Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SENI KRIYA

Tentang “Jenis-Jenis Seni Kriya Tekstil”.

DISUSUN OLEH:

Nama : Angela Helen Valentine Siagian (5193143022)

Emanuela Dhea Carrosicca Ginting (5192443002)

Teresia Galingging (5192143002)

Kelas : Pendidikan Tata Busana’B 2019


Dosen Pengampu : Dra.Nurhayati,M.Pd
Mata Kuliah : SENI KRIYA

JURUSAN PKK

PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Seni Kriya tentang “Jenis-Jenis Seni Kriya Tekstil”. Tidak lupa kami mengucapkan kepada
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap semoga tugas Makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi
untuk senantiasa membaca. Kami menyadari bahwa tugas ini terdapat banyak kekurangan, untuk
itu kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang tepat dalam pembahasan.

Medan, 23 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG............................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................4

C. TUJUAN.................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

 Pengertian Seni Kriya Tekstil.............................................................................................5

 Jenis Karya Kriya Tekstil.....................................................................................................5

 Contoh Karya Seni Kriya Tekstil.........................................................................................6

BAB III..........................................................................................................................................17

PENUTUP.....................................................................................................................................17

A. KESIMPULAN..................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seni kriya tekstil adalah bagian dari seni kriya, yaitu karya manusia yang dibuat dengan
teknik ikat dan anyam benang atau serat untuk menghasilkan suatu produk. Produk yang
dimaksud biasanya adalah kain untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, tanpa melupakan
sisi artistiknya.

Untuk mendapatkan karya seni yang apik dan maksimal, langkah awal yang diperlukan
adalah sebuah perencanaan, selain itu juga harus bisa memilih bahan yang nantinya akan
digunakan dengan fungsi serta jenis karya seni yang akan dibuat pada desain tersebut.

Karya seni tekstil atau juga dengan kerajinan tekstil adalah kerajinan atau karya seni
kriya yang berbahan dasar dari tekstil yang diantaranya adalah seperti kain, benang dan lain
sebagainya. Jenis-jenis kriya tekstil dapat berupa benda hias dan benda pakai atau bisa juga
perpaduan dari keduanya.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah pengertian karya seni tekstil ?
b. Apakah jenis-jenis karya seni tekstil?
c. Apakah Contoh – contoh dari seni kriya tekstil?

C. TUJUAN
a. Agar pembaca dapat memahami dan mempelajari tentang seni kriya tekstil
b. Agar pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis dari seni kriya tekstil
c. Agar pembaca mengetahui dan memahami tentang contoh-contoh dari seni kriya
tekstil

BAB II

PEMBAHASAN

 Pengertian Seni Kriya Tekstil


Kata kriya sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta “krya” yang berarti mengerjakan,
sementara KBBI mengartikan kata kriya (krya) menjadi pekerjaan kerajinan tangan. Jadi seni
kriya dapat dijelaskan sebagai karya seni yang dihasilkan oleh keterampilan tangan namun masih
tetap memperhatikan segi fungsionalnya.

Seni kriya tekstil adalah bagian dari seni kriya, yaitu karya manusia yang dibuat dengan
teknik ikat dan anyam benang atau serat untuk menghasilkan suatu produk. Produk yang
dimaksud biasanya adalah kain untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, tanpa melupakan
sisi artistiknya.

Untuk mendapatkan karya seni yang apik dan maksimal, langkah awal yang diperlukan
adalah sebuah perencanaan, selain itu juga harus bisa memilih bahan yang nantinya akan
digunakan dengan fungsi serta jenis karya seni yang akan dibuat pada desain tersebut.

Karya seni tekstil atau juga dengan kerajinan tekstil adalah kerajinan atau karya seni
kriya yang berbahan dasar dari tekstil yang diantaranya adalah seperti kain, benang dan lain
sebagainya. Jenis-jenis kriya tekstil dapat berupa benda hias dan benda pakai atau bisa juga
perpaduan dari keduanya.

 Jenis Karya Kriya Tekstil

Di tanah air kriya tekstil dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu, kriya tekstil
tradisional dan modern.

