Home ▼
S a turda y, 9 J uly 2 0 1 6
MAKALAH
KERAJINAN TEKSTIL
Disusun Oleh :
..................................................
SEKOLAH ..............................
Tahun .............................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu , harapan dan
mendapat daya dukung sarana. Makalah ini berjudul “Kerajinan Tekstil”. Makalah ini di
selesaikan Dengan kemampuan dan keterbatasan Penulis. saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang masih memerlukan banyak
perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
Saya selaku penyusun berharap semoga hasil-hasil yang dituang dalam Makalah
ini ada manfaatnya bagi masyarakat, lingkungan , dan ilmu pengetahuan .
………………..,………………
Penulis
BAB I KERAJINAN
TEKSTIL
c. Intensity (kesungguhan)
Suatu benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis bukanlah suatu benda yang
kosong, melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam penampilannya. Nilai itu bisa
bersifat lembut atau kasar, gembira atau duka, suram atau ceria yang ditampilkan secara
sungguh-sungguh.
BAB II
JENIS-JENIS KERAJINAN TEKSTIL
1. KERAJINAN BATIK
Pengertian Dan Fungsinya Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan
bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola
gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya
menggunakan teknik tutup celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan
Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang ini, teknik
membatik sudah lebih berkembang. Membatik tidak saja menggunakan alat canting tetapi
sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing). Maka karya seni
batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya seni Batik Tulis Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik
yang lebih sederhana.
b. Karya seni Batik Cap (printing) Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih
beban dan kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Fungsi Praktis Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian,
sarung bantal, taplak meja dan sebagainya
b. Fungsi Estetis Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni
hias atau lukisan. Pola batik gambar-gambar yang digunakan dalam membatik
biasanya menggunakan ragam hias. Untuk karya seni batik tradisional selalu
menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-
temurun sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna
atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias
batik dengan pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias merupakan unsur dasar
yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan
Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias,
meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias
adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah
estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang indah Ragam hias
dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
b. Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
c. Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)
2. KERAJINAN SULAM
Pengertian Bordir dan sulaman Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas
kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk
sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara,
manik-manik, bulu burung, dan payet Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
· Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
· Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplak
meja dan pinggiran kebaya
· Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk
gambar. Jenis bordiran dan sulaman Sulam bebas atau sulam benang.
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun
kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan
Jepang. Sulam hitung jahitan Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang
dibuat. Sulaman dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain
strimin, dan kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik,
sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
6. KERAJINAN TENUN
Pengertian Kain Tenun Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa
Tenggara Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada
anak cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan
dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang
akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya. Pada suku atau daerah
tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba
Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak
dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung,
cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-
daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja.
Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya
memiliki banyak fungsi seperti :
a.. Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
b. Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat.
c. Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
d. Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
e. Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan keseimbangan sosial yang
terganggu.
f. Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
g. Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
h. Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain
tertentu akan melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-
lain.
i. Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni) Dalam masyarakat
tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai
tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses
pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya berdasarkan imajinasi penenun
sehingga dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal. Tenunan sangat
bernilai dipandang dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari
ragam hias yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan
memiliki nilai spiritual dan mistik menurut adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh,
kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan,
kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana resmi dan modern yang
didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi permintaan/ kebutuhan
konsumen. Dalam perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber
pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di
pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk
menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan
busananya. Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka
tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Tenun Ikat : disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses
pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan
motif pada kain maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa
Tenggara Timur, untuk menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah
benang Lungsi
2. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang
maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain
mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket,
dimana proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu
mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai. Dilihat dari kegunaannya,
produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu : sarung,
selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada umumnya warna-warna
dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini
disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat
warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam
proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning
langsat, merah mereon. Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin tenun
di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai
keunggulan sepeti : proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan
tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang
dipakai tersebut antara lain : naphtol, direck, belerang dan zat
warna reaktif. Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap
mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai
konsumsi adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain
untuk mendapatkan kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna.
Dari ketiga jenis tenunan tersebut diatas maka penyebarannya dapat dilihat
sebagai berikut :
1). Tenun Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa
Tenggara Timur kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten
Ngada.
2). Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan,
Belu dan yang paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor
Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka,
Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.
8. KERAJINAN MAKRAME
Makrame adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap
rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul
pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat
makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam, atau
rajut. Hasil karya kerajinan makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan
yang berbeda-beda. Fungsi karya kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut.
Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila
bahan dasar yang digunakan kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya kerajinan
makrame dapat dilihat dari model benda yang dibuat, corak, hiasan atau aksesoris dari
benda tersebut. Berikut ini cara membuat makrame untuk gantungan kunci. Alat dan Bahan
: - dua pita kain yang berbeda warna dengan ukuran ± 1,5 m dan lebar 7 mm. - Tempat kunci
- Gunting Cara Membuat :
1. Sediakan pita kain dalam 2 warna, misalnya warna merah dan kuning.
2. Gunting ujung kedua pita, kemudian masukkan ke dalam ring tempat kunci. Tarik dan
samakan panjangnya, sehingga pita menjadi rangkap empat.
3. Rapikan kemudian disimpul mati dan pita siap dianyam.
4. Jepit pita diantara jari telunjuk dan jari tengah, kemudian mulailah menganyam ! Cara
Menganyam :
1. Letakkan pita bersilang, seperti tanda tambah (+)
2. Silangkanlah pita 1 ke kiri melalui pita 2a !
3. Silangkanlah pita 2a ke atas melalui pita 1 !
4. Silangkanlah pita 1a ke kanan melalui pita 2a !
5. Silangkanlah pita 2 ke bawah melalui pita 1a dan masukkan ke pita 1 !
6. Tariklah keempat ujung-ujung pita sehingga anyaman menjadi rapi !
7. Setelah itu buatlah anyaman berikutnya seperti cara di atas ! (lakukan sesuai
petunjuk mulai langkah no (1 – 6 )
8. Lakukan/ buatlah hingga sampai keempat pita tersebut menjadi pendek (kira-kira
5cm) kemudian ikatlah ujungnya ! Untuk mempercantik gantungan, bisa diberi
aksesoris berupa lonceng kecil.
BAB IV
BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN TEKSTIL
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil
merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri tekstil dan fashion
Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat diperlukan untuk mengenali,
memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat berbagai produk tekstil seperti serat,
benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan
tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik dan sifat serat penyusunnya. Disamping itu sifat-
sifat bahan tekstil juga dipengaruhi oleh proses pengolahannya sperti dari serat dipintal
menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses
penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih jauh
tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan sifat berbagai jenis
serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Tuhan yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
Share
No comments:
Post a Comment
‹ Home ›
View web version
About Me
Abdul Latif
Follow 0
Powered by Blogger.