Anda di halaman 1dari 10

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................... i


Daftar Isi .....................................................................................................
Bab 1 Kerajinan Tekstil ............................................................................
A. Pengertian Kerajinan Tekstil .......................................................................................
B. Konsep Dasar Kerajinan Tekstil .................................................................................
C. Desain Kerajinan Tekstil ..............................................................................................
Bab 2 Jenis-Jenis Kerajinan Tekstil .........................................................
1. Kerajinan Batik...................................................................................................................3
2. Kerajinan Sulam..................................................................................................................3
3. Kerajinan Jahit Perca...........................................................................................................4
4. Kerajinan Jahit Tindas.........................................................................................................5
5. Kerajinan Cetak Saring.......................................................................................................5
6. Kerajinan Tenun..................................................................................................................6
7. Kerajinan Tapes Tri.............................................................................................................8
8. Kerajinan Makrame.............................................................................................................8
Bab 3 Bahan Dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil..............................10
A. Bahan Dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil......................................................10
B. Mengenal Kain Flenel........................................................................................................11
Bab 4 Penutup.........................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Kritik dan Saran.................................................................................................................12
C. Daftar Pustaka...................................................................................................................13
]
BAB 1

KERAJINAN TEKSTIL

A. PENGERTIAN KERAJINAN TEKSTIL


Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil
sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang
atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari
pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk
serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya
bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut: 1. Berdasar jenis
produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian / produk
kerajinan dll) 2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran 3.
Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar 4. Berdasarkan jenis
kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir.

B. KONSEP DASAR KERAJINAN TEKSTIL


A.Prinsip-Prinsip Seni
Tidak semua produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut sebagai karya seni, sebab
perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
a.Unity (kesatuan)
, suatu benda yang dikatakan memiliki nilai seni estetis, harus merupakan kesatuan dan
perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya secara baik dan sempurna.
b.Complexity (kerumitan)
, suatu benda yang memiliki nilai estetis pada dasarnya tidaklah sederhana, dalam pengertian
mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan kerumitan tertentu seperti saling bertentangan,
berlawanan, dan saling menyeimbangkan
c.Intensity (kesungguhan)
, suatu benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis bukanlah suatu benda yang kosong,
melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam penampilannya. Nilai itu bisa bersifat lembut
atau kasar, gembira atau duka, suram atau ceria yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.
C. DESAIN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan tekstil yang akan diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud secara maksimal
apabila melalui tahap pembuatan produk kerajinan tekstil. Desain merupakan langkah awal
dalam mewujudkan suatu karya seni, dan desain merupakan rancangan yang akan memudahkan
dalam pencapaian tujuan atau penciptaan karya seni. Dengan demikian desain dapat diartikan
sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa
susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada berbagai benda
yang ada di lingkungan kita.
Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik memerlukan sebuah perencanaan
yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan yang digunakan dengan fungsi serta jenis benda
yang dibuat, kerumitan dalam pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau
saling bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu desain yang baik akan memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang
dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat dipergunakan. Dalam
hal ini terdapat dua macam desain, yaitu structural design (desain struktur) dan decorative
design (desain hiasan)
a. Structural Design (desain struktur)
Structural Design (desain struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari
suatu benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran dari suatu benda.
Contoh deesain struktur: gambaran suatu benda yang akan dibuat dilengkapi dengan keterangan
ukuran, warna, dan bentuknya.
b. Decorative Design (garnitur)
Decorative Design (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan busana
yang memberikan efek visual memperindah penampilan. Garnitur bisa sebagai unsur
dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Terdapat tiga cara dalam menyusun decorative desain, yaitu: By the color and pattern, By
construction dedtails, By decorative trims. (Davis dalam Mila Karmila, 2006: 27)
i. By the color and pattern, yaitu warna dan motif yang tersusun dalam suatu bahan tekstil pada
busana, secara tidak langsung juga berfungsi sebagai decorative design.
ii. By construction details, yaitu membentuk detail hiasan tertentu pada busana disini biasanya
dilakukan dengan membuat jahitan/setikan pada kain/tekstil.
iii. By decorative trims, yaitu teknik yang biasanya berupa tempelan kain diatas permukaan kain
dengan menambahkan unsur pelengkap lain pada permukaan kain.
Pembuatan produk kerajinan tekstil dilakukan dengan cara menentukan jenis benda apa yang
akan dibuat (benda hias atau benda pakai), membuat desain produk, membuat desain hiasan pada
produk, menyiapkan bahan dan alat serta langkah kerja pembuatan produk kerajinan tekstil.
BAB 2
JENIS-JENIS KERAJINAN TEKSTIL