1. Kriya Tekstil Tradisional


Kerajinan tekstil tradisional merupakan kerajinan yang dibuat dengan cara alami, tanpa
mengguanakan alat bantu mesin dalam memproduksinya. Dan bisa disebut juga buatan manual
hanya dengan tangan manusia..

Pada umumnya kerajinan tekstil tradisional, memiliki nilai seni dan harga yang relatif
tinggi dari pada kerajinan modern. Selain kelebihan memiliki harga dan nilai seni yang tinggi,
kerajinan tekstil tradisional memiliki daya tahan yang lebih lama, karena pembuatanya masih
secara manual, tanpa menggunakan mesin.

Selain memiliki beberapa kelebihan kerajinan tekstil tradisional juga memiliki


kekurangan, beberapa kekurangan kerajinan tekstil tradisional adalah proses produksi yang lama.
Sehingga membutuhkan waktu produksi yang lumayan untuk menghasilkan produk jadi.Contoh
dari kriya tekstil tradisional seperti kain batik, kain songket, kain tenun ulos, kain poleng dari
Bali , kain cepuk

2. Kriya tekstil modern

Kerajinan tekstil modern merupakan kerajinan pada proses memproduksinya menggunakan


mesin canggih sebagai alat pengolahannya secara otomatis. Berbeda dengan kerajinan tekstil
tradisional yang masih menggunakan tenaga manusia dalam proses pembuatannya.Sudah
mengikuti kemajuan perkembangan jaman yang semakin canggih, kerajinan tekstil modern
memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh kerajinan tekstil tradisional. Perbedaanya
adalah dalam proses memproduksinya, secara otomatis.

Pembuatan produk tekstil modern lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Ini misalnya pembuatan produk tekstil secara masal di konveksi atau pabrik-pabrik
baju, celana, jilbab, sepatu, tas, tirai, sarung bantal, dan sebagainya.

Karena dalam sudah menggunakan teknologi mesin, maka dalam produksi tidak terlalu
menguras tenaga dan tidak menguras waktu yang lama. Dalam memproduksinya dan kerajinan
tekstil modern bisa diproduksi secara massal dalam skala waktu yang singkat.
 Contoh Karya Seni Kriya Tekstil

Dibawah ini terdapat 5 contoh kerajinan tekstil yang diantaranya adalah sebagai berikut :

A. BATIK

Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa ambhatik, dari kata amba yang berarti
lebar, luas, kain; dan titik yang berarti titik atau matik (kata kerja dalam bahasa Jawa berarti
membuat titik) dan kemudian berkembang menjadi istilah batik, yang berarti menghubungkan
titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga mempunyai
pengertian sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada
kain mori.

Dalam bahasa Jawa, batik ditulis dengan bathik, mengacu pada huruf Jawa ꦛ (tha) yang
menunjukan bahwa batik adalah rangkaian dari titik-titik yang membentuk gambaran tertentu.
Batik sangat identik dengan suatu teknik (proses), dari mulai penggambaran motif hingga
pelodorannya. Salah satu ciri khas batik adalah cara penggambaran motif pada kain yang
menggunakan proses pemalaman, yaitu menggoreskan malam (lilin) yang ditempatkan pada
wadah yang bernama canting dan cap.

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau
menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang
memiliki kekhasan..

Batik adalah lukisan diatas sebuah kain yang menjadi bahan dasar pembuatannya yang terdiri
dari berbagai motif. Sedangkan membatik adalah teknik menahan dengan lilin malam secara
berulang diatas kain.Pewarnaan kain batik dilakukan dengan tiga macam teknik, yaitu teknik
cap, teknik lukis, dan teknik tulis. Saat ini penggunaan kain batik sudah semakin beragam, tidak
hanya untuk produk-produk tekstil tetapi juga produk lainnya, termasuk dekorasi.Contoh
Gambar:
B. SONGKET

Songket adalah jenis kain tenunan tradisional rumpun Melayu di Indonesia, Malaysia,
dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan
tangan menggunakan benang emas dan perak. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain
menimbulkan efek kemilau cemerlang.

Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia,
yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya;
mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.
Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka,
songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang
emas dimulai.

Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’. Songket adalah
kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat
dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak,
hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket
yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu. Menurut
tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan tetapi kini kaum
lelaki pun turut menenun songket. Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola
yang mengandung makna tertentu.

Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih
ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa
motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Motif ini sering kali juga
dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang diduga
merupakan penganan kegemaran raja.

Pada umumnya, songket dikenakan pada acara-acara resmi. Songket Minangkabau, motif
segitiga bagian bawah melambangkan pucuk rebung (tunas bambu). Songket berkembang dalam
budaya rumpun Melayu di Sumatra, seperti Songket Palembang dan Songket Minangkabau. Di
luar Sumatra, kain songket juga dihasilkan oleh daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Sambas,
Sumba, Makassar, dan daerah-daerah lain di Indonesia.

Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan ciri khas budaya
wilayah penghasil kerajinan ini. Misalnya motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah,
Barantai Merah, Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak,
Sirangkak, Silala Rabah, dan Simasam adalah khas songket Pandai Sikek, Minangkabau.Contoh
Gambar Songket:

C. TENUN

Tenun merupakan proses dalam pembuatan kain dengan menggambungkan benang-


benang secara melintang, memanjang dan melebar (Affendi, 1995). Kain tenun di buat dengan
cara menyilangkan benang-benang secara membujur menurut panjang kain (benang lungsi)
dengan isian benang melintang menurut lebar kain (benang pakan) (Puspo, 2009).

Tenun adalah salah satu jenis kriya Nusantara yakni kriya textile. Menurut Bastomi
(2000) kata lain dari kriya adalah karya atau kerja. Kriya merupakan seni yang mengutamakan
kerja, dengan demikian hasil kriya sering di sebut dengan seni kriya dengan kata lain adalah seni
terapan. Tenun termasuk benda-benda seni rupa yang di dalamnya mengandung nilai fungsional,
tenun juga memiliki manfaat ganda yang dapat digunakan sebagai alat/perlengkapan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu tenun juga dapat dinikmati keindahannya.

Tenun tradisional Indonesia merupakan produk seni budaya yang diproduksi di berbagai
wilayah di seluruh nusantara. Ciri khas yang dimiliki tenun tradisional beragam hias, makna,
teknik pembuatan, kemudian memiliki nilai budaya yang tinggi dan merupakan identitas
masyarakat setempat. Setiap etnik memiliki budaya masing-masing, setiap budaya etnik
merupakan sebuahjati diri, dan local genius atau kepribadian entik itu sendiri. Budaya etnik juga
memiliki cirri-ciri khusus dan memiliki karakteristik yang sesuai dengan lokasi serta lingkungan
alam sekitarnya (Bastomi, 2000).

-Deskripsi ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

Alat Tenun Bukan Mesin merupakan kelompok tenun tradisional dimana alat ini adalah
terbuat dari kayu dan di kerjakan secara manual.Ciri-ciri yang menonjol pada ATBM ini adalah
sebagai berikut:

Rendahya efisiensi produk


Rendahnya kemampuan produk (dalam jumlah)
Rendahnya kualitas hasil produksi secara teknologis
Tingginya nilai seni tradisional merupakan prinsip dari ATBM

Beberapa bagian dari peralatan ATBM belum dapat menunjang proses pertenunan, sehingga
kualitas serta kuantitas yang di hasilkan ATBM belum dapat maksimal. Peralatan tenun ATBM
diambil sebagai alternatif awal sebelum di modifikasi. Disisi lain terdapat kelemahan pada
ATBM standar yakni sebagai berikut :
 Terdapat di bagian lade , sistem pergerakan ini dilakukan secara manual dengan
menggunakan tangan, dengan demikian pergerakan lade ini tidak konstan. Hal ini dapat
mengakibatkan ketidaksamaan pada tingkat kerapatan benang hasil tenunan tidak sama,
sehingga kualitas dari hasil produk tenun tersebut kurang baik.
 Kontruksi dudukan lade, pada peralatan ini hanya dapat bertumpu pada rangka bagan
atas, sehingga akan mengakibatkan dudukan yang tidak seimbang apabila alat ini
digunakan dalam jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan pergerakan lade tidak
merata pada saat merapatkan benang pakan.
 Pergerakan pembukaan mulut lusi, system pembukaan mulut lusi yang tidak rata akan
mengakibatkan benang lusi yang di angkat akan cepat putus. Hal ini menimbulkan
beberapa sambungan pada benang lusi yang akhirnya pada permukaan hasil produk
tenunan menjadi tidak rata.

