Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BUDAYA PALANG PINTU DALAM PERNIKAHAN ADAT


BETAWI

Disusun oleh :

Rara rahadatul aisy 3312420080

Dosen pembimbing : 1. Drs. Setiajid, M. Si.


2. Andi Suhardiyanto, S. Pd., M. Si.

Program studi ilmu politik


Fakultas ilmu social
Universitas Negeri Semarang 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas karunia-Nya
berupa nikmat sehat walafiat. Tidak lupa salawat serta salam selalu tercurahkan
bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Makalah dengan judul “ MAKALAH BUDAYA PALANG PINTU DALAM
PERNIKAHAN ADAT BETAWI “ ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Drs.
Setiajid, M. Si. pada mata kuliah Pengantar Antropologi. Penulis berharap makalah
ini dapat membantu menambah pengetahuan wawasan bagi pembaca tentang
budaya palang pintu dalam pernikahan adat Betawi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.
Setiajid, M. Si. Selaku dosen pada mata kuliah Pengantar Antropologi karena tugas
yang diberikan ini menambah wawasan penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan diterima demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 16 November 2020

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ i


BAB I .................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN. .................................................................................................................. 2
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................ 2
1.2. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 2
1.3. TUJUAN ............................................................................................................... 2
1.4. METODE PENULISAN ........................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
2.1. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 4
BAB III .................................................................................................................................. 7
PENUTUP ............................................................................................................................. 7
3.1. KESIMPULAN ....................................................................................................... 7
3.2. SARAN ................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

1
BAB I
PENDAHULUAN.

1.1. LATAR BELAKANG


Jakarta masih memiliki suku, budaya, dan adat seperti kota-kota di Indonesia
lainnya. Suku di Jakarta bernama Suku Betawi. Suku Betawi memiliki prinsip yang
taat agama, dan berbudaya. Etnis ini juga mensakralkan tiga hal utama dalam hidup
yaitu kelahiran, pernikahan, dan kematian. Oleh karena itu, orang Betawi memiliki
kaitan yang erat dengan budaya yang telah mengakar dan diajarkan turun-temurun
sedari dulu. Salah satu budaya yang sarat akan makna dan masih dilakukan sampai
saat ini adalah melalui proses pernikahan.
Palang Pintu merupakan tradisi yang dilakukan dalam upacara pernikahan Suku
Betawi yang menggabungkan seni sastra pantun dan seni beladiri silat. Tradisi ini
berguna untuk mempererat tali persaudaraan antara kedua keluarga. Selain itu,
Palang Pintu juga merupakan simbol ujian bagi sang lelaki untuk membuktikan
kepantasannya meminang sang wanita.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Jelaskan tradisi Palang Pintu Betawi!
Apa makna dari tradisi Palang Pintu Betawi?
Bagaimana proses pelaksanaan Palang Pintu Betawi?
Bagaimana cara untuk melestarikan budaya Palang Pintu agar tidak punah dan agar
tradisi ini dikenal oleh masyarakat?

1.3. TUJUAN
Tujuan dan Manfaat dari penulisan makalah ini untuk menjawab rumusan masalah
diatas, antara lain:
a. Tujuan

2
 Menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai tradisi Palang Pintu
agar tradisi ini terus terlestarikan dan dikenal oleh masyarakat sehingga dapat
menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya Indonesia khususnya budaya Betawi.
 Menjelaskan makna dari tradisi Palang Pintu kepada masyarakat dengan
baik.
 Memperlihatkan dan mengenalkan proses pelaksanaan tradisi Palang Pintu
kepada masyarakat.
 Menyampaikan cara dan upaya yang dapat dilakukan masyarakat guna
menjaga kelestarian tradisi Palang Pintu agar tradisi ini tetap terjaga dan dapat
dikenal oleh masyarakat luas dengan baik.
b. Manfaat
 Memberikan wawasan baru kepada pembaca mengenai kebudayaan Betawi.
 Meningkatkan minat pembaca untuk melestarikan budaya.

1.4. METODE PENULISAN


Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka yaitu metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. TINJAUAN PUSTAKA
a. Tradisi Palang Pintu Betawi
Palang Pintu berasal dari kata palang atau penghalang dan pintu. Artinya adalah
sebagai penghalang sebelum memasuki rumah yang biasanya terletak dekat pintu.
Tidak ada catatan sejarah yang pasti kapan tradisi ini pertama kali dilakukan.
Namun tradisi ini terus dilakukan dan diajarkan secara turun-menurun sejak dahulu.
Tradisi ini juga menjadi bagian sakral dalam upacara pernikah adat Betawi.
Perpaduan antara seni beladiri silat yang menegangkan dan seni sastra pantun yang
jenaka menjadi hal dominan dalam tradisi ini. Pada hakekatnya tradisi Palang Pintu
ini dilakukan sebagai simbol bahwa laki-laki harus memiliki ilmu dan kekuatan
dalam membina rumah tangganya kelak. Tradisi ini
b. Makna dari Tradisi Palang Pintu Betawi
Berikut adalah makna-makna simbolik dari Tradisi Palang Pintu :
1. Adu pantun, makna dari adu pantun yang dilakukan kedua jawara di tradisi
ini adalah bahwa kedua belah pihak memiliki memilki moral kesopanan dan saling
menghormati. Pantun ini merupakan simbol kesopanan dari pihak laki-laki sebagai
ajang untuk menyampaikan maksud dan tujuannya. Simbol dari adu pantun ini juga
sebagai harapan agar kedua besan memiliki ikatan persaudaraan yang kuat.
2. Pembacaan ayat Al-Quran, makna dari pembacaan ayat Al-Quran ini adalah
rumah tangga yang akan dijalani oleh kedua mempelai adalah berdasarkan atas
ajaran agama islam.
3. Pembakaran petasan, makna dari pembakaran petasan yang dilakukan pada
tradisi adalah sebagai pemberi kabar bahagia kepada tetangga setempat bahwa
mempelai laki-laki sudah beranjak jalan menemui mempelai perempuan.
4. Jawara Betawi, makna dari peran yang dimainkan sebagai jawara dalam adu
silat pada tradisi ini merupakan representasi bahwa orang Betawi adalah orang yang
bertanggung jawab dan berwibawa serta rela berkorban demi keluarga dan tanah
kelahirannya.

4
5. Marawis, makna dari marawis dalam tradisi ini adalah sebagai penanda
bahwa tradisi Palang Pintu telah dimulai dan menjadi hiburan di akhir tradisi Palang
Pintu.
6. Adu silat, proses adu silat dalam tradis Palang Pintu memiliki makna bahwa
mempelai laki-laki sudah siap untuk menjadi kepala keluarga yang mengayomi,
menyayangi, dan menjaga keluarganya.
7. Depan pintu masuk, dalam tradisi ini tempat juga merupakan simbol yang
memiliki makna tertentu yaitu bahwa orang Betawi sangat menjunjung tinggi nilai
kesopanan dan mempererat tali silaturahmi. Tempat yang diadakan di depan rumah
mempelai perempuan juga menandakan bahwa orang Betawi menganut budaya
patriarki dimana harus laki-laki yang mendatangi tempat perempuan sebagai wujud
penghormatan.
Keseluruhan makna dari tradisi Palang Pintu Betawi adalah bahwa Palang Pintu
merupakan penyampain nilai, moral, agama, dan budaya orang-orang Betawi dalam
menjalani kehidupan terutama kehidupan berumah tangga.
c. Proses Pelaksanaan Tradisi Palang Pintu
Berikut adalah tahapan-tahapan proses pelaksanaan tradisi Palang Pintu
1. Shalawat dustur
2. Balas pantun
3. Beklai
4. Lantun sike
Pelaksanaannya adalah, pertama calon mempelai laki-laki diarak menuju rumah
calon mempelai perempuan. Saat sampai didepan gerbang rumah calon mempelai
wanita, jawara dari pihak perempuan menghadap jalan pihak laki-laki sebagai tanda
dengan maksud ingin melindungi calon mempelai wanita. Kemudian, pengantin
laki-laki dilantunkan adzan oleh Pelantun Dustur. Lalu kemudia kedua jawara
berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan pantun. Kemudian setelah adu
pantun dari kedua belah pihak selesai diikuti dengan adegan silat dari kedua jawara,
jika jawara dari pihak lelaki menang maka pihak perempuan akan mngeizinkan
pihak laki-laki melanjutkan tujuannya.
d. Cara Untuk Melestarikan Tradisi Palang Pintu

