HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………...... 1
DAFATAR ISI……………………………………………………………...... 2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………............................. 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………............... 3
C. Tujuan dan Manfaat……………………………………………................. 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut adalah beberapa aspek yang bisa menggambarkan masyarakat suku jawa
secara umum.
1) Kepercayaan
Kebanyakan orang Jawa percaya bahwa hidup manusia ini sudah diatur
dalam alam semesta, sehingga tidak sedikit dari mereka yang bersikap
3
nrimo, yaitu menyerahkan diri pada takdir. Selain itu, orang Jawa percaya
kepada kekuatan atau kesakten (kesaktian) yang terdapat pada benda-
benda pusaka, seperti: keris, gamelan, dan lain-lain. Mereka juga
mempercayai keberadaan arwah dan roh leluhur, dan mahluk-mahluk
halus seperti memedi, lelembut, tuyul, serta jin yang menempati alam
sekitar tempat tinggal mereka. Menurut kepercayaan, mahluk halus
tersebut dapat mendatangkan kesuksesan, kebahagiaan, ketentraman, atau
keselamatan. Tetapi sebaliknya ada juga mahluk halus yang dapat
menimbulkan ketakutan dan kematian.
2) Ekonomi
3) Kesenian
4
Masyarakat Jawa sangat kaya akan kesenian yang terdiri dari seni
bangunan, seni tari, seni musik, seni pertunjukan, dan seni kerajinan.
Salah satu unsur seni yang menonjol adalah seni musik. Gamelan
merupakan seni musik jawa yang sangat terkenal. Gamelan adalah jenis
alat musik pukul (perkusi) yang terbuat dari besi, kuningan, atau
perunggu. Seperangkat gamelan biasanya terdiri dari : gambang, bonang,
barang penerus, gender, slentem, sarom, peking, kenong, kempul, dan
gong. Selain itu gamelan juga dilengkapi dengan kendang, seruling, rebab,
dan siter.
4) Bahasa
Pada abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-20, bahasa Jawa aktif
ditulis menggunakan aksara Jawa terutama dalam sastra maupun tulisan
5
sehari-hari masyarakat Jawa sebelum fungsinya berangsur-angsur
tergantikan dengan huruf Latin. Aksara ini masih diajarkan di DI
Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebagai bagian dari muatan
lokal, namun dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-
hari.
Menurut beliau, kaum santri adalah penganut agama Islam yang warak,
manakala kaum abangan adalah penganut Islam pada nama saja atau
penganut Kejawen, dengan kaum priyayi merupakan kaum bangsawan.
Tetapi kesimpulan Geertz ini banyak ditentang kerana ia mencampurkan
golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Pengelasan sosialnya juga
dicemari oleh penggolongan kaum-kaum lain, misalnya orang-orang
Indonesia yang lain serta juga suku-suku bangsa bukan pribumi seperti
keturunan-keturunan Arab, Tionghoa dan India.
Orang Jawa terkenal sebagai suku bangsa yang sopan dan halus,
tetapi mereka juga terkenal sebagai suatu suku bangsa yang tertutup dan
tidak mau terus terang. Sifat ini konon berdasarkan sifat orang Jawa yang
ingin memeliharakan keharmonian atau keserasian dan menghindari
pertikaian. Oleh itu, mereka cenderung diam saja dan tidak membantah
apabila tertimbulnya percanggahan pendapat. Salah satu kesan yang buruk
6
daripada kecenderungan ini adalah bahwa mereka biasanya dengan
mudah menyimpan dendam.
Asal-usul suku Jawa banyak versinya. Versi yang paling populer adalah
bahwa leluhur orang Jawa adalah Ajiasaka, Pandita dari India yang datang ke
Jawa. Kisah Ajisaka dan murid-muridnya kemudian digunakan sebagai patokan
aksara Jawa (ha na ca ra ka ...).
Versi lain mengatakan nenek moyang orang Jawa datang dari sekitar
lereng Gunung Merapi. Karena di lereng dan kaki gunung Merapi berdiri
kerajaan Mataram kuno, yang mana mereka mendirikan Candi Borobudur.
Kerajaan Maratam Kuno kemudian pindah ke Jawa Timur karena bencana
dahsyat letusan Gunung Merapi yang bahkan membuat Borobudur terkubur
tanah.
7
SM. Namun, menurut studi genetik yang terbaru, masyarakat Jawa bersama
dengan masyarakat Sunda dan Bali memiliki rasio penanda genetik yang hampir
sama antara genetik bangsa Austronesia dan Austroasiatik.
Orang Jawa dikenal halus dan sangat tepo seliro. Juga tidak suka konflik.
Di lain pihak, di mata suku Non-jawa, orang Jawa di kenal penakut dan suka
main belakang. tapi, apapun dan bagaimanapun, orang Jawa adalah mayoritas di
Indonesia dan sangat mendominasi sektor pemerintahan dan kebudayaan.
8
badan hukum pun, suku jawa zaman dulu sudah menerapkan suatu model hukum
berupa hukum kebiasaan (adat istiadat).
Hukum kebiasaan atau adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial berupa
tradisi yang umumnya bersifat sakral yang mengatur tata kehidupan sosial
masyarakat tertentu. Adat istiadat ini sejak lama dianut, hidup, dan berkembang
dalam masyarakat tertentu, misalnya upacara pelaksaan perkawinan suku jawa.
Contoh hukum di atas menggambarkan bahwa suku Jawa kental akan adat
istiadat yang mereka sendiri menganggapnya sebagai sebuah hukum.
Hukum adat suku Jawa tercermin dari banyaknya upacara adat yang dalam
kepercayaan mereka upacara itu merupakan sebuah keharusan yang apabila tidak
dilakukan akan datang sanksi penguasa alam semesta (bencana).
9
Penelitian dalam rangka mencari fosil nenek moyang manusia di Sangiran
sudah dimulai sejak 1893 oleh peneliti Eugene Dubois. Dia menemukan
fosil manusia purba di Trinil, Ngawi, Jawa Timur, yang
dinamakan Pithecanthropus Erectus, artinya manusia kera yang berjalan
tegak.
Penelitian di Sangiran dilanjutkan kembali secara intensif sejak 1930
oleh J.P. van Es dan 1934 oleh GHR von Koenigswald.Tidak kurang dari
seribu alat-alat dari batu buatan manusia yang pernah tinggal disini
diketemukan.
Alat dari batuan kaldeson yang dipecahkan itu bisa dipergunakan untuk
memotong, menyerut dan untuk meruncingkan tombak. Oleh von
Koenigswald alat-alat itu disebut alat serpih dari Sangiran (The Sangiran
Flake Industry).
Meganthropus Paleojavanicus, manusia purba yang punya fosil rahang
atas yang ukurannya besar diketemukan ditahun 1936. Selanjutnya ditahun
1937 diketemukan fosil manusia purba yang dinamakan Pithecanthropus
Erectus. Penemuan spektakuler ini melibatkan banyak peneliti kondang
dari manca negara dan para ahli Indonesia seperti R.P. Soejono, Teuku
Yacob, S.Sartono, Hari Widianto dll.
Juga ikut terlibat berbagai lembaga peneliti seperti American Museum of
National History, Biologisch-Archaelogisch Institut, Groningen, Tokyo
University, Padova University, National d”Histoire Naturelle, Paris, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Yogyakarta dll.
Pemerintah RI telah menetapkan daerah Sangiran seluas 56 km2 sebagai
Daerah Cagar Budaya. Pada 5 Desember 1996, Situs Sangiran
oleh Unesco dinyatakan sebagai Warisan Budaya Dunia, World Heritage
List No. 593, dengan nama Sangiran Early Man Site, Situs Hunian
Manusia Purba Sangiran.
10
Menurut penelitian geologis, Situs Sangiran sudah muncul 3( tiga) juta
tahun lalu dan merupakan perbukitan dengan struktur kubah ditengahnya,
disebut Sangiran Dome.
Sekitar 1.8 hingga 1 juta tahun lalu ,daerah Jawa Tengah dan Timur
merupakan lembah ,yang sebelah selatan dibatasi Gunung Selatan, sebelah
utara oleh Gunung Kendeng. Lembah itu sebagian besar berupa danau dan
rawa-rawa. Disebelah timur lembah berupa lautan. Ditengah lembah ada
gunung a.l. Gunung Lawu Purba dan Gunung Wilis.
Pada saat itulah mulai muncul kehidupan manusia purba disekitar rawa-
rawa dan muara sungai Cemoro yang bersumber di Gunung Merapi. Homo
Erectus yang dikenal sebagai Java Man tinggal disekitar sungai Cemoro
sekarang dan kehidupannya berkembang terus dengan diketemukannya
ribuan alat-alat batu.
Selain fosil manusia purba, juga diketemukan fosil-fosil binatang purba
seperti: Gajah, Banteng, Kerbau, Rusa, Kuda Nil, hippopotamus dll. Kuda
Nil Sangiran ini ukuran besar dan beratnya duakali lipat dari kuda Nil
yang ada sekarang ini!
Temuan fosil manusia, binatang dan peralatan batu yang jumlahnya ribuan
bisa dilihat di Musium Sangiran.
Perkembangan budaya dari manusia purba menjadi manusia modern
berjalan dalam kurun waktu yang sangat lama. Ini adalah uraian dari segi
ilmiah mengenai keberadaan orang Jawa dan anak keturunannya yang
menghuni pulau ini sejak dahulu kala.
11
Saat seorang wanita suku Jawa mengandung dan usia
kandungannya sudah mencapai tujuh bulan, mereka akan
melakukan semacam ritual selamatan atau biasa disebut mitoni.
Salah satu ritual mitoni yang harus dijalankan oleh ibu hamil
tersebut adalah tingkeban.
12
c) Adat Istiadat Suku Jawa saat Upacara Kematian
13
BAB III
KESIMPULAN
Asal-usul suku Jawa banyak versinya. Versi yang paling populer adalah
bahwa leluhur orang Jawa adalah Ajiasaka, Pandita dari India yang datang ke
Jawa. Kisah Ajisaka dan murid-muridnya kemudian digunakan sebagai patokan
aksara Jawa (ha na ca ra ka ...).
Versi lain mengatakan nenek moyang orang Jawa datang dari sekitar
lereng Gunung Merapi. Karena di lereng dan kaki gunung Merapi berdiri kerajaan
Mataram kuno, yang mana mereka mendirikan Candi Borobudur. Kerajaan
Maratam Kuno kemudian pindah ke Jawa Timur karena bencana dahsyat letusan
Gunung Merapi yang bahkan membuat Borobudur terkubur tanah.
14
Seperti kebanyakan kelompok etnis Indonesia yang lain,
termasuk masyarakat Sunda, masyarakat Jawa merupakan bangsa
Austronesia yang leluhurnya diperkirakan berasal dari Taiwan dan bermigrasi
melalui Filipina untuk mencapai Pulau Jawa antara tahun 1500 SM hingga 1000
SM. Namun, menurut studi genetik yang terbaru, masyarakat Jawa bersama
dengan masyarakat Sunda dan Bali memiliki rasio penanda genetik yang hampir
sama antara genetik bangsa Austronesia dan Austroasiatik.
Suku jawa zaman dulu sudah menerapkan suatu model hukum berupa
hukum kebiasaan (adat istiadat).
Kajian Antropologi pada suku Jawa dapat dibagi ke dalam dua bidang,
yakni fisik dan budaya.
Pertama, kajian fisik diawali oleh penelitian mencari fosil nenek moyang manusia
di Sangiran pada tahun 1893 oleh peneliti Eugene Dubois. Dia menemukan fosil
manusia purba di Trinil, Ngawi, Jawa Timur, yang dinamakan Pithecanthropus
Erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak.
Kedua, kajian budaya, masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat
yang sangat kental. Adat istiadat suku Jawa masih sering digunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat. Mulai masa-masa kehamilan hingga kematian.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/8634429/Makalah_Sejarah_Suku_Jawa_11_35_AM
2. https://www.academia.edu/30579680/Makalah_Antropologi_Budaya_Suku_Jawa
3. https://travel.detik.com/travel-news/d-4921040/mengenal-suku-jawa-sejarah-dan-
kebudayaannya
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Jawa#:~:text=Suku%20Jawa%20(Bahasa
%20Jawa%3A%20Ngoko,Serang%E2%80%93Cilegon%20(Banten).
16