Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH BUDAYA DAYAK KALIMANTAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari matakuliah Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar Dosen Drs.Heri Purwanto, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Fernando Aditia Conrad C2157201072

Riyando Sugada Silitonga C2157201073

Ishak Kurniawan C2157201074

Aldhy Fernando C2157201075

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

( STMIK ) PALANGKA RAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan

rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini yang mengenai "BUDAYA DAYAK KALIMANTAN". Makalah ini

berisikan tentang kebudayaan penduduk Kalimantan tengah. Dimana masyarakat

yang tinggal di Kalimantan tengah itu kebanyakan suku dayak. Kemudian di ikuti

oleh suku-suku yang lainnya (pendatang) seperti orang banjar,orang bugis,orang

Madura,orang makasar dan masih banyak lagi. Kami menyadari bahwa makalah

ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan kami dalam

berbagai hal. Oleh karena itu kepada semua pihak kami sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah

kami ini.

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH BUDAYA DAYAK KALIMANTAN......................................................................1


KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumus Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
D. Manfaat.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Kalimantan Tengah....................................................................................................3
B. Rumah Adat...............................................................................................................4
C. Pakaian Adat..............................................................................................................6
D. Tarian Daerah............................................................................................................7
E. Lagu Daerah...............................................................................................................9
F. Alat Musik Tradisional..............................................................................................11
G. Senjata Tradisional...................................................................................................15
H. Upacara Adat...........................................................................................................16
I. Makanan Khas...........................................................................................................20
BAB III PENUTUP..........................................................................................................25
A. Kesimpulan..............................................................................................................25
B. Saran........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Hal

ini dapat dilihat dari kondisi sosio kultural, agama maupun geografis yang begitu

beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di wilayah Negara

kesatuan republik indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil.

Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku

yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu mereka juga

menganut agama dan kepercayaan yang beragam. Kebudayaan adalah salah satu

aset penting bagi sebuah Negara berkembang, kebudayaan tersebut untuk sarana

pendekatan sosial, simbol karya daerah, asset kas daerah dengan menjadikannya

tempat wisata, karya ilmiah dan lain sebagainya.

Dalam hal ini kebudayaan Kalimantan Tengah yang masih

mengedepankan budaya leluhurnya, sehingga kebudayaan tersebut sebagai ritual

ibadah mereka dalam menyembah sang pencipta yang dilatarbelakangi

kepercayaan tradisional yang disebut Kaharingan. Dari uraian di atas kami tertarik

untuk membuat makalah yang terkait dengan kebudayaan Kalimantan Tengah

secara lebih mendalam dengan mengambil judul "Keragaman Etnik & Budaya

Kalimantan Tengah".

1
B. Rumus Masalah

Apa dan bagaimana adat dan kebudayaan yang ada di Kalimantan

Tengah ?

C. Tujuan

Agar semua kalangan dari siswa-siswi sampai kalangan mahasiswa dapat

mengetahui kebudayaan penduduk Kalimantan tengah yang mempunyai beberapa

suku.

D. Manfaat

Agar semua kalangan mengetahui seluk beluk tentang kebudayaan

penduduk Kalimantan tengah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kalimantan Tengah

Adalah salah satu sebuah provinsi pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah

Kota Palangka Raya. Pada bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan

perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Khususnya kota

Sampit adalah daerah tanah gambut, namun daerah ini menjadi pertanian yang

sangat dikenal dengan buah nanasnya yang tumbuh subur. Kalteng berbatasan

dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta

Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembap yang dilintasi oleh garis equator.

Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai,

gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis

mendominasi alam daerah ini. Orangutan merupakan hewan endemik yang masih

banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Tanan Nasional T'anjung

Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin

Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan,

trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota

laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi

tinggi. Hutan mendominasi wilayah 80%. Lahan yang luas saat ini mulai

didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan

karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di

3
Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin

Timur. Berikut adalah keragaman budaya dari kalimantan Tengah.

B. Rumah Adat

Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang, Bentuk

rumahnya panjang, bawah kolongnya digunakan untik pertenun dan menumbuk

padi dan dihuni oleh lebih kurang 20 kepala keluarga. Rumah terdiri dari 6 kamar

antara lain untuk penyimpanan alat-alat perang, kamar untuk pendidikan gadis,

tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan dan ruang

tamu. Pada kiri-kanan ujung atap dihiasi tombak sebagai penolak mara bahaya.

Rumah betang dibangun memanjang dengan type bangunan yang kokoh dibuat

dari kayu yang berkualitas tinggi, yaitu kayu ulin, selain memiliki kekuatan yang

bisa berdiri sampai dengan ratusan tahun, kayu ini juga anti rayap. Adapun rumah

betang ini dibuat panggung adalah untuk melindungi penghuninya seperti

menghindari musuh yang dapat datang tiba tiba, binatang buas, ataupun banjir

yang terkadang datang melanda.Hampir semua betang dapat ditemui di pinggiran

4
sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan Ciri-ciri rumah betang yang

merupakan rumah adat Kalimantan Tengah antara lain :

A. Berbentuk panggung dan memanjang

B. Panjang rumah betang berkisar antara 30 50 m O Lebar rumah betang

berkisar antara 10- 30 m

C. Tinggi tiang rumah betang 3 5 m

D. Rumah betang dihuni oleh 100 - 150 jiwa.

Rumah Betang Kalimantan Tengah dapat dikatakan juga sebagai rumah suku.

karena selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghuninya

dan dipimpin pula oleh seorang Pambakas Lewu Bagian dalam betang terbagi

menjadi beberapa ruangan yang bisa dihuni oleh setiap keluarga Selain Rumah

Betang, di Kalimantan Tengah juga kita mengenal beberapa rumah adat lainnya

seperti Rumah Baanjung (Baánjung) adalah nama kolektif untuk rumah

tradisional suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai. Suku Banjar biasanya

menamakan rumah tradisonalnya dengan sebutan Rumah Banjar atau Rumah

Bahari.

5
C. Pakaian Adat

Pakaian adatnya pria Kalimantan Tengah berupa kepala berhiaskan bulu-

bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian bawah badan sebatas

lutut. Sebuah tameng kayu hiasan yang khas bersama mandaunya berada di

tangan. Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manik dan ikat pinggang.

Wanitanya memakai baju rompi dan kain (rok pendek), tutup kepala berhiaskan

bulu-bulu enggang, kalung manik, ikat pinggang dan beberapa gelang tangan.

Pakaian adat tersebut dinamakan sengkarut.

6
D. Tarian Daerah

1. Tari Tambun dan Bungai, merupakan sebuah tari yang mengisahkan

kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan

merampas panen rakyat.

2. Tarian Balean Dadas, merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi

mereka yang sakit.

7
3. Tari Sangkai Tingang, tari garapan yang memanfaatkan perbedaharaan

gerak tari tradisi ini menggambarkan sikap sekelompok wanita dalam

mencintai lingkungan hidupnya. Mereka berusaha dan berdoa agar burung

enggang yang indah tetap dilindungi kelestariannya.

8
E. Lagu Daerah

Provinsi yang beribuketa di Pontianak ini memiliki sei dan budaya khas

yang dimana Suku Dayak disini mendominasi kesenian tersebut. Salah satunya

adalah lagu daerah dan berikut contoh lagu daerah Kalimantan Tengah :

a. Lagu Naluya

Hie isa yaro hanye hoan taro

Hie isa yanai hanye hean tunai

Geresa hanye anak ku kalelo

Geresa hanye bun suku kahasan

Anakku kalele

Bun suku kakasan

b. Lagu Tumpi Wayu

Tumpi wayu lapat wayu

Palit ira tangkuraran

Tumpi wayu lapat wayu

Palit ira tangkuraran

Tulak hanyu muneng aku

Kala wundrung balır bayan

Tumpi wayu tuku hiring

Lelek pangut lawung lanyung

Tumpi wayu tuku hiring

Telek pangut lawung lanyung

Tulak hanyu muneng aku

9
Kala wundrung balu bayan

c. Oh Indang Oh Apang

Sasupak mawi aku

En auh mu dandau anak

Saketong longge-longget

Bajai penda batang

Manok pukong penda lisong

Manok jampa penda huma

Mbirang kajang penda bua

10
F. Alat Musik Tradisional

Diantaranya adalah :

1) Babun

Babun adalah alat music berbentuk bulat terbuat dari kayu, terdapat

lubang ditengah serta tiap sisinya dilapisi dengan kulit kambing. Babun

dimainkan dengan cara dipukul seperti halnya kendang.

2) Gadang Mara

Gandang mara ialah alat musik perkusi sejenis dengan ukuran

stengah sampai tiga perempat meter. Bentuk silinder yang terbuat dari

11
kayu dan pada ujung permukaan ditutup kulit rusa yang telah dikeringkan,

kemudian diikat dengan rotan agar kencang dan supaya lebih kencang lagi

diberi pasak.

3) Gandang Tatau

Gandang Tatau (gendang tunggal) adalah jenis Gandang yang agak

besar dan panjang. Panjangnya bisa mencapai satu-dua meter dengan garis

tengah atau diameter mencapai lebih kurang 40 centimeter. Pada Gandang

Tatau, salah satu bagian ujungnya dipasang membran yang terbuat dari

kulit sapi, rusa atau panganen (ular sawa atau piton) dan pada bagian

pangkalnya dibiarkan terbuka untuk menguatkan suara ketika membran

ditabuh. Gandang tatau biasanya digunakan pada upacara-upacara adat,

antara lain acara tiwah (upacara kematian, Red), bantang, wara dan

upacara penyambutan tamu dengan alat musik pengiring lainnya terdiri

atas gong sebanyak tiga-lima buah dan seperangkat kangkanong.

12
4) Katambung

Katambung ialah alat musik perkusi sejenis gendang yang biasa

digunakan dalam upacara-upacara adat. Ukuran panjang 75 cm terhuat dari

kayu ulin dan bagian yang dipukul dengan telapak tangan terbuat dari kulit

ikan buntal yang telah dikeringkan berdiameter 10 cm. Alat musik ini

biasa digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju yang tinggal di

Kalimantan Tengah dan di perkirakan berkembang sebelum abad 10

Masehi. Bentuk alat musik ini tergolong unik karena menyerupai labu

siam atau labu air. Ketambung digunakan pada upacara besar atau upacara

yang berkaitan dengan upacara gawi belom (memotang pantan) dan gawi

matey. Pada upacara gawi belom katambung digunakan untuk mengiringi

penyambutan tamu, sedangkan pada upacara gawi matey katambung

ditabuh pada saat upacara tiwah (kematian), termasuk pada upacara balian

ngarahang tulang (mengangkat tulang belulang), balian tantulak

13
(penguburan), dan balian untung (upacara syukuran setelah penguburan

maupun mengangkat tulang belulang). Cara Memainkan Cara memainkan

alat musik Katambung yaitu dengan cara menabuh agar katambung

mengeluarkan bunyi yang indah. tekniknya yaitu kulit membran di pukul

dengan jari tangan kanan. sementara tangan kiri memegang badan

katambung. atau di letakan di atas pelimping dengan posisi jari- jarinya

menjulur kedepantmenjuntai kebawah kulit membran), sedangkan bagian

tengah katambung cukup hanya dengan disanggah katamlbung biasanya

dimainkan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-7 orang.

pamimpinya oleh masayarakat setempat disebut upu.

5) Kecapi

Kacapi adalah alat musik petik yang terbuat dari kayu ringan. Di

masa lalu tali yang digunakan adalah tengang atau tali liat yang terbuat

14
dari kulit kayu, namun saat ini tengang dapat digantikan dengan tali nilon.

Dawai tali kecapi dapat dua, boleh juga tiga. Apabila tali kecapi dipetik

nada lağu dapat diatur. Suara kecapi biasanya untuk mengiringi karungut

dan Tari kinyah.

G. Senjata Tradisional

Senjata Tradisional Di Kalimantan Tengah senjata tradisionalnya adalah

mandau. Bagian hulunya dihiasi ukiran burung tinggang. sejenis burung enggang.

Menurut kepercayaan mereka, burung tinggang adalah penguasa seluruh alam.

Senjata terkenal lainnya adalah lunjuk sumpit, randu (sejenis tombak) dan perisai.

15
H. Upacara Adat

a) Upacara Tiwa

Upacara Tiwah merupakan acara yang paling terkenal adat suku

Dayak Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran

tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang sudah di buat.

Sandung adalah tepat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat

khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia. Mereka juga membuat

patung vang di persembahkan untuk orang yang meninggal tersebut.

Konon, patung ini akan semakin mirip dengan wajah orang yang

meninggal tersebut Upacara ini disertai dengan menombak kerbau sehagai

lambang menolak kejahatan dan nasib buruk.

16
b) Pakanan Sahur Lewu Dayak

Upacara "Pakanan Sahur Lewu Dayak" Suku Dayak di Kalimantan

Tengah (Kalteng) merupakan satu dari lima macam upacara ritual besar

khas Suku Dayak Kalteng Pakanan" berarti memberikan persembahan

berupa sesajen kepada para leluhur atau orang-orang suci. "Sahur"

diartikan sebagai leluhur atau dewa yang dipercaya menjaga kehidupan

manusia, memberikan kesehatan, keselamatan, perdamaian, berkah dan

anugerah bagi yang percaya kepada-Nya. "Lewu" sendiri dalam bahasa

Indonesia adalah berarti kampung atau desa tempat bermukimnya suatu

penduduk pada sebuah wilayah. Dengan demiklan. Pakanan Sahur Lewu

Dayak berarti memberikan sesajen kepada para leluhur atau para dewa

yang melindungi warga desa atau kampung sebagai tanda terimakasih atas

berkat dunia. Lewat ritual Pakanan Sahur Lewu Dayak ini diharapkan

masayarakat luas dapat hidup tentram, rukun dan damai serta mendapatkan

rejeki berlimpah dalam mengarungi hidup. Upacara ritual yang disebut

Pakanan Sahur Lewu bagi Suku Dayak ini biasanya dilakukan secara

berkala sekali dalam setahun. Umumnya Pakanan Sahur Lewu digelar

17
setelah panen berladang atau sawah dan bertepatan dengan tahun baru

kalender Dayak, yakni sekitar Bulan Mei dalam hitungan Kalender Masehi

Upacara Pakanan Sahur Lewu biasanya dipimpin oleh tokoh Agama

Kaharingan (agama orang dayak) dalam bahana setempat disebut sebagai

Basir. Kendatipun kegiatan ini umumnya dilakukan oleh penganut Agama

Kaharingan, namun tujuannya juga menyangkut kepentingan orang

banyak. Oleh karena itu, dewasa Ini acara Pakanan Sahur Lewu juga

sering mengikutsertakan tokoh dan kelompok agama lain. Selain sebagai

sarana untuk menyampaikan ucapan syukur pada Sang Kuasa, Pakanan

Sahur Lewu juga dimaksudkan sebagai wadah untuk menjalin semangat

persaudaraan dan kegotong royongan antar sesama dan pemeluk agama.

c) Upacara Adat Dayak Manyanggar

Istilah Manyanggar berasal dari kata "Sangga". Artinya adalah

batasan atau rambu-rambu. Upacara Manyanggar Suku Dayak kemudian

diartikan sebagai ritual yang dilakukan oleh manusia untuk membuat

batas-batas berbagai aspek kehidupan dengan makhluk gaib yang tidak

18
terlihat secara kasat mata. Ritual Dayak bernama Manyanggar ini

ditradisikan oleh masyarakat Dayak karena mereka percaya bahwa dalam

hidup di dunia, selain manusia juga hidup makhluk halus. Perlunya

membuat rambu-rambu atau tapal batas dengan roh halus tersebut

diharapkan agar keduanya tidak saling mengganggu alam kehidupan

masing masing serta sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan

kehidupan makluk lain. Ritual Manyanggar biasanya digelar saat manusia

ingin membuka lahan baru untuk pertanian,mendirikan bangunan untuk

tempat tinggal atau sebelum dilangsungkannya kegiatan masyarakat dalam

skala besar. Melalui Upacara Ritual Manyanggar, apabila lokasi yang akan

digunakan oleh manusia dihuni oleh makhluk halus (gaib) supaya bisa

berpindah ke tempat lain secara damai sehingga tidak mengganggu

manusia nantinya.

19
I. Makanan Khas

(1) Juhu Umbut Rotan

Umbut Rotan merupakan kuliner yang di miliki Suku Dayak, atau

dikenal dengan "uwut nang'e". Makanan yang berbahan dasar rotan muda

di buat dengan cara rotan muda dibersihkan kulitnya dibuang lalu dipotong

dalam ukuran kecil, lalu umbut rotan dimasak bersama dengan ikan baung,

bumbu dan terong asam. Kuliner yang satu ini mermpunyai rasa gurih,

asam, dan kepahit-pahitan yang terpadu dengan rasa manis dari daging

ikan, yang menjadikan kuliner ini khas rasanya.

20
(2) Kalumpe / Karuang

Kalumpe / karuang adalah sayuran yang dibuat dari daun singkong

yang ditumbuk halus. Kalumpe sebenarnya adalah bahasa Dayak Maanyan

dan karuang sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak "Ngaju". dalam

pengolahan kalumpe ini daun singkong ditumbuk halus dan dicampur

dengan terong kecil atau terong pipit. dengan tambahan bumbu bawang

merah, bawang putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Apabila anda

suka pedas maka anda boleh menambahkan cabe.biasanya kuliner ini di

sajikan dengan sambal terasi.

21
(3) Wadi

Wadi merupakan makanan berbahan dasar ikan kadang juga

memakai daging babi, Pengolahanya yaitu ikan atau daging yang hendak

diolah dibersihkan terlebih dahulu, selanjutnya direndam selama 5-10 jam

dalam air garam. Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan

mengering. Setelah cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu

sampai merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau

plastik kedap udara yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama

3-5 hari. Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu, Setelah

selesai, wadi harus diolah kembali antara lain dengan cara digoreng atau

dimasak.

22
(4) Bangamat / Paing (Kalong)

Bangamat merupakan kuliner yang dibuat dari kelelawar besar /

kalong. Cara pemasakannya yaitu paing yang akan dimasak dibersihkan

dengan membuang kuku, bulu kasar ditekuk dan punggung, serta ususnya.

selanjutnya sayap, bulu dan dagingnya dimasak. Biasanya untuk orang

Dayak Ngaju paing dimasak dengan bumbu yang lebih banyak kalau untuk

Dayak Maanyan, paing dimasak dengan bumbu yaitu serai dan daun

pikauk. Biasanya Paing dimasak bersama sayur hati batang pisang yang

dipotong potong, pisang yang di gunakan adalah pisang kipas. Ataupun

bisa juga dimasak dengan dengan sulur keladi.

23
(5) Juhu Umbut Sawi

Juhu Umbut Sawit adalah makanan yang sering di cari orang

pelancong yang sering ke tanah Dayak dan bagi suku Dayak, juhu umbut

kelapa ini merupakan kuliner favorit yang wajib dihidangkan di setiap

diadakan acara-acara seperti syukuran.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat

yaitu antara lain :

(a) Sebagian masyarakat kalimantan Tengah pada dasarnya masih sangat

menghargai kebudayaan tersebut dan juga sangat menghormati leluhur

mereka, karena dalam kehiduparn mereka sangat percaya pada leluhur

mereka, apapun yang ditinggalkan oleh leluhur mereka itulah yang wajib

dikerjakan dan mereka beranggapan bahwa bila ini tidak dijalankan maka

akan ada bencana bagi keluarga mereka dan juga orang yang ada disekitar

mereka.

(b) Kebudayaan yang ada di Kalimantan Tengah sangat unik dan menarik,

untuk itu kita harus menghargai dan senantiasa melestarikan kebudayaan

tersebut, karene itu juga merupakan aset kekayaan bangsa.

B. Saran

Sebagai warga Negara Indonesia kita perlu mengetahui kebudayaan-

kebudayaan yang ada di Negara kita sendiri. Kadang kita lebih mengenal budaya

yang ada di Negara barat melainkan budaya kita sendiri. Salah satu budaya dari

Negara kita adalah budaya suku dayak . Tentu bukan hanya budaya dayak yang

ada di negara Indonesia, melainkan masih banyak budaya-budaya yang belum kita

25
ketahui. Maka dari itu kita harus mengenal budaya kita sendiri mulai memberikan

wawasan kepada anak-anak sejak dini agar memahami beragam budaya yang ada

di Negeri tercinta ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

H.S, Salim. 2003. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Edisi Revisi, Cetakan

Pertama. Jakarta: Sinar Grafika.

Indradi, Yuyun. 2006. Kearifan Lokal: Potret Pengelolaan Hutan Adat di

Sungai Utik, Kapuas Hulu. Intip Hutan.

Maunati, Yekti. 2006. Indentitas Dayak, Komodifikasi dan Politik

Kebudayaan. Yogyakarta: LKIS.

Ridwan, Nurma Ali. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. STAIN:

Puwokerto.

Uluk, Asung, Made Sudana, dan Wollenberg, Eva. 2001. Ketergantungan

Masyarakat Dayak Terhadap Hutan di Sekitar Taman Nasional

Kayan Mentarang. Center of International ForestryReserach:

Jakarta.

Suparlan, Parsudi, 1981/82, “Kebudayaan, Masyarakat, dan Agama: Agama

sebagai Sasaran Penelitian Antropologi”, Majalah Ilmu-ilmu Sastra

Indonesia (Indonesian Journal of Cultural Studies), Juni jilid X

nomor 1. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia

Riwut, Tjilik. 1958. Kalimantan Membangun. Jakarta.

Riwut, Tjilik. 2003. Maneser Panatau Tatu Hiang : Menyelami Kekayaan

` Leluhur. Penerbit Pusaka Lima.

Wibowo, Arif. 2008. Hutan: Darah dan Jiwa Dayak.

http://www.nila-riwut.com/id/. Dalam Dokumentasi Tjilik Riwut Tantang

Jawab suku Dayak. Hlm 87..

Anda mungkin juga menyukai