1. KERAJINAN BATIK

Pengertian Dan Fungsinya Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan
lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau
motif yang dioleskan di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup
celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas
kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih berkembang.
Membatik tidak saja menggunakan alat canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain
seperti kuas dan cap (printing). Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :

a. Karya seni Batik Tulis Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih
sederhana.
b.Karya seni Batik Cap (printing) Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih beban
dan kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Fungsi Praktis Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung bantal,
taplak meja dan sebagainya
b. Fungsi Estetis Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau
lukisan. Pola batik gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya menggunakan
ragam hias. Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang
telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut mempunyai
makna atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan
pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam mendesain sebuah hiasan Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar
dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias adalah
bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga
menghasilkan bentuk yang indah Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
b. Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
c. Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)

2. KERAJINAN SULAM
Pengertian Bordir dan sulaman Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau
bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau
bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-
manik, bulu burung, dan payet Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplakmeja dan
pinggiran kebaya
Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk gambar.
Jenis bordiran dan sulaman Sulam bebas atau sulam benang.
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun kain. Teknik
sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan Jepang. Sulam
hitung jahitan Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman
dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan
kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam
Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3. KERAJINAN JAHIT PERCA
Pengertian jahit perca Perca adalah sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat pakaian
atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit perca/tambal seribu/patchwork adalah proses
pembuatan suatu produk kerajinan tekstil yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang
digabungkan dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya dipelajari
keteknikannya bukan pada bahannya.
Jenis-jenis jahit perca
Ada beberapa jenis Jahit Perca ditinjau dari cara pembuatannya adalah:
Cara acak (tak beraturan)
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-
guntingan kain dengan bentuk dan ukuran potongannya tidak sama, kemudian guntingan-
guntingan tersebut dijahit sesuai dengan desain. Berikut ini adalah contoh karya jahit perca
teknik acak.

Cara jiplakan pola (template)


Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-guntingan
kain yang dipola terlebh dahulu, dan selanjutnya dijahit sesuai dengan rencana.

Cara tumpang tindih (overlapping)


Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-
guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara meletakkan pola bagian tengah diatas
kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit bagian tepinya, kemudian tindihlah dengan pola
berikutnya dengan cara dijahit dengan arah dari tengah ketepi hingga selesai secara keseluruhan.
Cara jahit jelujur
Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan keindahan. Untuk
menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik jahit mesin. Cara ini sifatnya hanya
penghias, maka dapat diterapkan baik pada teknik acak, teknik template, teknik overlapping
maupun teknik pola geometris.
Cara pola geometris.
Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk polapola geometris (segi tiga,
segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk lainnya) yang terukur dan selanjutnya dijahit sesuai
dengan desain.
4. KERAJINAN JAHIT TINDAS
1. Pengertian Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara
melapisi atau mengisi kain dengan bahan pelapis atau pengisi kemudian dijahit tindas pada
permukaan kain sesuai dengan rencana. Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda
kerajinan tekstil dengan cara mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian
dijahit pada bagian atas kain sesuai dengan desain.

2. Jenis jahit tindas:


1. Jahit tindas pengisi lembaran (wadded quilting) merupakan teknik menjahit dengan cara
mengisi atau melapisi diantara dua kain dengan bahan pelapis yang berupa lembaran, kemudian
dijahit sesuai pola (gambar).
2. Jahit tindas pengisi susulan (padded/stuffed quilting) merupakan teknik menjahit tindas datar
tetapi pada bagian tertentu ditambahkan isian susulan (busa, dakron) untuk mendapatkan kesan
yang lebih menonjol.
3. Jahit tindas pengisi tali (corded quilting)
Pada prinsipnya sama dengan pengisi susulan, bedanya menggunakan tali, penyelesaian bisa
dijahit mesin atau tangan. 4. Jahit tindas efek bayangan merupakan gabungan dari jahit tindas
pengisi lembaran, susulan/tali hanya ada penambahan kain transparan pada permukaan kain. 3.
Bahan pelapis: - Koldore - Dakron - Busa - Tali - Kapas