CONTOH GAMBAR TENUN

D. TAPESTRI

Tapestri adalah sebuah teknik membuat karya tekstil dengan cara menenun benang-
benang, serta-serat, dan bahan lain. Teknik tapestri memiliki kesamaan dengan merajut. Media
yang digunakan berupa benang, sabut kelapa, kain, kertas yang digulung kecil, serta benda lain.
Pada kehidupan sehari-hari tapestri dijumpai pada keset kaki, gantungan pot bunga, ikat
pinggang, taplak meja, dan syal. Kata Tapestri diambil dari bahasa Perancis Tapiesserie yang
berarti penutup lantai atau bahasa Latin Tapestrum, sejenis sulaman yang memiliki banyak
teknik.

Sebagai benda seni tapestri dapat dilihat berupa hiasan dinding dan sebagai benda pakai
tapestri dapat berupa korden, permadani atau karpet, dan keset. Struktur bentuk tapestri terdiri
dari tenunan benang lungsi dan pakan yang dibuat menjadi barang atau benda seni tertentu.
Benang lungsi adalah jalinan benang-benang yang menghadap kearah vertikal sedangkan
benang-benang pakan adalah benang yang mengarah horisontal dan menjadi bagian dari benang
yang membentuk bidang gambar tertentu.

Tapestri bisa digolongkan kedalam teknik tenun, dimana tapestri juga punya benang
lungsi (benang vertikal pada kain) dan benang pakan (benang horizontal pada kain). Beda tenun
dan tapestri terletak pada tapestri benang lungsi hanya sebagai alat bantu, bukan pembentuk
utama pada kain, sedangkan benang pakan-nya, menjadi bentuk utama pada karya tapestri. Pada
tenun lungsi dan pakan merupakan satu kesatuan utuh pembentuk kain, keduanya seimbang.

Keindahan dari karya tapestri dapat dilihat dari penggunaan unsur-unsur garis, warna dan
bidang pada pola-pola gambar dan bahan-bahan pendukung lainnya seperti manik-manik dari
kayu atau logam dan tebal tipisnya benang. Keindahan dan keunikan dari karya tapestri perlu
juga diperhatikan faktor komposisi, proporsi, keseimbangan, irama dan kesatuan dari masing-
masing bagian karya tapestri.

Bahan dan Alat Tenun Tapestri

1. Alat Tenun Tapestri

– Bentangan (Spanram). Alat spanram digunakan untuk mengaitkan benang lungsi dan jalinan
pakan yang membentuk corak atau motif tenunan. Spanram dapat dibuat dengn bahan kayu yang
salah satu sisi yang berhadapan diberikan paku dengan ukuran 1 cm antar pakunya.
– Gunting. Alat gunting digunakan untuk memotong sisa benang dan bahan-bahan yang berlebih
dan tidak terpakai.

– Sisir. Sisir digunakan untuk merapatkan benang-benang yang sudah ditenun sampai
mendapatkan kerapatan yang baik.

– Paku Penggulung. Fungsi paku penggulung digunakan untuk menyisipkan benang pakan pada
benang lungsi sehingga membentuk corak atau motif tertentu.

– Jarum pipih kayu berfungsi untuk memasukan benang pakan.

2. Bahan

Bahan-bahan tenun Tapestri adalah sebagai berikut :

Benang Wol beraneka warna sesuai dengan ragam hias yang akan dibuat. Benang wol
ada beberapa macam misalnya Crewel wool biasanya digunakan di atas kanvas atau kain strimin
untuk membuat keset, karpet dan tas. Tapestry wool biasanya digunakan untuk membuat hiasan
dinding, tas dan sampul buku.

3.Teknik Tapestri

Ragam hias dengan menggunakan teknik tapestri dilakukan dengan menenun benang
pakan pada benang lungsi yang dikaitkan pada bentangan kayu yang disebut spanram. Spanram
digunakan sebagai alat untuk menunjang benang lungsi dan pakan yang menjadi elemen
pembentuk ragam hias. Beberapa tahapan dalam membuat ragam hias dengan teknik tapestri
adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan Desain Ragam Hias

Desain berupa gambar dengan tema tertentu, misalnya gambar kepala harimau. Desain dibuat
untuk mempermudah dalam membuat tenunan. Desain ini merupakan model yang akan dibuat ke
dalam tenunan tapestri.

2. Menenun
Tenun tapestri terdiri dari benang lungsi sebagai dasar dan jalinan benang pakan yang memberi
ragam hiasnya. Jalinan benang lungsi dan pakan akan menyatu dalam satu bentuk ragam hias.
Ada dua macam teknik dalam tenunan tapestri antara lain :

– Teknik tenun simetris. Teknik tenun tapestri menggunakan teknik tenun simetris yaitu teknik
dengan memasukkan benang pakan sejajar dengan tenunan benang pakan lainnya dan terkait
diantara benang lungsi sehingga membentuk ragam hias.

– Teknik tenun a-simetris. Penggunaan teknik a-simetris yaitu teknik menenun dengan benang
pakan ditenun menyilang pada benang lungsinya dan dilakukan berulang-ulang sesuai dengan
desain ragam hias yang di buat.

Tenun tapestri juga terdapat sambungan antar benang-benangnya. Benang yang disambung
umumnya terdapat pada benang pakannya, karena pada benang pakan merupakan unsur
pembentuk ragam hiasnya.

Tusuk tapestry pada dasarnya terdiri atas 5 macam tusuk dasar (Basic Technique) yaitu tusuk
silang (crossed stiches), tusuk lurus mendatar atau menurun (straight stiches), tusuk diagonal
(diagonal stiches), tusuk ikal (looped stiches), dan tusuk bintang (star stiches).Contoh Gambar
tapestri:

E. MAKRAME

Makrame berasal dari kata mikramah yang berarti hiasan tangan atau anyaman.Makrame
adalah seni menyatukan simpul yang terdiri atas satu, dua, tiga, bahkan lebih tali atau benang
untuk membuat sebuah karya tangan. Disebut karya tangan, karena memang makrame
membutuhkan keterampilan tangan saat menjalin tali-temali. Menurut beberapa sumber,
makrame berasal dari Arab di awal abad pertengahan. Para penenun pada abad ini merajut
benang dan rami dengan simpul dan ikat menjadi dekorasi yang menarik

Di Indonesia sendiri, makrame sudah dikenal cukup lama. Tapi baru melejit dua tahun
belakangan. Tak semata-mata mengutamakan asas fungsional, makrame pun juga indah bila
digunakan sebagai elemen dekoratif. Seperti yang dilakukan oleh Nadia Maya Ardiani, salah
seorang pegiat makrame di Surabaya.

Maya, begitu wanita ini akrab disapa, mengaku makrame adalah kegiatan menyimpul tali
yang paling sekaligus simpel dibandingkan seni menjalin yang lain: menyulam dan merajut.
“Kalau merajut harus pakai hakken, menyulam harus pakai jarum, sedangkan makrame hanya
memakai tangan”, tuturnya. Tapi jangan dibayangkan makrame sesederhana itu ! Justru menurut
Maya, kesederhanaan dalam membuat makrame itulah yang menantang. Meskipun ‘hanya’
berbekal kelihaian tangan, sisi menantangnya ada di kreatifitas dan ketepatan dalam mengukur
panjang tali serta menentukan pola agar karya yang dihasilkan tidak mengecewakan.

