DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
2017
Bab 2. RENCANA GARIS.
2.1 BODY PLAN
Gambar rencana garis terdiri tiga bagian yaitu body plan, sheer plan dan
half breadth plan. Gambar rencana garis akan menunjukkan potongan badan
kapal pada tiga bagian, yaitu badan kapal dipotong dengan bidang vertikal
melintang kapal, badan kapal dipotong dengan bidang vertikal memanjang kapal
dan terakhir badan kapal dipotong bidang horizontal memanjang kapal. Hasil
potongan badan kapal dengan bidang vertikal melintang kapal disebut station,
kumpulan dari station-station ini disebut body plan.
Gambar station-station
Gambar diatas menunjukkan kapal dengan panjang tertentu dipotong oleh bidang
vertikal melintang kapal sebanyak 11 potongan, masing-masing potongan disebut
station, jadi gambar diatas terdiri dari 11 station. Umumnya panjang kapal yang
dipotong menjadi station-station itu adalah panjang antara dua garis tegak yang
disebut Lpp (length between perpendicular).
Gambar cara mengukur Lpp
Pada gambar diatas Lpp diukur dari AP sampai FP. AP adalah garis tegak
belakang (after perpendicular), ciri-ciri garis ini adalah tempat sumbu poros
kemudi (rudder), sedangkan FP adalah garis tegak depan (fore perpendicular),
garis FP ini bersama sama dengan linggi haluan dan garis sarat kapal muatan
penuh akan saling berpotongan disatu titik.
Umumnya Lpp dibagi menjadi 10 station atau 20 station tergantung dari besarnya panjang
Lpp.
Gambar body plan dari Lpp yang dibagi 20 lebih station
Pada gambar body plan diatas terdapat station yang besarnya (luasnya)
sama yaitu station 8, 9, 10, 11, 12 dan 13, daerah kapal yang mempunyai luas
yang sama disebut parallel middle body.
Body plan diatas secara meninggi dibagi menjadi beberapa sarat kapal yaitu sarat
0 m, 0.5 m, 1 m, 1.5 m, 2 m, 3 m, 4 m, 4.9 m dan sarat 5.9 m sebagai sarat kapal
muatan penuh.
Bagian tengah kapal melintang disebut centre line, simbolnya seperti gambar diatas.
Gambar station-station sebelah kiri bidang centre line pada body plan
menunjukkan bentuk kapal dibagian belakang kapal, sedangkan gambar
stationstation sebelah kanan bidang centre line menunjukkan bentuk kapal bagian
depan kapal.
Gambar tabel hubungan antara station dengan garis air
Untuk menggambar station, dibutuhkan tabel hubungan antara station dengan garis air seperti diatas. Seperti digambarkan pada gambar diatas.
Untuk menggambar station, misalkan station 5. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Gambarkan pada kertas (atau bisa langsung dengan software gambar, misalnya Autocad) sarat kapal muatan penuh (T) dan lebar
kapal (B), pada gambar body plan diatas T = 5.9 m dan B = 15.8 m.
4. Pada tabel diatas dilihat hubungan station 5 dengan sarat 0 m, 0.5 m, 1 m, 1.5 m, 2 m, 3 m, 4 m, 4.9 m dan 5.9 m.
5. Selanjutnya ukur nilai setengah lebar dari station 5 pada sarat-sarat 0 m, 0.5 m, 1 m,
1.5 m, 2 m, 3 m, 4 m, 4.9 m dan 5.9 m, yang nilai-nilainya masing-masing 4.826 m,
5.381 m, 5.612 m, 5.762 m, 5.870 m, 6.029 m, 6.160 m, 6.256 m, 6.320 m.
Gambar rencana garis terdiri tiga bagian yaitu body plan, sheer plan dan half breadth plan.
Gambar rencana garis akan menunjukkan potongan badan kapal pada tiga bagian, yaitu badan
kapal dipotong dengan bidang vertikal melintang kapal, badan kapal dipotong dengan bidang
vertikal memanjang kapal dan terakhir badan kapal dipotong bidang horizontal memanjang kapal.
Hasil potongan badan kapal dengan bidang horizontal memanjang kapal disebut water line (garis
air), kumpulan dari water line - water line ini disebut half breadth plan.