5. KERAJINAN CETAK SARING


Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan
kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola
yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar
menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan
terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak. Proses eksekusinya adalah dengan
menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat
dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna. Sablo adalah sebuah teknik untuk mencetak
tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan screen sablon dan rakel
sablon dalam proses pengerjaannya. Keunggulan dari teknik sablon adalah : bisa mencetak
dengan jumlah yang banyak, hasil relatif stabil, bisa menghasilkan beberapa efek menarik, mis :
glitters, glow in the dark, timbul, mengkilap/metalik, dsb. biaya cetak cukup terjangkau,
fleksibel bisa di aneka jenis permukaan bahan.
Pencetakan dengan cara sablon di jaman serba Digital sekalipun akan terus diperlukan. Cetak
dengan metode sablon sangat diperlukan untuk pencetakan dalam media yang tidak
memungkinkan dilakukan oleh Mesin Digital dan Offset. Mesin sablon yang dapat bekerja
otomatis juga telah banyak dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak sablon secara
manual tentunya masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya lebih murah, misalkan
Sablon Kain untuk sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir, sablon pada media plastik dan
sebagainya. Pada artikel ini kita akan mengulas hal-hal penting dan mendasar tentang cara dan
teknik pencetakan sablon yang dilakukan secara manual salah satu teknik proses cetak yang
menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon
atau sutra. Tahapan dan cara kerjanya adalah sebagai berikut : Permukaan Screen Sablon di
poleskan cairan kental kusus/ emulsion. Cairan ini apabila telah dioleskan dan dikeringkan pada
permukaan screen tidak boleh terkena sinar matahari (dipoleskan dan dikeringkan pada ruangan
yang gelap /Pada ruangan tanpa kena cahaya langsung ultra violet). Tujuannya adalah jika
terkena cahaya saat sudah kering maka polesan tersebut tidak akan dapat larut dengan air dengan
baik. Setelah kering.. permukaan tersebut di tempel/ditutup dengan Film dari hasil Print
BW(Black/White) pada media plastik/film transparent atau pada umumnya dapat menggunakan
kertas tranparan dari Kalkir.
Dilanjutkan dengan proses Penyinaran terhadap Sinar matahari atau dibawah sinar yang
mengandung Ultraviolet. Proses penyinaran ini ditentukan dengan Hitungan
untuk mengukur lamanya penyinaran dan ditentukan oleh Keras tidaknya cahaya yang menerpa
permukaan screen sablon tersebut. Film Kemudian dilepas dari permukaan screen. Film yang
telah diprint tersebut akan
Menampakan duplikasi dari apa yang telah kita print pada layar.
Tahan selanjutnya adalah Penyiraman Permukaan Screen dengan air. Cara penyiramanpun
harus berhati-hati sekali. Kenapa ??? Karena hasil print yang tampak pada screen jika terkena air
akan terlarut, ini disebabkan oleh karena Film yang dicetak
Hitam dan permukaan layar yang dit
utup Hitam tidak akan mengeras (Karena tidak tembus sinar). Begitu juga sebaliknya. Disinilah
perlu kehati-hatian dalam proses penyiraman yang sering disertai dengan alat bantu Semprot
air mini dengan tujuan agar air bisa lebih keras dan bisa bagus tembus melelehkan hasil print
yang tercetak. Tahapan selanjutnya yaitu pengeringan kembali dari proses diatas. Dan
dilanjutkan pada proses Cetak dengan pemberian Tinta kusus Sablon. Proses eksekusinya adalah
dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang
terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.Sementara bahan yang dicetak berada
dibawah screen dablon dan dilakukan penekanan secara sedemikian rupa. Jadi proses cetak
sablon adalah Tiap warna dalam sekali cetak.

6. KERAJINAN TENUN
Pengertian Kain Tenun Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara
Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi
kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau sebagai
ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang akan senang dan bangga
mengenakan tenunan asal sukunya. Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau
orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa,
udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah
Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-
daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif
binatang hanya sebagai pemanisnya saja. Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara
Timur secara adat dan budaya memiliki banyak fungsi seperti :
1). Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
2). Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat.
3). Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
4). Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
5). Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
6). Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
7). Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8). Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu akan
melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9). Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni) Dalam masyarakat tradisional
Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan
tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya
berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal.
Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk
arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki
nilai spiritual dan mistik menurut adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang untuk
kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang merupakan
bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk
memenuhi permintaan/ kebutuhan konsumen. Dalam perkembangannya, kerajinan tenun
merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama
masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya
untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya.
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa
Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Tenun Ikat : disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan
benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka
benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa TenggaraTimur, untuk
menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi
2. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang maksudnya
menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain mempergunakan benang yang
terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana proses
pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang
telah diwarnai. Dilihat dari kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3
(tiga) jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada umumnya
warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini
disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat warna nabati seperti tauk,
mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif
dominan warna putih, kuning langsat, merah mereon. Untuk pencelupan/ pewarnaan benang,
pengrajin tenun di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai
keunggulan sepeti : proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan gosok, serta
mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang dipakai tersebut antara lain : naphtol,
direck, belerang dan zat warna reaktif. Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap
mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan
untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan kwalitas
pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga jenis tenunan tersebut diatas maka
penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :
1). Tenun Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur
kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
2). Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan yang
paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah
Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai,
Sumba Timur dan Sumba Barat.
7. KERAJINAN TAPES TRI
apestry adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan pada alat
tenun vertikal. Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri dari dua arah
benang yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut
warp / benang lungsin dan sejajar dengan lebar disebut weft / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang lungsin berbahan alami seperti benang
linen atau benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa benang wol atau benang katun,
namun bisa pula benang sutra, benang emas, benang perak, atau alternatif media lain. Tapestry
telah diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani yang
pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di gurun Tarim Basin.
Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di Eropa pada awal abad ke-14 Masehi.
Gelombang pertama produksi berasal dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas
ke Prancis dan Belanda. Konotasi istilah tapestry ini juga digunakan untuk menggambarkan hasil
kerajinan tekstil yang dibuat pada alat tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an, tapestry yang
terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi dengan menggunakan teknik Jacquard. Namun pada
abad modernisasi, artis seperti Chuck Close dan Magnolia Editions telah mengadaptasi proses
Jacquard yang terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.

8. KERAJINAN MAKRAME
Makrame adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang
awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang
tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat makrame, ada beberapa
teknik yang digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam, atau rajut. Hasil karya kerajinan
makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya
kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan
dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan dasar yang digunakan kuat maka
kualitasnya akan bagus. Keindahan karya kerajinan makrame dapat dilihat dari model benda
yang dibuat, corak, hiasan atau aksesoris dari benda tersebut. Berikut ini cara membuat makrame
untuk gantungan kunci. Alat dan Bahan : - dua pita kain yang berbeda warna dengan ukuran
1,5 m dan lebar 7 mm. - Tempat kunci - Gunting Cara Membuat :
1. Sediakan pita kain dalam 2 warna, misalnya warna merah dan kuning.
2. Gunting ujung kedua pita, kemudian masukkan ke dalam ring tempat kunci. Tarik dan
samakan panjangnya, sehingga pita menjadi rangkap empat.
3. Rapikan kemudian disimpul mati dan pita siap dianyam.
4. Jepit pita diantara jari telunjuk dan jari tengah, kemudian mulailah menganyam ! Cara
Menganyam :
1. Letakkan pita bersilang, seperti tanda tambah (+)
2. Silangkanlah pita 1 ke kiri melalui pita 2a !
3. Silangkanlah pita 2a ke atas melalui pita 1 !
4. Silangkanlah pita 1a ke kanan melalui pita 2a !
5. Silangkanlah pita 2 ke bawah melalui pita 1a dan masukkan ke pita 1 !
6. Tariklah keempat ujung-ujung pita sehingga anyaman menjadi rapi !
7. Setelah itu buatlah anyaman berikutnya seperti cara di atas ! (lakukan sesuai petunjuk mulai
langkah no (1 6 )
8. Lakukan/ buatlah hingga sampai keempat pita tersebut menjadi pendek (kira-kira 5cm)
kemudian ikatlah ujungnya ! Untuk mempercantik gantungan, bisa diberi aksesoris berupa
lonceng kecil.
BAB 3

BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN TEKSTIL

A. Bahan dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil


Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil diklasifikasikan menjadi
dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil
bahan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi dari benda
tersebut, serta teknik yang akan digunakan.
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil
adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau serat polyester baik itu berupa kain tenun,
rajut, kempa, ataupun berupa benang/tali, contoh bahan-bahan tekstil yang dapat dipergunakan
dalam pembuatan produk kriya tekstil adalah kain katun, kain satin, benang katun, benang nylon,
tali koor, kain flanel, dan pita.
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki fungsi memperindah atau
menyempurnakan tampilan benda yang dibuat. Penggunaan bahan pelengkap pun sama dengan
bahan utama yaitu harus disesuaikan dengan jenis benda yang dibuat,fungsi benda, serta teknik
pembuatan yang digunakan. Bahan pelengkap yang umumnya digunakan adalah bahan tekstil
yang terbuat dari serat alam ataupun polyester seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis,
dakron, kain furing, renda, pita dan retsluiting.
Alat yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang. Alat utama terdiri dari: mesin jahit, alat-alat
menjahit, gunting, pita ukur, papan landasan dan lain-lain. Adapun alat penunjang terdiri dari:
mata itik, lem, lilin bakar, pemidangan, jarum T dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai