Anda di halaman 1dari 5

JENIS TARI SUMBAWA

TARI NGURI
Tari nguri merupakan tari kreasi baru yang bertemakan penyambutan dan
persembahan.Tari ini pada mulanya diilhami oleh suasana kehidupan seputar istana
sumbawa, ketika raja ditimpa duka beruntun, maka beberapa wanita dating menghadap
dengan tujuan menghibur, melahirkan ucapan yang lemah lembut (menyentu), istilah
daerahnya disebut ''Kuri'',sembari mempersembakan sesuatu yang mengurangi
kedukaan sang raja.
Pada dewasa ini tari nguri telah dihayati masyarakat pendukungnya.Sesuai tuntutan
perkembangan zaman maka tari ini semakin membuka jendela wawasannya, sebagai
tari penyambutan dalam menerima kunjungan kerja tamu terpandang dari pusat.
Nampak jelas dalam gerak tari ini tercermin gerak tanak,redat,linting,sere,basalunte dan
lain-lain yang merupakanTari Sumbawa.
TARI PASAJI
Tari Pasaji dengan gerakan nyema (persembahan) yang penuh santun, para gadis
terampil ini mempersiapkan pasaji, yaitu persembahan makanan yang sudah dimasak
kepada suoltan Sumbawa. Mereka dengan gerakan-gerakan dasar tari sumbawa juga
memperlihatkan bagaimana tatacara mempersiapkan pasaji, menunjukan hasil
karyanya kepada sultan, tatacara meletakan pasaji dan menyerahkannya.Gerakan
nyema (sembah) menjadi bagian penting dalam tarian ini. Hampir setiap perpindahan
gerak diawali dan diakhiri dengan nyema.
Tarian ini sangat dikenal oleh masyarakat dikecamatan Alas.Tari pasaji dapat
dipertunjukan dimana saja dan kapan saja sebagai hiburan bagi masyarakat dengan
lama pertunjukan sekitar 15 menit.
SENDRA TARI TANJUNG MENANGIS
Sendra tari ini diangkat dari cerita rakyat yang hidup diSumbawa.Cerita ini mengisakan
bagaimana seorang putrid raja yang sakit, jatuh cinta pada seorang tabib (dukun tua)
dari Ujung Pandang,Sulawesi Selatan yang bernama Zaenal Abidin yang telah
menyembuhkan dia dari penyakitnya.Setelah diketahui bahwa sang dukun yang
sengaja berpenampilan seperti orang tua ternyata seorang pemuda yang tampan.
Orang tua sang putri tidak rela anaknya kawin dengan dukun tersebut. Sang dukun
diusir oleh Raja, dan lari ke laut untuk kembali kenegerinya. Sang dukun yang adalah
seorang pemuda tampan, sampailah di sebuah tanjung. Sesampainya di tanjung
tersebut, sang pemuda sudah naik perahu, tinggallah seorang putri seorang diri di
tanjung tersebut merenungi nasibnya karena kasih tak sampai.
Diatas perahu Zaenal Abidin, pemuda sakti menembang lawas :
Kumenong si sengo sia intan e
Leng poto tanjung menangis
Kupendi onang kukeme.
Larinya sang pemuda tampan itu akibat fitnahan hulubalang raja yang tak ingin melihat
kedua insan itu hidup bahagia lahir bathin.Sendra tari ini dapat dipentaskan di
panggung terbuka atau di arena.

TARI RABINTER
Tari rabinter merupakan tari kreasi baru. Mencerminkan suatu rangkaian kegiatan
penyelenggaraan upacara adat seperti gunting bulu, khitan, tama lamong, perkawinan
dan lain-lain.
Upacara rainter adalah manipestasi rasa pengakuan, rasa pesona terhadap
Alhaq.Perpaduan antara unsur budaya local dan magis akhirnya berkembang menjadi
tradisi yang hingga kini tetap mengakar dalam hidup dan kehidupan tau samawa.
Tari rabinter memperagakan gerak-gerak hidup penuh misteri katakanlah ini suatu
praktek pengobatan tradisional yang sangat sugesti.Hal ini merupakan upaya
pemantapan semangat dalam rangka membentuk manusia Indonesia (tau samawa)
seutuhnya.
Dalam tarian ini nampak dengan jelas lahir dan hadir gerakan-gerakan dasar tari
Sumbawa.
TARI BALA CUCUK
Tari bala cucuk merupakan tari kreasi baru, yang bersumber dari unsure - unsure gerak
yang terdapat dalam tari daerah sumbawa.
Bala cucuk adalah kesatuan pasukan inti kerajaan Sumbawa untuk menghadapi
Belanda yang ingin menanamkan kesatuannya dikerajaan Sumbawa. Pasukan inti ini
beranggotakan orang - orang tangkas dan sakti. Latihan - latihan ketangkasan sering
dilaksanakan dengan maksud agar pada saat menghadapi musuh dengan kobaran
semangat yang membaja, berani, mantap dalam sikap perkasa menentang musuh.
Kesaktian dan ketangkasan pasukan bala cucuk diperagakan kembali lewat tari dalam
bentuk ngumang, sepakraga, bajola, kuntao / pencak silat dan kelahiran memakai
"pecunang" ( pelor emas yang sakti).
TARI AWI LAMPO
Awi lampo ( kain pengantin), garis besarnya memvisualisasikan gerakan betapa kedua
pengantin mengenakan / memakai awi lompo pada saat akan dimandikan sebelum naik
pelaminan. Fungsi sang dukun memegang peranan penting dalam menyelaraskan
hubungan cinta mereka. Usai duduk basai dan segera memasuki cinta mereka, melalui
malam pertama yang asyik masyhuk, maka pagi harinya kedua pengantin dimandikan
dengan air bauran aneka bunga yang harum semerbak. Awi lompo ( kain pengantin )
membuktikan bahwa mereka ( terutama pengantin wanita ), memang pisiknya dalam
keadaan suci murni.
TARI DADARA BOTO
Tari dadara boto merupakan tari kreasi baru yang diramu dari gerakan dasar tari khas
daerah Samawa. Tari ini mengungkapkan berbagai kegiatan terutama yang
berhubungan dengan kerja tangan / ketrampilan kaum wanita.
Tema yang divisualisasikan sangat relevan dengan suasana pembangunan yang
digalakkan pemerintah sekarang ini.

TARI EMPAR SAMAWA


Tari empar Samawa berarti suatu tameng / filter masyarakat Sumbawa dalam
mengahdapi masuknya tata nilai baru yang bertentangan dengan pandangan hidup tau
samawa. Perubahan dan perkembangan zaman membawa pengaruh pada tata nilai
yang menjadi anutan pada masyarakat pendukungnya.
Hal ini tak dapat dihindari berpengaruh pula pada tata nilai yang menjadi anutan
masyarakat sumbawa. Sebagai cermin sikap keterbukaan dengan dilandasi
pertimbangan sikap yang bijaksana dan memadukan berbagai unsure tatanan terbaik
dari proses akulturasi akan membawa masyarakat pada suatu harmoni, kebersamaan
terbuka, ramah tamah, sigap dan penuh dinamika dalam menjalani kehidupan.
Tari empar samawa memvisualisasikan gerak dinamik mengikuti alur kehidupan serasi,
harmonis dan berazaskan kekeluargaan, yang mengacu pada motto daerah Kabupaten
Sumbawa, Sabalong Samalewa.
TARI PAPANCAR
Upaya mempercantik diri agar tampil lebih sempurna, digemari oleh setiap wanita sejak
zaman lampau. Tradisi inipun dikenal pula oleh wanita - wanita samawa. Seperti
adanya tradisi "rapancar" sebagai salah satu kelengkapan tata rias ( memerahkan kuku
jari tangan)
Rapancar sering dilakukan oleh para gadis ataupun ibu - ibu terutama menjelang
ramadhan, dan mejadi salah satu syarat wajib bagi setiap calon pengantin, disamping
rapancar juga digunakan sebagai obat.
Bertolak dari tradisi inilah kemudian lahir tari rapancar sebagai tari kreasi baru. Tari ini
diramu dengan gerak lunte, rempak sisik, ulat bejengkal, tanak linting sere, nyengal,
bagintik dll. Gerak - gerik dimaksud bersumber dari gerak dasar tari Sumbawa.
TARI REDAD
Redad merupakan tari tradisional yang pada penampilannya mengikuti penampilan
musik tradisional ratib rebana ode, sebagai bagian yang tak terpisahkan. Biasa ditarikan
kaum pria Sumbawa sambil menembang syair - syair hadrah dan dilakukan duduk
bersyaf.
Melalui berbagai upaya dan pengelolaan dengan gerak dasar tari sumbawa serta
pemanfaatan rebana sebagai property pendukungnya, lahirlah tari redad kreasi, olahan
komposisinya yang ditata sedemikian rupa dihajatkan agar tari ini dapat menjadi
sebuah pertunjukkan yang berdiri sendiri dari ratib rebana ode. Musik pengiring sudah
ditata untuk menunjang dinamika tari.
TARI SAKEDE
Tampi, ternyata memiliki fungsi fungsi ganda dalam kehidupan, termasuk kehidupan
suku bangsa samawa, sebagaimana tampak dalam kebiasaan sehari - hari, terutama
dalam proses mengolah padi menjadi beras, seperti barangin, nepi, sakede, barerok,
basaresi, badidik dan lain - lain. Disamping fungsi lain sebagai wadah junjungan
( sunggian ), alas makanan dll.
Dari beragam fungsi tampi inilah lahir tari sakede : ( sakede ; proses memisahkan beras
dari gabah ) yang diramu denga gerak dan gaya tari samawa seperti : lunte, jempit,
gero polka, bakaliung, basarenjo, sere dll sehingga tari kreasi baru sakede ini lebih

dinamis.
Rias dan busana telah digarap sedemikian rupa tanpa meninggalkan prinsip dasar rias
dan busana Sumbawa.
TARI TAMA KENGKAM
Tama kengkam adalah sebuah tari sumbawa garapan baru yang mengetengahkan sisi
lain dari bagaian adat perkawinan zaman lampau. Berangkat dari kebiasaan yang
mewarnai kehidupan suku SAMAWA pada zaman silam itu, dimana orang tua sangat
berperan untuk menentukan calon suami bagi putrinya. Alasan dari pihak orang tua,
mereka takut anak gadisnya salah pilih dan kawin selarian, dimana kawin selarian ini
dianggap melanggar adat dan tercela ( merari nan ila ).
Tama kengkam berarti masuk pengitan. Dalam fase tama kengkam ini ada upaya
mendewasakan kehidupan, dimana cintapun dating kemudian melalui proses yang
cukup lama.
TARI ARIS TANEWANG
"Aris Tanewang" berarti arus yang menggelora merupakan gambaran sikap pemuda
pemudi pesisir dalam semangat hidup yang bergejolak untuk mencapai masa depan
yang lebih cerah.
Tari ini adalah garapan baru yang diramu berdasarkan gerak dasar tari sumbawa,
seperti tanak linting sere, lunte, rempak sisik, ngumang dll dan cendrung sebagai tari
pergaulan.
TARI MATA RAME
Tari ini mengedepankan atau menvisualisasikan suasana gotong royong muda mudi
disaat menuai padi disawah. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meninggalkan gairah kerja
sehingga kelelahan fisik sirna.
TARI NGUMANG RAME
Sembari mengacung tangan keatas tempik sorak beberapa pemuda remaja suatu
pernyataan kegirangan untuk memulai suatu kerja gotong royong yang bersemi di hati
penduduk pedesaan.
Pernyataan semangat yang meluap - luap ini kita jumpai pula dalam permainan rakyat
yang diahayati masyarakat pendukungnya. Melakukan kontak social yang berazaskan
kekeluargaan ini adalah cirri khas masyarakat agraris. Kemarin, kini dan esok akan
membahana dalam hati mereka yang cinta damai.
Tari ngumang rame milik remaja yang sangat intent dengan dunia remaja kini dan nanti.
DRAMA TARI LALU DIA-LALA JINES
Drama tari Lalu dia-lala Jines diangakat dari cerita rakyat sumbawa yang hingga kini
masih dihayati masyarakat pendukungnya terutama penduduk sumbawa barat ( Alas,
sateluk, Seran, Taliwang ). Drama ini melukiskan kisah - kisah penuh romantik antara
pemuda tampan lalu dia dari Alas dengan gadis molek Lala jines dari seran sateluk.
Cinta mengatasi segala - galanya. Orang tua lala jines telah menerima pinangan Ran
Pengantan seorang duda dari garis bapak yang selalu membusungkan dada karena

