DOSEN PENGAMPU:
Dra.Nurhayati, M.Pd.
OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang karena
rahmat dan karunia-nya , penulis dapat menyelesaikan laporan buku ini dengan baik dan tepat
waktu. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Teknik dasar
sulaman yang telah membimbing dalam membuat laporan ini.
Makalah tusuk hias ini berisi tentang konsep dasar seni kriya Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah seni kriya.
Kami menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan laporan ini. kami
sangat mengharapkan kritik dan saran demi tercapainya laporan buku yang sempurna. Semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran yang akan datang.
Penulis
Kelompok
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Manfaat.................................................................................................................... 1
Bab 2 Pembahasan............................................................................................................. 2
Bab 3 Penutup.................................................................................................................... 7
A. Kesimpilan............................................................................................................... 7
B. Saran ....................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka................................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama kehidupan
masyarakat mempunyai andil besar dalam menopang perekonomian. Hasil yang
diperoleh umumnya sangat besar sehingga dapat menumbuhkan perekonomian di daerah-
daerah tertentu. Kekayaan seni dan budaya dari berbagai etnis di Indonesia tersebar pada
ribuan pulau yang merupakan sumber ide yang tidak akan pernah habis untuk digali dan
apabila dimunculkan dalam benda-benda seni dan kriya sehingga akan tercipta beragam
jenis yang berbeda. Keterampilan mengolah berbagai bahan dengan teknik pembuatannya
telah ditunjukkan oleh nenek moyang kita sejak jaman prasejarah, kemudian berkembang
dengan masuknya pengaruh kebudayaan Dongson (China), India, Islam, dan Eropa yang
menempati wilayah yang sangat luas di Indonesia. Adanya transmisi ini telah membentuk
kelompok masyarakat maupun individu dengan keahlian dan keterampilan dalam
membuat benda-benda seni, di antaranya seni kriya dengan berbagai coraknya.
Keterampilan tersebut terus berkembang dan ditransmisikan dari generasi ke generasi
sehingga adanya perubahan fungsi untuk keperluan sehari-hari sebagai seni terapan,
untuk upacara, dan berbagai fungsi lainnya, sampai berkembang menjadi industri kreatif
pada masa kini.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian seni kriya
b. Apa saja fungsi dari seni kriya
c. Apa saja unsur karya seni kriya
d. Apa saja jenis-jenis seni kriya
C. Manfaat
a. Dapat mengetahui pengeertian seni kriya
b. Dapat mengetahui fungsi dari seni kriya
c. Dapat mengetahui unsur karya seni kriya
d. Dapat mengetahui jenis-jenis seni kriya
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan
menggunakan keterampilan tangan (hand skill) dan memperhatikan segi fungsional (kebutuhan
fisik) dan keindahan (kebutuhan emosional). Karya seni kriya dikategorikan sebagai karya seni
rupa terapan nusantara. Dalam perkembangannya, karya seni kriya identik dengan seni kerajinan
karena terlihat dari cara pembuatan Karya Seni Kriya dengan menggunakan tangan (hand
made).
Seni Kriya berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Krya yang berarti mengerjakan. Krya
terus berkembang menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus kriya adalah mengerjakan
suatu hal untuk menghasilkan sebuah benda atau objek. Namun, semakin berkembang disebutlah
seni kriya.
Seni Kriya telah ada sejak zaman Prasejarah dilihat dari benda-benda temuan sejak
zaman Batu Muda (Neolitikum) yang mana manusia sudah mula tinggal menetap. Benda karya
seni kriya tersebut adalah tembikar dimana tembikar terbuat dari tanah liat dan digunakan
sebagai wadah.
2
Seni kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman kerajaan di
Jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya dikonsumsi oleh kalangan
bangsawan dan masyarakat elit sedangkan kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau
kawula alit, yakni masyarakat yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai
seni yang unik dan berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang tinggi, sedangkan
kerajinan dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas.
Kriya bisa "meminjam" banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti cara
mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan tidak terlalu
berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan
patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan
secara individu oleh seorang perupa Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam
ataupun kayu.
1. Hiasan (Dekorasi). Banyak hasil produk dari seni kriya digunakan untuk benda pajangan.
Seni kriya tersebut lebih mengutamakan keindahan dari pada fungsinya sehingga seni
kriya jenis ini mengalami berbagai pengembangan. Contohnya hiasan dinding, karya seni
ukir, patung, cinderamata dan lain sebagainya..
2. Benda Terapan (Siap Pakai). Seni kriya ini lebih mengutamakan fungsinya sebagai benda
yang siap pakai, nyaman, namun tidak menghilangkan unsur keindahannya. Contohnya
senjata, furnitur, keramik dan lain sebagainya.