5
Tradisi adat Palang Pintu masih dilestarikan keberadaannya hingga saat ini.
Walaupun keberadaannya masih ada, namun tradisi Palang Pintu Betawi ini sudah
jarang ditemui. Oleh karena itu tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun dan
sudah diajarkan secara turun-temurun ini harus dilestarikan agar tidak terkikis oleh
zaman. Salah satu upaya atau cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
sanggar. Sampai saat ini, sudah ada belasan sanggar yang tersebar di Jakarta.
Sanggar ini dibuat untuk melestarikan budaya-budaya Suku Betawi agar
keberadaannya tidak punah dan juga menumbuhkan minat masyarakat muda supaya
lebih mencintai budayanya dan ikut andil dalam pelestarian budayanya sendiri.
Selain sanggar yang dibuat masyarakat untuk melestarikan tradisi ini, Dinas
Pariwisata dan Kebudayan (Disparbud) DKI Jakarta juga ikut andil dalam
membantu melestarikan budaya dan tradisi Palang Pintu Betawi ini dengan
menggelar Festival Palang Pintu sebanyak setahun sekali yang diselenggarakan di
Kemang, Jakarta Selatan. Selain itu, Disperbud DKI Jakarta juga selalu melakukan
ritual Palang Pintu disetiap acara yang digelar di Jakarta. Seperti kegiatan Gubernur
Jakarta yang dating ke suatu tempat di Jakarta dan disambut dengan melakukan
tradisi Palang Pintu. Pemerintah juga menghimbau kepada masyarakat muda di
Jakarta untuk selalu cinta akan budaya dan ikut serta dalam upaya menjaga budaya-
budaya Betawi agar tidak punah.

6
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Tradisi adat Palang Pintu masih dilestarikan keberadaannya hingga saat ini.
Walaupun keberadaannya masih ada, namun tradisi Palang Pintu Betawi ini sudah
jarang ditemui. Oleh karena itu tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun dan
sudah diajarkan secara turun-temurun ini harus dilestarikan agar tidak terkikis oleh
zaman. Salah satu upaya atau cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
sanggar. Sampai saat ini, sudah ada belasan sanggar yang tersebar di Jakarta.
Sanggar ini dibuat untuk melestarikan budaya-budaya Suku Betawi agar
keberadaannya tidak punah dan juga menumbuhkan minat masyarakat muda supaya
lebih mencintai budayanya dan ikut andil dalam pelestarian budayanya sendiri.
Keseluruhan makna dari tradisi Palang Pintu Betawi adalah bahwa Palang Pintu
merupakan penyampain nilai, moral, agama, dan budaya orang-orang Betawi dalam
menjalani kehidupan terutama kehidupan berumah tangga.
Selain sanggar yang dibuat masyarakat untuk melestarikan tradisi ini, Dinas
Pariwisata dan Kebudayan (Disparbud) DKI Jakarta juga ikut andil dalam
membantu melestarikan budaya dan tradisi Palang Pintu Betawi ini dengan
menggelar Festival Palang Pintu sebanyak setahun sekali yang diselenggarakan di
Kemang, Jakarta Selatan. Selain itu, Disperbud DKI Jakarta juga selalu melakukan
ritual Palang Pintu disetiap acara yang digelar di Jakarta. Seperti kegiatan Gubernur
Jakarta yang datang ke suatu tempat di Jakarta dan disambut dengan melakukan
tradisi Palang Pintu. Pemerintah juga menghimbau kepada masyarakat muda di
Jakarta untuk selalu cinta akan budaya dan ikut serta dalam upaya menjaga budaya-
budaya Betawi agar tidak punah.
3.2. SARAN
Sebaiknya untuk pera pembaca mencermati materi di atas, karna budaya sangat
penting dilestarikan dan dijaga keberadaannya agar tidak punah terkikis zaman.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rara. 2020. Budaya Palang Pintu dalam Pernikahan Adat Betawi.


file:///C:/Users/asus/Downloads/Makna_Simbolik_Palang_Pintu_Pada_Pernikah
an_Etnis_.pdf (16 November 2020 )

Anda mungkin juga menyukai