Gambar diatas menunjukkan hasil perpotongan badan kapal dengan bidang horizontal memanjang
kapal, hasil perpotongan berupa bidang garis air (water line) 0 m, 1 m, 2 m, 3 m, 4 m dan 5 m.
Gambar half breadth plan yang merupakan kumpulan dari beberapa garis air (water line)
Kumpulan beberapa garis air (water line) disebut gambar half breadth plan. Tengah-tengah kapal pada posisi memanjang kapal disebut midship
seperti simbol diatas.
Gambar tabel hubungan antara station dengan garis air
Untuk menggambar garis air (water line) langkah-langkahnya mirip dengan cara menggambar station, karena keduanya berasal dari tabel yang sama,
sebagai berikut :
1. Ukurkan panjang Lpp, selanjutnya sepanjang Lpp tersebut bagi menjadi beberapa station, pada khasus diatas nama stationnya AP, 0.5, 1, 1.5,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 18.8, 19, 19.5, FP.
3. Gambarkan empat persegi panjang dengan panjang Lpp yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa station dengan lebar B.
4. Misalkan akan digambarkan bentuk garis air (water line) 1.5 m. Maka ukurkan lebar garis air dari water line 1.5 m dari centre line dari station-
station AP, 0.5, 1, 1.5, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 18.8, 19, 19.5, FP. Yaitu masing-
masing besarnya 0 m, 0 m, 0.418 m, 1.006 m, 1.664 m, 3.373 m, 4.770 m, 5.762 m, 6.127 m,
6.320m, 6.320m, 6.320m, 6.320m, 6.320m, 6.320m, 6.320m, 6.320m, 6.191 m, 6.024 m, 5.397
m, 4.201 m, 3.009 m, 2.066 m, 0.888 m, 0 m.
5. Selanjutnya nilai-nilai lebar garis air dari water line 1.5 m terhadap centre line dari
stationstation AP, 0.5, 1, 1.5, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 18.8,
19, 19.5, FP, dihubungkan sehingga gambar water line 1.5 m bisa tergambar.
Gambar rencana garis terdiri tiga bagian yaitu body plan, sheer plan dan half breadth plan. Gambar
rencana garis akan menunjukkan potongan badan kapal pada tiga bagian, yaitu badan kapal
dipotong dengan bidang vertikal melintang kapal, badan kapal dipotong dengan bidang vertikal
memanjang kapal dan terakhir badan kapal dipotong bidang horizontal memanjang kapal. Hasil
potongan badan kapal dengan bidang vertikal memanjang kapal disebut buttock line, kumpulan dari
buttock line - buttock line ini disebut sheer plan.
Buttock line adalah hasil perpotongan badan kapal dengan bidang vertikal memanjang kapal, singkatannya BL, umumnya untuk potongan bagian
depan kapal disebut Bow Line, sedangkan untuk potongan bagian belakang disebut Buttock Line.
2. Lpp dibagi-bagi menjadi beberapa station, pada kasus gambar diatas ada station-station
AP, 0.5, 1, 1.5, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 18.8, 19, 19.5, FP.
3. Misalkan akan digambar buttock line IV. Ukurkan tingginya buttock line IV terhadap garis
dasar (base line) dari station- station AP, 0.5, 1, 1.5, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 18.8, 19, 19.5, FP. Yaitu 6.809 m, 6.154 m, 5.400 m, 4.716 m, 4.113 m,
3.026 m, 1.712 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0 m, 0.007 m, 0.267
m, 4.543 m, 7.596 m.
Selain dengan menggunakan ordinat dari tabel “heigh above base line”, buttock line juga bisa
digambarkan di sheer plan dengan cara memindahkan ordinat buttock line dari body plan, misalkan
pada gambar diatas, buttock line IV akan memotong station-station sepanjang Lpp, kecuali station
19, 19.5 dan FP, selanjutnya nilai-nilai ini dipindahkan kestation station yang bersangkutan di sheer
plan. Untuk menentukan posisi buttock line terhadap centre line lazimnya tidak dibagi seperti pada
pembagian T (sarat), yang dibagi tiap meter, pembagian jumlah buttock line mendekati “rata”
sepanjang lebar kapal, bisa tiap 2 m, atau 2.5 m. Dan lazimnya penamaannya dengan huruf
Romawi.
Gambar isometri yang menunjukkan upper deck side line dan upper deck centre line
Bagian paling tinggi kapal adalah geladak, ditunjukkan dengan simbol H, cara mengukurnya sebagai
berikut :
H atau geladak ditinggikan secara memanjang, disebut sheer, peninggian profil sheer standar dari
International Load Line Conference 1996 seperti gambar diatas, sedangkan peninggian geladak
Bila tepi geladak dihubungkan disebut upper deck side line (garis tepi geladak), sedangkan bila
besarnya camber tiap station dihubungkan dari ujung haluan sampai ujung buritan akan didapatkan
upper deck centre line (garis geladak tengah).
Sampai sejauh ini untuk pada gambar half breadth plan dan gambar sheer plan,
pengukurannya hanya sampai Lpp saja padahal kapal itu terbenam sampai Lwl (length water line),
panjang kapal sampai garis air muatan penuh. Selisih antara Lwl dan Lpp disebut cant part,
sedangkan bagian sepanjang Lpp disebut main part. Berikut dijelaskan cara mendapatkan ukuran
cant part atau lebih tepatnya cara merencanakan linggi buritan.
Gambar celah antara kemudi, baling-baling dan linggi buritan dari Det Norske Veritas
Hal penting dalam penerapan gambar diatas adalah merencanakan diameter daun baling-baling, secara
empiris sering digunakan :
D = a * T, Dimana
:
Dimana :
X = (5 s/d 10)%
dari D
Y = (15 s/d 25)%
dari D Z = sampai 5 %
dari D
Selanjutnya untuk merencanakan bentuk kemudi, dilakukan dengan perbandingan sebagai berikut.
= 1.0 untuk profile NACA dan penampang daun kemudi dari pelat.
= 0.8 untuk profile rongga dan profile campuran c4
= faktor posisi perencanaan daun kemudi.
Gambar rencana garis terdiri tiga bagian yaitu body plan, sheer plan dan half breadth plan. Gambar
rencana garis akan menunjukkan potongan badan kapal pada tiga bagian, yaitu badan kapal
dipotong dengan bidang vertikal melintang kapal, hasil potongannya dinamakan station, kumpulan
beberapa station disebut body plan, badan kapal dipotong dengan bidang vertikal memanjang
kapal, hasil potongannya disebut buttock line, kumpulan dari beberapa buttock line disebut sheer
plan dan terakhir badan kapal dipotong bidang horizontal memanjang kapal, hasil potongannya
disebut water line, kumpulan beberapa water line disebut half breadth plan.
Gambar rencana garis adalah gambar proyeksi sudut pertama atau lebih dikenal dengan nama proyeksi
eropa.
Gambar proyeksi sudut pertama (proyeksi eropa) Gambar proyeksi sudut ketiga (proyeksi amerika)
Gambar (a) proyeksi sudut pertama dan (b) proyeksi sudut ketiga
Gambar rencana garis
Untuk menggambar rencana garis dibutuhkan data ukuran utama (principal dimension).
2. Pada kerangka sheer plan, station yang mempunyai luas yang sama (parallel middle body),
dihilangkan tempatnya diisi oleh body plan dengan lebarnya sama dengan B. Bila ternyata
kapal tidak mempunyai parallel middle body, gambar body plan diletakkan didepan atau
dibelakang gambar sheer plan.
3. Bagian bawah gambar sheer plan digambarkan kerangka half breadth plan. Panjangnya
seperti pada gambar sheer plan, Lpp, juga dibagi-bagi menjadi beberapa station, lebarnya
B, secara horizontal B dibagi-bagi menjadi beberapa buttock line. Begitu juga gambar
body plan juga dibagi-bagi menjadi beberapa buttock line dengan ukuran yang sama
dengan yang ada di half breadth plan.
4. Menggambar station. Dari tabel “half breadth plan” diukurkan lebar water line dari water
line pembentuk station, misalnya akan digambar station 1.5
5. Menggambar water line. Dari tabel “half breadth plan” diukurkan lebar water line dari
station pembentuk water line, misalnya akan digambar water line 1.5 m
6. Menggambar buttock line. Dari tabel “heigh above base line” diukurkan tinggi dari dasar
(base line) dari station pembentuk buttock line, misalnya akan digambar buttock line IV.
7. Pada sheer plan, H ditinggikan dengan menggunakan sheer standar dari International Load
Line Conference 1966, tabelnya seperti berikut.
Bila titik ini dihubungkan akan menjadi upper deck side line.
8. Pada sheer plan, setelah H ditinggikan secara memanjang dengan sheer, secara melintang
juga ditinggikan dengan camber, sebesar B, B disini besarnya sesuai dengan lebar
station masing-masing. Bila titik ini dihubungkan akan menjadi upper deck centre line.
Hal penting dalam penerapan gambar diatas adalah merencanakan diameter daun baling-baling,
secara empiris sering digunakan :
D = a * T, Dimana
:
Kapal muatan curah kering (bulk carrier), ruang muatnya penampangnya dibuat sedemikian
sehingga sehingga muatannya yang berupa butiran biji tambang dan biji-bijian pertanian bisa
berkumpul ditengah ruang muat, sehingga memudahkan diambil peralatan bongkar muat,
selanjutnya lubang palkanya lebar dan tutup palkanya model geser (sliding hatch cover).
Kapal pengangkut (container ship), ruang muatnya dibuat terpasang “slot-slot” sehingga kontener
bisa tepat masuk keruang muat, selain itu diatas geladak utama ditumpuk beberapa “tier” kontener.
Selain itu diatas geladak tidak terpasang peralatan bongkar muat, karena bongkar muat ditangani
peralatan bongkar muat dipelabuhan.
Kapal pengangkut minyak (oil tanker), pada ruang muat dan diatas geladak terpasang perpipaan
untuk menangani bongkar muat minyak.
Sedangkan ruangan mesin, ruangan anak buah kapal dan tangki-tangki semua tipe kapal sama,
tidak ada bedanya.
Posisi ruang mesin pada keempat kapal niaga diatas umumnya dibelakang, untuk optimalisasi
pemuatan barang, ruang akomodasi umumnya diatas ruang mesin, sedangkan tangki-tangki
diletakkan didasar ganda dibawahnya ruang muat.
Gambar rencana umum kapal muatan umum
Gambar rencana umum muatan curah kering
Gambar rencana umum kapal pengangkut kontener
Gambar rencana umum kapal pengangkut minyak
3.2. . PEMBAGIAN ANAK BUAH KAPAL
Anak buah kapal adalah operator yang menjalankan kapal sehingga kapal dapat berfungsi
sebagaimana yang diharapkan. Umumnya organisasi pengelompokan anak buah kapal dibagi
menjadi 3 yaitu :
Engine department bertanggung jawab terhadap permesinan dikapal mencakup mesin induk untuk
menjalankan kapal, mesin bantu untuk memenuhi kebutuhan listrik dikapal, pemeliharaan
permesinan geladak, pemeliharaan pompa dan kompresor dikapal.
Catering department bertanggung jawab terhadap konsumsi makan dan minum seluruh anak buah kapal.
Penentuan jumlah anak buah kapal, didasarkan kebutuhan dan tingkat otomasi peralatan dikapal,
semakin full otomatic unit peralatan dikapal tersebut, tentu saja semakin sedikit tingkat campur
tangan manusia, sehingga jumlah anak buah kapal juga berkurang. Berikut gambaran secara umum
susunan anak buah kapal.
2. Ruang mesin.
Panjang ruang mesin tergantung pada panjang mesin induk, sehingga untuk menentukan
panjang ruang mesin, harus dihitung daya mesin induk, berikut rumus empiris untuk
menghitung daya mesin induk :
Dimana :
V = kecepatan dalam
detik
Dari 2000 ton hingga 3000 ton n.= 5,00 kisaran / detik
Dari perhitungan BHP di atas kita dapat menentukan dimensi dan ketentuan lain dari mesin induk (dapat
dilihat di katalog mesin induk).
Gambar mesin induk dilihat memanjang kapal dan melintang kapal
Gambar data ukuran mesin induk
Gambar pembagian ruang muat kapal pengangkut kontener
Yang termasuk ruang akomodasi anak buah kapal meliputi ruang tidur, ruang makan, ruang
sanitair. Ukuran ruang akomodasi ini diatur oleh konvensi International Labour Organization,
Accomodation of Crew (supplementary provisions) Convention, 1970. a. Untuk ruang tidur.
Gambar sketsa tonase
V = L * B * T * Cb.
c. Ruang makan
5. Ruang sanitari.
Gambar ruang akomodasi dilihat dari samping
Gambar ruang akomodasi pada main deck
Gambar ruang akomodasi pada poop deck
4. Tangki-tangki dikapal.
Tangki-tangki dikapal digunakan untuk menyimpan bahan bakar, air tawar, minyak pelumas
dan untuk menampung air laut untuk balas, agar kedudukan kapal bisa tetap dalam kondisi
“normal” pada saat muatannya tidak penuh. Tangki-tangki tersebut umumnya diletakkan
pada dasar ganda dibawah ruang muat.
Untuk itu volume tangki-tangki tersebut dipengaruhi kebutuhan sesungguhnya bahan bakar,
air tawar, minyak pelumas.
( 171 g/kWh )
➢ Double bottom ( 2 % )
➢ Ekspansi karena panas ( 2 % )
Volume tangki bahan bakar mesin bantu ada penambahan sebesar 4 % Vfb.
Berat Minyak Pelumas ( Wlo )
Gambar capstan, bollard, fair laid dan man hole pada poop deck.
Gambar susunan rantai jangkar
Untuk mendapatkan ukuran jangkar, rantai jangkar, tali tambat, tali tarik, diperlukan variabel yang
disebut equipment numeral, dari BKI Volume II didapatkan :
Selanjutnya nilai dari Z dibaca pada tabel berikut :
Untuk merencanakan ukuran peralatan bongkar muat kapal general cargo, direncanakan ukuran
lubang palka, secara memanjang, panjang lubang palka ~ 0.6 panjang ruang muat, begitu juga
lebar lubang palka ~ 0.6 lebar kapal ditempat itu. Selanjutnya direncanakan jangkauan lengan
boom dari ujung lubang palka sampai dermaga, tempat truk parkir.
3. Peralatan pengemudian.
b. Sistem transmisi dari jantera sampai steering gear (mesin penggerak kemudi yang berada disteering
gear room.
c. Steering gear.
d. Kemudi.
Gambar navigation deck tempatnya jantera
Gambar sistem pengemudian
d. Menggambar pandangan atas tangki ceruk buritan, dasar ganda dan tangki ceruk haluan.
e. Menentukan posisi sekat tabung poros baling-baling dan sekat tubrukan.
f. Menentukan nomor gading melintang.
Memasang mesin induk pada pondasinya dikamar mesin melalui tahapan berikut :
s
u
s
u
n
a
n
a
n
a
k
b
u
a
h
k
a
p
a
l
.
Perwira:
c. Radio Operator
d. Dokter
Bintara:
Perwira:
b. Second Engineer
c. Electrician
Bintara:
a.
Fireman
b.
Oiler
Catering
Department
Perwira:
Chief Cook
Bintara:
a. Assistant Cook
b. Steward
c. Boys
c. Menghitung komponen bobot mati (dead weight) dikapal.
Menghitung kebutuhan bahan bakar mesin induk, mesin bantu, minyak pelumas, air tawar, bahan
makanan, berat keseluruhan anak buah kapal dan barang bawaannya, berat barang cadangan.
➢ Double bottom ( 2 % )
➢ Ekspansi karena panas ( 2 % )
^ Berat Bahan Bakar Mesin Bantu ( Wfb )
Volume tangki bahan bakar mesin bantu ada penambahan sebesar 4 % Vfb.
Wp = 5 kg / orang hari
= ( 5 . Jml ABK . S ) / ( 24 . Vs )
^ Berat Cadangan ( Wr )
▪ Cat
▪ Peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK
▪ Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran
Wr = ( 0,5 – 1,5 ) % . Displ. ( ton )
d. Menentukan posisi dan volume tangki bahan bakar, tangki minyak pelumas, tangki air tawar.
Setelah kebutuhan bahan bakar, minyak pelumas, air tawar diketahui. Selanjutnya ditentukan posisi
tangkinya.
Gambar tangki bahan bakar, minyak pelumas, air tawar
Gambar tangki bahan bakar, minyak pelumas, air tawar
e. Menentukan berat muatan pada ruang muat.
Kapal ini ukuran muatannya dinyatakan dengan jumlah ukuran kontener yang diangkut, 10 feet,
20 feet atau 40 feet. Yang paling banyak dipakai adalah 20 feet, sehingga jumlah kontener yang
diangkut sering dinyatakan dengan TEU, twenty feet equivalent unit.
a. Posisi tangga dalam mulai dari main deck sampai dengan navigation deck harus pada
nomor gading yang sama.
b. Diupayakan posisi sanitary accommodation (water closet, tub/shower bath) juga pada
nomor gading yang sama.
c. Pada plat form kamar mesin disediakan “escape ladder” sampai menembus main deck,
rencanakan tembusan tersebut tidak pada gang way, tetapi pada store atau tempat lain.
e. Kalau bisa engine casing bisa menerus sampai funnel, walaupun semakin keatas
ukuran engine casing semakin mengecil, agar sinar matahari dapat menerangi kamar
mesin
Lampu navigasi.
