Anda di halaman 1dari 14

DIAJENG ANJARSARI RAHMADANI

HERDIN YANTO
SHAFIRA LAILA SASQIA

K ER A JIN A N M ELAY U R IA U

KERAJIN AN AN YAM AN RIAU

Sejarah Kerajinan Anyam an


Riau
Kerajinan anyaman sesungguhnya sudah
merupakan adat tradisi bagi orang Melayu Riau
dan sudah dikenal sejak berabad yang lalu,
terwariskan secara turun temurun samapai saat
ini. Di Provinsi Riau dikenal beberapa kerajinan
anyaman, yaitu anyaman pandan, anyaman
bambu, dan anyaman rotan. Kerajinan anyaman
ini bermula untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, serta kelengkapan upacara-upacara
adat di lingkungan masyarakat. Barang-barang
anyaman ini adalah untuk dipergunakan sendiri
dan tidak untuk diperjual belikan.

Namun, sebagai akibat dari pengaruh


pembaharuan dan perkembangan zaman, sedikit
demi sedikit seni kerajinan ini mulai dikembangkan
dan di produksi untuk dijual dalam rangka
menunjang perekonomian keluarga, meskipun
akhirnya pada saat ini tergeser dan digantikan oleh
peralatan modern yang serba sintesis. Kerajinan
anyaman pandan,bambu, dan rotan terdapat di
Pelalawan, Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan
Singigi serta beberapa daerah di pesisir timur
seperti Bengkalis, Siak, dan Bagan Siapiapi.

KERAJIN AN TEKAT RIAU

PEN G ERTIAN
Kerajinan tekat adalah : kerajinan berupa sulaman
tangan yang melekatkan benang emas pada bidang
kertas/kain yang telah di pola/di motif dengan cara
di jahitkan melalui media pemidangan.
Dalam perkembangan corak nya, pengertian
"TEKAT" bukan lagi terbatas pada melekatkan
benang emas
pada bidang kertas berpola, tetapi teknik
penyulaman berkembang pada ragam bahan yang
ditekatkan.

SEJARAH
Pada dasar nya ,kapan pasti nya
kerajinan tekat ini mulai berkembang di
melayu riau sulit untuk di pastikan,tetapi
peradapan seni telah mulai di kenal pada
abad ke - 7, dan semankin pesat
berkembang pada abad ke 15,namun
terbatas hanya di peruntukan pada
ketrampilan putri putri di lingkungan
istana kerajaan saja.

Sejarah K erajinan Tenun Songket M elayu


R iau

Orang pertama yang


memperkenalkan tenun Siak adalah
seorang perajin yang didatangkan dari
Kerajaan Terangganu Malaysia pada
masa ketika Kerajaan Siak
diperintahkan oleh Sultan sayid ali.
Dari terangganu Wan Sitti Binti Wan
Karim dibawa ke Siak Sri Indrapura.
Beliau adalh seorang wanita yang
cakap dan terampil dalam bertenun.
Beliau mengajarkan bagaimana cara

Pada awalmya tenun yang diajarkan adalah tenun


tumpu, kemudian bertukar ganti dengan menggunakan
alat yang dinamakan denganKik. Kain yang
dihasilkan disebut dengan kain tenun siak. Pada
awalnya kain tenun Siak ini dibuat terbatas bagi
kalangan bangsawan saja, terutama sultan dan para
keluarga serta para pembesar kerjaan dikalangan Istana
Siak. Kik adalah alat tenun yang sederhana, terbuat dari
bahan kayu berukuran sekitar 1 x 2 meter. Sesuai
dengan ukuran alatnya, maka kain yang dihasilkan
tidaklah lebar, sehingga tidak cukup untuk satu kain
sarung, sehingga harus disambung dua yang disebut
dengan kain berkampuh.

Selain tenun Siak yang saat ini telah dikenal dengan


tenun songket Riau, dikenal pula kain tenun songket
Indragiri yang telah ada sejak puluha tahun yang lalu di
Kerajaan Indragiri. Asal mula kain tenun Indragiri
dibawa oleh orang-orang perehu atau disebut dengan
orang dagang yang menetap di Indragiri yang berpusat
di Kota Rengat. Masyarakat pendatang ini oleh kerajaan
Indragiri melalui Tenun Muda Indragiri, dibri suatu
daerah untuk bermukiman sampai saat ini. Daerah
tersebut dikenal dengan nama Kampung Dagang. Dari
tempat iilah awal mula berkembangnya tenun Indragiri,
dengan bahan baku berasal dari benang sutera.

Anda mungkin juga menyukai