Anda di halaman 1dari 41

34 Provinsi Tari Adat Tradisional Indonesia

Gambar Keterangan
By Posted on
34 Provinsi Tari Adat Tradisional Indonesia Gambar Keterangan – merupakan posting
jatikom kali ini ditujukan bagi para pecinta tarian adat tradisional serta menambah wawasan
rakyat indonesia agar dapat melestarikan kebudayaan bangsa kita tercinta ini. Karena Negara
Indonesia, mempunyai banyak sekali tarian-tarian daerah yang tersebar di seluruh provinsi di
Indonesia maka diperlukan informasi online agar selama nya dapat di abadikan, juga
ditujukan untuk tugas kliping tarian adat tradisonal sehingga mempermudah pengumpulan
data bagi para siswa-siswi. Masing-masing tari daerah mempunyai ciri-ciri dan mempunyai
ke-khasan tersendiri dibanding dengan tarian yang lain.

Table of Contents

1. Tari Tradisional Aceh


 Tari Saman

Tari Saman

Tari saman yaitu tarian asal suku hayo yang ada di Aceh. Tari saman ini mulai dimaksimalkan
mulai dari abad ke 14 oleh seorang ulama besar yang bernama Syekh Saman. Awalnya tarian
ini cuma sekadar permainan rakyat yang sebelumnya diberikan nama Pok Ane.

Kemudian kebudayaan Islampun masuk ke tempat Gayo sehingga dua kultur ini
berakulturasi, dan menyebabkana perubahan mulai dari lagu pengiring permainan Pok Ane
yang sebelumnya cuma sekadar komplemen, sekarang menjadi nyayian yang dipenuhi oleh
arti dan makna kebanggaan untuk Allah. Adat Islam ini juga mengubah sebagian gerakan tari
saman mulai dari gerakan tepukan tangan dan perubahan tempat duduknya.

 Tari Laweut Aceh


Tari Laweut Aceh

Tari Laweut merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Aceh. Pada
mulanya, budaya tarian ini berasal dari daerah Kabupaten Pidie diprovinsi Aceh, Indonesia.
Dengan seiring perkembangan zaman, budaya tari ini menyebar keseluruh daerah di Provinsi
Aceh.

Tari Laweut ini sering disebut juga dengan Tari Seudati Inong, dikarenakan dari segi jumlah
penari, gerakan-gerakannya, proses, pola tarian, dan teknik dari tarian ini sangat mirip seperti
Tari Seudati. Kedua tarian ini sama-sama ditarikan oleh 8 penari wanita dan 1 orang syahi
(penyanyi) musik yang sekaligus memimpin gerakan penari lainnya. Yang membedakan dari
kedua tarian ini yaitu kekhasan Tari Seudati menggunakan tepukan dada, sedangkan pada
Tari Laweut menggunakan tepukan paha dan bukan dada.

 Tari Tarek Pukat

Tari Tarek Pukat

Tari Tarek Pukat adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh. Tarian ini
biasanya dibawakan oleh sekelompok penari wanita yang menari dengan menggunakan tali
sebagai atribut menarinya. Tari Tarek Pukat ini merupakan tarian menggambarkan tentang
aktivitas para nelayan Aceh saat menangkap ikan di laut. Tarian ini biasanya sering
ditampilkan di berbagai acara seperti upacara penyambutan, acara adat, dan acara budaya

 Tari Bines
Tari Bines

Tari Bines merupakan tarian tradisional Aceh yang berasal dari kabupaten Gayo Lues. Tarian
ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Tarian
tradisional Bines ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka
berdakwah.Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil
menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari
melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya
berhenti seketika secara serentak.

Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya. Hal yang menarik dari
tari Bines adalah beberapa saat mereka diberi uang oleh pemuda dari desa undangan dengan
menaruhnya diatas kepala perempuan yang menari.

 Tari Didong

Tari Didong

Didong merupakan salah satu kesenian rakyat Gayo Aceh. Di dalam kesenian ini terdapat
berbagai perpaduan antara unsur vocal, tari dan sastra. Tari Didong sudah ada sejak zaman
dahulu, yaitu dimulai sejak zaman Reje Linge XIII. Kesenian Didong cukup memiliki
penggemar di dalam masyarakat. Ada dua kelompok masyarakat yang sangat menggemari
Didong yaitu masyarakat Bener Meriah dan Takengon.

Makna Tari Didong : Secara makna memang belum ada yang bisa merinci secara baku makna
dari Tari Didong. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kata ‘’didong’’ itu lebih mendekati
ke kata ‘’denang’’ atau ‘’donang’’. Jika diartikan maka kedua kata tadi bermakna ‘’nyanyian
sambil bekerja atau menghibur hati atau bersama-sama dengan bunyi-bunyian’’. Namun
selain itu ada pendapat lain tentang makma Didong, yaitu berasal dari kata ‘’din’’ dan
‘’dong’’. Disini ‘’din’’ memiliki arti agama dan ‘’dong’’ memiliki arti dakwah.

 Tari Rapai Geleng


Tari Rapai Geleng

Rapai adalah salah satu alat tabuh seni dari Aceh. Rapai (rebana) terbagi kepada beberapa
jenis permainan, rapai geleng salah satunya. Rapai Geleng dikembangkan oleh seorang
anonim Aceh Selatan. Permainan Rapai Geleng juga disertakan gerakan tarian yang
melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh
kekompakan dalam lingkungan masyarakat.

Terian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair (lagu-lagu) yang dinyanyikan,
kustum dan gerak dasar dari unsur tarian meuseukat.

 Tari Ula ula Lembing

Tari Ula ula Lembing

Adalah tarian yang berasal dari daerah Aceh Tamiang. Tarian ini dimainkan oleh 12 orang
atau lebih mereka berputar-putar ke sekeliling panggung seperti seekor ular. Tarian ini perlu
penjiwaan dan gerakan yang lincah dan ceria.

 Tari Ratoh Duek Aceh

Tari Ratoh Duek Aceh


Sekilas semua pasti menyangka tarian ini adalah Tari Saman yang tersohor itu. Namun, bagi
mereka yang mengenalnya mungkin tau bahwa tarian ini adalah kembaran yang tidak identik
dari Tari Saman. Meski keduanya sama-sama berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.

Tari Ratoh Jaroe ini merupakan perpaduan harmonis antara gerak badan dan tangan. Formasi,
kekompakan dan alunan musik rapa’i menjadi ciri khas tarian ini.

Tarian ini memiliki arti puji-pujian dan dzikir terhadap Allah SWT. Pasalnya, jika menilik
asal namanya, Ratoh berasal dari bahasa Arab yakni Rateb dan duek berasal dari bahasa Aceh
artinya duduk. Sehingga dapat diartikan bahwa tarian ini merupakan medium puji-pujian
terhadap Allah SWT yang didendangkan sambil duduk.

 Tari Pho

Tari Pho

Tari Pho adalah tari yang berasal dari Aceh. Perkataan Pho berasal dari kata peubae, peubae
artinya meratoh atau meratap. Pho adalah panggilan atau sebutan penghormatan dari rakyat
hamba kepada Yang Mahakuasa yaitu Po Teu Allah. Bila raja yang sudah almarhum disebut
Po Teumeureuhom.