Semua kapal yang berlayar dilaut harus dilengkapi dengan lampu-lampu navigasi sesuai dengan
persyaratan International Regulations for Preventing Collision at Sea (COLREGS) sebagaimana
juga telah ditetapkan International Maritime Organization (IMO).
Lampu navigasi :
a. Side light, dipasang pada kanan dan kiri lambung kapal lazimnya pada geladak
navigasi. Cahaya lampu masih dapat terlihat pada jarak sekurangnya 3 mil laut pada
masing-masing sisi kapal dari depan kapal sampai sudut 22.5º kearah belakang.
b. Mast head light, mast head light depan dan belakang masih dapat dilihat sekurang pada
jarak 6 mil laut dan sinarnya membentuk sudut 225 º kearah depan dan dapat dilihat
sampai sudut 22.5º pada arah samping kearah belakang. Lampu ini satu diletakkan
didepan dan satu lagi diletakkan dibelakang keduanya pada centre line kapal. Mast
head light belakang tingginya tidak boleh kurang 4.5 m diatas mast head light depan,
sedangkan jarak mast head light depan dan mast head light belakang tidak boleh
kurang dari ½ Loa tetapi tidak perlu > 100 m.
c. Stern light, dipasang diburitan kapal dapat dilihat dari belakang, membentuk sudut 135 º
(67.5 º kearah port side dan 67.5 º kearah starboard side) dan masih dapat dilihat pada
jarak sekurangnya 3 mil laut.
d. Anchor light, anchor light depan diletakkan dihaluan sekurangnya 6 m diatas fore castle
deck, anchor light belakang diletakkan diburitan dengan ketinggian tidak boleh kurang
4.5 m dibawah anchor light depan. Kedua lampu tersebut dapat dilihat dari segala arah
secara horizontal dan masih dapat dilihat pada jarak tidak boleh kurang dari 3 mil laut.
e. Not under commad light, not under command light terdiri 2 lampu berwarna merah yang
dipasang pada tiang yang sama, satu lampu diatas lampu lainnya, jarak kedua lampu
tidak boleh kurang dari 2 m, dapat dilihat kesegala arah secara horizontal dengan jarak
pandang tidak boleh kurang dari 3 mil laut. Lampu ini umumnya diletakkan dimidship
ditiang mast, satu tiang dengan salah satu mast head light dan terletak dibawah mast
head light tersebut.
f. Towing light, towing light terdiri 2 lampu berwarna merah yang dipasang pada tiang
yang sama, satu lampu diatas lampu lainnya, jarak kedua lampu tidak boleh kurang dari
2 m, dapat dilihat dari depan dengan sudut pandang 225 º (22.5 º dapat dilihat
menyamping kearah portside dan starboard side) jarak pandang tidak boleh kurang dari
3 mil laut. Lampu ini umumnya diletakkan satu tiang dengan tiang mast depan dan
terletak dibawah mast head light tersebut. Lampu ini dinyalakan pada saat kapal ditarik
atau sedang menarik kapal.
Gambar produk katalog lampu navigasi
Gambar peralatan keselamatan jiwa dilaut
Berikut peraturan keselamatan yang diambil dari Safe Of Life At Sea (SOLAS).
6.Menentukan perlengkapan kapal.
Perlengkapan dikapal meliputi :
a. Peralatan geladak.
b. Peralatan bongkar muat.
c. Peralatan pengemudian.
a. Peralatan geladak.
Mencakup unit mesin windlass di fore castle deck
c. Peralatan pengemudian.
Yang paling penting dalam merencanakan peralatan pengemudian adalah memilih steering gear
(mesin penggerak kemudi). Untuk dapat memilih ukuran kemudi harus diketahui momen torsi pada
steering gear, besarnya momen torsi adalah perkalian gaya yang bekerja pada kemudi (bisa
diambil dari BKI Vol II) dan titik berat daun kemudi terhadap AP.