tubuhnya mengalir darah bangsawan, yang melahirkan egosistis dan feodalistis.


DRAMA TARI DADARA PITU
Anak janda papa ina bangkal ; bernama Lepang Ijo. Anak satu - satunya itu merupakan
tumpuan kasih saying bundanya. Suatu hari Lepang Ijo sempat menyaksikan tujuh
dadara molek ( darara pitu ), putrid raja sedang mandi ditelaga bening airnya. Si
Lepang Ijo jatuh hati pada dadara bungsu ( Ade Upu ). Atas desakan Lepang ijo
akhirnya sang ibu memberanikan diri meminang putrid raja itu. Setelah mengalami
proses pinangan yang cukup menegangkan akhirnya pinangan itu diterima Raja. Raja
dan permaisurinya mengikuti keinginan putrinya.
Rupanya nasib telah ditakdirkan Tuhan baginya bersuamikan seekor katak hijau. Tentu
saja saudara -saudaranya membenci atas perlakuan adiknya yang menyimpang dari
adat kebiasaan keraton itu. Dalam perjalanan hidupnya duri -duri derita menusuk
telapak jiwanya. Tuhanpun mengangkatnya harkat dan derajat manusia sabar, tabah
menghadapi cobaan dan tantangan hidup. Untuk mencari warna hidup yang baru
akhirnya Lepang Ijo hijrah ketanah seberang atas seruan suara gaib yang menggugah
perasaannya. Setelah cukup lama pasrah dengan syarat berdoa padaNya, akhirnya ia
menjelma manusia sakti, penuh wibawa, atas kenyataan ini ia digelari : Datu Were
Ranggo.
Sifat serakah ( dengki, dendam, iri ) saudara Ade upu menjadi sirna berkat keluhuran
budinya.
Tertulis dalam lawas :
Ada intanku sakodeng
Kusangisi kotak mesir
Ya timal umak rampek ban
Balas dendam bukanlah penyelesaian yang dapat menentramkan keadaan yang diliputi
hidup. Kisah ini ( farabel ) merupakan cermin jiwa jaman lampau dengan latar belakang
social budayanya.
TARI KOSOK KANCING
Tari ini menceritakan mengambil air untuk upacara perkawinan. Air tersebut akan
dipergunakan untuk campuran bedak dan air tersebut harus diambil dari Peruma ero
( Sumber ). Pada waktu upacara mengambil air tiba, maka disiapkanlah peralatan
sebagai berikut : kosok - kancing setepek lontar, dila ( dibuat dari lilin lebah madu ),
yang diletakkan diatas tempurung kelapa, kemudian dimasukkan dalam pego ( bokor )
yang telah diisi dengan betek ( beras ketan yang digoreng tanpa minyak ), loto kuning
( beras kuning ), sebuah geleta ( kendi ) tempat air.
Setelah semua peralatan lengkap, maka berangkatlah rombongan tersebut yang terdiri
dari perempuan - perempuan ke parema ero, dengan dikawal oleh seorang laki - laku
yang membawa tear ( tombak ). Laki - laki ini bertugas sebagai penjaga keselematan
rombongan.Tari diakhiri dengan selesainya rombongan membawa air, pulang kerumah
penganten perempuan.

Anda mungkin juga menyukai