Untuk membuat makrame, pola sebaiknya ditentukan di awal. Tantangan lainnya adalah
harus sabar saat melakukan gerakan-gerakan menyimpul yang sifatnya repetisi. Saat membuat
makrame dengan lebar 1 meter, bisa menggunakan sampai 100 kaitan untuk simpul awal. Satu
kaitannya berisi dua tali. Mula-mula, tali diuntai membentuk simpul mati diatas sebuah papan
yang berfungsi sebagai sebagai gantungan. Simpul-simpul dijalin ke bawah hingga mendapat
pola yang diinginkan.

Dalam proses pembuatan makrame, dikenal ada teknik dasar. Teknik dasar ini merupakan
simpul yang mudah dilakukan untuk setiap karya makrame. Saat menyimpulkan tali pada awal
pembuatan makrame dikenal ada beberapa simpul dasar, diantaranya simpul jangkar, pangkal,
baling-baling, laso, dan tiang. Tidak dikenal pola baku atau hitungan yang menyulitkan dalam
membuat makrame, karena semua tergantung pada hasil yang diinginkan. Dalam satu karya
buatan Maya, ia bisa memadukan sampai 16 simpul yang berbeda bahkan lebih.
Penggunaan tali untuk makrame disesuaikan dengan karya yang akan dibuat, pada
umumnya dipilih tali yang berasal dari bahan yang lembut, kuat, dan tidak terlalu elastis.
Beberapa jenis tali yang umum digunakan untuk merajut makrame adalah tali katun, tali kur, tali
linen, tali acrylic, tali jute, dan tali nylon. Tapi yang umum digunakan adalah tali kur yang lebih
mudah ditemukan, dibentuk, dan harganya terjangkau. “Bisa juga pakai tali katun untuk hasil
yang lebih premium, hanya saja sementara ini suppliernya masih susah didapat. Saya baru
menemukan satu penyuplai tali katun yang ada di Jakarta”, beber wanita yang membuka bisnis
makrame melalui brand Kembangapi Macramé & Some ini.

Untuk menghasilkan sebuah karya makrame berukuran 1 meter, dibutuhkan waktu 2


hingga 3 hari. Lagi-lagi tergantung pada pola dan ukuran. Makin kecil dan mudah, makin sedikit
waktu yang dibutuhkan. Sedangkan untuk harga, juga bervariasi. Mulai dari ratusan ribu sampai
jutaan rupiah. Makin besar dan rumit, makin besar rupiah yang harus dikocek. Maklum saja, seni
yang satu ini tak berbeda dengan kerajinan tangan lain yang dikerjakan secara handmade. Butuh
ketelatenan dan kesabaran khusus dibalik tiap jalinan simpulnya.Penggunaan makrame saat ini
sudah menjajah berbagai lini, seperti digunakan sebagai wall decor, gantungan pot, sampai
hammock. Contoh Gambar Makrame:
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seni kriya tekstil adalah bagian dari seni kriya, yaitu karya manusia yang dibuat dengan
teknik ikat dan anyam benang atau serat untuk menghasilkan suatu produk. Produk yang
dimaksud biasanya adalah kain untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, tanpa melupakan
sisi artistiknya.

Untuk mendapatkan karya seni yang apik dan maksimal, langkah awal yang diperlukan
adalah sebuah perencanaan, selain itu juga harus bisa memilih bahan yang nantinya akan
digunakan dengan fungsi serta jenis karya seni yang akan dibuat pada desain tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.materibelajar.id/2017/02/pengertian-contoh-karya-seni-kriya-tekstil.html?m=1

https://cityguide.suarasurabaya.net/read/2018/06/28/1494/
Makrame___Seni_Menjalin_Simpul_yang_Menantang__

https://infoana.com/kerajinan-tekstil-modern-dan-tradisional/

https://medium.com/@penulisartikelseopro/deskripsi-inilah-pengertian-seni-kriya-tekstil-
termasuk-teknik-pembuatan-dan-daftar-tekstil-63dc98ff5f36

Anda mungkin juga menyukai