Anda di halaman 1dari 59

LATAR DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN

KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN


PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan
Bahasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sembilanbelas November Kolaka

OLEH
IRMA ANDRIANI
A1A1 14020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2018
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt, atas limpahan

rahmat dan inayah-Nya kepada penulis sehingga dalat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sembilanbelas November Kolaka. Banyak hambatan dan rintangan

yang penulis hadapi selama proses pembuatan skripsi ini. Namun, berkat doa,

usaha, dan perjuangan, serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya segala

hambatan dan rintangan dapat teratasi.

Secara khusus dengan rasa hormat, penulis ucapkan banyak terima kasih

kepada kedua orang tuaku tercinta orang yang paling hebat didunia ini, orang

yang selalu tidak pantang menyerah dalam memberikan doa, bantuan, dukungan,

kasih sayang, pengorbanan dan semangat di setiap langkah perjalanan penulis

dalam menuntut ilmu, sekaligus orang yang banyak mengetahui keluh kesahku

pada ssat menyusun skripsi ini. Serta Adikku tercinta yang selalu mampu menjadi

tempat beristirahat dan melepas penat yang luas biasa.

Dengan kerendahan hati, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Dr. Azhari, S.STP., M.Si. selaku Rektor Universitas Sembilanbelas November

Kolaka yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengenyam

pendidikan sarjana di kampus tercinta.

v
2. Zakaria, S.S., M.A. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) yang selalu memudahkan proses penyelesaian studi ini, khususnya

terkait dengan administrasi yang kami perlukan.

3. La Alu, S.Pd., M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa, serta

pembimbing I dalam penulisan skripsi ini.

4. Agus Nasir, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, serta penguji II sidang skripsi.

5. Samsuddin, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan petunjuk dan saran serta motivasi dalam menyelesaikan hal-hal

yang berhubungan dengan skripsi ini.

6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Para

Staf Administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sembilanbelas November Kolaka

7. Dr. Nur Ihsan HL., M.Hum. dan Takwa, S.Pd., M.Hum. selaku penguji I dan

III sidang skripsi yang telah memberikan masukan dan saran perbaikan agar

menghasilkan karya ilmiah yang baik.

8. Sahabat seperjuangan penulis, Hasniati, dan Nurhaerani yang telah

memberikan semangat, bantuan, dan dukungan untuk meyelesaikan skripsi ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 serta Keluarga Besar Himpunan

Mahasiswa Program Studi FKIP USN yang telah banyak memberikan

motivasi selama mengikuti perkuliahan dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Terima kasih kepada Faisal Hasan Pria hebat, motivator pribadi yang tanpa

henti selalu memberikan dukungan daan semangat. Nasihat dan saran yang ia

vi
berikan adalah hal yang menolong dan membuat saya tersadar untuk berusaha

lebih baik dan bekerja lebih keras.

11. Untuk Tanteku Hardianti dan saudari sepupu Widhy astuti yang selalu

memberikan motivasi, dan semangat yang luar biasa untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Kolaka, Juli 2018

Irma Andriani

vii
MOTTO

“Jika kamu benar menginginkan


sesuatu, kamu akan menemukan
caranya. Namun jika tak serius, kau
hanya menemukan alasan”

“Aku tak punya bakat khusus. Aku Cuma


punya rasa penasaran yang menggebu-gebu”

vi
ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Latar dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad
Tohari sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas”
oleh Irma Andriani, NIM A1A1 14020, dibimbing oleh La Alu, S.Pd., M.Hum,
sebagai pembimbing I dan Samsuddin, S.Pd., M.Hum, sebagai pembimbing II.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh cerpen yang berfokus pada salah satu jenis karya
sastra yang isinya mendeskripsikan cerita atau kisah kehidupan manusia dalam
bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Cerita pendek atau biasa disingkat cerpen
adalah cerita yang isinya mengisahkan peristiwa pelaku cerita secara singkat dan
padat. Cerita pendek juga merupakan salah satu ragam dan jenis prosa yang relatif
pendek. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah latar dalam
kumpulan cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari sebagai bahan
pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Atas”?. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan latar dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin Karya
Ahmad Tohari sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah
Atas. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk kepentingan
pengembangan teoritis, dan praktis. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan. Dikatakan penelitian kepustakaan karena peneliti tidak terjun
kelapangan, tetapi objek yang dikaji adalah bahan pustaka berupa kumpulan cerpen
Senyum Karyamin. Dalam penelitian ini diperoleh dari teks cerita yang berupa kata-
kata, dan kalimat yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senyum karyamin Karya
Ahmad Tohari, yang diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama jakarta,
tahun 1989 setebal 88 halaman. Sementara itu, yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah berupa kumpulan cerpen Senyum Karyamin dan buku acuan
yang berhubungan dengan permasalahan materi pembelajaran bahasa dan sastra
indonesia di Sekolah Menengah Atas. Hasil penelitian latar yang sangat dominan
pada kumpulan cerpen Senyum Karyamin adalah latar tempat

Kata kunci: latar dalam kumpulan cerpen, dan pembelajaran apresiasi sastra.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.................................................... iii
PERNYATAAN........................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
1.5 Defenisi Operasional.................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................... 6


2.1 Karya Sastra............................................................................... 6
2.2 Pengertian Cerpen .................................................................... 7
2.3 Struktur Cerpen ........................................................................ 8
2.4 Kerangka Berpikir dalam Penelitian ......................................... 13

BAB III METODELOGI PENELITIAN.................................................. 14


3.1 Jenis dan Metode Penelitian ...................................................... 14
3.2 Data dan Sumber Data............................................................... 14
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 15
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................. 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 16


4.1 Gambaran Umum Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin .......... 16
4.2 Latar dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin.................... 19
4.2.1 Latar Cerpen Senyum Karyamin ....................................... 20
4.2.2 Latar Cerpen Jasa-jasa Buat Sanwirnya........................... 26
4.2.3 Latar Cerpen Si Minem Beranak Bayi............................... 28
4.2.4 Latar Cerpen Surabanglus ................................................ 30
4.2.5 Latar Cerpen Tinggal Matanya Berkedip-kedip ............... 34
4.2.6 Latar Cerpen Ah, Jakarta .................................................. 36
4.2.7 Latar Cerpen Blekong ....................................................... 38
4.3 Pembahasan ............................................................................... 40
4.3 Interpretasi Latar dalam Kumpulan Cerpen Senyum
Karyamin................................................................................... 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................ 47
5.1 Simpulan.................................................................................... 47
5.2 Saran .......................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang isinya mendeskripsikan

cerita atau kisah kehidupan manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.

Cerita pendek juga disebut esai, prosa atau fiksi, memiliki konten yang hanya

berfokus pada satu isu atau konflik. Singkatnya, alur cerita pendek hanya berfokus

pada satu konfik. Cerita pendek atau biasa disingkat cerpen adalah cerita yang

isinya mengisahkan peristiwa pelaku cerita secara singkat dan padat, tetapi

mengandung kesan yang mendalam baik berupa cerita tentang peristiwa yang

nyata atau imajinasi saja, Sukirno (2013:83).

Cerpen juga merupakan salah satu ragam dari jenis prosa yang relatif

pendek. Kata pendek diartikan bahwa cerpen, sesuai dengan namannya adalah

cerita yang pendek yang selesai dibaca satu kali duduk. Atau dapat juga diartikan

bahwa cerpen hanya mempunyai efek tunggal, karakter, dan latar yang terbatas,

tidak beragam atau tidak kompleks. Cerpen diartikan sebagai proses sekali duduk

dapat memahami isinya. Artinya pada saat itu isi cerpen dapat dipahami. Cerpen

terdiri dari berbagai kisah, seperti kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka,

dan lain-lain.

Selain itu, cerpen memililiki dua elemen pembangun berupa unsur

intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kalau berasal dari dalam cerpen unsur intrinsik

cerpen, jika diibaratkan seperti bangunan, maka unsur intrinsik cerpen adalah

komponen bangunan. Apabila terdapat salah satu poin-poin yang hilang, maka

1
bangunan itu akan jatuh dan roboh. Begitu juga dengan unsur intrinsik, apabila

salah satu bagian dari unsur intrinsik ini hilang dari peradaban, maka karya tulis

seperti cerpen ini tidak dapat lagi dikatakan sebagai karya tulis cerpen. Unsur

intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya

bahasa, sudut pandang dan amanat.

Menurut Stanton (2007:35) bahwa latar adalah lingkungan yang

melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan

peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar atau setting

mengacu/membentuk kepada suasana (keadaan), waktu, dan tempat dimana

terjadinya suatu pemahaman konkret terhadap suatu cerita pendek (cerpen). Latar

di dalam cerpen terdapat tiga jenis, di antaranya, yaitu seperti waktu, tempat dan

suasana (keadaan). Ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi

oleh pembaca secara faktual jika membaca secara fiksi atau ketiga inilah yang

secara konkret dan langsung membentuk cerita.

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah latar atau setting karena

pada dasanya latar atau setting itu sangatlah penting untuk diketahui demi

menciptakan keharmonisan dalam sastra, terutama dalam cerita pendek. Adapun

cerita pendek yang akan diteliti adalah kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari.

Di dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin menggunakan latar atau

setting pada tokoh sentral yang berasal dari kalangan bawah. Ahmad Tohari

seolah-olah mewakili aspirasi rakyat kecil melalui kata-kata ia sampaikan dalam

setiap cerpen tersebut. Masyarakat seakan diikuti oleh setiap kata yang

2
diungkapkan Tohari yang semakin tampak nyata, dengan diungkapnya kisah yang

sering terjadi di masyarakat baik sosial, budaya, moral, maupun kehidupan religi.

Salah satu hal yang menarik atau mengesankan dalam cerpen ini adalah

cerita Senyum Karyamin merupakan cerita yang menarik. Hal menarik tersebut

dapat ditemukan pada jalan cerita yang tidak membosankan, gaya bahasa yang

ringan namun penuh makna, serta penokohan tokoh Karyamin yang sesuai realitas

masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah latar dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin Karya

Ahmad Tohari sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah

Atas” ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan latar dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad

Tohari sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Atas.

1.4 Manfat penulisan

Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoretis maupun

praktis sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti.

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

3
1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat pengetahuan penulis

khususnya pada latar dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad

Tohari dalam pembelajaran apresiasi sastra.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang latar

dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari dalam

pembelajaran apresiasi sastra.

b) Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang latar

dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari dalam

pembelajaran apresiasi sastra.

c) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi lembaga

pendidikan.

1.5 Definisi Operasional

Menghindari terjadinya pemahaman atau interpretasi yang berbeda

terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa

istilah yang digunakan dijelaskan melalui definisi operasional sebagai berikut:

a) Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya

peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang

lainnya adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu

serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra.

4
b) Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang memaprkan kisah atau cerita

mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat.

Atau pengertian cerpen lainnya, yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi

mengenai kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara

ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.

c) Apresiasi sastra adalah kemampuan menikmati, menghargai, dan menilai

karya sastra. Baik yang berbentuk puisi maupun prosa, atau suatu kegiatan

menggeluti sastra dengan sungguh-gungguh hingga tumbuh pengertian,

penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik

terhadap cipta sastra.

d) Salah satu hal yang menarik atau mengesankan dalam cerpen ini adalah cerita

Senyum Karyamin merupakan cerita yang menarik. Hal menarik tersebut

dapat ditemukan pada jalan cerita yang tidak membosankan, gaya bahasa

yang ringan namun penuh makna, serta penokohan tokoh Karyamin yang

sesuai realitas masyarakat Indonesia.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Karya Sastra

Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi dan fiksi.

Karya sastra nonfiksi adalah karya sastra yang ditulis berdasarkan kajian keilmuan

dan atau pengalaman. Pada umumnya, buku merupakan penyempurnaan buku

yang telah ada sedangkan, karya sastra fiksi yaitu rekaan atau cerita khayalan. Hal

ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan pada

kebenaran sejarah (Nurgiyantoro, 2010: 2). Karya sastra fiksi menyarankan pada

suatu karya yang menceritakan sesuatu yang tidak terjadi sungguh-sungguh

sehingga tidak perlu mencari kebenarannya di dunia nyata.

Sebagai karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia

dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai

permasalahan tersebut dengan penuh keunggulan yang kemudian diungkapnya

kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya. Oleh karena itu, fiksi

dalam buku Teori Pengkajian fiksi (Nurgiyantoro, 2010: 2), dapat diartikan

sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan

mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar

manusia. Pengarang mengemukakan hal ini berdasarkan pengalaman dan

pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan

dibentuk sesuai dengan tujuannya sekaligus memasukkan unsur hiburan dan

penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia. Oleh karena itu, fiksi

merupakan sebuah cerita, karenanya terkandung juga dalamnya tujuan

6
memberikan hiburan. Membaca sebuah karangan fiktif berarti menikmati cerita,

menghibur diri untuk memperoleh kepuasaan batin (Nurgiyantoro, 2010: 3).

Cerita fiksi adalah roman, cerpen, drama, puisi, dan novel.

2.2 Pengertian Cerpen

Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa yang relatif pendek.

Kata pendek disini diartikan bahwa cerpen, sesuai dengan namannya adalah cerita

yang pendek yang selesai dibaca satu kali duduk. Atau dapat juga diartikan bahwa

cerpen hanya mempunyai efek tunggal, karakter, dan latar yang terbatas, tidak

beragam atau tidak kompleks. Cerpen diartikan sebagai proses sekali duduk dapat

memahami isinya. Artinya pada saat itu isi cerpen dapat dipahami. Cerpen terdiri

dari berbagai kisah, seperti kisah percintaan (roman), kasih saying, jenaka, dan

lain-lain. Cerpen biasanya mengandung pesan atau amanat yang mudah dipahami

oleh pembaca.

Cerpen seperti halnya bentuk prosa lainnya, memiliki unsur-unsur penting

yang membangunnya. Unsur itu terdiri dari unsur instrinsik dan ekstrinik. Unsur

instrinsik merupakan unsur pembangun cerpen yang berada di dalam struktur

cerpen itu sendiri. Unsur- unsur itu antara lain, tema, alur, setting atau latar,

penokohan, watak, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur

yang turut membangun terbentuknya sebuah cerpen yang berasal dari luar struktur

cerpen. Unsur-unsur itu antara lain latar belakang pengarang, budaya, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain.

Sumardjo (1994: 30) mendefinisikan cerpen berdasarkan makna katanya,

yaitu cerita berbentuk prosa yang relatif pendek. Kata pendek dalam batasan ini

7
tidak jelas ukurannya. Ukuran pendek disini diartikan sebagai: dapat dibaca sekali

duduk dalam waktu kurang dari satu jam. Dikatakan pendek juga karena genre ini

hanya mempunyai efek tunggal, karakter, dialog, dan setting yang terbatas, tidak

beragam dan tidak kompleks. Sedangkan Rahmanto (1998: 126) mengemukakan

bahwa ciri khas dalam suatu cerpen bukan menyangkut panjang pendeknya

tuturan, berapa jumlah kata dan halaman untuk mewujudkannya, tetapi terlebih

pada lingkup permasalahan yang ingin disampaikannya.

Menurut Sukirno (2013: 83), cerita pendek atau biasa disingkat cerpen

adalah cerita yang isinya mengisahkan peristiwa pelaku cerita secara singkat dan

padat, tetapi mengandung kesan yang mendalam. Peristiwa itu dapat nyata atau

imajinasi saja. Bentuk karya sastra ini sering kita jumpai di berbagai media cetak

seperti koran, majalah, dan antalogi cerpen.

Simpulan dari ketiga pendapat para ahli di atas bahwa cerpen adalah cerita

pendek yang bentuknya prosa yang isinya mengisahkan peristiwa pelaku cerita

secara singkat dan padat, tetapi mengandung kesan yang mendalam.

2.3 Struktur Cerpen

Cerita pendek dibangun oleh unsur-unsur yang saling terpadu. Unsur-

unsur tersebut adalah tokoh (dan penokohan), alur, latar, gaya bahasa, dan sudut

pandang (Suyanto, 2012: 46).

a) Tema

Tema adalah ide atau gagasan yang ingin disampaikan pengarang dalam

ceritanya. Dalam sebuah tulisan, sudah pasti mengandung tema, karena

dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang

8
dibuat. Jika diibartakan sebuah rumah, tema merupakan pondasinya. Tema

merupakan hal utama yang dilihat oleh pembaca. Apabila temanya

menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut dan

menarik minat pembaca. Tema ini akan diketahui setelah seluruh unsur

prosa fiksi itu dikaji.

Menurut Rahmanto (1998: 2.20) bahwa tema adalah makna cerita,

gagasan utama, atau dasar cerita. Nurgiyantoro (2000: 68) menafsirkan

bahwa tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya

sastra dan yang dikandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang

menyangkut persamaan-persamaan dan perbedaan–perbedaan. Sedangkan

Tarigan (1985: 125) Tema merupakan unsur penting yang harus ada dalam

sebuah cerpen baik secara implisit maupun eksplisit, karena temalah yang

menjadi dasar sebuah cerita.

b) Tokoh

Tokoh adalah pelaku cerita. Tokoh tidak selalu berwujud manusia, tapi

bergantung pada siapa atau apa yang diceritakannya dalam cerita. Watak

atau karakter adalah sifat dan sikap para tokoh tersebut. Adapaun

penokohan atau perwatakan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-

tokoh dan watak-wataknya dalam suatu cerita.

Menurut Aminuddin (2002: 79) bahwa tokoh adalah pelaku yang

mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu

menjalin suatu cerita. Menurut Sudjiman (1988: 16) bahwa tokoh adalah

individu rekaan yang mengalami peristiwa cerita. Sedangkan Nurgiyantoro

9
(1988: 165) tokoh adalah salah satu unsure yang penting dalam suatu

novel atau cerita rekaan.

c) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling berkaitan karena hubungan

sebab akibat. Adapun pengaluran adalah urutan teks. Dengan menganalisis

urutan teks ini, pembaca akan tahu bagaimana pengarang menyajikan

cerita tersebut.

Rahmanto (1998: 2.10) berpendapat bahwa alur merupakan

rangkaian peristiwa yang tersusun secara kronologis dalam kaitan sebab

akibat sampai akhir kisah. Rusyana (1984: 76) menyatakan bahwa plot

atau alur bukan sekedar urutan cerita dari A sampai Z, melainkan

merupakan hubungan sebab akibat peristiwa yang satu dengan peristiwa

yang lainnya di dalam cerita. Rusyana (1984: 76) menyatakan bahwa plot

atau alur bukan sekedar urutan cerita dari A sampai Z, melainkan

merupakan hubungan sebab akibat peristiwa yang satu dengan peristiwa

yang lainnya di dalam cerita. Sedangkan Kenney (dalam Rahmanto dan

Hariyanto, 1998: 2.10) membagi tiga bagian struktur alur cerita rekaan

secara garis besar, yaitu: bagian awal, tengah, dan akhir. Namun, urutan

itu tidak selamanya seperti itu, pengarang dapat secara bebas memulainya.

d) Latar

Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Suyanto, 2012: 50). Latar

dalam peristiwa dapat diklasifikasikan menjadi: 1) latar tempat, yaitu latar

10
yang berhubungan tempat terjadinya peristiwa, 2) latar waktu, yaitulatar

yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa cerita, 3) latar sosial,

yaitu keadaan yang berupa adat istiadat, budaya, nilai-nilai yang ada di

tempat peristiwa tersebut. Latar merupakan salah satu unsur instrinsik

cerpen yang dapat menghidupkan cerita karena tanpa latar yang cocok

cerpen tersebut tidak hidup.

Menurut Rahmanto (1998: 2.15) latar adalah unsur yang

menunjukkan di mana dan kapan peristiwa-peristiwa dalam kisah itu

berlangsung. Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial

tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam

Nurgiyantoro, 2000: 216).

e) Gaya bahasa

Dalam menyampaikan cerita, setiap pengarang ingin ceritanya mempunyai

daya sentuh dan efek yang kuat bagi pembaca. Oleh karena itu, sarana

karya prosa adalah bahasa. Bahasa akan diolah semaksimal mungkin oleh

pengarang dengan memaksimalkan gaya bahasa sebaik mungkin. Gaya

bahasa merupakan cara mengungkapkan bahasa seseorang pengarang

untuk mencapai efek estetis dan kekuatan gaya ungkap.

Menurut Rahmanto (1998: 2.17) mengemukakan bahwa gaya erat

hubungannya dengan nada cerita. Gaya merupakan cara pemakaian bahasa

yang spesifik dari seorang pengarang. Gaya merupakan sarana yang

dipergunakan pengarang dalam mencapai tujuan yakni nada cerita.

11
Sedangkan Sumardjo dan Saini K.M. (1994: 92) berpendapat bahwa gaya

adalah sesuatu yang lembut, rumit, dan penuh rahasia dalam karya seni.

Dengan memahami gaya pengarang, kita akan memahami lebih baik

pribadi yang kreatif dari pada kita membaca biografinya yang ditulis orang

lain. Rahmanto (1998: 2.17) menegaskan bahwa menganalisis gaya dalam

cerita rekaan berarti menganalisis bentuk verbal cerita tersebut. Seperti

bagaimana pengarang memilih diksi, imaji, susunan tata kata dan

kalimatnya.

f) Penceritaan

Penceritaan atau sering disebut juga Sudut pandang (point of view) dilihat

dari sudut mana pengarang (narator) bercerita, terbagi menjadi 2, yakni

penceritaan intern dan penceritaan ekstern. Penceritaan intern adalah

penceritaan yang hadir di dalam teks sebagai tokoh. Cirinya adalah dengan

memakai kata ganti aku. Penceritaan ekstern bersifat sebaliknya, ia tidak

hadir dalam teks (berada di luar teks) dan menyebut tokoh-tokoh dengan

kata ganti orang ketiga atau menyebut nama.

Sudut pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya,

sebab pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian

cerita (Nurgiyantoro: 2000: 246). Sedangkan Rahmanto (1998: 2.16)

membagi sudut pandang ke dalam empat tipe (sebenarnya banyak variasi

meski hakikatnya sama), yakni: (1) First-person-central atau sudut

pandang orang pertama sentral atau dikenal juga akuan-sertaan, dalam

cerita itu tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat

12
di dalam cerita, (2) First-person-peripheral atau sudut pandang orang

pertama sebagai pembantu atau disebut sebagai akuan-tak sertaan, adalah

sudut pandang di mana tokoh „aku

mengantarkan tokoh lain yang lebih penting, (3) Third-person-omniscient

atau sudut pandang orang ketiga mahatahu atau disebut juga diaan-

mahatahu, yaitu pengarang berada di luar cerita, menjadi seorang

pengamat yang maha tahu, bahkan berdialog langsung dengan

pembacanya, (4) Third-person-limited atau sudut pandang orang ketiga

terbatas atau disebut juga diaan-terbatas, pengarang mempergunakan

orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, ia hanya

menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan tunpuan cerita.

2.4 Kerangka Pikir

Objek penelitian ini adalah latar dalam Cerpen Senyum Karyamin

karya Ahmad Tohari dan konsep yang berkaitan dengan latar didesain dalam

bagan sebagai berikut:

Cerpen Senyum Karyamin


Karya Ahmad Tohari

Latar Bahan Pembelajaran


Apresiasi Sastra
Latar tempat, Latar
waktu dan Latar Suasana Di Sekolah
Menengah atas

Simpulan dan Saran

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan. Dikatakan penelitian

kepustakaan karena peneliti tidak terjun kelapangan, tetapi objek yang dikaji

adalah bahan pustaka berupa kumpulan cerpen Senyum Karyamin.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

kualitatif adalah penggambaran atau penyajian data berdasarkan kumpulan cerita

secara objek sesuai data yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin.

Dikatakan kualitatif karena prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat suatu individu.

3.2 Data dan Sumber Data

Di dalam penelitian kualitatif, data ini diperoleh dari teks cerita yang

berupa kata-kata, dan kalimat yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senyum

karyamin Karya Ahmad Tohari, yang diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia

Pustaka Utama jakarta, tahun 1989 setebal 88 halaman. Sumber data dalam

penelitian ini berupa kumpulan cerpen Senyum Karyamin yang berhubungan

dengan kata-kata yang bersumber dari buku acuan yang berhubungan dengan

permasalahan materi pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di Sekolah

Menengah Atas.

14
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Agar memperoleh data yang sesuai dengan tema penelitian ini, diperlukan

suatu teknik atau metode pengumpulan data yang sesuai dengan objek penelitian.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

teknik pustaka karena sumber data diperoleh dari sumber tertulis. Adapun

langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

a) Teknik Pustaka, yaitu peneliti membaca kumpulan cerpen Senyum Karyamin

karya Ahmad Tohari secara keseluruhan untuk mendapatkan pemahamaan isi

dari cerita tersebut.

b) Teknik catat (hand writing), yaitu data yang diperoleh dari membaca

kemudian dicatat, sesuai dengan data yang diperoleh dalam penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa

langkah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data

sebagai berikut:

a) Menganalisis kumpulan cerpen Senyum Karyamin dengan menggunakan

analisis struktural. Analisis struktural dilakukan dengan membaca dan

memahami kembali data yang diperoleh.

b) Analisis dengan tinjauan sosiologi sastra dilakukan dengan membaca dan

memahami kembali data yang diperoleh, selanjutnya mengandung fakta-fakta

sosial dalam cerpen tersebut

15
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini akan diuraikan mengenai latar dalam kumpulan

cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari. Kumpulan cerpen Senyum

Karyamin karya Ahmad Tohari terdiri atas tujuh cerpen yang akan dikaji secara

keseluruhan di antaranya (1) Senyum Karyamin, (2) Jasa-jasa Buat Sanwirnya,

(3) Siminem Beranak Bayi, (4) Surabanglus, (5) Tinggal Matanya Berkedip-kedip,

(6) Ah,Jakarta, (7) Blekong.

Uraian mengenai latar dalam penelitian ini diawali dengan gambaran

umum setiap cerpen, kemudian uraian mengenai latar.

4.1. Gambaran Umum Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin

Ada tujuh cerpen dalam kumpulan cerpen Senyum Karyaminkarya ahmad

Tohari yaitu, (1) Senyum Karyamin, (2) Jasa-jasa Buat Sanwirnya, (3) Siminem

Beranak Bayi, (4) Surabanglus, (5) Tinggal Matanya Berkedip-kedip, (6)

Ah,Jakarta, (7) Blekong.

Cerpen Senyum Karyamin mengisahkan tentang istri Karyamin yang setiap

hari didatangi oleh anak muda petugas bank harian, anak muda penjual duit dan

tukang edar kupon buntut. Di sungai tempat Karyamin mencari batu yang tidak

jauh dari rumahnya. Untuk mendukung cerpen ini digunakan dalam latar tempat,

yaitu rumah, sungai dan di bawah pohon waru dan latar waktu, yaitu pagi ini.

Pada cerpen ini menggunakan alur maju. Berikut ini dikemukakan penggalan

cerpen yang mendukung ulasan tersebut

16
“ Memang bahaya meninggalkan isrimu seorang diri di rumah yang setiap
hari didatangi oleh petugas bank harian, anak penjual duit dan tukang edar
kupon buntut. ”
“ Suara gelak tawa terdengar riuh di antara bunyi benturan batu-batu yang
mereka lempar ke tepi sungai. ”
“ Di bawah pohon waru, Saidah sedang menggelar dagangannya, nasi
pecel. ”
“ Pagi ini Karyamin yang sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh, lalu
menggelinding ke bawah.”

Cerpen Jasa-jasa Buat Sanwirnya mengisahkan tentang Sampir yang

mengintip rumah Sanwir yang sedang diuruti. Ranti yang sibuk mencari makanan

tiba-tiba Sampir ketahuan mengintip dan dia lari ke pohon dan akhirnya dia

tersandung. Untuk mendukung cerpen ini digunakan dalam latar tempat, yaitu

samping rumah, lambung desa dan di bawah pohon manggis. Pada cerpen ini

menggunakan alur maju. Berikut ini dikemukakan penggalan cerpen yang

mendukung ulasan tersebut.

“ Samping rumah aku mengintip ke dalam bilik. Dukun yang sedang


menguruti tubuh Sanwir. ”
“ Dengar! Ujar Ranti. Yang berminat mencari makanan buat Sanwirnya
boleh datang kelumbung desa. ”
“ Dan sampir lari ke sana. Di bawah pohon manggis, aku lihat dia jatuh
tersandung pongkor, bangun dan lari. ”

Cerpen Si Minem Beranak Bayi mengisahkan tentang Kasdu yang berjalan

dari perkampungan dan dia melihat tumpukan batu besar, tiba-tiba dia mendengar

Si Minem yang sudah tergeletak di bawah dan air ketubannya pecah.untuk

mendukung cerpen ini digunakan dalam latar tempat, yaitu perbukitan dan rumah.

Pada cerpen ini menggunakan alur maju. Berikut ini dikemukakan penggalan

cerpen yang mendukung ulasan tersebut.

“ Kasdu terus berjalan. Lepas dari perkampungan dia menapaki jalan


sempit yang membelah perbukitan. ”

17
“ Minem yang kelenger dipapah orang pulang ke rumah. Air ketubannya
sudah membasahi kainnya. ”

Cerpen Surabanglus mengisahkan tentang Kimin yang sedang kesakitan

dan berlari kampong terdekat yang ada warung dan dia menghabiskan seteko air

dan empat buah pisang kapok. Untuk mendukung cerpen ini digunakan dalam

latar tempat, yaitu bukit dan latar waktu, yaitu setengah jam. Pada cerpen ini

menggunakan alur erat karena terjadi hubungan yang kuat sekali antar peristiwa

satu dengan yangaa lainnya. Berikut ini dikemukakan penggalan cerpen yang

mendukung ulasan tersebut.

“ Kimin membungkam rasa nyeri dlam lambung sendiri. Ikat pinggang


dikencangkannya dan Kimin berlari mendekati bukit. ”
“ Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk-runduk, menempuh kali-
kali kecil yang kering dan sampailah dia ke kampung terdekat. ”

Cerpen Tinggal Matanya Berkedi-kedip mengisahkan tentang seekor

kerbau yang menjadi binal dan membuat sang petani pusing karena sang kerbau

tak mau bergerak untuk membajak sawah. Untuk mendukung cerpen ini

digunakan dalam latar tempat, yaitu tengah sawah dan latar waktu, yaitu dua hari

yang lalu. Pada cerpen ini menggunakan alur campuran. Berikut ini dikemukakan

penggalan cerpen yang mendukung ulasan tersebut.

“ Kami tidak menyangka akhirnyaa si Cepon, kerbau kami, rubuh di


tengah sawah yang hendak dibajak. ”
“ Dua hari yang lalu ketika datang atas panggilan ayah, Musgepuk mulai
menangani kerbau kami dengan tipu daya. ”

Cerpen Ah, Jakarta mengisahkan tentang tokoh Aku yang kedatangan

seorang karibnya dari jauh. Ia datang dengan jalan yang terpincang-pincang, lima

18
jari kanannya yang luka. Untuk mendukung cerpen ini digunakan dalam latar

tempat, yaitu rumah, Jakarta dan pasar. Pada cerpen ini menggunakan alur maju.

Berikut ini dikemukakan penggalan cerpen yang mengenai ulasan tersebut.

“ Kedatangannya pada suatu malam di rumahku memang mengejutkan.


Sudah lama aku tak melihatnya. ”
“ Selama itu, aku hanya mengetahui keadaannya lewat cerita teman yang
sering melihat kondisi ibu kota Jakarta itu. ”
“ Entahlah sejak saat itu aku jadi senang pergi ke pasar. Di depan pasar
kecil di kotaku itu terdengar penemuan mayat. ”

Cerpen Blekong mengisahkan tentang terdengar berita: Ayah dari bayi itu

adalah seorang lelaki yang mempunyai lampu senter. Untuk mendukung cerpen

ini digunakan dalam latar tempat, yaitu kampong dan latar waktu, yaitu keesokan

hari. Pada cerpen ini menggunakan alur maju. Berikut ini dikemukakan penggalan

cerpen yang mendukung ulasan tersebut.

“ Sejenak kampungku terpana mendengar ucapan Lurah Hadining. Namun


sesaat senyum legalah yang tampak dimana-mana. ”
“ Maka keesokan hari tersiar berita: Ayah dari bayi itu adalah seorang
lelaki yang mempunyai lampu senter. ”

4.2 Latar dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin

Ada dua puluh tiga latar dalam cerpen ini yaitu, (1) Jalan, (2) Pagi ini, (3)

Rumah, (4) Sungai, (5) Di bawah pohon waru, (6) Samping rumah, (7) Lumbung

desa, (8) Di bawah pohon manggis, (9) Perbukitan, (10) Rumah, (11) Setengah

jam, (12) Bukit, (13) Tengah sawah, (14) Dua hari yang lalu, (15) Jakarta, (16)

Pasar, (17) Keesokan hari, (18) Kampung, (19) Bersenang-senang, (20)

Menyebalkan, (21) Bingung, (22) Takut, (23) Cemas. Kedua puluh tiga latar

tersebut ditemukan pada tujuh cerpen yang ada dalam kumpulan Cerpen Senyum

Karyamin, yaitu (1) Cerpen Senyum Karyamin, (2) Cerpen Jasa-jasa Buat

19
Sanwirnya, (3) Cerpen Siminem Beranak Bayi, (4) Cerpen Surabanglus, (5)

Cerpen Tinggal Matanya Berkedip-kedip, (6) Cerpen Ah,Jakarta, (7) Cerpen

Blekong. Latar-latar tersebut diuraikan berikut ini.

4.2.1 Latar dalam Cerpen Senyum Karyamin

Ada empat latar tempat yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari, yaitu (1) Jalan, (2) Rumah, (3) Sungai, (4) Di bawah pohon waru.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Tabel latar tempat pada cerpen Senyum Karyamin

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Jalan Tanah yang Karyamin SK,P:1


sedang didakinya dan Kawan-
sudah licin yang kawannya
dibasahi air

2 Rumah Berdiam diri di Istri SK,P:6


rumah Karyamin

Di rumahlah Istri SK,P:6


tempat anak muda Karyamin
petugas bank dan petugas
harian bank harian

Anak muda yang Istri SK,P:6


suka menjual duit Karyamin
di rumah dan Anak
Karyamin muda penjual
duit

Tukang edar Istri SK,P:6


kupon buntut Karyamin
yang datang setia dan Tukang
saaat di rumah edar kupon
Karyamin buntut

20
3 Sungai Tempat dimana Karyamin SK,P:9
Karyamin dan dan Kawan-
pencari lainnya kawannya
mencari batu

Suara gelak tawa Karyamin SK,P:9


terdengar riuh di dan kawan-
antara bunyi kawannya
benturan batu-
batu yang mereka
lempar

4 Di bawah karyamin yang Karyamin SK,P:15


pohon waru sedang berteduh
(istirahat)
dikarenakan
kepalanya pusing
akibat terik panas
matahari

Saidah yang Saidah dan SK,P:9


sedang menggelar Karyamin
dagangannya tiba-
tiba dia melihat
Karyamin

Latar tempat pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Jalan

digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar Jalan

digunakan untuk mendeskripsikan tempat dimana Karyamin melangkah pelan dan

sangat hati-hati. Dijelaskan bahwa beban yang menekan pundaknya adalah

pikulan yang digantungi dua kerangjang batu kali. Jalan tanah yang sedang

didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari dari tubuh Karyamin dan

21
kawan-kawannya, yang pulang balik mengangkat batu dari sungai ke pangkalan

material di atas sana. Karyamin sudah berpengalaman agar setiap perjalanannya

selamat. Yakni berjalan menanjak sambil menjaga agar titik berat beban dan

badannya tetap berada pada telapak kaki kiri atau kanannya. Pemindahan titik

berat dari kaki kiri ke kaki kanannya pun harus dilakukan dengan baik. Karyamin

harus memperhitungkan tarikan napas serta ayunan demi keseimbangan yang

sempurna.

Latar Rumah digunakan pengarang untuk menjelaskan dua latar yaitu, (1)

Latar Rumah digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat dimana istri

Karyamin yang berdiam diri di rumah. Memang bahaya meninggalkan istrimu

seorang diri di rumah. Min, kamu ingat anak-anak muda petugas bank harian itu?

Jangan kira mereka hanya datang setiap hari buat menagih setoran kepada istrimu.

Jangan percaya kepada anak-anak muda penjual duit. (2) Latar Rumah juga

digunakan untuk mendeskripsikan tempat tukang edar kupon buntut. Kudengar

dia juga sering datang ke rumahmu bila kamu sedang keluar. Apa kamu juga

percaya dia datang hanya menjual kupon buntut? Janagan-jangan dia menjual

buntutnya sendiri!.

Latar Sungai digunakan pengarang untuk menjelaskan dua latar yaitu, (1)

Latar Sungai digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat dimana

Karyamin dan kawan-kawannya mendengar suara gelak tawa riuh diantara bunyi-

bunyi benturan batu yang mereka lempar. Air sungai mendesau-desau oleh

langkah-langkah mereka. Ada daun jati melayang, kemudian jatuh dipermukaan

sungai dan bergerak menentang arus karena tertiup angin. Agak di hilir sana

22
terlihat tiga perempuan pulang dari pasar dan siap menyebrang. Para pencari batu

itu diam. (2) Latar Sungai juga mendeskripsikan tentang Karyamin yang sebelum

naik meninggalkan pelataran sungai matanya menangkap Sesutu yang bergerak

pada sebuah ranting yang menggantung di atas air. Oh, si parung burung.

Punggungnya biru mengkilap, dadanya putih bersih dan paruhnya merah saga.

Latar di Bawah pohon waru digunakan pengarang untuk menjelaskan satu

latar yaitu, (1) Latar di Bawah pohon waru digunakan pengarang untuk

mendeskripsikan tempat di mana Karyamin sedang berteduh (istirahat) yang

dikarenakan kepalanya pusing akibat terik panas matahari. Karyamin yang hanya

tersenyum dan dia bangkit lagi meski kepalanya pening dan langit seakan

berputar. Diambilnya kerangjang dan pikulan, kemudian Karyamin berjalan

menaiki tanjakan. Dia tersenyum ketika menapaki tanah licin yang berparut bekas

persorotan tubuhnya tadi. Di punggung tanjakan, Karyamin terpaku sejenak

melihat tumpukan batu yang belum lagi mencapai seperempat kubik. Tetapi harus

ditinggalkannya. Di bawah pohon warulah, Saidah sedang menggelar

dagangannya, nasi pecel, dan tiba-tiba dia melihat Karyamin.

23
Ada satu latar waktu yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari, yaitu (1) pagi ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 2. Tabel latar waktu pada cerpen Senyum Karyamin

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Pagi ini Sudah dua kali dia Karyamin SK,P:2


tergelincir

Para Pengumpul Karyamin dan SK,P:2


batu itu senang Kawan-
mencari hiburan kawannya
dengan cara
menertawakan diri
mereka sendiri

Latar waktu Pagi ini digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar

yaitu, (1) Latar Pagi ini digunakan pengarang untuk mendeskripsikan waktu di

mana Karyamin yang tubuhnya sudah dua kali tergelincir akibat licin. Tubuhnya

rubh, lalu menggelending ke bawah, berkejaran dengan bebatuan yang tumpah

dari keranjangnya. Dan setiap kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan

kawan-kawannya. Mereka para pengumpul batu itu, senang mencari hiburan

dengan cara menertawakan diri sendiri.

Kali ini Karyamin merayap lebih hati-hati. Meski dengan lutut yang sudah

bergetar, jemari kaki dicengkeramkannya ke tanah. Segala perhatian dipustakaan

pada pengendalian keseimbangan sehingga wajahnya kelihatan tegang.

24
Ada dua latar suasana yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari, yaitu (1) bersenang-senang, (2) menyebalkan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Tabel latar suasana pada cerpen Senyum Karyamin

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Bersenag- Empat atau lima Karyamin SK,P:2


senang orang kawan dan kawan-
Karyamin kawan
terbahak bersama.
Mereka, para
pengumpul batu
itu, senang
mencari hiburan
dengan cara
menertawakan diri
mereka sendiri.

2 Menyebalkan Boleh jadi Karyamin SK,P:4


Karyamin akan
selamat sampai ke
atas bila tak ada
burung yang
nakal. Seekor
burung paruh
udang terjuan dari
ranting yang
menggantung di
atas air,
menyambar
seekor ikan kecil,
lalu mlesat tanpa
rasa salah hanya
sejengkal didepan
mata Karyamin.

25
Latar suasana pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut, (1) Latar

Bersenang-senang digunakan pengarang untuk mendeskripsikan suasana di pagi

ini Karyamin sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh, lalu menggelinding ke

bawah., berkejaran dengan batu-batu yang tumpah dari keranjangnya. Dan setiap

kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan kawan-kawannya. Mereka, para

pengumpul batu itu, senang mencari hiburan dengan cara menertawakan diri

mereka sendiri.

Latar Menyebalkan digunakan pengarang untuk mendeskripsikan

Karyamin akan selamat sampai ke atas bila tak ada burung yang nakal. Seekor

burung paruh udang terjun dari ranting yang menggantung di atas air, menyambar

seekor ikan kecil, lalu melesat tanpa rasa salah hanya sejengkal didepan mata

Karyamin.

4.2.2 Latar dalam Cerpen Jasa-jasa Buat Sanwirnya

Ada tiga latar tempat yang ada dalam cerpen Jasa-jasa buat Sanwirnya

Karya Ahmad Tohari, yaitu (1) Samping rumah, (2) Lumbung desa, (3) Di bawah

pohon manggis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Tabel latar tempat pada cerpen Jasa-jasa Buat Sanwirnya

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Samping Sampir yang Sampir, JJBS,P:2


rumah mengintip di Sanwir dan
dalam bilik dan Dukun
melihat Sanwir
sedang diuruti
oleh dukun

26
2 Lumbung Ranti yang Ranti JJBS,P:5
desa berminat mencari
makanan buat
Sanwirnya

3 Di bawah Sampir yang lari Sampir JJBS,P:5


pohon di bawah pohon
manggis itu dan akhirnya
dia jatuh
tersandung

Latar tempat pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Samping

rumah digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar

Samping Rumah digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat di mana

Sampir yang mengintip di dalam bilik. Sampir mundur ketika dukun datang. Ia

pasti masik akan menggerak-gerakkan tangan Sanwirnya bila dukun tidak

mencegahnya. Sampir menoleh ke kiri ke kanan dan jadi mengerti bahwa

perannya kini kurang dihargai. Maka ia memimpin kami duduk di atas lincak di

emper saming rumah. Dukun yang sedang menguruti tubuh Sanwirnya dari ujung

kaki sampai ke ubun-ubun. Kadang-kadang ia memijit dengan tumitnya. Rintihan

Sanwirnya dikembari oleh gumam dari mulut dukun. Ajian sangjak putung sedang

dibacakan..

Latar Lumbung desa digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar

yaitu, (1) Latar Lumbung Desa digunakan pengarang untuk mendeskripsikan

tempat dimana Ranti yang mencari makanan buat Sanwirnya. Atas nama penderes

itu kita mengajukan pinjaman padi secukupnya. Tapi hanya penggarap-garap

27
sawah saja yang boleh mendapat pinjaman. Sanwirnya tidak menggarap apa-apa

terkecuali pongkor dan arit.

Latar Di bawah pohon manggis digunakan pengarang untuk menjelaskan

satu latar yaitu, (1) Latar Di bawah Pohon manggis digunakan pengarang untuk

mendeskripsikan tempat dia lari dengan muka puicat dan tiba-tiba dia terjatuh

tersandung pongkor akibat lari.

4.2.3 Latar dalam Cerpen Si Minem Beranak Bayi

Ada dua latar tempat yang ada dalam cerpen Si Minem Beranak Bayi karya

Ahmad Tohari, yaitu (1) Perbukitan, (2) Rumah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Tabel latar tempat pada cerpen Si Minem Beranak Bayi

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Perbukitan Kasdu yang Kasdu SMBY.P:1


sedang berjalan
dari
perkampungan
sampai dia
menapaki jalan
sempit

Kasdu yang Kasdu SMBY.P:5


melihat tumpukan
besar dan batu-
batuan kapur di
perbukitan kiri-
kanan

2 Rumah Minem yang Minem SMBY.P:11


kelenger dipapah
orang pulang
kerumahnya

28
akibat air
ketubannya sudah
pecah hingga
membasahi
kainnya

Latar tempat pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Perbukitan

digunakan pengarang untuk menjelaskan dua latar yaitu, (1) Latar Perbukitan

digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat Kasdu yang berjalan dari

perkampungan sampai dia menapaki jalan sempit yang membelah perbukitan.

Kiri-kanan jalan adalah tebing dengan cadasnya yang kering renyah berbongkah-

bongkah. Kala musim hujan, jalan itu adalah sebuah kali yang mengalirkan air

dari atas menggerus tanah, sehingga jalan itu makin lama makin dalam. (2) Latar

Perbukitan juga mendeskripsikan tempat Kasdu melihat tumpukan besar cadas

dan batu-batu kapur. Perdu yang mongering serta ilalang bergerombolan di sana-

sini atau tonggak dan kayu mati mencuat, membuat kesan kerontang makin

membulat. Ada beberapa anak laki-laki berkulit kering dan kelabu mengumpulkan

sisa dahan dan ranting buat kayu bakar. Beberapa anak yang lain sedang menggali

tanah yang membatu, mencari sisa-sisa ubi gadung

Latar Rumah digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1)

Latar Rumah digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat di mana

Minem yang kelenger dipapah orang pulang ke rumah. Air ketuban sudah pecah

hingga membasahi kainnya. Dukun bayi yang diundang kemudian mengatakan,

bahwa bayi Minem sudah turun. Benar, beberapa jam kemudian Menim

29
mengeluarkan anaknya yang pertama (seorang bayi kecil yang bersuara mirip

kucing).

Kasdu melihat sendiri ketika Minem terlentang dengan kedua lututnya

yang terlipat. Mukanya merah padam dan napasnya tersengal. Orang-orang

perempuan yang berpengalaman member petujuk kepada Minem, bagaimana

mengambil sikap untuk melahirkan. Dari mulut mereka terdengar dengung puji-

puji keselamatan

4.2.4 Latar dalam Cerpen Surabanglus

Ada satu latar tempat yang ada dalam cerpen Surabanglus karya Ahmad

Tohari, yaitu (1) Bukit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Tabel latar tempat pada cerpen Surabanglus

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Bukit Kimin yang Kimin S,P:17


merasa nyeri
dalam lambungya,
dan dia tiba-tiba
berlari mendekati
bukit

Latar tempat Bukit digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar

yaitu, (1) Latar Bukit digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat di

mana Kimin yang ingin cepat sampai ke tempat Suing itu tapi karena perutnya

kekenyangan akhrinya Kimin tidak mampu berlari. Air yang memenuhi

30
lambungnya, oplak bila dibawa bergerak cepat. Hanya karena air dan sebungkus

nasi di tangananya, yang mungkin berarti nyawa Suing, Kimin membungkam rasa

nyeri dalam lambungnya, sehingga dia berlari mendekati bukit.

Ada satu latar waktu yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari, yaitu (1) setengah jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 7. Tabel latar waktu pada cerpen Surabanglus

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Setengah jam Kimin yang Kimin S,P:16


berlari merunduk-
runduk yang
menempuh kali-
kali kecil

Latar waktu pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Setengah

jam digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar Setengah

jam digunakan pengarang untuk mendeskripsikan waktu di mana Kimin yang

berlari merunduk-runduk yang menempuh kali-kali kecil yang kering. Dan

sampailah dia ke kempung terdekat, kimin menghabiskan seteko air dan empat

buah pisang kepok. Dibelinya juga sebungkus nasi dan sekantong plastic air,

sebagai pembayarannya Kimin harus menyerahkan golok (perkakas utama dalam

hidupnya selama ini).

31
Ada tiga latar suasana yang ada dalam cerpen Surabanglus karya Ahmad

Tohari, yaitu (1) bingung, (2) takut, (3) cemas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Tabel suasana tempat pada cerpen Surabanglus.

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Bingung Saat Kimin Kimin dan S,P:10


merasa Suing
kebingungan
melihat keadaan
Suing yang
hampir saja
pingsan

2 Takut Ketakukan Kimin Kimin dan S,P:2


dan Suing pada Suing
saat mereka
dikejar-kejar oleh
polisi kehutanan

3 Cemas Keadaan suing Kimin dan S,P:12


pada saat hampir Suing
pingsan, sehingga
kimin merasa
cemas.

Latar suasana pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Bingung

digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar Bingung

digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tubuh Suing yang begitu lunglai

direbahkan ke tanah. Karena bingung, Kimin hanya berdiri menatap temannya

32
yang kini tergeletak tanpa daya. Ketika sadar harus berbuat sesuatu, Kimin

membungkukdan menggoyang tubuh yang terbujur itu.

Latar Takut digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1)

Latar Takut digunakan pengarang untuk mendeskripsikan dimana Kimin dan

Suing duduk lemas bersandar pada sebuah tonggak. Keduanya merasa begitu letih

setelah lari pontang-panting, menerobos semak dan melintasi tebing-tebing agar

bias lolos dari kejaran polisi kehutanan. Pelarian karena deraan rasa takut sebab

para pengejar itu beberapa kali melepaskan tembakan peringatan.

Latar Cemas digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1)

Latar Cemas digunakan pengarang untuk mendeskripsikan bola mata yang pucat

itu hanya bergulir perlahan. Bahkan napas Suing tersenggal-senggal, membuat

Kimin semakin tercekam rasa cemas. Laki-laki muda yang bingung itu keluar dari

belukar. Lembah dan lereng yang terhampar dihadapanannya tak member harapan

apapun hanya ribuan tonggak sonokeling yang mati dan dasar-dasar jurang yang

tidak lagi berair.

33
4.2.5 Latar dalam Cerpen Tinggal Matanya Berkedip-kedip

Ada Satu latar tempat yang ada dalam cerpen Tinggal Matanya Berkedip-

kedip karya Ahmad Tohari, yaitu (1) Tengah sawah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9. Tabel latar tempat pada cerpen Tinggal Matanya Berkedip-kedip

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Tengah Capon yang Capon TMBK,P:1


sawah badannya besar
dan bulatyang
setengah terapung
di atas lumpur itu
tidak bias
membajak karena
tubuhnya rubuh di
tengah sawah

Latar tempat pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Tengah

sawah digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar Tengah

Sawah digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat di mana si Cepon,

kerbau kami yang rubuh di tengah sawah yang hendak dibajak. Benar-benar rubuh

tak berdaya. Badannya yang besar dan bulat setengah terapung di atas lumpur.

Keberingasannya yang kami kebal selama ini lenyap. Barangkali sisa tenaganya

habis buat meronta (memberontak dari cengkeraman bajak yang membelenggu

lehernya.

Keadaan si Cepon bertambah nista dengan darah yang terus menetes dari

kedua lubang hidungnya yang dipasang tali kekang yang menembus cingur-nya.

34
Roman muka si Cepon, terutama matanya, bahkan ternyata bias menunjukkan

sikap pasrah total, suat hal yang terlambat diketahui oleh seorang petani.

Ada satu latar waktu yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari, yaitu (1) dua hari yang lalu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut ini

Tabel 10. Tabel latar waktu pada cerpen Tinggal Matanya Berkedip-kedip

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Dua hari Kedatangan teman Ayah dan TMBK,P:7


yang lalu Ayah yang Musgepuk
bernama
Musgepuk yang
ingin menangani
kerbau itu

Latar waktu Dua hari yang lalu digunakan pengarang untuk menjelaskan

satu latar yaitu, (1) Latar Dua hari yang lalu digunakan pengarang untuk

mendeskripsikan waktu di mana Kedatangan teman Ayah yang bernama

Musgepuk yang ingin menangani kerbau dengan tipu daya. Mula-mula dibawanya

sepikul daun tebu ke dalam kandang. Pada pintu kandang yang sengaja setengah

terbuka dipasangnya tali besar sebagai jerat. Musgepuk dengan jitu berhasil

membuktikan kepada kami bahwa dia lebih pintar dari si Cepon. Kerbau kami

terjerat. Dan meskipun pagar kandang berantakan, si Cepon gagal membebaskan

diri. Bahkan akhirnya dia jatuh terguling ketika musgepuk, dengan jerat yang

kedua, berhasil membelenggu kaki belakangnya.

35
Dalam keadaan terguling di tanah, kerbau kami tidak bias berbuat banyak.

Apalagi kemudian Musgepuk juga mengikat kedua kaki depannya. Juga sepasang

tanduknya disatukan dengan kuat pada dua tonggak pemasung. Si Cepon yang

murka hanya bias mendengus-dengus, matanya merah. Musgepuk mutlak sudah

menguasainya.

4.2.6 Latar dalam Cerpen Ah, Jakarta

Ada Dua latar yang ada dalam cerpen Ah,Jakarta karya Ahamad Tohari,

yaitu (1) Jakarta, (2) Pasar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 11. Tabel latar tempat pada cerpen Ah, Jakarta

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Jakarta Lewat cerita Dia AJ,P:1


teman yang sering
melihatnya di
Jakarta tiba-tiba
dia datang di
rumahku

2 Pasar Di depan pasar Aku AJ,P:1


kecil itu ada
terminal colt yang
ada beritanya
tentang penemuan
mayat

36
Latar pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Jakarta digunakan

pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar Jakarta digunakan

pengarang untuk mendeskripsikan tempat di mana aku kedatanagan pada suatu

malam yang memang mengejutkan. Sudah lama aku tidak melihatnya. Lama

sekali, mungkin tiga tahun atau lebih selama itu, aku hanya mengetahui

keadaannya lewat cerita yang sering melihatnya di Jakarta. Dari cerita teman

itulah aku mengerti bagaimana kehidupan di Ibukota. Bahwa dia tidak lagi

menjadi sopir sebuah keluarga di jalan Cim Menteng. Tidak juga berkumpul

dengan orang tuanya.

Malam itu dia datang dengan jalannya terpincang-pincang. Lima jari kaki

kanannya luka. Perbannya sudah kumal, maka pertama-tama aku membantunya

mengganti perbannya itu. Baru kemudian aku mengajaknya ngobrol.

Latar Pasar digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1)

Latar Pasar digunakan pengarang untuk mendeskripsikan Di mana di depan pasar

kecil itu ada terminal colt. Berita pertama tentang penemuan mayat. Bila ada

berita aku segera menceknya. Aku sungguh berharap setiap kali melihat mayat

maka dia bukan mayat karibku. Moga-moga dia sudah kembali ke Jakart,

bersembunyi di sana atau di tempat lain. Mudah-mudahan dia dia sudah

menyerahkan diri secara baik-baik dan diadili secara baik pula.

Dalam seminggu sudah banyak mayat yang kuperiksa. Sykur tak satupun

ternayata mayat karibku. Tapi akhirnya yang kukhawatirkan selama ini terjadi

juga. Karibku mengapung di kelokan kali Serayu di bawah jalan raya. Dia sudah

mengembung. Wajahnya tak karuan. Puluhan orang yang berkerumun tak seorang

37
pun menegnalinya. Aku pun yaris demikian bila tidak karena simpul perban di

kaki karibku.

4.2.7 Latar dalam Cerpen Blekong

Ada satu latar tempat yang ada dalam cerpen Blokeng Karya Ahmad

Tohari, yaitu (1) Kampung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 12. Tabel latar tempat pada cerpen Blekong

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Kampung Kampung Lurah B,P:16


Hadining

Latar tempat pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Kampung

digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar Kampung

digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tempat dimana Lurah Hadining

tersenyum. Setelah sekian hari memikirkan cara buat melenyapkan keblingsatan

warganya akibat kelahiarn bayi Blekong. Kini dia telah menemukannya. Semua

laki-laki di kampungku disuruhnya kumpul. Tak ada yang mau absen karena

absen berarti seorang diri menentang arus yang justru mengundang kecurigaan.

Kampung mengira Lurah Hadining hendak melotre siapa yang harus bertanggung

jawab atas kelahiran bayi Blekong.

38
Ada satu latar waktu yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari, yaitu (1) keesokan hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 13. Tabel latar waktu pada cerpen Blekong

No Latar Kisahan Tokoh yang Keterangan


Dikisahkan

1 Keesokan Tersiar berita: Ayah dan B,P:9


hari Ayah bayi Bayi Blekong
Blekong itu adalah
seorang lelaki
yang memilki
lampu senter

Latar waktu pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut. Latar Keesokan

hari digunakan pengarang untuk menjelaskan satu latar yaitu, (1) Latar Keesokan

hari digunakan pengarang untuk mendeskripsikan waktu yang pada saat itu

Terdengar berita: Ayah bayi Blekong itu adalah seorang lelaki yang mempunyai

lampu senter. Kampungku yang pongah kemudian memperlihatkan gejala aneh.

Lampu-lampu senter lenyap. Yang berjalan malam hari lebih suka memilih suluh

untuk penerangan. Ronda mlam dan hansip kena marah karena mereka menjaga

kampong hanya menggunakan korek api. Bukan lampu baterai. Tetapi lampu

senter terus menghilang dari kampung yang pongah.

Sekali waktu ada kasus baru. Katanya, Blekong memberikan keterangan

lain tentang laki-laki yang membuntinginya. Dia adalah seorang laki-laki yang

malam-malam merangkak ke dalam sarangnya dan memakai ssandal jepit.

Blekong tidak tahu persis siapa dia karena sarang Blekong yang terletak di atas

39
tanah becek tak pernah berlampu. Dunia Blekong adalah dunia sampah pasar,

dunia tanah lembab, dan dunia yang tak mengenal lampu.

4.3 Pembahasan

Tabel ini menunjukkan ada delapanbelas yang menjadi petunjuk terjadinya

peristiwa di atas, yaitu pada tabel 1 berupa (1) Jalan, (2) Rumah, (3) Sungai, (4)

Di bawah pohon waru, pada tabel 2 berupa (1) Pagi ini, pada tabel 3 berupa (1)

Bersenang-senang, (2) Menyebalkan, pada tabel 4 berupa (1) Samping rumah, (2)

Lumbung Desa, (3) Di bawah pohon manggis, pada tabel 5 berupa (1) Perbukitan,

(2) Rumah, pada tabel 6 berupa (1) Bukit, pada tabel 7 (1) Setengah jam, pada

tabel 8 berupa (1) Bingung, (2) Takut, (3) Cemas, pada tabel 9 berupa (1) Di

tengah sawah, pada tabel 10 (1) Dua hari yang lalu, pada tabel 11 berupa (1)

Jakarta, (2) Pasar, pada tabel 12 berupa (1) Kampung, pada tabel 13 berupa (1)

Keesokan Hari. Petunjuk terjadinya peristiwa tersebut dibedakan menjadi dua,

yaitu (1) berupa tempat, seperti Jalan, Rumah, Sungai, Di bawah pohon waru,

Samping rumah, Lumbung Desa, Di bawah pohon manggis, Perbukitan, Rumah,

Di tengah sawah, Jakarta, Pasar, Kampungku. dan (2) berupa waktu, Setengah

jam, Pagi ini, Dua hari yang lalu dan Keesokan hari.

Petunjuk yang terjadinya di atas merupakan hal yang benar adanya dan

bersifat tetap. Menyebut Jalan, maka tempat ini mengisahkan tentang dimana

Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Dijelaskan bahwa beban yang

menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua kerangjang batu kali.

Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari dari

40
tubuh Karyamin dan kawan-kawannya, yang pulang balik mengangkat batu dari

sungai ke pangkalan material di atas sana.

Petunjuk terjadinya peristiwa di atas merupakan hal yang benar adanya

dan bersifat tetap. Menyebut Rumah, maka tempat ini mengisahkan tentang di

mana Istri Karyamin yang berdiam diri di rumah yang setiap hari didatangi oleh

anak Muda petugas bank harian, anak muda penjual Duit dan tukang edar kupon

Buntut..

Peristiwa di atas merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Sungai, maka tempat ini mengisahkan tentang di mana Karyamin dan

kawan-kawannya mendengar suara gelak tawa riuh diantara bunyi-bunyi benturan

batu yang mereka lempar.

Kejadian di atas merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Di bawah pohon waru, maka tempat ini mengisahkan tentang di mana

Saidah penjual nasi pecel tiba-tiba melihat Karyamin yang sedang beristirahat dan

terlihat pucat karena kelaparan.

Peristiwa ini terjadi merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Pagi ini, maka tempat ini mengisahkan tentang di mana Karyamin yang

tubuhnya sudah dua kali tergelincir akibat licin. Tubuhnya rubh, lalu

menggelending ke bawah, berkejaran dengan bebatuan yang tumpah dari

keranjangnya. Dan setiap kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan kawan-

kawannya. Mereka para pengumpul batu itu, senang mencari hiburan dengan cara

menertawakan diri sendiri.

41
Petunjuk terjadinya peristiwa di atas merupakan hal yang benar adanya

dan bersifat tetap. Menyebut Samping rumah, maka tempat ini mengisahkan

tentang di mana Sampir yang mengintip di bilik rumah itu, dan dia melihat Sanwir

yang saat diuruti oleh dukun.

Latar Lumbung Desa merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Lumbung Desa, maka tempat ini mengisahkan tentang di mana Ranti

yang sedang mencari makanan buat Sanwirnya yang datang ke Lumbung Desa.

Peristiwa yang terjadi di atas merupakan hal yang benar adanya dan

bersifat tetap. Menyebut Di bawah pohon manggis, , maka tempat ini

mengisahkan tentang di mana Sampir yang lari ke pohon dan Dia terjatuh

tersandung pongkor.

Kejadian peristiwa ini merupakan hal yang benar adanya dan bersifat

tetap. Menyebut Perbukitan, maka , maka tempat ini mengisahkan tentang di

mana Kasdu yan sedang berjalan dari perkampungan yang menapaki jalan sempit

dan Kasdu melihat tumpukan besar cadas dan batu-batu kapur

Terjadinya peristiwa di atas merupakan hal yang benar adanya dan bersifat

tetap. Menyebut Rumah, maka , maka tempat ini mengisahkan tentang di mana

Minem yang terguling di bawah tiba-tiba air ketubannya membasahi kain dan

dukun pun dipanggil.

Peristiwa ini merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Setengah jam, maka , maka tempat ini mengisahkan tentang di mana

Kimin yang sedang berlari kampung terdekat yang ada warungnya dan

sesampainya dia mengahabiskan seteko air dan empat buah pisang kapok.

42
Petunjuk terjadinya peristiwa di atas merupakan hal yang benar adanya

dan bersifat tetap. Menyebut Bukit, maka , maka tempat ini mengisahkan tentang

tempat di mana Kimin yang ingin cepat sampai ke tempat Suing itu tapi karena

perutnya kekenyangan akhrinya Kimin tidak mampu berlari. Air yang memenuhi

lambungnya, oplak bila dibawa bergerak cepat. Hanya karena air dan sebungkus

nasi di tangananya

Petunjuk terjadinya kejadian ini merupakan hal yang benar adanya dan

bersifat tetap. Menyebut Di tengah sawah, maka , maka tempat ini mengisahkan

tentang di mana tempat di mana si Cepon, kerbau kami yang rubuh di tengah

sawah yang hendak dibajak. Benar-benar rubuh tak berdaya. Badannya yang besar

dan bulat setengah terapung di atas lumpur.

Terjadinya peristiwa di atas merupakan hal yang benar adanya dan

bersifat tetap. Menyebut Dua hari yang lalu, maka , maka waktu ini mengisahkan

tentang di mana Kedatangan teman Ayah yang bernama Musgepuk yang ingin

menangani kerbau dengan tipu daya. Mula-mula dibawanya sepikul daun tebu ke

dalam kandang. Pada pintu kandang yang sengaja setengah terbuka dipasangnya

tali besar sebagai jerat

Peristiwa ini terjadi merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Jakarta, maka tempat ini mengisahkan tentang di mana aku

kedatanagan pada malam itu yang memang mengejutkan. Sudah lama aku tidak

melihatnya. Lama sekali, mungkin tiga tahun atau lebih selama itu, aku hanya

mengetahui keadaannya lewat cerita yang sering melihatnya di Jakarta.

43
Peristiwa ini merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Pasar, maka , maka tempat ini mengisahkan tentang di mana Di depan

pasar itu terdapat terminal colt dan di terminal itu terdengar berita penemuan

mayat.

Peristiwa di atas merupakan hal yang benar adanya dan bersifat tetap.

Menyebut Keesokan hari, maka , maka waktu ini mengisahkan tentang Terdengar

berita: Ayah bayi blekong adalah seorang lelaki yang memilikin lampu senter.

Petunjuk terjadinya kejadian di atas merupakan hal yang benar adanya dan

bersifat tetap. Menyebut Kampungku, maka , maka tempat ini mengisahkan

tentang di mana Orang kampung menyuruh Lurah Hadining bertanggung jawab

atas kelahitan bayi blekong itu .

Keadaan yang dikemukakan di atas bisa terjadi sebaliknya. Dimana Istri

Karyamin yang berdiam diri di rumah dan setiap hari di datangi oleh anak Muda

petugas bank harian, Anak muda penjual Duit dan tukang edar kupon Buntut

selalu akan ekuivalen dengan Rumah..

Hal yang sama juga terjadi pada Sungai. Menyebut Sungai maka secara

langsung akan berhubungan dengan tempat Karyamin mencari batu dan Pencari

batu lainnya.

Kondisi ini secara mitologi dikatakan sebagai kebenaran, yaitu kondisi

kebenaran yang latar.

Aspek penting yang juga perlu diulas dalam kaitannya dengan petunjuk

terjadinya peristiwa adalah petunjuk waktu, seperti Setengah jam, Pagi ini, Dua

hari yang lalu, dan Keesokan hari.

44
Waktu-waktu tersebut menjadi hal penting yang perlu ditelusuri dalam

menentukan petunjuk terjadinya peristiwa. Menyebut Setengah jam maka akan

ekuivalen dengan Kimin yang sedang berlari kampung terdekat yang ada

warungnya dan sesampainya dia mengahabiskan seteko air dan empat buah pisang

kapok. Pagi ini ekuivalen dengan Karyamin yang tubuhnya sudah dua kali

tergelincir dibebatuan yang tumpah dari kerangjangnya. Dua hari yang lalu

ekuivalen dengan Ketika teman Ayah mulai menangani kerbau sambil mengurus

kandangnya . Keesokan hari sama dengan Terdengar berita: Ayah bayi blekong

adalah seorang lelaki yang memilikin lampu senter.

Kondisi kebenaran yang dibangun dalam bentuk hubungan ekivalen

seperti ini merupakan kebenaran faktual, yaitu kondisi kebenaran yang bermula

dari latar. Dalam kondisi bagaimanapun dipertukarkan, tetap akan kembali pada

hubungan ekuivalen yang telah dibentuk.

4.4 Interpretasi Latar dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin

Ada delapanbelas latar dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari diantaranya.

1. Latar tempat, yaitu jalan, rumah, sungai, di bawah pohon waru, samping

rumah, lumbung desa, di bawah pohon manggis, pebukitan, rumah, bukit,

tengah sawah, Jakarta, pasar, dan kampong.

2. Latar waktu, yaitu pagi ini, setengah jam, dua hari yang lalu, dan keesokan

hari.

45
Dengan demikian, latar dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya

Ahmad Tohari lebih dominan menggunakan latar tempat karena latar tempatlah

yang paling banyak digunakan dalam cerpen ini.

46
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang

terjadi pada kumpulan cerpen Senyum Karyamin terapat beberapa latar

diantaranya, yaitu (1) Cerepen Senyum Karyamin ( Latar tempat, yaitu Jalan,

Rumah, Sungai, Di bawah pohon waru, latar waktu, yaitu pagi ini, dan atar

suasana, yaitu Bersenang-senang dan Menyebalkan). (2) Cerpen Jasa-jasa Buat

Sanwirnya ( Latar tempat, yaitu Samping rumah, Lumbung desa dan di bawah

pohon manggis. (3) Cerpen Siminem Beranak Bayi ( Latar tempat, yaitu

Perbukitan dan Rumah. (4) Cerpen Surabanglus ( Latar tempat, yaitu Bukit, latar

waktu, yaitu Setengah jam, da latar suasana, yaitu Bingung, Takut, Sungai, dan

Cemas). (5) Cerpen Tinggal Matanya Berkedip-kedip ( Latar tempat, yaitu Tengah

sawah. Dan latar waktu, yaitu Dua hari yang lalu. (6) Cerpen Ah, Jakarta ( Latar

tempat, yaitu Jakarta dan Pasar). (7) Cerpen Blekong ( Latar tempat, yaitu

Kampung. Dan latar waktu, yaitu Keesokan hari).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang

belum terpecahkan, sehingga mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara

lain sebagai berikut.

a. Peneliti berikutnya lebih mengembangkan objek penelitian yang berkaitan

dengan latar pada cerpen yang berbeda.

47
b. Hasil penelitian latar yang sangat dominan pada kumpulan cerpen Senyum

Karyamin karya Ahmad Tohari adalah Latar Tempat.

c. Peneliti berikutnya membandingkan antara latar pada pembelajaran sastra

di sekolah menengah atas dengan sekolah menengah pertama.

48
DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M H. 1981. A Glossarry of Literally Terms. New York: Harcourt,


Brace 7 World, Inc.
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Sinar
Baru.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rahmanto, B. 1988. Metodologi Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Santoso. 2011. Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Stanton, William J. 2007. Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Alih Bahasa, Yohanes
Lamarto, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sukirno. 2013. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sumarjo, J 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.
Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh Dalam Cerpen Indonesia. Bandarlampung:
Universitas Lampung. 183 hlm.
Tohari, Ahmad. 1989. Senyum Karyamin. Jakarta: Gramedia.
Wiyanto, Asul. 2002. Kesustraan Sekolah. Jakarta: Grasindo Anggota Ikapi.
RIWAYAT HIDUP

Irma Andriani adalah nama penulis skripsi ini. Lahir


pada tanggal 19 Oktober 1996, di Boepinang Provinsi
Sulawesi Tenggara. Penulis merupakan Anak ke 1 dari 2
bersaudara, dari pasangan Syamsuddin.N dan Bungatang.
Penulis pertama kali masuk pendidikan di SD Negeri 01
Kastarib pada tahun 2002 dan tamat 2008 pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan ke MTS Negeri 01
Poleang dan tamat pada tahun 2011. Setelah tamat di MTS,
penulis melanjutkan ke SMA Negeri 01 Poleang dan tamat pada tahun 2014. Dan
pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas
Sembilanbelas November Kolaka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Bahasa Indonesia dan tamat pada tahun 2018.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha.


Penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga
dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif
bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas


terselesaikannya skripsi ynag berjudul “Latar dalam Kumpulan Cerpen
Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari sebagai Bahan Pembelajaran
Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas”.

vi
vii

Anda mungkin juga menyukai