Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

2.1 Tujuan Pengujian


1. Mengetahui angka kekerasan suatu bahan.
2. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan bahan.
3. Mengetahui salah satu cara pengukuran kekerasan.
4. Mengetahui perubahan struktur pada setiap perlakuan.

2.2 Definisi Kekerasan dan Mikrostruktur


Kekerasan (hardness) adalah salah satu sifat mekanik dari suatu material. Selain itu,
kekerasan dapat juga didefinisikam secara sederhana tetapi dapat dikatakan sebagai
kemampuan untuk meregangkan material lain. Kemampuan untuk menahan scratch,
kemampuan untuk menahan deformasi elastis dibawah indentasi dan kemampuan untuk
menahan deformasi pengerolan. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya
untuk material yang dalam penggunaannya akan mengalami pergesekan (frictional force)
dan dapat di nilai dari ukuran sifat mekanis material yang diperoleh dari deformasi plastis
(deformasi yang diberikan dan setelah dilepaskan, tidak kembali ke bentuk semula akibat
indentasi oleh suatu benda sebagai alat uji). (Sari, p.27, 2018).
Mikrostruktur adalah benda mikroskopis yang diamati secara langsung menggunakan
mikroskop optik atau elektron. Dalam paduan logam, struktur mikro ditandai dengan
jumlah fase sekarang, proporsi mereka, dan cara distribusi atau pengaturannya. Struktur
mikro suatu alloy bergantung pada variabel-variabel seperti elemen-elemen paduan yang
ada, konsentrasi mereka, dan perlakuan panas pada alloy. (Callister, 2001, p 255)

2.3 Pelaksanaan Pengujian


2.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Spesifikasi alat dan bahan yang digunakan
Uji Kekerasan
1. Rockwell Type Hardness Tester
Digunakan untuk mengukur kekerasan pada spesimen.
• Merk : CV 600A
• Indentor Bola Rockwell : 1/16
• Indentor Intan : 120˚

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


2
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

• Buatan : Jerman
• Skala Pembebanan : HRA = 588N
HRB = 980N
HRC = 1471N

Gambar 2.1 Rockwell Type hardness Tester

2. Centrifugal Sand Paper Machine


Digunakan untuk menghaluskan benda kerja.
• Merk : Saphir 330
• Buatan : Jerman
• Diameter : 15cm
• Putaran : 120rpm
• Daya : 0.55kW
• Tegangan : 220 voltase

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


3
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Gambar 2.2 Centrifugal Sand Paper Machine

3. Dapur Listrik
Dapur ini digunakan untuk proses pemanasan (heating), penahanan
(holding), dan pendinginan (cooling) dalam dapur. Spesifikasi dapur listrik
yang digunakan adalah :.
• Merk : OPENBAU HOFFMAN
• Type : E/90
• Voltage : 220V
• Dava : 3 kW
• Suhu Max : 1100˚C
• Buatan : Austria

Gambar 2.3 Dapur Listrik

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


4
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

4. Tang Penjepit
Digunakan untuk mengambil benda uji dari dapur listrik pada proses
perlakuan panas.

Gambar 2.4 Tang Penjepit

5. Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu holding.

Gambar 2.5 Stopwatch

6. Kertas Gosok
Digunakan untuk membersihkan spesimen dari terak dan kotoran.

Gambar 2.6 Kertas Gosok

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


5
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

7. Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur dimensi spesimen.

Gambar 2.7 Jangka Sorong

8. Penggaris
Digunakan untuk mengukur dimensi spesimen.

Gambar 2.8 Penggaris

Uji Mikrostruktur
1. Mikroskop Logam
Digunakan untuk melihat mikrostruktur spesimen. Dalam pengujian ini
digunakan pembesaran 450 kali. Spesifikasi mikroskop logam yang
digunakan :
• Merk : Nikon
• Buatan : Jepang

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


6
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Gambar 2.9 Mikroskop Logam

2. Kamera
3. Etsa
Digunakan untuk memperjelas penampakan struktur mikro spesimen.
Etsa berupa cairan kimia yang akan bereaksi dengan atom tertentu pada
logam, terutama atom - atom yang tidak stabil, misalnya atom pada batas
butir. Etsa yang digunakan pada pengujian ini adalah nital, yang merupakan
campuran 1-5 ml white nitric acid dalam 100 ml ethyl/methyl alcohol 95-
100 %. Nital akan menggelapkan perlit, menampakkan batas butir cementite.

Gambar 2.10 Etsa

4. Metal Polish
Digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan permukaan
spesimen.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


7
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Gambar 2.11 Metal Polish

5. Kain Flanel
Digunakan untuk menghaluskan dan membersihkan spesimen dari metal
polish yang tersisa.

Gambar 2.12 Kain Flanel

b. Komposisi Kimia Spesimen

Tabel 2.1
Komposisi Kimia Spesimen
No Logam Komposisi Suhu Eutectoid %C
1 Mn 1.10 % 720 0,76
2 Si 0.25 % 730 0,76
3 Cr 0.55 % 840 0,37

c. Pergeseran Titik Eutectoid


Temperatur Eutectoid
∑(𝑇𝑐.%𝐶)
Tc = ......................................................................................... (2-1)
%𝐶
(720 x 0,76)+(730 x 0,76)+(840 x 0,37)
Tc = 0,76+0,76+0.37

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


8
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

1412,8
Tc =
1,89

Tc = 747,51 ˚C
Kadar karbon Eutectoid
∑(𝑇𝑐.%𝐶)
%C= ............................................................................. (2-2)
%𝐶
(720 𝑥 0,76)+ (730 𝑥 0,76)+ (840 𝑥 0,37)
%C=
840+730+725
1412,8
%C =
2290

%C = 0,616 %

Gambar 2.13 Contoh Pergeseran Titik Eutectoid

d. Bentuk dan Dimensi Spesimen


(Terlampir)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


9
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

2.3.2 Prosedur Pengujian


A. Uji Kekerasan
1. Spesimen dipanaskan dan di-holding dengan suhu dan waktu tertentu.
2. Spesimen dipindahkan dari dapur listrik ke bejana pendingin untuk proses
pendinginan pada media tertentu.
3. Siapkan permukaan benda kerja:
a. Ratakan kedua permukaan benda kerja menggunakan kikir dan amplas
kasar, sehingga kedua bidang permukaan tersebut sejajar.
b. Haluskan permukaan benda kerja menggunakan centrifugal sand paper
machine sampai betul-betul rata, halus dan siap diuji.
4. Siapkan perangkat uji kekerasan Rockwell C pada Rockwell Hardness Tester:
a. Memasang bandul beban (1471 N).
b. Memasang indentor intan.
c. Memasang benda kerja pada landasan.
a. Atur tuas pada posisi unloading.
5. Putar turn wheel searah jarum jam secara perlahan hingga benda kerja
menyentuh indentor tanpa mengalami impact, sampai jarum besar berputar
sebanyak tiga kali pada skala C dan jarum kecil bergerak dari titik hitam
menunju pada titik merah.
6. Dorong tuas pembebanan ke arah loading secara perlahan – lahan. Tunggu
hingga jarum besar pada skala berhenti dengan sendirinya.
7. Tunggu selama 10 detik dari saat berhentinya jarum, kemudian gerakkan tuas
ke unloading secara perlahan-lahan sampai maksimal. Dengan naiknya tuas,
jarum ikut berputar searah putaran jarum jam sampai akhirnya berhenti.
8. Baca harga kekerasan HRC pada saat jarum telah berhenti. Bacalah pada skala
C yang berwarna hitam.
B. Uji Mikrostruktur
1. Permukaan spesimen yang akan difoto diratakan dan haluskan dengan
centrifugal sand paper machine.
2. Permukaan spesimen dihaluskan dengan kertas amplas dan digosok dengan
autoso dan kain flanel sampai benar – benar mengkilap dan halus.
3. Permukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan dengan alkohol,
kemudian ditetesi cairan etsa.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


10
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

4. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam, kemudian fokus diatur sampai


didapatkan gambar yang jelas dengan pembesaran 450 kali.
5. Dilakukan pemotretan dengan kamera, kemudian hasilnya dicetak.

2.4 Pengolahan Data


2.4.1 Analisa Mikrostruktur
A. Analisa Mikrostruktur Tanpa Perlakuan Panas

Gambar 2.14 Mikrostruktur material tanpa perlakuan

Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk dihitung
presentase warna hitam dan putih, dengan ukuran 1x1 menggunakan kertas millimeter.

Gambar 2.15 Daerah pengambilan sampel mikrostruktur material tanpa perlakuan

Tabel 2.2
Sampel dari Foto Mikrostruktur Tanpa Perlakuan

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


11
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Dari sepuluh sampel tersebut dapat diperoleh data sebagai berikut :


Tabel 2.3
Presentase Warna Hitam dan Putih Spesimen Tanpa Perlakuan Panas
No. Putih (%) Hitam (%)
1 98 2
2 88 12
3 83 17
4 95 5
5 83 17
6 92 8
7 89 11
8 94 6
9 90 10
10 93 7
∑ 905 95

Proporsi dari sampel (P1)


𝑛1 = 10 x 100 = 1000
𝛴 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ 905
𝑝1 = = = 0,715
𝑛1 1000

Standar deviasi sampel (δ1)


𝑞1 = 1 − 𝑝1 = 1 − 0,905 = 0,095
𝑝1 .𝑞1 0,905 x 0,095
δ1 = √ =√ = 0,0927
𝑛1 1000

Dari tabel distribusi standar dengan α = 5% maka diperoleh nilai Z (α⁄2) = ± 1,96
interval penduga rata – rata proporsi warna putih :
α α
p1 − Z ( 2 ) × δ1 < p1 < p1 + Z (2 ) × δ1 ...................................................... (2-3)

0,905 − (1,96 × 0,0927) < p < 0,905 + (1,96 × 0,0927)


0,72 < p < 1,08
Jadi proporsi warna putih untuk foto mikrostruktur logam tanpa perlakuan panas
berkisar antara 0,72 sampai 1,08 dengan tingkat keyakinan 95%.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


12
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

B. Analisa Mikrostruktur Dengan Perlakuan Panas

Gambar 2.16 Mikrostruktur material dengan perlakuan panas 750°C media pendingin
tungku

Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk dihitung
presentase warna hitam dan putih.

Gambar 2.17 Daerah pengambilan sampel mikrostruktur material dengan perlakuan

Tabel 2.4
Sampel dari Foto Mikrostruktur dengan Perlakuan Panas 750°C Media Pendingan
Tungku

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

Dari sepuluh sampel tersebut dapat diperoleh data sebagai berikut :

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


13
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Tabel 2.5
Presentase Warna Hitam dan Putih Spesimen Perlakuan Panas 750°C Media Pendingin
Tungku
No. Putih (%) Hitam (%)
1 41 59
2 91 9
3 76 24
4 96 4
5 82 18
6 86 14
7 91 9
8 98 2
9 82 18
10 78 22
∑ 821 179

Proporsi dari sampel (P2)


𝑛2 = 10 x 100 = 1000
𝛴 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ 821
𝑝2 = = = 0,179
𝑛2 1000

Standar deviasi sampel (δ1)


𝑞1 = 1 − 𝑝1 = 1 − 0,821 = 0,01212
p2 x q2 0,748 x 0,252
δ2 = √ = √ = 0,013729
n2 1000

Dari table distribusi standar dengan α = 5% maka diperoleh nilai Z (α⁄2) = ± 1,96
interval penduga rata – rata proporsi warna putih :
α α
p2 − Z (2 ) . δ2 < p2 < p2 + Z (2 ) . δ2 .......................................................... (2-4)

0,821 − (1,96 × 0,01212) < p < 0,821 + (1,96 × 0,01212


0,797244 < p < 0,844912
Jadi proporsi warna putih untuk foto mikrostruktur logam dengan perlakuan panas
750°C media pendingin tungku berkisar antara 0,797244 sampai 0,844912 dengan
tingkat keyakinan 95 %.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


14
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

C. Uji Beda Dua Proporsi


Untuk mengetahui perbedaan antara proporsi warna putih spesimen tanpa
perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas dilakukan pengujian dua
proporsi.
Hipotesa:
H0 : p1 = p2 (tidak ada perbedaan proporsi antara spesimen tanpa perlakuan dengan
spesimen yang diberi perlakuan )
H1 : p1 ≠ p2 ( terdapat perbedaan proporsi antara spesimen tanpa perlakuan dengan
spesimen yang diberi perlakuan )
Data untuk menghitung Zhitung
n1 = 1000
n2 = 1000
p1 = 0,905
p2 = 0,821
q1 = 0,095
q2 = 0,179
Perhitungan Zhitung
p1 −p2
Zhitung = p1 q1 p2 q2
........................................................................................... (2-5)
√ n + n
1 2

Zhitung
Zhitung = 5,49019608 = 5,5

Kedudukan Zhitung pada kurva normal adalah sebagai berikut:

-5.5 5.5
Gambar 2.18 Kurva Zhitung

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


15
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Dari kurva uji Z diketahui bahwa Zhitung terletak pada daerah tolak berarti ada
perbedaan antara presentase warna putih untuk spesimen tanpa perlakuan panas dan
spesimen dengan perlakuan panas 750°C media pendingin tungku.

2.4.2 Data kelompok


A. Analisis Kekerasan Spesimen Tanpa Perlakuan Panas
Tabel 2.6
Data Spesimen Tanpa Perlakuan Panas
No X [ X –𝑋] [ X –𝑋]2
1 5,0 0,3 0,09
2 4,7 0 0
3 5,1 0,4 0,16
4 5,0 0,3 0,09
5 3,9 -0,8 0,64
6 4,9 0,2 0,04
7 5,3 0,6 0,36
8 5,1 0,4 0,16
9 4,8 0,1 0,01
10 3,2 -1,5 2,25
Σ 47 0 3,8

Kekerasan rata-rata:
ΣX 47
̅
X= = = 4,7 HRC
n 10

Standar deviasi:
̅ ]2
Σ[X−X 3,8
δ=√ = √10−1 = 0,65
n−1

Standar deviasi rata-rata


δ 0,65
δ̅ = = = 0,205
√n √10
db = n − 1 = 10 − 1 = 9
Dengan α = 5 % maka nilai t tabel → t (α/2 ; d) = t (0.025 ; 9) = 2.26. Interval
penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas
X − {t(α⁄2 ; d) × δ} < μ < ̅
̅ X + {t(α⁄2 ; d) × δ}................................. (2-6)
4.7 − {2,26 × 0,205} < μ < 4,7 + {2,26 × 0,205}
4,236 < μ < 5,163

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


16
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Gambar 2.19 Kurva uji T spesimen tanpa perlakuan

Jadi kekerasan spesimen rata-rata tanpa perlakuan panas berkisar antara 4,236
HRC sampai 5,163 HRC dengan tingkat keyakinan 95 %.
B. Analisa Kekerasan Spesimen Dengan Perlakuan Panas

Tabel 2.7
Data Spesimen Perlakuan Panas 750°C Media Pendinginan Tungku
No X [ X –𝑋] [ X –𝑋]2
1 2 -2,1 4,41
2 4,8 0,7 0,49
3 4,9 0,8 0,64
4 4,1 0 0
5 5,0 0,9 0,81
6 5,0 0,9 0,81
7 4,0 -0,1 0,01
8 4,7 0,6 0,36
9 3,5 -0,6 0,36
10 3,0 -1,1 1,21
Σ 41 0 9,1

Kekerasan rata-rata
ΣX 41
̅
X= = = 4,1 HRC
n 10
Standar deviasi
̅ ]2
Σ[X−X 9,1
δ=√ = √10−1 = 1
n−1

Standar deviasi rata-rata


δ 1
δ̅ = = = 0.316
√n √10
db = n − 1 = 10 − 1 = 9

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


17
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

Dengan α = 5 % maka nilai t tabel → t (α/2 ; d) = t (0.025 ; 9) = 2.26. Interval


penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas
X − {t(α⁄2 ; d) × δ} < μ < ̅
̅ X + {t(α⁄2 ; d) × δ}................................. (2-7)
4,1 − {2,26 × 0,316} < μ < 4,1 + {2,26 × 0,316}
3,385 < µ < 4,814

Gambar 2.20 Kurva uji T spesimen dengan perlakuan panas 750°C media pendingin
Tungku

Jadi kekerasan spesimen rata-rata dengan perlakuan panas 750°C media


pendingin tungku berkisar antara 3,385 HRC sampai 4,814 dengan tingkat
keyakinan 95%.
C. Uji Beda Dua Rata-Rata
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kekerasan pada spesimen tanpa
perlakuan dan dengan perlakuan panas dilakukan uji beda dua rata-rata dengan uji
standart t.
Hipotesa:
H0 : µ1 = µ2 (tidak ada perbedaan kekerasan antara spesimen tanpa perlakuan
dengan spesimen yang diberi perlakuan)
H1 : µ1 ≠ µ2 µ2 (terdapat perbedaan kekerasan antara spesimen tanpa perlakuan
dengan spesimen yang diberi perlakuan)
Digunakan pengujian dua arah dengan :
α = 5% dan db = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (10 – 1) + (10 – 1) = 18
Maka nilai t tabel t (0,025; 18) = ± 2,101
Perhitungan thitung
̅̅̅̅
X1 −X̅̅̅̅
2
t hitung = ............................................................ (2-8)
{(n −1)×δ2 2
1 +(n2 −1)×δ2 }×( 1 + 1 )
√ 1
n1 +n2 −2 n1 n2

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


18
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

4.7 − 4,1
=
2 2
√{(10 − 1) × 0,65 + (10 − 1) × 1 } × ( 1 + 1 )
10 + 10 − 2 10 10
0,6
=
√3,8025 + 9 × 2
18 10
t hitung = −1,590834910282977 = 1,591

Kedudukan thitung pada kurva distribusi t adalah sebagai berikut :

-2,101 1,591 2,101

Gambar 2.21 Kurva THitung pada distribusi uji T spesimen perlakuan panas 750°C media
pendingin tungku

Pada kurva uji t diketahui bahwa thitung terletak didaerah terima. Hal ini
menandakan adanya perbedaan antara kekersan rata-rata spesimen tanpa perlakuan
dengan spesimen degan perlakuan panas 750°C media pendingin tungku, serta dapat
dikatakan bahwa perlakuan panas berpengaruh pada kekerasan spesimen.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


19
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
2.5 Pembahasan
Kelompok 05

HRC
HRC

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Tanpa Perlakuan Perlakuan 750o C, holding 60 menit,
pendinginan tungku
Perlakuan

Grafik 2.1 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Pada Spesimen

20
Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

a. Pengujian Mikrostruktur
Harga kekerasan suatu material dipengaruhi beberapa faktor seperti kadar karbon,
unsur paduan dan perlakuan panas yang ada pada praktikum ini. Pada pengujian kali
ini digunakan spesimen baja Bohler Amutits dengan komposisi kimia berupa 0.85%
C, 1,10% Mn, 0,25% Si, dan 0,55% Cr. Kadar karbon 0,85% mempengaruhi
kekerasan karena terbentuk fasa perlit dan sementit dimana perlit memiliki sifat keras
dan ulet sementara sementit memiliki sifat keras dan getas, unsur Mn-Si-Cr
memperkuat sifat mekanik dan ketahanan korosinya. Perlakuan panas yang diberikan
yakni pemasan pada suhu 750°C, holding 60 menit, serta pendinginan tungku
menjadikan spesimen bersifat ulet karena laju pendinginannya lambat sehingga
jumlah martensitnya sedikit menyebabkan menurunnya kekerasan baja jika
dibandingan dengan spesimen tanpa perlakuan panas.
Dari perlakuan tersebut setelah diuji kekerasannya didapatkan nilai kekerasan
rata-rata 4,1 HRC. Dengan perhitungan menggunakan rumus interval penduga
kekerasan spesimen diperoleh bahwa nilai kekerasan dari spesimen tersebut berkisar
antara 3,385 HRC sampai 4,814 HRC dengan tingkat keyakinan 95%, sedangkan pada
spesimen tanpa perlakuan didapatkan nilai kekerasan rata-rata 4,7 HRC. Dengan
perhitungan menggunakan rumus interval penduga kekerasan spesimen diperoleh
bahwa nilai kekerasan dari spesimen tersebut berkisar antara 4,236 HRC sampai
5,163 HRC dengan tingkat keyakinan 95 %.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai kekerasan spesimen perlakuan
panas 750°C media pendingin tungku memiliki kekerasan yang lebih rendah
dibandingkan dengan spesimen tanpa perlakuan panas ditinjau dari faktor – faktor
yang mempengaruhi sifat mekaniknya.
b. Pengujian Mikrostruktur
Dari faktor mikrostruktur kita dapat menghitung proporsi warna putih dan hitam
yang terbentuk. Diasumsikan bahwa putih ialah fasa ferrite dan hitam ialah fasa
pearlite. Tujuannya untuk mengetahui nilai kekerasan spesimen dengan cara
pendekatan atau perkiraan nilai kekerasan. Data yang didapatkan akan dimasukkan ke
dalam kurva z yang nantinya dapat dilihat dimana perbedaan dua proporsi itu terletak.
Jika terletak di dalam daerah tolak berarti ada perbedaan diantara keduanya dan
menurut data yang didapatkan beda dua proporsi terletak pada daerah tolak yaitu
terlihat perbedaan dari perbandingan dua proporsi warna hitam dan putih dari

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


21
Laporan Semester Ganjil 2018/2019
Kelompok 05 Pengujian Kekerasan dan Mikrostruktur

spesimen tersebut. Warna putih lebih mendominasi, artinya kandungan ferrite lebih
banyak. Ini menandakan bahwa spesimen bersifat ulet.

2.6 Kesimpulan dan Saran


2.6.1 Kesimpulan
1. Kita dapat mengetahui angka kekerasan suatu bahan dengan cara pendekatan maupun
analitis.
2. Kita dapat mengetahui perubahan struktur ditinjau dari perlakuan yang diberikan.
3. Perlakuan panas mempengaruhi nilai kekerasan yang dihasilkan spesimen.
4. Selain perlakuan panas ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi nilai kekerasan
dari bahan antara lain: media pendingin, suhu pemanasan, kadar karbon, serta unsur
paduan.
5. Fasa yang terbentuk pada spesimen adalah fasa ferrite karena pendinginannya yang
lambat di media pendingin tungku.
6. Mikrostruktur menunjukkan proporsi warna hitam dan putih. Proporsi warna hitam
dan putih yang terkandung pada spesimen tanpa perlakuan dan spesimen dengan
perlakuan panas 750°C media pendingin tungku memperlihatkan bahwa ada
perbedaan antara spesimen tanpa perlakuan dan spesimen dengan perlakuan panas
750°C media pendingin tungku.

2.6.2 Saran
1. Sebaiknya laboratorium memperbarui alat agar data yang didapatkan akurat.
2. Semoga di praktikum selanjutnya uji mikrostruktur dapat langsung dipraktikan oleh
praktikan supaya praktikan dapat mengetahui secara jelas cara penggunaan alat.
3. Asisten sudah cukup baik dalam menjelaskan mengenai materi tertentu.
4. Praktikan selalu memperhatikan timeline dan mempersiapkan laporan dengan sebaik
– baiknya agar bebas dari sidang. Sebaiknya praktikan selalu menjaga komunikasi
dengan asisten agar sesuatu yang dibingungkan bisa diselesaikan bersama.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


22
Laporan Semester Ganjil 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai