PENDAHULUAN
Pendidikan dan perubahan sosial merupakan dua hal yang saling bertautan
satu dengan yang lainnya. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak
luas di masyarakat. Pendidikan merupakan lembaga yang dapat dijadikan sebagai
agen pembahatuan atau perubahan sosial dan sekaligus menentukan arah
perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan masyarakat. Sedangkan
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan
dengan arah perubahan yang ingin dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat
terjadi setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh
budaya dari luar.
1
Berdasarkan latar belakang tersebut , penulis akan membahas masalah tersebut
dalam sebuah makalah dengan judul “Perubahan Sosial (Sosial Change) dalam
Pendidikan”.
B. Rumusan Penulisan
1. Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial dalam pendidikan?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dalam
pendidikan?
3. Bagaimana dampak perubahan sosial terhadap pendidikan?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari perubahan sosial dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial
dalam pendidikan
3. Untuk mengetahui dampak perubahan sosial terhadap pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan sosial merupakan suatu yang bersifat universal, dan akan selalu
terjadi dalam berbagai tempat, kondisi ataupun situasi yang berbeda. Keadaan ini
kemudian menghasilkan pemahaman yang berbeda pula antara berbagai ahli
sosiologi dalam menafsirkan masalah perubahan sosial.
1. Invention
Yaitu proses perubahan yang mana suatu ide diciptakan dan
dikembangkan dalam masyarakat.
1
Didin Saripudin. Interpretasi Sosiologi dalam Pendidikan. (Bandung: Karya Putra Darwati,
2010), hlm. 88
2
Ibid, hlm. 89
3
2. Diffusion
Yaitu suatu proses yang mana ide-ide baru tersebut disampaikan
melalui suatu sistem-sistem hubungan sosial tertentu.
3. Consequence
Yaitu proses perubahan yang terjadi didalam sistem masyarakat
tersebut, sebagai hasil dari adopsi (penerimaan) maupun rejection
(penolakan) terhadap ide-ide baru.
seperti yang dijelaskan diatas, sudah tentu menyangkut tanggapan atau sikap
dari individu yang terlibat dalam perubahan itu sendiri. Bila dilihat secara garis
besar maka ada yang menerima maupun menolak perubahan tersebut. Menurut
schoorl yang dikutip leibo, ada 4 kategori orang atau kelompok yang terbuka
untuk suatu perubahan, yaitu :
4
Mereka ini sebenarnya setuju dengan masyarakat dan kebudayaan
yang ada, akan tetapi mereka tidak puas dengan kehidupan mereka di
dalamnya.
1. Immanent Change
Yang merupakan suatu bentuk perubahan sosial yang berasal dari
dalam sistem itu sendiri dengan sedikit atau tanpa inisiatif dari luar.
2. Selective contact change
Yaitu outsider secara tidak sadar dan spontan bahwa ide-ide baru
kepada anggota-anggota daripada sistem sosial.
3. Directed contact change
Yaitu apabila ide-ide baru, atau cara-cara baru tersebut dibawa
dengan sengaja oleh outsider.
3
Didin Saripudin. Interpretasi Sosiologi dalam Pendidikan. (Bandung: Karya Putra Darwati,
2010), hlm. 90
4
Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 195
5
telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses
pemberdayaannya.
Pendidikan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari sudut pandang
masyarakat dan dari sudut pandang individu. Pendidikan dari sudut pandang
masyarakat dapat dimaknai sebagai proses pewarisan kebudayaan dari generasi
tua ke generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berlanjut. Atau dengan
kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari
generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara.
Pendidikan dari sudut pandang individu dapat diartikan sebagai pengembangan
potensi yang terpendam dan tersembunyi dari diri individu. Setiap individu
memiliki potensi yang berbeda. Pengembangan potensi individu inilah yang
menjadi perhatian utama dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.5
5
Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 196
6
dimana dengan hal ini masyarakat di dorong untuk menghubung-hubungkan apa
yang didengar dengan apa yang dilihat, apa yang diinginkan dengan apa yang
dlakukan, apa yang dilakukan dengan apa yang diperoleh/
b. Penemuan-penemuan baru
6
Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan
Psikolonial. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 16-17
7
membutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta. Penemuan-
penemuan baru yang oleh Ogburn dan Nimkoff dinamakan sosial
invention yaitu penciptaan pengelompokan individu-individu yang
baru, atau penciptaan adat istiadat yang baru maupun suatu perilaku
sosial yang baru.
8
mengurangi arti kepuasaan akan keterlibatannya dalam kelompok.
Semakin masyarakat mampu mengembangkan mekanisme kompetisi
yang benar bagi para warganya dengan memberikan reward, maka
akan muncul suatu kreatifitas serta inovasi diantara anggota
masyarakat. Dari hal tersebut nantinya akan memunculkan penemuan-
penemuan baru diberbagai bidang.
9
Menurut definisi kedua tersebut, apabila sesuatu tidak
memiliki dua hal di atas, maka tidak bisa disebut ideologi,
melainkan sekedar paham.
10
1) Harus ada keinginan umum untuk mengadakan
suatu perubahan
2) Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puass
terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan
untuk mencapai perbaikan dengan perubahan
keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk
mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan
tersebut.
3) Adanya seseorang pemimpin atau sekelompok
orang yang dianggap mempu memimpin masyarakat
tersebut.
4) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu
tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa
tujuan tersebut terutama sifatnya kongkret dan dapat
dilihat oleh masyarakat.
5) Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-
keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan
serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat.
6) Diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya
perumusan suatu ideologi tertentu
7) Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu saat
dimana segala keadaan dan faktor adalah baik
sekalii untuk memulai dengan gerakan revolusi.
Apabila momentum yang dipilih keliru, maka
revolusi dapat gagal.
11
Kalian akhir-akhir ini sering mendengarkan berbagai
bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, baanjir dan lain-lain
menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-
dareah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya
ataupun mereka tetap tinggal ditempat tersebut dengan kondisi
yang berbeda disamping meninggalkan berkas berupa treauma.
12
C. Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan
Implikasi dari perubahan suatu sistem budaya yang dianut dalam masyarakat
mengakibatkan terjadinya pengaruh yang signifikan terhadap nilai-nilai budaya
tersebut dalam pelaksanaan pendidikan secara nasional. Sistem pendidikan harus
memperhatikan nilai-nilai budaya, karena budaya yang ada akan menolong
terjadinya pembudayaan dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.8
8
H.A.R., Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad
21,(Magelang, Tera Indonesia: 1999), hlm. 111.
13
Pendidikan akan sangat memerlukan pendidikan guna mempersiapkan masyarakat
itu sendiri dalam menghadapi perkembangan zaman itu. 9
14
1. Dampak Positif
Sisi positif dari sebuah perubahan sosial bagi pendidikan adalah dapat
meningkatkan taraf pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat
menghasilkan manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut.
2. Dampak Negatif
15
lembaga pendidikan yang mengikuti perkembangan dan mampu mempersiapkan
anak mereka untuk menghadapi masa depan. Jelaslah bahwa perubahan sosial
yang terjadi sangat berdampak pada pendidikan. 11
11
Syamsidar. “Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Pendidikan”. Al-Nafs, Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 2, Nomor 1 Desember 2015. hlm. 83-92
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18