengkatalisis reaksi antara gas hidrogen dengan
lemak atau minyak menjadi margarin. Pada industri asam sulfat digunakan katalisator V2O5
untuk mempercepat reaksi antara gas SO2 dan O2 menjadi SO3.

Baca Juga : 60+ Soal Laju Reaksi Pilihan Ganda dan Jawaban [+Pembahasan]

Jenis katalis

 Katalis Homogen

Wujud katalis sama dengan wujud dari pereaksi. Jenis katalis ini umumnya ikut bereaksi,
tetapi pada akhir reaksi akan kembali lagi ke bentuk semula.

 Katalis Heterogen

Wujud katalis berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini tidak ikut bereaksi, tetapi melalui
proses aksi permulaan yaitu permukaan logam menyerap molekul-molekul udara sehingga
apabila dua molekul gas yang dapat bereaksi terserap akan gas-gas itu maka mudah bereaksi.

 Katalis Biokimia

Katalis yang mempercepat reksi-reaksi yang terjadi pada makhluk hidup. Katalis ini berupa
enzim-enzim
Beberapa contoh enzim dan kegunaannya :

No Enzim Kegunaan Aplikasi dalam industri


Pembentukan kertas(menurunkan
Menghidrolisis kanji (amilum)
1 Amilase kekentalan produk dengan cara
menjadi maltosa
menguraikan kanji)
Menguraikan hidrogen
Industri karet (mengubah lateks menjadi
2 Katalase peroksida menjadi oksigen dan
karet busa)
air
Menggunakan lipid menjadi
3 Lipase gliserol dan asam lemak Industri keju
Menguraikan
protein menjadi pepsida dan
4 Profease Industri roti
asam amino

 Autokatalis

Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya zat hasil reaksi
yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia. Contohnya adalah reaksi antara kalium
permanganat dengan asam oksalat dan perusakan lapisan ozon.

Kesimpulan
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan, laju suatu reaksi adalah perubahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan waktu. dan terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi, yaitu : Konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu dan katalis.

Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat atau memperlambat katalis yang
mempercepat laju suatu reaksi disebut katalisator dan katalis yang memperlambat disebut
inhibitor. Jenis katalis ada empat, yaitu : Katalis Homegen, Katalis Heterogen, Katalis
Biokimia, dan Autokatalis. Orde suatu reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam
hukum laju bentuk diferensial.

Anda mungkin juga menyukai