3. Benda Mainan. Mungkin kita sering menjumpai seni kriya sebagai alat permainan yang
biasanya dengan bentuk sederhana dan bahan yang mudah didapatkan dan dikerjakan,
dengan harga yang relatif murah. Contohnya adalah boneka, kipas kertas, congklak dll.
3
kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat pekerjaan dengan tingkat dasar atau tingkat
permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai benda
kerajinan seperti patung, wayang golek, topeng, furnitur, dan hiasan ukir-ukiran.
4
pinggang, wayang kulit, dompet, pakaian (jaket), alat musik rebana, dan tempat HP.
Daerah-daerah penghasil seni kriya kulit adalah yogyakarta, garut, dan bali.
6. Seni Kriya Batu
Seni kriya batu merupakan seni kriya dengan bahan dasar batu yang dibentuk
sedemikian rupa agar terlihat indah. Batu dengan tektur keras, dan kaku ternyata
dapat diolah. Contoh di daerah sukami dan sukaraja. Daerah tersebut sering
ditemukan hiasan-hiasan dan dekorasi rumah dari batu. Contohnya batu akik, fosil,
jesper, dan batu permata seta masih banyak lagi.
5
sulawesi tengah, bali, sumatra utara, toraja (sulawesi selatan), NTT, kalimantan timur,
flores, dan kalimantan bvarat. Sedangkan daerah penghasil tenun songket adalah
sumatra barat, aceh, riau, sumatra utara, lombok, palembang, sumatra barat, nusa
tenggara dan maluku.
4. Seni Kriya Anyaman
Seni kriya anyaman adalah tekhnik membuat dengan mengatur bahan-bahan dasarnya
dalam bentuk yang tindih- menindih, silang-menyilang, dan lipat-melipat pakat dan
lungsen dengan pola tertentu. Bahan-bahan yang digunakan dalam seni kriya
anyaman adalah rotan, bambu, pandan, lontar, mendong, enceng gondok, kertas,
plastik, dan tali. Pusat kerajinan anyaman yaitu di bali, sulawesi, tasikmala,
kalimantan dan papua.
5. Seni Kriya Bordir
Seni kriya bordir/sulam adalah kriya yang menempatkan hiasan dari benang yang
dijaitkan pada kain yang berfungsi untuk menghias dan mempercantik tampilan kain.
Aplikasi kriya bordir digunakan pada baju, tas, kerudung, taplak, dan mukena. Daerah
penghasil bordir/sulan adalah di jawab barat tepatnya di tasikmalaya.
6
BAB III
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan keterampilan
tangan (hand skill) dan memperhatikan segi fungsional (kebutuhan fisik) dan keindahan
(kebutuhan emosional). Karya seni kriya dikategorikan sebagai karya seni rupa terapan
nusantara. Dalam perkembangannya, karya seni kriya identik dengan seni kerajinan karena
terlihat dari cara pembuatan Karya Seni Kriya dengan menggunakan tangan (hand made).
B . SARAN
Untuk mendapatkan manfaat yang sempurna dari Makalah yang penulis buat ini,
hendaknya Pembaca Memberikan Kritik dan saran serta melakukan Pengkajian Ulang (diskusi)
terhadap penulisan sehingga penulis terhindar dari Kekeliruan.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://shininglight-placestudy.blogspot.com/2019/04/high-school-romance.html?m=1
https://www.academia.edu/6000118/Seni_Kriya_Nusantara
https://www.google.co.id/search?
safe=strict&hl=en&source=hp&ei=GZ1sX5ugLNnn9QP3iIfwBg&q=makalah+seni+kriya&oq=
+MAKALAH+SENI+KRA&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQARgAMgQIABANMgYIABANEB4yBg
gAEA0QHjIGCAAQDRAeMgYIABANEB4yBggAEA0QHjIGCAAQDRAeMgYIABANEB4y
BggAEA0QHjIGCAAQDRAeOgUIABCxAzoICAAQsQMQgwE6BQguELEDOggILhCxAxCD
AToCCAA6AgguOgsILhCxAxDHARCjAjoICC4QxwEQowI6BAgAEAo6BAguEAo6BwguEA
oQkwI6CAgAEA0QBRAeOgoIABANEAUQChAeOgoIABAIEA0QChAeOgUIIRCgAToHCC
EQChCgAToGCAAQDRAKOgQILhANOgYILhANEAo6BggAEAcQHjoFCC4QkwI6CAguE
McBEK8BOgYIABAWEB5Q4hZY1eECYLv5AmgFcAB4AYAB0wSIAbNQkgEMMS40NS42
LjIuMy4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclient=psy-ab#