Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ENERGI TERBARUKAN

DOSEN PENGAJAR

Dr.Budhy Setiawan,B.Seet,M.T

Disusun Oleh

Febri Ade Nasution (1731110053)

Vika Anjani (1731110055)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

TEKNIK ELEKTRO

D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa


energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat ini energi
panas bumi mulai menjadi perhatian dunia. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta
meningkatnya harga minyak, telah memacu negara‐negara lain untuk mengurangi
ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi
untuk menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi
sudah dimanfaatkan oleh 24 negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia,
Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, Jepang, termasuk Indonesia. Negara
yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi adalah Amerika
Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77 Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) yang memproduksi lebih dari 3000 MW. Indonesia memiliki potensi panas
bumi terbesar yaitu 40% dari potensi dunia, yang tersebar di 265 lokasi di sepanjang jalur
vulkanik yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, 2
dan Maluku. Berdasarkan data dari Badan Geologi pada tahun 2011, potensi pembangkit
listrik tenaga panas bumi Indonesia adalah 29.308 MW. Namun, sampai dengan saat ini
baru sekitar 1.196 MW (4%) dari total potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi yang
telah dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian energi panas bumi (gheotermal)?
2. Apa saja jenis-jenis energi panas bumi di Indonesia?
3. Bagaimana cara kerja pembangkit listrik panas bumi?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari pemanfaatan energi panas bumi?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian panas bumi (gheotermal)
2. Menjelaskan potensi panas bumi yang ada di Indonesia
3. Menjelaskan cara kerja pembangkit listrik panas bumi
4. Menjelaskan dampak positif dan negatif dari pemanfaatan energi panas bumi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Energi Panas Bumi (Gheotermal)
Panas bumi juga disebut dengan gheotermal. Geothermal adalah sebuah sumber
daya energi yang berasal dari perut bumi yang termasuk sumber energi. Nama geotherma
sendiri diambil dari sebuah nama dari bahasa yunani. Geo dalam bahasa yunani artinya
PANAS, sedangkan Thermal yang berarti BUMI. Jadi secara umum pengertian dari
geothermal adalah energi panas yang dihasilkan dari panas bumi.
Energi panas bumi berasal dari asal pembentukan planet, yaitu peluruhan radioaktif dari
mineral dan aktivitas vulkanik. Akibat perbedaan antara pusat dan permukaan maka
terjadilah konduktivitas dimana energi panas ini bergerak dari pusat ke permukaan yang
disebut dengan gradiengeothermal.
2.2 Jenis-jenis Energi Panas Bumi di Indonesia
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Energi panas bumi “uap basah”
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi
yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 %
air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan
separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air
diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan
kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.
2.Energi panas bumi “air panas”
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut
“brine” dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini,
maka air panas tidak dapat digunakan langsung, sebab dapat menimbulkan penyumbatan
pada pipa-pipa sistem pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi
panasbumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air
panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat
exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi
“air panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar
dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.
3. Energi panas bumi “batuan panas”
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat
berkontak dengan sumber panasbumi (magma). Energi panasbumi ini harus diambil
sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap
panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk
menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut
bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang
memerlukan biaya cukup tinggi.

2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Terdapat tiga macam teknologi yang digunakan untuk mengkonversi panas yang
bertemperatur tinggi menjadi listrik, yaitu:
a. Flash Steam Power Plant
Pada tipe ini cairan panas merupakan energi utama untuk menggerakan
turbin. Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat
celcius) dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Teknologi ini
merupakan teknologi tertua yang telah digunakan di Lardarello, Italia pada tahun 1904.
Pada umumnya cairan ini berupa cairan asin yang disebut brine dan megandung banyak
mineral. Cairan ini tidak bisa langsung disalurkan melalui pipa
karena dapat menyebabkan korosi. Cairan ini harus dipisahkan antara air dan uap. Uap
yang telah dipisahkan disalurkan ke pembangkit melalui pipa. Uap dikumpulkan pada
suatu wadah dan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap yang
meninggalkan turbin dikondensasikan untuk memaksimalkan kinerja turbin. Pada
umumnya uap tersebut dikondensasi dengan cara direct contact condenser.
Gambar 2.2.1 Flash Steam Power Plant

Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi. Contoh
jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200.
Jika uap kering yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat dipergunakan PLTP
jenis Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya yang seperti
menara pendingin dan pompa. Tipe ini sesuai untuk kapasitas yang lebih besar. Seperti
contohnya adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x
55 MW.
b. Dry Steam Power Plant

Gambar 2.2.2 Dry Steam Power Plant


Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu
1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Tipe ini
menggunakan uap basah sebagai sumber energinya. Uap ini perlu dipisahkan antara air
dan uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar berasal dari cairan bertemperatur tinggi
yang ada di perut bumi. Uap basah biasanya mengandung 20% uap dan 80% air.
Berdasarkan hal ini diperlukan separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah
dipisahkan diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya
disuntikkan kembali ke dalam perut bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk
menjaga keseimbangan air dalam tanah, air yang sudah diinjeksi akan mengalami proses
pemanasan lagi yang nantinya dapat dimanfaatkan. Tipe ini merupakan tipe yang sering
digunakan di Indonesia. Contohnya adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.
c. Binary Cycle Power Plant

Gambar 2.2.3 Binary Cycle Power Plant


Pada tipe ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas pada perut
bumi merupakan akibat dari kontak dengan sumber panas bumi yaitu magma. Teknologi
ini dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu antara 90o - 175o C. Pada proses
pemanfaatannya, air disuntikan ke dalam batuan panas dan nantinya akan diambil uap
panas dari proses tersebut. Uap panas ini digunakan sebagai penggerak turbin karena
letak sumber batuan panas ini jauh di dalam perut bumi. Untuk pemanfaatannya
diperlukan teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya yang
relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-cycle ini adalah dapat dimanfaatkan pada
sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan
emisi, karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa yang
akan datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan sebelumnya menghasilkan
emisi karbon dioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi
yang dihasilkan pembangkit minyak.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan dari Pemanfaatan Energi Panas Bumi
a. Kekurangan dari Pemanfaatan Energi Panas Bumi
Di antara kekurangan energi panas bumi adalah :
1.Biaya modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal memerlukan
biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.
2.Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik
di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan.
3.Pembangunan pembangkit listrik geothermal diduga dapat mempengaruhi kestabilan
tanah di area sekitarnya.
b. Kelebihan dari Pemanfaatan Energi Panas Bumi
Di antara kelebihan pemanfaatan energi panas bumi tersebut adalah :
1.Panas bumi (geothermal energy) merupakan salah satu sumber energi paling bersih.
Jauh lebih bersih dari sumber energi fosil yang menimpulkan polusi atau emisi gas rumah
kaca.
2.Geothermal merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis. Sumber
energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral.
3.Energi Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran
(baik pencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi karbon dan
tidak menghasilkan gas, cairan, maupun meterial beracun lainnya).
4.Panas bumi (geothermal energy), dibandingkan dengan energi alternatif lainnya seperti
tenaga surya dan angin, bersifat konstan sepanjang musim. Di samping itu energi listrik
yang dihasilkan dari geothermal tidak memerlukan solusi penyimpanan energi (energy
storage) karena dapat dihasilkan sepanjang waktu.
5.Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang minimal,
tidak seperti misalnya pada energi surya yang membutuhkan area yang luas dan banyak
air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya memerlukan lahan seluas 3,5
kilometer persegi per gigawatt produksi listrik. Air yang dibutuhkan hanya sebesar 20
liter air tawar per MW / jam.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Panas bumi (Gheotermal) merupakan sumber daya energi yang berasal dari perut
bumi. Di indonesia sendiri ada 3 jenis energi panas bumi yaitu energi panas bumi uap
basah, energi panas bumi air panas, energi panas bumi batuan panas.
Selain itu terdapat tiga macam teknologi yang digunakan untuk mengkonversi panas yang
bertemperatur tinggi menjadi listrik yaitu Flash Steam Power Plant, Dry Steam Power
Plant, Binary Cycle Power Plant.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35145250/Makalah_Energi-Geothermal
https://geothermalindonesia.com/2017/01/26/pengertian-geothermal-secara-umum/
https://pii.or.id/tentang-energi-panasbumi
https://www.kompasiana.com/cakmat/599abb3db7c38931475cf452/7-fakta-dampak-negatif-
pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi-di-indonesia?page=all
https://incrediblemasterr.blogspot.com/2016/10/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-
panas.html

Anda mungkin juga menyukai