Tarian ini dibawakan oleh para wanita, dahulu biasanya dilakukan pada kematian orang besar
dan raja-raja, yang didasarkan atas permohonan kepada Yang Mahakuasa, mengeluarkan isi
hati yang sedih karena ditimpa kemalangan atau meratap melahirkan kesedihan-kesedihan
yang diiringi ratap tangis. Sejak berkembangnya agama Islam, tarian ini tidak lagi ditonjolkan
pada waktu kematian, dan telah menjadi kesenian rakyat yang sering ditampilkan pada
upacara-upacara adat

2. Tari Tradisional Sumatera Utara


 Tari Tor-Tor Tujuh Cawan
Tari Tor-Tor Tujuh Cawan

Tor Tor Sipitu Cawan adalah salah satu jenis tari tor tor yang berasal dari budaya masyarakat
Batak di Sumatera Utara. Tarian ini sedikit berbeda dengan tari tor tor yang sering kita lihat.
Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan membawa
beberapa cawan yang ditaruh di bagian badan sebagai ciri khas dan property menarinya.

Tarian ini tergolong tarian sakral dan hanya ditampilkan di acara-acara tertentu saja. Selain
kesakralannya, tarian ini memiliki gerakan yang sangat unik dan cukup sulit, sehingga tidak
bisa dilakukan oleh sembarang penari. Namun karena itulah, Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini
tergolong sebagai tarian yang mempunyai nilai seni yang tinggi.

 Tari Endeng-Endeng

Tari Endeng-Endeng

Tari Endeng-endeng dapat dikategorikan sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi ini
lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau
malam pesta perkawinan oleh masyarakat.Tari ini menggambarkan semangat dan ekspresi
gembira masyarakat sehari- hari. Tari endeng-endeng merupan tari tradisi yang berasal dari
daerah Tapanuli Selatan. Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh
pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang
pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang
kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini
memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria,
sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan.

 Tari Toping-Toping
Tari Toping-Toping

Tari topingtoping adalah tarian tradisional masyarakat Batak Simalungun. Tari ini pada
awalnya diilakukan untuk menghibur keluarga kerajaan yang sedang berduka cita, namun
dalam perkembangannya, tari topingtoping dilakukan sebagai sarana hiburan masyarakat.

Tari topingtoping dilakukan oleh beberapa orang dengan mengenakan kostum berupa topeng
dan akan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Adapun penggunaan topeng pada tari
topingtoping ini terdiri dari 3 macam, yaitu Topeng dalahi (topeng yang menyerupai wajah
pria yang dikenakan oleh penari pria), Topeng Daboru (topeng yang menyerupai wajah
wanita dan dikenakan oleh penari wanita), dan Topeng Huda-Huda (Topeng yang menyerupai
paruh burung enggang, dibentuk dari jalinan kain). Topeng huda-huda ini dipercaya oleh
masyarakat Simalungun sebagai pengantar roh orang yang sudah meninggal kehadapan
Dibata (Dewa atau Tuhan).

 Tari Balanse Madam

Tari Balanse Madam

Tari Balanse Madam sebuah tari tradisional yang terdapat di Seberang Palinggam Kota
Padang, yang menjadi milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias Kota Padang. Tari
Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama yang
telah ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang
Palinggam.

Sejarah keberadaan Tari Balanse Madam tidak terlepas dari kehadiran bangsa Portugis di
pantai barat pulau Sumatera pada abad ke enam belas. Kedatangan bangsa Portugis ke Kota
Padang telah membawa dampak terhadap tumbuhnya kesenian di Padang waktu itu,
diantaranya tari Balanse Madam dan Musik Gamad. Nosafirman (1998: 2) menjelaskan
seabad sebelum tanggal 7 Agustus tahun 1669, Padang hanya berupa perkampungan
tradisional yang terletak di pinggiran pantai Sumatera bagian barat, yang kalah ramai
dibanding Tiku dan Pariaman. Namun kampung ini mulai ramai sejak orang-orang Portugis
dan Aceh berdatangan untuk berdagang ke Kota Padang pada masa itu.

 Tari Piso Surit

Tari Piso Surit

Tari Piso Surit adalah salah satu tarian tradisional masyarakat suku Batak Karo di Sumatera
Utara. Tarian ini termasuk tarian selamat datang yang biasanya ditampilkan secara
berkelompok oleh para penari pria dan wanita. Tari Piso Surit ini merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di Sumatera Utara, terutama di daerah Karo sebagai daerah
asalnya. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu agung,
acara adat, dan acara budaya.

Tidak banyak sumber yang menjelaskan tentang asal mula dan sejarah Tari Piso Surit ini,
sehingga masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun dari beberapa sumber yang ada,
Tari Piso Surit ini merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat suku Batak
Karo di Sumatera Utara. Nama tarian ini diambil dari kata “peso surit” yang dalam
masyarakat Batak Karo merupakan sejenis burung yang suka bernyanyi.

 Tari Guro-Guro Aron

Tari Guro-Guro Aron

Suku karo merupakan suatu suku yang ada di Indonesia, suku karo tinggal di tanah karo.
Dalam suku karo memiliki berbagai macam kesenian mau acara pesta, yang dimana salah
satu dari acara pesta Suku Karo adalah Guro-Guro Aron. Guro-Guro Aron berasal dari dua
kata yaitu Guro-guro yang artinya pesta namun bisa juga diartikan main-main, dan Aron yang
berarti Muda-Mudi. Namun, kata-kata Guro-guro Aron ini didepannya sering ditambah kata
Gendang yang berarti pesta dan upacara. Sehingga Gendang Guro-guro Aron dapat diartikan
sebagai suatu pesta permainan Muda-mudi. Yang dimana dalam hal ini acaranya merupakan
suatu tari-tarian yang dimainkan oleh para pemuda-pemudi Tanah Karo.

3.Tari Tradisional Sumatera Barat


 Tari Piring

Tari Piring

Tari Piring berasal dari Sumatera Barat, tepatnya di Solok. Pada awalnya, tari piring
dilakukan oleh perempuan dan laki-laki untuk membawakan sesembahan kepada para dewa
sebagai wujud rasa syukur atas masa panen yang memberikan hasil sangat memuaskan.
Mereka menari dengan sangat lincah sembari memegang piring-piring di telapak tangannya.
Terdapat tiga jenis variasi gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu tupai bagaluik (tupai
bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akal melilit).

 Tari Payung

Tari Payung

Tari payung adalah sebuah tari berpasangan yang dipentaskan dengan properti utama berupa
sebuah payung. Tarian ini sarat dengan nilai-nilai filosofis yang terkait dengan pola
kehidupan masyarakat ranah Minang. Berikut ini kami akan mengulas nilai nilai filosofis dari
tarian ini lengkap dengan sejarah, gerakan, iringan musik, setting panggung, serta penjelasan
lainnya yang masih terkait.

 Tari Indang
Tari Indang

Tari indang atau biasa disebut tari dindin badindin adalah sebuah tarian tradisional yang
berasal dari budaya masyarakat Minang, Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Tarian ini
sebetulnya merupakan sebuah permainan alat musik yang dilakukan secara bersama-sama.
Nama indang sendiri berasal dari nama alat musik tepuk yang dimainkan pada tarian ini.
Indang atau juga disebut Ripai, adalah sebuah instrument yang dimainkan dengan cara
ditepuk. Bentuknya seperti rebana tapi berukuran lebih kecil. Tari indang sendiri, saat ini
kerap mewakili Indonesia dalam pagelaran budaya internasional. Gerakan rancak dan
dinamis yang muncul dari para penarinya membuat tari indang banyak diminati masyarakat
mancanegara. Nah, bagi Anda yang ingin mempelajari tarian asal ranah Minang ini,
ketahuilah dahulu bagaimana informasi seputar sejarah, perkembangan, dan unsur-unsur yang
membentuknya. Tari Indang Menurut beberapa versi, tari indang sebetulnya merupakan buah
akulturasi budaya Melayu dan budaya Islam di masa penyebaran agama Islam pada abad ke
13. Tarian ini diperkenalkan oleh salah seorang ulama Pariaman bernama Syekh Burhanudin
sebagai salah satu media dakwah

 Tari Lilin

Tari Lilin

Tari Lilin merupakan salah satu tarian tradisional dari Sumatera Barat. Seperti namanya,
tarian ini dimainkan oleh para penari dengan menggunakan piring kecil dengan lilin yang
menyala di atasnya sebagai atribut menari. Tarian lilin dimainkan oleh sekelompok penari
dengan gerakan yang atraktif dan seirama dengan alunan musik yang mengiringinya. Tarian
ini merupakan salah satu tarian yang terkenal di Indonesia dan menjadi salah satu icon tarian
tradisional di Sumatera Barat, khususnya masyarakat Minangkabau.

 Tari Rantak
Tari Rantak

Tari rantak ini merupakan tarian yang bersal dari Minangkabau yang memiliki gerakan
dangat dinamis, dan gerakanya juga terinspirasi dari Pencak Silat. Tarian ini merupakan salah
satu tarian yang mengedepankan dan menegaskan ketajaman gerakan si penari, keindahan
Tarian inni bukan hanya terdapat pada gerakanya saja, Namun juga pada kerentaka penari
yang menimbulkan bunyi dari hentakan kaki yang selaras dengan ketegasan gerakan

 Tari Pasambahan Minang

Tari Pasambahan Minang

Tari Pasambahan adalah tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Barat, khususnya
masyarakat Minangkabau. Sesuai dengan namanya, tarian ini merupakan tarian selamat
datang untuk menyambut tamu kehormatan sebagai wujud rasa hormat mereka terhadap tamu
tersebut. Tari Pasambahan tidak hanya ditunjukan pada tamu penting atau pejabat saja,
namun juga diterapkan pada pesta pernikahan adat. Terutama dalam menyambut rombongan
pengantin pria di rumah pengantin wanita

 Tari Ambek-ambek Koto Anau

Tari Ambek-ambek Koto Anau


Tari Ambek-Ambek adalah berawal dari tingkah laku anak-anak yang bermain, bergelut, atau
bercanda pura-pura berkelahi dengan menggunakan gerakan pencak atau merupakan olah
gerak dan rasa sebagai satu bentuk materi permainan anak nagari. tari Ambek-Ambek adalah
tari tradisi Koto Anau.

 Tari Randai

Tari Randai

Tari randai adalah salah satu tarian terunik di Sumatra Barat, karena memiliki unsur
gabungan beberapa seni yang berbeda dalam gerakan dan formasinya.Tarian di Sumatra Barat
tidak hanya terdiri dari tari-tarian berupa gerakan dengan musik, namun bisa mengandung
banyak unsur. Tari randai, contohnya, merupakan tarian yang sangat unik karena sebenarnya
bukan sekedar sebuah tarian dengan gerakan dan musik seperti umumnya tarian, namun
terdiri dari berbagai unsur seni seperti seni tutur, drama, musik dan bahkan bela diri
tradisional.

 Tari Alang Babega

Tari Alang Babega

Tari Alang Babega merupakan tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Barat. Tarian ini
menggambarkan suatu hal yang sederhana, dimana gerakannya meniru dari gerakan terbang
burung elang ketika diudara yang sedang bersiap menukik untuk menyambar mangsanya.
Gerakannya yang meniru alam disekitar menggambarkan apresiasi terhadap alam. Meskipun
Tari Alang Babega menggambarkan suatu hal yang sangat sederhana, tetapi tarian ini
merupakan salah satu kekayaan kebudayaan tarian tradisional Sumatera Barat yang sangat
menakjubkan.Dalam pertunjukannya, tarian ini akan ditarikan 2 sampai 6 orang para penari
atau bahkan bisa lebih. Hal tersebut tentunya tergantung dengan formasi dan juga jumlah para
penari yang tersedia dan umumnya menyesuaikan koreografinya. Tari Alang Babega ini
biasanya dapat ditarikan oleh pria maupun wanita dan dapat juga ditarikan secara bersama-
sama baik itu pria dan wanita.
4.Tari Tradisional Riau
 Tari Makan Sirih

Tari Makan Sirih

Tari Makan Sirih hingga kini masih sering dipertunjukkan dalam perhelatan-perhelatan besar
untuk menyambut tamu. Oleh karena itu, tari ini disebut juga dengan Tari Persembahan
Tamu. Adanya tari penyambutan untuk tamu menunjukkan bahwa, orang Melayu sangat
menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan (Haji Tengku M. Lah Husny, 2001).

Gerakan Tari Makan Sirih umumnya menggunakan gerakan pada Tari Lenggang Patah
Sembilan. Meskipun demikian, ada perbedaan nama gerakannya di mana untuk Tari Makan
Sirih hanya terdapat 2 gerakan saja, yaitu gerakan lenggang patah sembilan tunggal dan
ganda. Sedangkan pada Tari Lenggang Patah Sembilan terdapat 3 bagian gerakan, yaitu
lenggang di tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah
(Tengku Mira Sinar, ed., 2009). Penari Tari Makan Sirih ini harus memahami istilah-istilah
khusus dalam tarian Melayu, seperti igal (menekankan pada gerakan tangan dan badan), liuk
(gerakan menundukkan atau menganyunkan badan), lenggang (berjalan sambil
menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam satu garis bagai meniti batang), gentam
(menari sambil menghentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari kecil), legar
(menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lainnya (Sinar, ed., 2009).

 Tari Melemang

Tari Melemang

Tari melemang konon telah ada sejak zaman kerajaan Bentan. Ini artinya bahwa tarian
tersebut sudah dikenal sejak abad ke-12. Konon, pada waktu itu, melemang bukan termasuk
tarian konsumsi rakyat, tetapi tarian istana. Para penarinya pun bukan rakyat biasa, tetapi para
dayang yang berasal dari sekitar istana, termasuk daerah yang disebut sebagai Tanjungpisau
Penaga. Tarian ini dipersembahkan ketika Sang Raja sedang beristirahat.
Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya dengan mengambil sesuatu
(sapu tangan, uang receh, dan lain sebagainya) dengan cara melemang (berdiri sambil
membongkokkan badan ke arah belakang). Oleh karena itu, tarian ini disebut sebagai
melemang. Di Tanjungpisau tarian ini lebih dikenal dengan Melemang Penaga atau Tari
Melemang Bintan Penaga.

Sesuai dengan tujuannya yang tidak lain adalah menghibur raja, maka kesenian yang
memadukan unsur tari, musik dan nyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan seorang raja di
sebuah kerajaan. Oleh karena itu, ada yang berperan sebagai raja, permaisuri, puteri, dayang-
dayang dan lain sebagainya.

 Tari Makyong

Tari Makyong

Tari Makyong merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Riau. Tarian ini
dibawakan kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur
upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang
sederhana.

Mak Yong berkembang di Indonesia melalui Riau, Lingga, yang pernah menjadi pusat
pemerintahan Kerajaan Johor. Perbedaan dengan Mak Yong di Kelantan yang tidak
menggunakan topeng, Mak Yong di Batam dan Bintan menggunakan topeng untuk sebagian
karakter dayang Raja, Puteri, penjahat, setan, dan semangat, sama seperti yang dipraktikan di
Nara Yala.

Pada akhir abad lalu, Mak Yong bukan saja menjadi pertunjukan tarian, tetapi juga sebagai
adat istiadat raja memerintah. Mak Yong juga digunakan untuk merawat orang yang sakit.
Praktik ini tidak lagi dipraktikan termasuk pula di Indonesia. Di antara orang terakhir yang
mempraktikan Mak Yong untuk merawat pasien adalah Tuk Atan di Bintan dan Pak Basri di
Batam, keduanya telah meninggal.

Bagaimana pun, Mak Yong masih dipersembahkan dengan adat istiadat di panggung. Mantera
yang dilakukan diwariskan dari seseorang kepada pewarisnya. Sekarang di Batam dan
Bintan, praktisi Mak Yong merupakan generasi ketiga dan telah ada hampir selama 150 tahun
dan menghadapi ancaman kepunahan.

Indonesia telah mengambil langkah memelihara Mak Yong dengan melancarkan program
merekam tradisi ini dengan bantuan Persatuan Tradisi Lisan dan membantu para praktisi Mak
Yong melanjutkan pertunjukan mereka dengan bantuan peralatan dan pakaian. Rekaman
tersebut disimpan di Kantor Persatuan Tradisi Lisan dan PUSKAT di Jakarta (Yogyakarta).
 Tari Zapin

Tari Zapin

Tari zapin adalah sebuah tari tradisional khas Riau yang dianggap sebagai buah akulturasi
budaya Arab dan budaya Melayu di masa silam. Tarian ini merupakan tari berpasangan yang
dipentaskan dalam beragam acara hiburan rakyat. Bukan hanya di Riau, tari zapin juga
dikenal oleh sebagian masyarakat Melayu yang tersebar lintas pulau hingga lintas negara,
seperti Kalimantan, Sumatera, Malaysia, Singapura, hingga Brunai Darussalam. Populernya
tari zapin dalam komunitas masyarakat Melayu tidak lepas dari nilai hiburan dan estetika
yang dimiliki setiap gerakannya. Berikut ini kami akan mengulas tentang nilai-nilai tarian ini
lengkap beserta sejarah, gerakan, dan unsur-unsur yang dimilikinya.

 Tari Zapin Maharani

Tari Zapin Maharani

Tari Zapin Maharani adalah tarian yang berasal dari Kecamatan Pelalawan Kabupaten
Pelalawan. Tarian ini mengisahkan sebuah kisah cinta sepasang muda mudi di Desa Kuala
Tolam. Mereka kemudian menikah, dan mereka hidup sangat bahagia, tetapi kebahagiaan
mereka hanya sementara.

 Tari Joged Lambak


Tari Joged Lambak

Tarian Joged lambak merupakan salah satu tarian yang berasal dari daerah Riau sendiri.
Seperti yang kita tahu bahwa tarian ini sendiri merupakan tarian yang sangat terkenal di
daerah Riau sebagai tarian yang sering dibawakan pada acara-acara besar yang ada di daerah
tersebut sendiri. Tarian-tarian yang ada di daerah Riau sendiri sebenarnya sudah sejak lama
ada di daerah ini, tetapi pada zaman dahulu tarian ini belum sebagus dan seelok dengan
gerakan-gerakan yang ada pada tarian zaman sekarang, sehingga tentu saja banyak sekali
perubahan yang terjadi dari tarian yang ada pada zaman dahulu menuju zaman sekarang.
Tarian ini sendiri merupakan tarian yang mempunyai makna dan juga arti tersendiri di
dalamnya, seperti yang kita tahu bahwa tarian tersebut pasti berbeda-beda dalam hal makna
dan juga tarian yang ada pada daerah tersebut.

 Tari Tandak Sedati

Tari Tandak Sedati

Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan Kepulauan
Riau. Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria
dan penari wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan gerakannya
yang khas dan diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. Tari Tandak ini merupakan
salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian
ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat maupun acara budaya yang
diselenggarakan di sana.

 Tari Suku Melaut Teluk Meranti


Tari Suku Melaut Teluk Meranti

sebuah Tarian yang berpijak pada tradisi masyarakat di Kabupaten Pelalawan, khususnya
Suku Laut di Kecamatan Teluk Meranti yang biasa menggunakan Ambong sebagai alat untuk
mengumpulkan dan membawa Niau (Kelapa). Pada garapan tari ini digambarkan bahwa
ambong sebagai properti tari dapat dimainkan juga sesuai dengan kebiasaan masyarakat
memperlakukan ambong itu. Ambong dipikul, ambong dijunjung, ambong dihentak, ambong
digoyang, ambong digegar, ambong ditungkup.

 Tari Manggar

Tari Manggar

Tari manggar adalah tari yang berasal dari Kota Pekan Baru .Menceritakan mengenai sejarah
Kota Pekan Baru,yaitu ditemukannya sebuah kota yang bernama Sena yang kini dikenal
dengan Senapelan.

5.Tari Tradisional Kepulauan Riau


 Tari Gamelan

Tari Gamelan
Tarian Gamelan merupakan salah satu tarian Melayu klassik. Tarian klasik ini mula di
direkodkan dipersembahkan di Istana di empayar Riau dan Lingga dalam kurun ke-17. Tarian
ini yang mana di persembahkan secara eksklusif oleh penari wanita boleh di pentaskan secara
dalaman ataupun persembahan terbuka. Unsur Jawa boleh di lihat dari segi seni tarian
tersebut. Secara estetikanya, tarian ini adalah sangat cantik dan merupakan bentuk tarian yang
paling kaya dari segi jenisnya dalam kebanyakan kostum tarian Melayu

 Tari Lenggang Melayu

Tari Lenggang Melayu

Tari Lenggang Melayu tarian adalah tarian yang berasal dari kepulauan Riau dan tarian
tersebut dilakuan oleh 3 orang atau lebih.

6. Tari Tradisional Jambi


 Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Jambi. Tarian
ini termasuk jenis tarian penyambutan yang biasanya ditarikan oleh para penari wanita.
Dengan berpakaian adat serta diiringi oleh alunan musik pengiring, mereka menari dengan
gerakannya yang lemah lembut dan membawakan cerano sebagai tanda persembahan. Tari
Sekapur Sirih merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Jambi
dan biasanya ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu terhormat yang berkunjung ke
sana.

 Tari Selampit Delapan


Tari Selampit Delapan

Tari selampit delapan adalah salah satu tari tradisional dari provinsi Jambi. Kata “Selampit
Delapan” berasal dari delapan tali yang digunakan dalam tarian tersebut. Tari selampit
delapan menggambarkan pergaulan muda-mudi, oleh karena itu tari ini mempunyai nilai
dalam merekatkan pergaulan.

7.Tari Tradisional Bengkulu


 Tari Andun

Tari Andun

Tari Andun adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Bengkulu. Tarian ini
termasuk jenis tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari
wanita. Tari Andun merupakan tarian tradisional yang cukup terkenal di Bengkulu, terutama
di daerah Bengkulu Selatan. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara seperti
acara adat, penyambutan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.

 Tari Ganau
Tari Ganau

Tari Ganau merupakan tarian yang berasal dari provinsi Bengkulu. Dimana dalam tarian ini
sendiri tentu saja memiliki makna dan juga arti pada tarian ini sendiri, sehingga pada
dasarnya kita dapat mengerti mengapa nama dari tarian tersebut bisa begitu. Tarian ini pun
biasanya merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita pada zaman yang dahulu,
dikarenakan pada zaman dahulu tidak ada iringan music yang seperti sekarang membuat
tarian pada zaman dahulu tidak terlihat menarik dan terkesan kuno. Gerakan-gerakan dari
tarian yang ada sekarang pun tidak lebih pastilah mengikuti perkembangan zaman yang
dahulu, dimana seperti yang kita tahu gerakan-gerakan yang ada sekarang adalah merupakan
pembaharuan dari gerakan-gerakan yang sudah ada terlebih dahulu pada masa nenek moyang
kita.

8.Tari Tradisional Sumatera Selatan


 Tari Gending Sriwijaya

Tari Gending Sriwijaya

Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Palembang, Sumatera
Selatan. Sebenarnya ini tidak hanya sekedar tarian tetapi juga merupakan sebuah lagu.
Melodi lagu Gending Sriwijaya digunakan sebagai pengiring untuk mengiringi tarian
Gending Sriwijaya. Sesuai dengan namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan kejayaan,
keagungan, dan keluhuran kerajaan Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama
bertahun-tahun dan berhasil mempersatukan wilayah Barat Nusantara
Tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu
kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, dan tamu-tamu agung yang lain. Sekilas, tarian ini
mirip dengan Tari Tanggai. Bedanya terletak pada perlengkapan busana penari dan jumlah
penarinya. Dalam sebuah pementasan, penari Gending Sriwijaya total berjumlah 13 orang.
Dari 13 orang tersebut terdapat satu orang sebagai penari utama. Penari ini membawa tepak,
kapur, dan sirih. Sisanya 6 orang sebagai penari pendamping, dua orang pembawa tombak,
dua penari pembawa peridon atau perlengkapan tepak, satu orang pembawa payung, dan satu
orang penyanyi. Pembawa payung kebesaran dan pembawa tombak adalah pria sedangkan
sisanya adalah perempuan.

 Tari Mejeng Basuko

Tari Mejeng Basuko

Tari Mejeng Besuko merupakan tarian yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan. Dimana
dalam tarian ini sendiri tentu saja memiliki makna dan juga arti pada tarian ini sendiri,
sehingga pada dasarnya kita dapat mengerti mengapa nama dari tarian tersebut bisa begitu.
Tarian ini pun biasanya merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita pada zaman yang
dahulu, dikarenakan pada zaman dahulu tidak ada iringan music yang seperti sekarang
membuat tarian pada zaman dahulu tidak terlihat menarik dan terkesan kuno. Gerakan-
gerakan dari tarian yang ada sekarang pun tidak lebih pastilah mengikuti perkembangan
zaman yang dahulu, dimana seperti yang kita tahu gerakan-gerakan yang ada sekarang adalah
merupakan pembaharuan dari gerakan-gerakan yang sudah ada terlebih dahulu pada masa
nenek moyang kita.

 Tari Rodat Cempako

Tari Rodat Cempako


Tari Rodat Cempako adalah tarian daerah Sumatera Selatan dan merupakan salah satu
kesenian tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan umat islam yang terdapat di
Palembang. Pertunjukan tarian ini menggunakan syair atau syiiran yang berbahasa Arab
bersumber dari kitab Al- Berzanji. Kitab Berzanji adalah sebuah kitab sastra masykur yang
terdapat di kalangan umat islam yang berisi bacaan sholawat puji- pujian terhadap Nabi
Muhammad SAW. Tarian ini biasanya di tampilkan seiring dengan tradisi memperingati
Maulid Nabi

9.Tari Tradisional Bangka Belitung


 Tari Sepen

Tari Sepen

Tari Sepen adalah tarian tradisional masyarakat kepulauan Belitung yang di dalamnya
terdapat unsur gerakan pencak silat. Tarian ini merupakan tari tradisional dari daerah Bangka
Belitung yang sangat kental akan budaya melayu, baik dari segi kostum, pengiring dan
beberapa gerakan di dalamnya. Tari Sepen ini biasanya ditampilkan sebagai tarian selamat
datang pada acara penyambutan tamu besar yang datang kesana. .

 Tari Men Sahang Lah Mirah

Tari Men Sahang Lah Mirah

Tari Men Sahang Lah Mirah adalah sebuah pertunjukan tarian daerah yang berasal dari
Kepulauan Bangka Belitung. Baca Sepen Tarian Daerah Bangka Belitung.Tarian ini
menggambarkan masyarakat Bangka belitung yang bersuka ria pada saat memetik padi
sebagai hasil panen yang berupa lada putih atau sahang

10. Tari Tradisional Lampung


 Tari sembah Sigeh Penguten

Tari sembah Sigeh Penguten

Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat budaya lampung yang berasal dari suku
Pepadun. Semula tarian ini di persembahkan untuk menyambut kedatangan para raja dan
tamu-tamu istimewa. Sebagai cara menunjukan keramahan dan penghormatan. Mungkin
karena hal ini kemudian tari sembah sigeh penguten identik sebagai tari penyambutan. Selain
diperagakan diupacara-upacara adat serta upacara penyambutan tamu agung, tari sembah juga
sering di peragakan di acara pernikahan adat Lampung, fungsinya tetap sama yaitu sebagai
upacara penyambutan untuk para tamu ytari sigeh pengutenang hadir di acara tersebut.

Sebagai sebuah tarian daerah, tari sembah Sigeh penguten dalam setiap penampilannya
sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat lampung. Terutama dalam busana yang
dikenakan oleh para penari. Busana yang dikenakanoleh para penari adalah busana asli
daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan
tanggainya.

11.Tari Tradisional Banten


 Tari Walijamaliha

Tari Walijamaliha
Kata Walijamaliha berasal dari Bahasa Arab yang bermakna daerah yang memiliki kecantikan
atau daya tarik. Adapun tarian ini dibawakan oleh penari wanita dengan gerak yang ceria
serta mengenakan kostum religi, hal ini mencerminkan karakter masyarakat Banten yang
terbuka, riang, ramah, hangat dan enerjik dalam suasana yang agamis.

 Tari Grebeg Terbang Gede

Tari Grebeg Terbang Gede

Terbang gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan
berkembang pada waktu para penyebar agama islam menyebarkan ajarannya di Banten, oleh
karena itu kesenian terbang gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan
mesjid-mesjid.

Tari Grebeg Terbang Gede , merupakan sebuah karya tari kreasi yang bercirikan Tradisi,
yang berpijak pada kesenian Terbang Gede dari Kota Serang, yang dikolaborasikan dengan
pencak silat khas Banten. Tarian ini bertemakan tari Selamat Datang, sebagai bentuk
ungkapan penyambutan kehadiran tamu agung

12. Tari Tradisional DKI Jakarta Betawi

 Tari Yapong

Tari Yapong

Tari yapong adalah sebuah tari kontemporer yang berasal dari budaya masyarakat Betawi,
DKI Jakarta. Meski tidak berasal dan berakar langsung dari kehidupan masyarakat Betawi,
tarian yang diciptakan oleh Bagong Kussudiarjo ini sejatinya bersumber dari pola hidup dan
nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar kepribadian masyarakat Betawi. Saat ini tari Yapong
semakin dikenal luas. Keindahan gerak yang berfungsi sebagai hiburan serta nilai pengajaran
yang termaktub dalam setiap gerakannya membuat tarian ini mulai banyak dipelajari untuk
kembali dilestarikan

 Tari Sirih Kuning

Tari Sirih Kuning

Tari Sirih Kuning adalah tarian yang berasal dari betawi tempo dulu dan tarian ini dibawakan
secara berpasangan dengan diiringi musik khas Betawi yaitu Gambang Kromong. Tarian ini
biasanya di lakukan untuk menyambut atau memeriahkan sebuah acara.

13.Tari Tradisional Sunda Jawa Barat


 Tari Jaipong

Tari Jaipong

Tari Jaipong atau ada juga yang menyebut nya dengan Jaipongan merupakan jenis Tari
Tradisional Tarian Khas Jawa Barat, tari Jaipong Jawa barat ini cukup populer dan terkenal
di Indonesia dan sering di pentaskan dalam acara pertunjukan kebudayaan dan seni yang di
selenggarakan oleh dinas Kebudayaan dan pariwisata, bahkan pada saat ini tari jaipong ini
sering di pertunjukan pada acara-acara Hajatan seperti Pernikahan atau Khitanan sehingga
menyajikan hiburan untuk seluruh masyarakat yang ada di daerah tersebut.

 Tari Keurseus
Tari Keurseus

Tari Keurseus merupakan tari yang erat kaitanya dengan tari tayub, yaitu tari pergaulan di
kalangan menak (bangsawan) sunda. Di dalam tari Tayub, gerak tarinya tidak mempunya
pola khusus, baik menurut kehendak maupun perbendaharaan gerak masing-masing penari.
Oleh karena itu, tari Tayub yang bebas kadang kala tidak terkendalikan, sehingga tayuban
dijadikan sebagai pertemuan silaturahmi antar penari

 Tari Ronggeng Bugis

Tari Ronggeng Bugis

Ronggeng bugis adalah jenis kesenian tarian tradisional Cirebon. Pertunjukan tari ini terkesan
jenaka dan membuat para penonton terhibur. Ronggeng terdiri dari dua kata ronggeng dan
bugis. Ronggeng adalah penari pada pertunjukan tayub. Maksud tari ronggeng bugis adalah
pertunjukan tari pria berbusana wanita yang mirip badut.

Arti bugis adalah suatu suku bangsa yang mendiami daerah Sulawesi selatan. Jadi, arti
ronggeng bugis adalah ronggeng yang berasal dari Bugis. Tari ronggeng Bugis ini juga
dikenal dengan tari telik sandi.

Menurut sejarah, pada saat daerah Cirebon terlepas dari kekuasaan Maharaja Pakuan
Pajajaran Sunan Gunung jati menyatakan kemerdekaan. Pasukan telik Sandi negara cirebon
bertugas untuk melakukan spionase di wilayah Pajajaran untuk mengetahui pernyataan
kedaulatan penuh negara Islam Cirebon. Pada saat itu kerajaan Cirebon dibantu oleh prajurit
Bugis.

 Tari Sampiung
Tari Sampiung

Tari Sampiung adalah tari tradisional Jawa Barat pada zaman dahulu yang dipertunjukan
sebagai kelengkapan upacara hari-hari penting seperti Seren Taun, Pesta Panen, Ngaruat,
Rebo Wekasan, bahkan pada hari raya kenegaraan seperti pada perayaan Ulang Tahun
Kemerdekaan RI.

Asal mula nama Tari Sampiung karena lagu pengiringnya berjudul Sampiung. Kadang
disebut juga Tari Ngekngek, karena waditra pengiringnya adalah Tarawangsa (alat Gesek,
seperti Rebab) yang biasa disebut Ngekngek. Sebagian orang menyebutnya Tari Jentreng,
karena salah satu waditra pengiringnya adalah Jentreng, yaitu alat petik berupa kacapi dengan
ukuran kecil, yang juga biasa dipinjam namanya untuk nama tarian yang ditampilkan.

14. Tari Tradisional Jawa Tengah


 Tari Bedhaya Ketawang

Tari Bedhaya Ketawang

Tari Bedhaya Ketawang adalah sebuah tari yang amat disakralkan dan hanya digelar setahun
sekali pada saat Jumenengan Ndalem (penobatan raja). Konon didalamnya sang Ratu Kidul
ikut menari sebagai tanda penghormatan kepada raja-raja penerus dinasti Mataram dengan
busana pengantin putri basahan dan sangat cantik, tetapi haya orang tertentu saja yang bisa
melihatnya

 Tari Tari Gambyong


Tari Tari Gambyong

Adalah tarian tradisional yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Tari ini sering kali
dipertunjukan dalam acara-acara besar, seperti festival, pameran, ataupun merayakan hari-
hari penting.Tarian gambyong ini sangat banyak yang menyukai dari masyarakat domestik
maupun wisatawan mancanegara. Karena tari ini memiliki keunikan dan keistimewaan
sendiri, dibanding tari-tari lainnya.

15. Tari Tradisional Jawa Timur


 Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo

Kesenian Reog merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Timur bagian barat
laut dan Ponorogo. Ponorogo disebut sebagai kota asal kesenian reog yang sebenarnya karena
pada gerbang kota Ponorogo dihiasi dengan dua sosok bagian dari kesenian ini. Dua sosok
tersebut adalah Warok dan Gemblak. Kesenian ini masih sangat kental dengan hal-hal mistik
dan ilmu kebatinan yang kuat.

 Tari Jaranan Buto


Tari Jaranan Buto

Kesenian Tari Jaranan Buto adalah salah satu Kesenian dari Kabupaten Banyuwangi Jawa
Timur. Tari ini menggunakan properti kuda buatan seperti halnya yang biasa kita dapati pada
Kesenian Kuda Lumping, Jaran Kepang atau Tari Jathilan, namun yang menjadikan Kesenian
Jaran Buto berbeda adalah properti kuda yang digunakan tidaklah menyerupai bentuk kuda
secara nyata, melainkan kuda tersebut berwajah raksasa atau Buto begitu pula dengan para
pemainnya yang juga menggunakan tata rias muka layaknya seorang raksasa yang lengkap
dengan muka merah bermata besar, bertaring tajam, berambut panjang dan gimbal. Tari
Jaranan Buto dalam pementasannya diiringi alunan musik seperti kendang, dua bonang, dua
gong besar, kempul terompet, kecer (seperti penutup cangkir) yang terbuat dari bahan
tembaga dan seperangkat gamelan.

16. Tari Tradisional Yogyakarta


 Tari Golek Ayun-Ayun

Tari Golek Ayun-Ayun

Tari Golek Ayun-Ayun adalah tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah tepatnya Solo. Tarian
ini adalah tarian untuk penyambutan tamu kehormatan. Tarian yang paling sedikit ditarikan
oleh 2 penari putri ini, berkisah tentang gadis-gadis yang sedang beranjak dewasa, dimana
mereka sedang senang-senangnya bersolek mempercantik diri. Tarian ini pada tahun 1976
diperkenalkan oleh Romo Sas sang penciptanya. Dengan musik iringan gendhing jawa serta
kostum dan properti yang indah, menambah cantik penampilan para penari, sehingga terlihat
seperti bidadari. Pada gerakan lainnya juga terlihat gerakan layaknya si penari sedang
menyulam.

 Tari Beksan Srikandi Suradewati


Tari Beksan Srikandi Suradewati

Beksan ini merupakan salah satu tari klasik asal Yogyakarta yang cerita di dalamnya diambil
dari Serat Mahabharata. Tari ini menceritakan tentang peperangan antara Dewi Srikandhi dan
Dewi Suradewati. Suradewati merupakan adik dari Prabu Dasalengkara yang menginginkan
Dewi Siti Sendari sebagai istrinya. Namun pada kenyataannya Dewi Siti Sendari telah
terlebih dahulu dijodohkan dengan Raden Abimanyu.

17.Tari Tradisional Bali


 Tari Trunajaya

Tari Trunajaya

Menurut sejarah Tari Trunajaya berasal dari bali tepatnya dari Buleleng. Buleleng terletak di
Pulau Bali bagian utara. Tari Trunajaya menggambarkan gerak gerik seorang pemuda yang
baru menginjak dewasa. Gerakannya menggambarkan prilaku seorang remaja yang enerjik,
penuh emosional dan ulahnya senantiasa untuk memikat hati seorang gadis. Tari Trunajaya
termasuk tari putra keras yang

biasa ditarikan oleh penari putri. Pencipta tari Trunajaya adalah Pan Wandres dalam bentuk
kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gede Manik. Tarian ini diciptakan pada
tahun 1915. Kreasi tarian Trunajaya ini diciptakan untuk sebuah tari hiburan yang bisa
dinikmati saat-saat perayaan tertentu.
Tari Trunajaya termasuk dalam kategori tari Balih-balihan atau sebagai tari hiburan. Sebagai
tari hiburan tarian ini dapat dipentaskan dimana saja. Misalnya di halaman pura, di lapangan
atau panggung tertutup/terbuka, dan di tempat- tempat lainnya.

 Tari Barong

Tari Barong

Tari Barong adalah salah satu tarian tradisional yang menggunakan media topeng dan kostum
sebagai perwujudan dari makhluk-makhluk yang dipercaya oleh masyarakat Bali. Menurut
kepercayaan masyarakat Bali, Tari Barong ini dianggap kesenian yang sakral sehingga
terdapat juga kesan mistis di dalamnya. Tari Barong ini merupakan tarian tradisional yang
cukup terkenal di Bali. selain memiliki nilai seni, Tari Barong ini juga memiliki makna-
makna spiritual di dalamnya.

18.Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat


 Tari Lenggo

Tari Lenggo

Tari Lenggo adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Bima, NTB. Tarian
ini dibagi menjadi dua jenis tarian yaitu Tari Lenggo Melayu dan Tari Lenggo Mbojo. Tari
Lenggo Melayu ini merupakan jenis Tari Lenggo yang dimainkan oleh penari pria, sedangkan
Tari Lenggo Mbojo dimainkan oleh penari wanita. Tarian lenggo awalnya merupakan tarian
klasik yang muncul serta berkembang di lingkungan istana Kerajaan Bima, dan hanya
ditampilkan pada acara-acara tertentu saja.

 Tari Oncer
Tari Oncer

Tarian Oncer diciptakan oleh Muhammad Tahir dari desa Puyung, Lombok Tengah pda tahun
1960. Merupakan tarian bersama yang terdiri dari tiga kelompok. Yaitu, 6-8 orang pembawa
kenceng atau disebut sebagai penari kenceng. Lalu dua orang pembawa gendang disebut
penari gendang dan satu orang pembawa petuk disebut penari petuk.

Tarian Oncer tidaklah berdiri sendiri karena diakhir bagian ada gamelan Gendang Beleq
dipukul sambil menari. Tarian Oncer terdiri atas tiga bagian yakni bagian pertama
menggambarkan peperangan. Semua penari menari bersama-sama dengan gerakan-gerak tari
tertentu. Yang pertama adalah gerak tinduk yakni gerak melangkah yang menggambarkan
keberangkan ke medan perang, dalam gerakan ini gerak mengangkat kaki yang ditonjolkan.
Kedua adalah gerak bukaq jebak, artinya membuka pintu. Gerakan ketiga adalah kadal
nengos artika kadang yang menengok. Gerakan ini berarti suatu tanda kewaspadaan terhadap
musuh dengan selalu melihat ke kiri kekanan serta kemuka dan belakang. Yang selanjutnya
adalah gerak rebek taping dan tereq repoq. Dalam bagian ini diperagakan gerak bambu yang
setengah tumbang karena tiupan angin. Nah, jika bagian pertama tarian diisi dengan cukup
banyak gerakan, di bagian kedua dan ketiga tidak seperti itu. Di bagian ketiga inilah
dilukiskan kondisi setelah usai perang yang ditandai dengan gerakan cempaka panclang
(cempaka berguguran), keroton kombol (kembang sepatu kuncup) dan sandal kebak
(kembang sandat yang mekar). Tari oncer dapat ditarikan oleh laki-laki atau perempuan,
tetapi perannya tetap laki-laki.

19.Tari Tradisional Nusa Tenggara Timur


 Tari Kataga

Tari Kataga
Tari Kataga adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang khas dari Sumba Barat, Nusa
Tenggara Timur(NTT). Tarian ini biasanya dimainkan oleh para penari pria dengan
berkostum adat dan dilengkapi senjata seperti pedang dan perisai. Tari Kataga ini merupakan
salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di NTT, khususnya Sumba Barat yang
merupakan tempat asalnya. Tarian ini biasanya ditampilkan di berbagai acara adat,
penyambutan, maupun pertunjukan budaya.

 Tari Hopong

Tari Hopong

Tari Hopong merupakan salah satu tarian yang berasal dari Nusa Tenggara Timur sendiri,
dimana seperti yang kita tahu bahwa tarian tersebut mempunyai suatu hal dan juga makna
yang berbeda antara satu gerakan dengan gerakan yang lainnya, sehingga pada jenis-jenis
tarian tertentu ada yang sangat terkenal pada kalangannya sendiri, ada juga yang kurang
terkenal kerena beberapa gerakan yang belum pernah terlihat atau terkesan kaku sama sekali.
Dalam hal ini sendiri tarian merupakan sesuatu yang bisa disebut dengan seni, karena seperti
yang kita tahu bahwa tarian ini memperlihatkan beberapa hal yang sangat identik dengan
keindahan dari beberapa gerakan yang dibuatnya beserta dengan hal yang lain juga.

20.Tari Tradisional Kalimantan Barat


 Tari Monong

Tari Monong

Tari Monong adalah salah satu tarian tradisional suku Dayak di Kalimantan barat. Tari
Monong juga sering di sebut sebagai tari manang. Tarian ini merupakan tarian penyembuhan
atau tarian penolak penyakit yang di lakukan saat warganya terkena penyakit.
21. Tari Tradisional Kalimantan Tengah
 Tari Hugo

Tari Hugo

Tarian Hugo dan Huda ini merupakan tarian tradisional dari Kalimantan Tengah yang
termasuk dalam tarian ritual agar para dewa menurunkan hujan ke bumi. Tarian ini biasanya
dilakukan apabila telah berlangsung musim kemarau yang cukup lama.

Namun tarian ini sendiri merupakan tarian hiburan yang ada pada daerah ini sendiri dan
sering juga dipertunjukkan sebagai tarian hiburan untuk pelepas stress dari masyrakat yang
ada yang disekitar daerah tersebut. untuk tarian Hugo dan Huda ini sendiri biasanya
dilakukan oleh satu orang saja yang menarikan tarian ini, dimana biasanya tarian ini diiringi
dengan alat music kecapi dalam tarian itu sendiri. dan biasanya tarian ini dilakukan oleh
perempuan untuk menghibur para masyarakat.

22.Tari Tradisional Kalimantan Selatan


 Tari Baksa Kambang

Tari Baksa Kambang

Tari Baksa Kembang adalah salah satu tarian klasik dari Kalimantan selatan yang di
fungsikan sebagai tarian penyambutan tamu. Tarian ini biasanya dimainkan oleh penari
wanita sebagai penari tunggal atau bisa juga dengan berkelompok dengan syarat jumlah
penari harus ganjil.

23.Tari Tradisional Kalimantan Timur


 Tari Gantar

Tari Gantar

Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari Suku
Dayak Benuaq dan Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.Tarian ini
melambangkan kegembiraan dan juga keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu
yang datang ke Kalimantan Timur, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu yang
dihormati. Tamu-tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari.

Gerakan-gerakan tari Gantar melukiskan orang yang sedang menanam padi. Tongkat
menggambarkan kayu penumbuk untuk membuat lubang di tanah. Sementara bambu berisi
biji-bijian melambangkan benih padi dan wadahnya. Tarian ini tidak hanya dikenal oleh suku
Dayak Tunjung, namun dikenal juga oleh suku Dayak Benuaq. Tarian Gantar bisa dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai, dan Gantar Senak atau Gantar
Kusak.

24.Tari Tradisional Kalimantan Utara


 Tari Magunatip

Tari Magunatip

Tari Magunatip atau Tari Lalatip adalah tarian tradisional dari daerah Malinau dan Tarakan
Kalimantan Utara. Pada zaman dahulu tarian magunatip dilakukan sebagai latihan
ketangkasan kaki saat melompat dan menghindari sebuah rintangan.

Hal ini diadakan karena terjadinya perang antar suku. Akan tetapi kini latihan ketangkasan itu
dijadikan sebuah tarian
25.Tari Tradisional Sulawesi Selatan
 Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Gowa,
Sulawesi Selatan. Tarian ini dibawakan oleh para penari wanita dengan berbusana adat dan
menari dengan gerakannya yang khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya. Tari
Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi
Selatan, terutama di daerah Gowa. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara yang
bersifat adat maupun hiburan, bahkan Tari Kipas Pakarena ini juga menjadi salah satu daya
tarik wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa.

26. Tari Tradisional Sulawesi Tengah


 Tari Pontanu

Tari Pontanu

Tari Pontanu adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Donggala, Sulawesi Tengah.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini
menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun Sarung Donggala, yaitu jenis
sarung yang khas dari daerah Donggala. Tari Pontanu merupakan salah satu tarian tradisional
yang cukup terkenal di Sulawesi Tengah, khususnya di daerah kabupaten Donggala. Tarian
ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya,
bahkan promosi wisata.
27. Tari Tradisional Sulawesi Tenggara
 Tari Balumpa

Tari Balumpa

Tari Balumpa adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Wakatobi, Sulawesi
Tenggara. Tarian ini termasuk tarian pergaulan yang ditampilkan oleh penari wanita untuk
menyambut para tamu terhormat yang datang ke sana. Tari Balumpa ini merupakan salah satu
tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tenggara, khususnya daerah Wakatobi.
Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting,
pertunjukan seni, dan festival budaya.

28. Tari Tradisional Sulawesi Utara


 Tari Maengket

Tari Maengket

Tari Maengket adalah salah satu tarian tradisional masyarakat Minahasa yang tinggal di
Sulawesi Utara. Tarian ini biasanya dilakukan secara masal (penari dengan jumlah yang
banyak), baik penari pria maupun penari wanita. Tari Maengket ini merupakan salah satu
tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Utara dan masih terus dipertahankan
sampai sekarang. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti panen raya, upacara
adat, penyambutan, pertunjukan seni dan lain-lain.

29. Tari Tradisional Sulawesi Barat


 Tari Patuddu

Tari Patuddu

Tari Patuddu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Barat. Tarian ini
biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai dan
menggunakan kipas sebagai alat menarinya. Tarian Patuddu merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Barat dan sering ditampilkan di berbagai acara
seperti acara penyambutan, pertunjukan seni, dan festival budaya.

30. Tari Tradisional Gorontalo


 Tari Dana- dana

Tari Dana- dana

Tari Dana Dana adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Gorontalo. Tarian ini termasuk
jenis tarian pergaulan masyarakat yang biasanya ditampilkan oleh penari pria maupun penari
wanita. Selain itu tarian ini juga merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya masyarakat
setempat, hal itu terlihat dari gerakan penari dan pengiringnya. Tari Dana Dana merupakan
salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Gorontalo dan sering ditampilkan di
berbagai acara seperti penyambutan, perayaan hari besar dan lain-lain.

31.Tari Tradisional Maluku


 Tari Lenso
Tari Lenso

Tari Lenso adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Maluku. Tarian ini merupakan
tarian yang dibawakan oleh para penari wanita dengan menggunakan sapu tangan atau
selendang sebagai ciri khas dan atribut menarinya. Tari Lenso merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di Maluku dan sering ditampilkan di berbagai acara yang
bersifat adat, hiburan, maupun pertunjukan seni budaya.

32. Tari Tradisional Maluku Utara


 Tari Nahar Ilaa

Tari Nahar Ilaa

Tari Nahar Ilaa, tarian pengikat persahabatan pada waktu “panas Pela” kesepakatan kampung
untuk membangun.

 Tari Soya-Soya

Tari Soya-Soya
Tari Soya Soya adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Kayoa,
Maluku Utara. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian
prajurit kesultanan pada zaman dahulu dan menggunakan perisai serta ngana-ngana sebagai
perlengkapan menarinya. Tari Soya Soya ini merupakan salah satu tarian tradisional yang
cukup terkenal di Maluku Utara dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti
penyambutan tamu penting, perayaan adat, pertunjukan seni, festival budaya dan acara
budaya lainnya.

33.Tari Tradisional Papua


 Tari Musyoh

Tari Musyoh

Tari Musyoh ini adalah salah satu seni tari yang sangat sakral, tari ini merupakan tari ritual
untuk mengusir para arwah orang yang meninggal akibat hal tertentu, dan pada umumnya
tarian ini ditarikan pada saat terdapat warga dari tanah papua yang telah meniggal akibat
kecelakaan, masyarakat papua mempercayai jika ada seorang yang meninggal karena
kecelakaan maka arwah yang meninggal tersebut tidak akan tenang, oleh sebab itu
dilangsungkanlah ritual Tari Musyoh ini, karena dipercayai dengan mengadakan Tari Musyoh
ini sang arwah dapat tenang.

34. Tari Tradisional Papua Barat


 Tari Wutukala

Tari Wutukala
Tari Wutukala adalah salah satu tarian tradisional masyarakat Suku Moy di Papua Barat.
Tarian ini menggambarkan aktivitas masyarakat saat berburu ikan. Biasanya tarian ini
dilakukan secara berkelompok atau berpasangan antara penari pria dan penari wanita. Tari
Wutukala merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Papua Barat,
khususnya daerah pesisir Sorong dimana masyarakat Suku Moy tinggal. Tarian ini biasanya
ditampilkan di berbagai acara seremonial adat di sana.

 Tari Magasa

Tari Magasa

Tari Magasa adalah salah satu tarian tradisional masyarakat Suku Arfak di Papua Barat.
Tarian ini biasanya dibawakan secara masal oleh para penari pria dan penari wanita. Mereka
menari dengan saling bergandengan tangan dan membentuk barisan memanjang layaknya
ular, sehingga banyak yang menyebut tarian ini sebagai Tari Ular. Tari Magasa merupakan
salah satu tarian yang cukup terkenal di Papua Barat, terutama di kalangan masyarakat Suku
Arfak. Tarian ini biasanya ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat, hiburan, maupun
budaya.

 Tari Perang

Tari Perang

Tari Perang adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Papua Barat. Tarian
ini menggambarkan jiwa kepahlawanan dan kegagahan masyarakat Papua. Biasanya tarian
ini dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian adat dan membawa panah sebagai
atribut menarinya. Tari Perang merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di
Papua Barat dan sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, hiburan, maupun
budaya.

Anda mungkin juga menyukai