Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Pendidikan sejak dahulu hingga sekarang merupakan suatu hal terpenting


dalam hidup manusia. Pendidikan memberikan kemajuan pemikiran umat
manusia, sehingga taraf hidup meningkat. Dalam perkembangannya, pendidikan
berubah menjadi suatu sistem. Suatu sistem pendidikan yang tersusun secara
sistematis diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 ayat 1, yang
menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan melalui 3 jalur yaitu pendidikan
formal, nonformal,dan informal. Ketiga jalur pendidikan ini satu sama lain saling
berkait dan membutuhkan untuk melakukan perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat kelak. Selain ketiga jalur tersebut anak-anak Indonesia wajib
menempuh pendidikan “wajib belajar 12 tahun”, sebagai program pemerintah
dalam meningkatkan SDM masyarakat Indonesia.

Pendidikan dan perubahan sosial merupakan dua hal yang saling bertautan
satu dengan yang lainnya. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak
luas di masyarakat. Pendidikan merupakan lembaga yang dapat dijadikan sebagai
agen pembahatuan atau perubahan sosial dan sekaligus menentukan arah
perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan masyarakat. Sedangkan
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan
dengan arah perubahan yang ingin dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat
terjadi setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh
budaya dari luar.

Pendidikan mempengaruhi masyarakat yang pada akhirnya terjadi perubahan


sosial. Perubahan sosial sebagai bentuk inovasi yang berkaiatan dengan seluruh
aspek kehidupan manusia yang bertujuan meningkatkan kemakmuran.

1
Berdasarkan latar belakang tersebut , penulis akan membahas masalah tersebut
dalam sebuah makalah dengan judul “Perubahan Sosial (Sosial Change) dalam
Pendidikan”.

B. Rumusan Penulisan
1. Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial dalam pendidikan?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dalam
pendidikan?
3. Bagaimana dampak perubahan sosial terhadap pendidikan?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari perubahan sosial dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial
dalam pendidikan
3. Untuk mengetahui dampak perubahan sosial terhadap pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perubahan sosial Pada Pendidikan

Perubahan sosial merupakan suatu yang bersifat universal, dan akan selalu
terjadi dalam berbagai tempat, kondisi ataupun situasi yang berbeda. Keadaan ini
kemudian menghasilkan pemahaman yang berbeda pula antara berbagai ahli
sosiologi dalam menafsirkan masalah perubahan sosial.

Para sosiologi maupun antropolog telah banyak mempersoalkan pembatasan


pengertian perubahan sosial. Menurut Davis perubahan sosial yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Sedangkan Gillin dan Gillin mendefinisikan perubahan sosial sebagai suatu


variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi mapun
karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
Dari defusi itu mendapatkan gambaran bahwa perubahan sosial adalah adanya
cara baru yang berbeda dari sebelumnya yang terjadi ada perubahan geografis,
perubahan jumlah penduduk, perubahan idiologi dan nilai yang ada di
masyarakat.1

Ogburn mendefinisikan perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan


baik material maupun yang immaterial. Terutama menekankan pengaruh yang
besar dari unsur-unsur kebudayaan yang material terhadap unsur-unsur
immaterial.2

Menurut Jefta Leibo , proses perubahan memiliki 3 tahap, yaitu :

1. Invention
Yaitu proses perubahan yang mana suatu ide diciptakan dan
dikembangkan dalam masyarakat.

1
Didin Saripudin. Interpretasi Sosiologi dalam Pendidikan. (Bandung: Karya Putra Darwati,
2010), hlm. 88
2
Ibid, hlm. 89

3
2. Diffusion
Yaitu suatu proses yang mana ide-ide baru tersebut disampaikan
melalui suatu sistem-sistem hubungan sosial tertentu.
3. Consequence
Yaitu proses perubahan yang terjadi didalam sistem masyarakat
tersebut, sebagai hasil dari adopsi (penerimaan) maupun rejection
(penolakan) terhadap ide-ide baru.

seperti yang dijelaskan diatas, sudah tentu menyangkut tanggapan atau sikap
dari individu yang terlibat dalam perubahan itu sendiri. Bila dilihat secara garis
besar maka ada yang menerima maupun menolak perubahan tersebut. Menurut
schoorl yang dikutip leibo, ada 4 kategori orang atau kelompok yang terbuka
untuk suatu perubahan, yaitu :

1. Mereka yang tidak menyetujui keadaan


Yaitu mereka yang selalu menolak untuk mengikuti kebiasaan
tertentu walaupun itu mungkin dalam hati saja. Ini disebabkan karena
pendidikan atau keyakinan-keyakinan tertentu.
2. Mereka yang acuh tak acuh
Adalah mereka yang tidak atau belum mengikuti kebiasaan tertentu
atau tidak merasa terikat olehnya. Misalnya, kaum muda yang belum
sepenuhnya terlibat dalam kebiasaan-kebiasaan baru sebagai hasil
perubahan. Atau orang-orang yang tidak langsung terlibat dalam kebiasaan
tertentu karena mereka tidak termasuk sub kultur dimana kebiasaan itu
berlaku.
3. Mereka yang tidak puas
Mereka ini mula-mula mengikuti kebiasaan tertentu, tapi kemudian
menjadi terasing mungkin karena berkenalan dengan alternatif lain.
Dilingkungan penduduk desa mereka itu terdapat diantara orang-orang
yang telah beberapa lama hidup di kota. Jadi, telah berkenalan dengan cara
hidup lain.
4. Mereka yang mengandung rasa dendam

4
Mereka ini sebenarnya setuju dengan masyarakat dan kebudayaan
yang ada, akan tetapi mereka tidak puas dengan kehidupan mereka di
dalamnya.

Menurut Rogers ada tiga kategori perubahan sosial, yaitu3:

1. Immanent Change
Yang merupakan suatu bentuk perubahan sosial yang berasal dari
dalam sistem itu sendiri dengan sedikit atau tanpa inisiatif dari luar.
2. Selective contact change
Yaitu outsider secara tidak sadar dan spontan bahwa ide-ide baru
kepada anggota-anggota daripada sistem sosial.
3. Directed contact change
Yaitu apabila ide-ide baru, atau cara-cara baru tersebut dibawa
dengan sengaja oleh outsider.

Adapun pengertian pendidikan dalam bahasa Yunani adalah Paedagogia


yang berarti pergaulan dengan anak. Konsep pendidikan tersebut kemudian dapat
dimaknai sebagai usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk membimbing atau memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan. Orang romawi melihat pendidikan sebagai
educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak
yang dibawa sejak dilahirkan di dunia. Bangsa jerman melihat pendidikan sebagai
erziehum yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam
atau mengaktifkan kekuatan potensi anak.4

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai,


yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani
kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib peradaban manusia. Tanpa
pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan
generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang,

3
Didin Saripudin. Interpretasi Sosiologi dalam Pendidikan. (Bandung: Karya Putra Darwati,
2010), hlm. 90
4
Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 195

5
telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses
pemberdayaannya.

Pendidikan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari sudut pandang
masyarakat dan dari sudut pandang individu. Pendidikan dari sudut pandang
masyarakat dapat dimaknai sebagai proses pewarisan kebudayaan dari generasi
tua ke generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berlanjut. Atau dengan
kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari
generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara.
Pendidikan dari sudut pandang individu dapat diartikan sebagai pengembangan
potensi yang terpendam dan tersembunyi dari diri individu. Setiap individu
memiliki potensi yang berbeda. Pengembangan potensi individu inilah yang
menjadi perhatian utama dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.5

Jadi dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan perubahan sosial


dalam pendidikan yaitu segala bentuk perubahan yang dialami oleh seseorang
yang ada dalam wilayah pendidikan.

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial dalam


Pendidikan

Smelser mengemukakan bahwa penyebab perubahan sosial harus dilihat dari


dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Oleh karena itu sangat
penting untuk melihat faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebab
timbulnya perubahan, arah perkembangan, dan konsekuensi dari perubahan sosial.
Faktor eksternal merupakan pengaruh yang timbul dari masyarakat luar dalam
suatu masyarakat tertentu. Konsentrasi pada kekuatan internasional, intersocietal,
dan intercultural. Sedangkan faktor internal merupakan inter relasi yang sifatnya
mutual dari nilai-nilai, struktur sosial, dan kelas yang melembaga didalam
masyarakat tertentu.

Apabila dilihat saat ini, terjadinya perubahan dalam masyarakat desa,


kebanyakan datang dari luar masyarakat. Terlebih dilihat dari segi komunikasi

5
Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 196

6
dimana dengan hal ini masyarakat di dorong untuk menghubung-hubungkan apa
yang didengar dengan apa yang dilihat, apa yang diinginkan dengan apa yang
dlakukan, apa yang dilakukan dengan apa yang diperoleh/

Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan adalah:6

1. Sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri (faktor internal)


a. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan perubahan


jumlah dan persebaran wilayah pemukiman. Wilayah pemukiman yang
semula terpusat pada suatu wilayah kekerabatan (misalnya desa) akan
berubah atau terpencar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya
penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya.
Berkurangnya penduduk dapat disebabkan perpindahan penduduk dari
desa ke kota atau dari daerah ke daerah lainnya. Yang mana
perpindahan penduduk ini dapat mengakibatkan kekosongan, misalnya
dalam bidang pemberian kerja dan stratifikasi sosial, yang
mempengaruhi lembagaa-lembaga kemasyarakatan.

b. Penemuan-penemuan baru

Penemuan baru yang berupa teknologi dapat mengubah cara


individu berinteraksi dengan orang lain. Perkembangan teknologi juga
dapat mengurangi jumlah kebutuhan tenaga kerja disektor industri
karena tenaga manusia digantikan oleh mesin yang menyebabkan
proses produksi semakin efektif dan efesien. Penemuan-penemuan
baru dapat dibedakan dalam pengertin discoveri dan invention.
Discoveri adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat,
ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu
atau serangkaian ciptaan individu. Discoveri baru menjadi invention
kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan
penemuan baru itu. Seringkali proses discoveri sampai ke invention

6
Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan
Psikolonial. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 16-17

7
membutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta. Penemuan-
penemuan baru yang oleh Ogburn dan Nimkoff dinamakan sosial
invention yaitu penciptaan pengelompokan individu-individu yang
baru, atau penciptaan adat istiadat yang baru maupun suatu perilaku
sosial yang baru.

Salah satu contoh dari terjadinya perubahan sosial yang


diakibatkan penemuan-penemuan baru, dapat dilihat dari sejarah
revolusi industri. Revolusi di Inggris disebabkan Inggris memiliki
modal yang cukup untuk mengembangkan industrinya. Modal itu
digunakan selain untuk biaya produksi dan penggajian pegawai, juga
setiap industri di Inggris menggunakan sebagian dananya untuk reset.
Dengan demikian perkembangan iptek menjadi sejalan dengan
perkembangan industri.

c. Pertentangan atau konflik

Proses perubahan sosial dapat terjadi akibat adanya konflik


sosial di masyarakat. Konflik sosial dapat terjadi manakala ada
perbedaan kepentingan atau terjadi ketimpangan sosial. Sebagaimana
kita ketahui, ketimpangan sosial akan dapat kita temukan dalam setiap
masyarakat, hal ini lebih disebabkan setiap individu memiliki
kemampuan yang tidak sama dalam meraih sumber daya yang ada,
misalnya sumber daya ekonomi. Perbedaan kepentingan akan
menyebabkan munculnya berbagai konflik sosial: antara penguasa dan
rakyat yang memiliki pandangan yang berbeda. Konflik-konflik sosial
tersebut secara langsung atau tidak langsung akan menghasilkan
sebuah perubahan sosial, misalnya pergantian penguasa, akomodasi
antara pihak-pihak yang bertikai, serta munculnya berbagai
kesepakatan atau peraturan baru. Suatu perubahan dapat muncul
karena suatu konflik atau kompetisi diantara individu atau kelompok
dalam masyarakat. Kerja sama lebih alamiah daripada kompetisi,
karena kompetisi sering dapat mempermudah produktifitaas atau

8
mengurangi arti kepuasaan akan keterlibatannya dalam kelompok.
Semakin masyarakat mampu mengembangkan mekanisme kompetisi
yang benar bagi para warganya dengan memberikan reward, maka
akan muncul suatu kreatifitas serta inovasi diantara anggota
masyarakat. Dari hal tersebut nantinya akan memunculkan penemuan-
penemuan baru diberbagai bidang.

d. Perubahan ideologi dalam suatu masyarakat.


Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Katanya
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18
untuk mendefinisikan “sains tentang ide”. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebaai cara memandang segala
sesuatu , sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis,
atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas
masyarakat yan dominan kepada seluruh anggota masyarakat.
Ideologi juga dapat didefinisikan sebagai aqidah ‘aqliyyah
(akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan
aturan-aturan dalam kehidupan. Disini akidah ialah pemikiran
menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup;serta
tantangan apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan . dari
definisi diatas, sesuatu bisa disebut ideologi jika memiliki dua
syarat, yakni:
1) Ide yang meliputi aqidah ‘aqliyah dan penyelesaian
masalah hidup. Jadi, ideologi harus unik karena harus bisa
memecahkan problematika kehidupan.
2) Metode yang meliputi metode penerapan, penjagaan, dan
penyebarluasan ideologi. Jadi, ideologi harus khas karena
harus disebarluaskan ke luar wilayah lahirnya ideologi itu.
Jadi, suatu ideologi bukan semata berupa pemikiran teoritis
seperti filasafat, melainkan dapat dijelmakan secara
operasional dalam kehidupan.

9
Menurut definisi kedua tersebut, apabila sesuatu tidak
memiliki dua hal di atas, maka tidak bisa disebut ideologi,
melainkan sekedar paham.

Ideologi sangat mempengaruhi perubahann karena manusia


bertindak berdasarkan ide. Ideologi berperan mencegah,
merintangi, membantu atau mengarahkan perubahan. Ideologi
sebagai sistem ide menghasilkan perilaku yang berusaha
mempertahankan tatanan yang ada atau merubah tatanan yang
ada. Perulaku manusia terkait dengan dorongan-dorongan fitrah
yang diarahkan oleh pemikiran dan pehamannya, dan selama
dorongan itu lahir dari adanya kebutuhan naluri dan jasmani,
sementara itu pemikiran dan pemahaman lahhir dari kepuasan
akal, maka kepuasan dan kebutuhan fisik inilah yang mengatur
perilaku manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

Adapun kebutuhan fisik-dengan segala bentuknya- tidak


akan pernah berubah dan berganti pada diri manusia, meskipun
penampakan dan kekuatan pendorongnya berbeda-beda. Hal ini
karena menyesuaikan dengan pengaruh faktor internal atau
eksternal yang ada pada manusia. Sementara itu, pemikiran dan
pemahaman akan berubah mengikuti bukti-bukti yang
menguatkan keyakinan sebelumnya atau perubahan pada
keyakinan tadi.

e. Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam masyarakat itu


sendiri.
Revolusi merupakan perubahan-perubahan yang cepat
mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok dari kehidupan
masyarakat.
Suatu revolusi dapat terjadi maka harus memenuhi syarat-
syarat, antara lain:

10
1) Harus ada keinginan umum untuk mengadakan
suatu perubahan
2) Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puass
terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan
untuk mencapai perbaikan dengan perubahan
keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk
mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan
tersebut.
3) Adanya seseorang pemimpin atau sekelompok
orang yang dianggap mempu memimpin masyarakat
tersebut.
4) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu
tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa
tujuan tersebut terutama sifatnya kongkret dan dapat
dilihat oleh masyarakat.
5) Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-
keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan
serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat.
6) Diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya
perumusan suatu ideologi tertentu
7) Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu saat
dimana segala keadaan dan faktor adalah baik
sekalii untuk memulai dengan gerakan revolusi.
Apabila momentum yang dipilih keliru, maka
revolusi dapat gagal.

2. Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (faktor eksternal):7

a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar


manusia.
7
Didin Saripuddin dan Udin S. Winaputra Interpretasi Sosiologis Dalam Pendidikan, (Karya Putra
Darwati: Bandung,2010), hlm. 98-100

11
Kalian akhir-akhir ini sering mendengarkan berbagai
bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, baanjir dan lain-lain
menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-
dareah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya
ataupun mereka tetap tinggal ditempat tersebut dengan kondisi
yang berbeda disamping meninggalkan berkas berupa treauma.

Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya


yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan
alam yang baru tersebut. Kemungkinan hal tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Suatu masyarakat yang mula-mula hidup berburu, kemudian
menerap di suatu daerah pertanian, maka perpindahan itu akan
melahirkan perubahan-perubahan dalam diri masyarakat tersebut,
misalnya timbul lembga kemasyarakatan yang baru yaitu
pertaniann

b. Peperangan dengan Negara lain,


Peperangan dengan Negara lain dapat pula menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan, karena biasanya Negara yang
menang akan memaksakan kebudayaannya pada Negara-negara
yang kalah. Contohnya dalam perang amerika dan irak yang
menyebabkan banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga
kemasyarakatan.
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Perubahan bersumber pada masyarakat lain, maka itu mungkin
terjad karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan
pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua
masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan
pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat
mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh
dari masyarakat lain itu.

12
C. Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan

Implikasi dari perubahan suatu sistem budaya yang dianut dalam masyarakat
mengakibatkan terjadinya pengaruh yang signifikan terhadap nilai-nilai budaya
tersebut dalam pelaksanaan pendidikan secara nasional. Sistem pendidikan harus
memperhatikan nilai-nilai budaya, karena budaya yang ada akan menolong
terjadinya pembudayaan dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.8

Pendidikan merupakan suatu bentuk dari perwujudan seni dan budaya


manusia yang terus menerus berubah, berkembang dan sebagai suatu alternatif
yang paling rasional dan memungkinkan untuk melakukan suatu perubahan atau
perkembangan. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial,
yang mana termasuk di dalamnya adalah pendidikan, sebab pendidikan ada dalam
masyarakat, baik itu pendidikan formal, informal, maupun non formal.

Pendidikan ada disebabkan adanya masyarakat yang berperan di


dalamnya, maka pendidikan dan masyarakat itu memiliki suatu hubungan yang
erat dan saling ketergantungan. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan suatu
bantuan yang di dalamnya terdapat pengabdian masyarakat sehingga masyarakat
itu semakin berkembang dan maju dengan adanya suatu pendidikan. Pendidikan
juga merupakan suatu proses pematangan dan pendewasaan masyarakat.

Pada zaman sekarang, terdapat perubahan sosial yang berjalan begitu


cepat tetapi ada juga yang berjalan dengan lamban, juga sangat berdampak pada
pendidikan, misalnya dengan bertambahnya penduduk yang cepat maka perlu
disediakan sekolah untuk menampung siswa, sehingga sarana pendidikanpun juga
harus dibangun lebih banyak. Lalu dengan perkembangan zaman dan perubahan
sosial itu pula kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan guna menghadapi
kehidupan yang semakin kompleks, Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap

8
H.A.R., Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad
21,(Magelang, Tera Indonesia: 1999), hlm. 111.

13
Pendidikan akan sangat memerlukan pendidikan guna mempersiapkan masyarakat
itu sendiri dalam menghadapi perkembangan zaman itu. 9

Upaya bangsa Indonesia untuk memberantas kebodohan dengan


mewajibkan pendidikan dasar dua belas tahun adalah satu upaya untuk
mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi. Seiring dengan berubahnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang
mampu membekali diri mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang
nantinya dapat digunakan dalam kehidupan nyata, maka perubahan sosial sebagai
akibat dari perubahan orientasi pendidikan juga akan terjadi.

Jika kita melihat perubahan sosial sebagai dampak dari berkembangnya


teknologi adalah dengan sangat mudahnya mengakses internet yang bagi
masyarakat yang tidak agamis dapat digunakan untuk hal-hal yang negatif, kita
juga bisa menyaksikan banyak kecurangan-kecurangan, ketidak jujuran, dan
banyak perbuatan negatif yang bertentangan dengan norma agama Islam sebagai
dampak dari perubahan sosial, karenannya sangat diperlukan sistem pendidikan
yang dapat mempersiapkan manusia untuk tidak melakukan perbuatan tersebut.

Dampak lain dari timbulnya perubahan sosial terhadap pendidikan adalah


dengan terus dikembangkannya kurikulum yang dapat menjawab tantangan
perubahan, juga dampak pada perubahan sistem manajemen pendidikan yang
berorientasi pada mutu (quality oriented), yaitu akan peningkatan kualitas
pembelajaran yang berkelanjutan menuju kepada pembelajaran unggul sehingga
menghasilkan output yang berkualitas.10

Perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat sangat berpengaruh


pada pendidikan, namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi berdampak
positif, tetapi ada juga perubahan sosial yang berdampak negatif bagi dunia
pendidikan, berikut sisi positif dan negatif dari suatu perubahan sosial terhadap
pendidikan :
9
Tirtosudarmo, Riwanto, Dinamika Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pemuda Di Indonesia,
(Jakarta: PT. Gramedia widiasarma Indonesia, 1994), hlm. 21.
10
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching,
2005), hlm.13.

14
1. Dampak Positif

Sisi positif dari sebuah perubahan sosial bagi pendidikan adalah dapat
meningkatkan taraf pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat
menghasilkan manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut.

2. Dampak Negatif

Sedangkan dampak negatif dari suatu perubahan sosial terhadap


pendidikan adalah ketidaksiapan pendidikan menerima perubahan yang begitu
cepat dan drastis, artinya lembaga pendidikan serta tenaga pendidik harus lebih
siap dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin berkembang dan terus
menerus berubah. Apalagi dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat
yang membuat banyak pengaruh budaya dari luar yang merasuk pada kehidupan
dan cara hidup. Siaran televisi dan akses internet yang mudah, menjadi tantangan
tersendiri bagi dunia pendidikan untuk mengantisipasinya, jika kita tidak siap
terhadap perubahan tersebut maka siapa pun akan tergusur, tetapi tidak jika para
pegiat pendidika senantiasa berinovasi dan berkreasi dalam mengantisipasi
perubahan tersebut, dengan menggunakan fasilitas teknologi tersebut.

Pengaruh perubahan sosial yang lainnya terhadap pendidikan adalah


terjadinya transformasi pemikiran dalam pendidikan, seiring dengan perubahan-
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, pendidikan juga mengalami
perubahan. Hal yang lebih konkrit dari pengaruh perubahan sosial terhadap
pendidikan adalah ketika perubahan sosial membawa kepada perbaikan ekonomi
masyarakat dan menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan akan hasil
teknologi seperti komputer atau laptop, maka ketika seorang anak yang mendapat
tugas dari gurunya untuk membuat karya tulis sederhana yang bahannya tersedia
lewat internet, maka secara langsung dan jelas dampak dan pengaruh adanya
perubahan sosial.

Dengan melihat perkembangan lembaga pendidikan yang berorientasi


pada IPTEK sebagai hasil dari berubahnya masyarakat, banyak visi sekolah yang
mengedepankan orientasi IPTEK, karena disisi lain masyarakat juga menuntut

15
lembaga pendidikan yang mengikuti perkembangan dan mampu mempersiapkan
anak mereka untuk menghadapi masa depan. Jelaslah bahwa perubahan sosial
yang terjadi sangat berdampak pada pendidikan. 11

11
Syamsidar. “Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Pendidikan”. Al-Nafs, Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 2, Nomor 1 Desember 2015. hlm. 83-92

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan:

1. Perubahan sosial dalam pendidikan yaitu segala bentuk perubahan yang


dialami oleh seseorang yang ada dalam wilayah pendidikan.
2. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial dalam
pendidikan terbagi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi: bertambahnya dan berkurangnya peduduk,
perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan baru, serta
pertentangan (conflict) masyarakat. Sedangkan faktor ekstternal meliputi:
faktor alam yang ada di sekitar lingkungan masyarakat dan peperangan.
3. Dampak perubahan sosial terhadap pendidikan terbagi dua yaitu dampak
positif dan dampak negatif. dampak positif yaitu meningkatnya taraf
pendidikan dalam kehidupan masyarakat, lalu dampak negatif yaitu
perubahan yang terlalu cepat dapat menimbulkan kebingungan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Didin Saripuddin dan Udin S. Winaputra 2010. Interpretasi Sosiologis


Dalam Pendidikan, Bandung : Karya Putra Darwati

Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran. 2005.


Jakarta: Quantum Teaching,

Syamsidar. “Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Pendidikan”. Al-


Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 2, Nomor 1 Desember 2015.

Tilaar ,H.A.R., 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional


dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia:

Tirtosudarmo, Riwanto, 1994. Dinamika Pendidikan dan Ketenagakerjaan


Pemuda Di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia widiasarma Indonesia,

18

Anda mungkin juga menyukai