Anda di halaman 1dari 4

Resensi Novel

Oleh :

Fitri Nuril Islamy


08
XI Akselerasi

SMA Negeri 1 Gresik

Kekuatan Cinta di Pulau Laskar Pelangi


Judul buku
: Padang Bulan
Pengarang
: Andrea Hirata
Penerbit
: Bentang
Jumlah halaman
: 253
Tebal
: 20,5 cm
No. ISBN
: 978-602-8811-09-5
Setelah menulis Tetralogi Laskar Pelangi (Laskar Pelangi, Sang
Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov), Andrea Hirata kembali
menulis novel berdasarkan kisah hidupnya, yang tertuang dalam
Dwilogi Padang Bulan (Padang Bulan, Cinta di Dalam Gelas). Dengan
gaya khasnya, ia menulis buku Padang Bulan untuk A Ling, wanita
yang selalu ia cintai. Sebagian besar kisah dalam buku ini memang
menceritakan kegilaan cinta Ikal (Andrea Hirata) terhadap A Ling,
kenekatan Ikal untuk merebut hati A Ling yang tumbuh karena
perasaan cemburu. Tetapi tidak hanya sebatas itu saja, Andrea
Hirata, seperti biasa, dapat membuat kisah yang sederhana berubah
menjadi bermakna. Kisah cinta dalam buku ini diperkuat lagi dengan
kisah cinta sebuah keluarga yang terdapat di Pulau Laskar Pelanginya
Pulau Belitong, yaitu besarnya cinta yang diberikan Zamzami
kepada istrinyaSyalimah dan ketiga anaknya.
Novel ini dibuka dengan kisah yang sangat menyentuh pada
Mozaik 1 : Lelaki Penyayang, menceritakan tentang kisah cinta
antara Zamzami dan Syalimah:
Syalimah
gembira
karena
suaminya
mengatakan
akan
memberinya hadiah kejutan. Syalimah tak tahan.
Aiih, janganlah bersenda, Pak Cik. Kita ini orang miskin. Orang
miskin tak kenal kejutan.
Mereka tersenyum.
Kejutan-kejutan begitu, kebiasaan orang kaya. Orang macam
kita, ni? Saban hari terkejut. Datanglah ke pasar kalau Pak Cik tak
percaya
SuaminyaZamzamitahu benar maksud istrinya. Harga-harga
selalu membuat mereka terperanjat.
Telah lama kau minta, kata suaminya dengan lembut.
Syalimah kian ingin tahu. Waktu mengantar Zamzami ke
pekarangan dan menyampirkan bungkus rantang bekal makanan di
stang sepeda, ia bertanya lagi, Zamzami tetap tak menjawab.
Sudah bertahun-tahun kauinginkan, baru bisa kubelikan
sekarang, maaf.
Sejak mengenal Zamzami, Syalimah tahu ia akan bahagia hidup
bersama lelaki itu, meski, ia juga mahfum, ada satu hal yang harus
selalu ia hindari: minta dibelikan apapun. Sebab lelaki baik hati yang
dicintainya itu hanyalah lelaki miskin yang berasal dari keluarga
pendulang timah. Namun Syalimah tak perlu dibelikan harta benda
sebab Zamzami adalah harta yang paling berharga, melebihi

segalanya. Lelaki itu amat penyanyang pada keluarga, sehingga


Syalimah tak memerlukan harta apapun lagi di dunia ini.
Menjelang tengah hari, sebuah mobil pikup berhenti di depan
rumah. Dua lelaki mengangkat benda yang dibungkus dengan terpal
dari bak mobil itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Syalimah bertanya-tanya. Mereka tak mau menjawab.
Ia memberanikan diri dan melangkah pelan mendekatinya. Di
depan benda itu jantungnya berdebar-debar. Ia memejamkan mata
dan menarik terpal. Ia membuka matanya dan terkejut tak kepalang
melihat sesuatu berkilauan: sepeda Sim King made in RRC!
Bagitula cuplikan mozaik (bab) pertama dari novel ini, sudah
terlihat ciri khas dari sang pengarang, yang dapat mengungkapkan
kata-kata dengan begitu indah. Bab selanjutnya, akan diceritakan hal
yang mengejutkan tentang Zamzami, yang membuat hidup
Syalimah, Enonganak pertama mereka yang masih duduk di kelas
1 SD, dan kedua diknya berubah. Hal itu, terutama akan merubah
hidup Enong, sehingga Enong akhirnya menjadi wanita pendulang
timah pertama di pulau Belitong.
Tentunya, kisah cinta dan kehidupan keluarga Zamzami tadi
hanyalah bumbu dari novel ini. Selingan dari cerita cinta Ikal
kepada A Ling, gadis Tionghoa yang teramat is cintai. Kisah cinta Ikal
begitu terjal. Pertama, karena ayahnya tidak setuju atas perbedaan
agama Ikal dan A Ling. Kedua, di ujung perburuan cintanya yang
hampir sampai, ia dikejutkan oleh kabar dari Detektif M.Nurdetektif
swasta yang merupakan sahabatnya sendiri, bahwa hati A Ling telah
terlebih dahulu di rebut oleh pemuda tampan, multitalenta, dan yang
paling membanggakan, badannya tegap dan tinggi, ia bernama
Zinar.
Di situlah perjalanan cinta gila itu di mulai, di perjalanan inilah Ikal
bertemu Enong, dari sinillah ia belajar bermain catur untuk
mengalahkan Zinar di Lomba 17 Agustus di kampungnya, dan
melakukan berbagai hal nekat yang bahkan hampir merenggut
nyawanya.
Semua itu, di akhiri dengan sangat indah dan manis oleh Andrea
Hirata.
Banyak yang dapat kita ambil dari buku ini, bahwa persahabatan
itu agung, bahwa cinta itu indah meski gila, dan bahwa hidup tak
akan ada tanpa perjuangan.
Hampir tak ada kekurangan dari buku ini, semua kata-kata yang
Andrea ungkapkan begitu nyata, jelas, dan indah, sehingga kita akan
larut, masuk ke dalam ceritanya. Hanya pada bagian awal buku saja
yang membingungkan, karena cerita Enong dan Ikal berselangseling. Tapi semua itu bukan masalah, semua kebingungan itu tak
sebanding dengan kisah dan humor renyah yang ada di keseluruhan
novel, bahkan bagian akhir dari novel.

Andrea Hirata memang menyebut novelnya tulisan awur-awuran,


tapi bagi para pembaca, novel ini mengagumkan. Dua kata unutk
Padang Bulan : Luar Biasa. Novel ini disarankan untuk semua
kalangan, bagi anda yang sedang jatuh cinta, patah hati, bahagia,
sedih, susah, senang,
karena buku ini adalah sebuah gudang
semangat, gudang cinta untuk Indonesia, untuk dunia.
Selamat membaca.

Anda mungkin juga menyukai