Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BERKARYA SENI RUPA 2 DIMENSI DAN SENI RUPA 3 DIMENSI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Strategi Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya MI/SD

Disusun Oleh:

Hesty Dwinabila (1238.21.1170)


Nurjannah (1238.21.1234)
Noviarni
Riyanto (1238.20.0974)

Dosen Pengampu : Asmidaryani, M.Pd. Kons.

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

AL – KIFAYAH RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya sehingga kami dapat penyusunan makalah tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampung makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, kami dengan lapang dada membuka selebar lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran ataupun kritikan demi memperbaiki makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULAAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. SENI RUPA DUA DIMENSI .............................................................................. 3

1. Unsur Dan Objek Karya Seni Rupa 2 Dimensi ................................................. 3

2. Medium, Bahan, Dan Teknik ............................................................................ 4

3. Media Karya Dua Dimensi ................................................................................ 4

4. Teknik Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi ......................................................... 6

5. Jenis - Jenis Karya Seni Dua Dimensi ............................................................... 7

6. Mencetak timbul dari bahan pelepah pisang dan buah belimbing ................... 8

B. SENI RUPA TIGA DIMENSI ............................................................................ 10

1. Unsur-Unsur Seni Rupa Tiga Dimensi .............................................................. 10

2. Prinsip Karya Tiga Dimensi .............................................................................. 11

3. Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi ................................................................ 12

4. Kerajinan Tangan dari Koran dan Majalah Bekas Yang Bermanfaat ................ 13

5. Manfaat Limbah Koran Bekas : Membuat Kerajinan Tangan Yang Berguna .. 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 20

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 20

B. Saran ...................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya seni rupa ada di sekitar kita. Seringkali kita tidak menyadari bahwa benda-
benda yang dekat dengan aktivitas kita sehari-hari adalah karya seni rupa. Karya seni
rupa ini ada yang berdimensi dua dan berdimensi tiga. Karya seni rupa dua atau tiga
dimensi dibedakan dari bagian karya yang diserap oleh mata. Pada bagian inilah kita
akan melihat bentuk obyek yang terdapat di dalamnya.

Karya seni rupa dua dimensi (2D) ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang
memiliki fungsi hias atau fungsi ekspresi saja. Ada berbagai aspek dalam karya seni
rupa dua dimensi. Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk, bidang, warna disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu pada karya seni rupa dua
dimensi tersebut. Untuk mewujudkan karya seni rupa dua dimensi ini digunakan
berbagai bahan, medium, dan teknik sesuai dengan obyek dan fungsi yang diinginkan.

Seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena
mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal. Karena seni rupa tiga dimensi tidak
mempunyai bidang datar dan tidak datar, sehingga penempatannya berdiri lepas
artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya patung,
seni bangunan, (arsitektur) dan seni terapan misalnya perabotan rumah tangga.

Dalam seni kegiatan ini dapat bermanfaat juga untuk menciptakan kreatifitas.
Contoh kreatifitas dari mendaur ulang sampah, baik sampah organik maupun sampah
an-organik, ataupun bisa dengan membuat karya seni dari bahan yang sederhana
menjadi barang yang bernilai jual tinggi.

Dalam memanfaatkan 2 jenis sampah ini banyak sekali. Untuk mendaur ulang
sampah organic maupun sampah an-organik diperlukan kreatifitas, ketekunan dan
inovasi-inovasi yang baru. Salah satu contohnya adalah seperti membuat bondu atau
bandana dari kain fanel.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi seni rupa dua dimensi?

2. Apa saja unsur dan obyek karya seni rupa dua dimensi?

3. Apa saja medium, bahan, dan teknik karya seni rupa dua dimensi?

4. Bagaimana proses berkarya seni rupa dua dimensi?

5. Apa saja Unsur-Unsur Seni Rupa Tiga Dimensi?

1
6. Apa saja Prinsip Karya Tiga Dimensi?

7. Apa saja Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi?

8. Bagaimana proses Kerajinan Tangan dari Koran dan Majalah Bekas Yang
Bermanfaat?

9. Apa saja Manfaat Limbah Koran Bekas : Membuat Kerajinan Tangan Yang
Berguna?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi seni rupa dua dimensi.

2. Untuk mengetahui unsur dan obyek karya seni rupa dua dimensi.

3. Untuk mengetahui medium, bahan, dan teknik karya seni rupa dua dimensi.

4. Untuk mengetahui proses berkarya seni rupa dua dimensi.

5. Untuk mengetahui Unsur-Unsur Seni Rupa Tiga Dimensi

6. Untuk mengetahui Prinsip Karya Tiga Dimensi

7. Untuk mengetahui Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

8. Untuk mengetahui proses Kerajinan Tangan dari Koran dan Majalah Bekas
Yang Bermanfaat

9. Untuk mengetahui Manfaat Limbah Koran Bekas : Membuat Kerajinan Tangan


Yang Berguna

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SENI RUPA DUA DIMENSI

Istilah "Seni Rupa" seringkali kalian jumpai baik dalam bentuk tulisan maupun
yang diperbincangkaan secara lisan.Apa itu seni rupa, seni rupa adalah cabang seni
yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan.

Demikian pula karya seni rupa 2 Dimensi,adalah Karya seni rupa yang hanya
memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah
pandang saja.

1. Unsur Dan Objek Karya Seni Rupa 2 Dimensi

Seorang perupa (seniman,designer,dll) mengolah unsur-unsur seni rupa fisik dan


non-fisik sesuai dengan keterampilan dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan
sebuah karya seni rupa.

Berikut ini unsur-unsur rupa:

a. Garis (line)

Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah
karya seni rupa.Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunya arah serta sifat"
khusus seprti : pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak.

b. Raut

Unsur rupa lainya adalah "raut" yang merupakaan tampak,potongan/wujud dari


suatu objek

c. Ruang

Unsur ruang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukaan kesan dimensi
dari objek yang terdapaat pada karya seni rupa tersebut

d. Tekstur

Tektsur / Barik adalah unsur rupa yang menunjukaan kualitas taktis dari suatu
permukaan suatu object pada karya seni rupa. Berdasarkan wujudnya, teksturnya dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu tektsur asli dan buataan

e. Warna

3
Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatiaan dalam berkarya seni rupa
terdpat beberapa teknik penggunaan warna ,yaitu harmonis,heraldis,murni da
sterusnya

f. Gelap – Terang

Unsur gelap terang pada karya seni rupa timbul karna adanya perbedaan intensitas
cahaya yang jatuh pada permukaan benda.Bagian yang terkena cahaya lebih terang
dari yang tidak terkena .

2. Medium, Bahan, Dan Teknik

Bahan utama (Medium) dan bahan penunjang dalam pembuatan seni rupa,
contohnya pada umumnya perupa membuat karya lukisan menggunakan kanvas dan
cat sebagai bahan utamanya serta kayu dan paku sebagai bahan penunjang.

Bahan untuk membuat karya seni di kategorikaan menjadi 2 yaitu bahan alami dan
bahan sintesis berdasarkaan sumber bahan dan proses pembuataanya

Karya seni rupa ada juga yang dinamai berdasarkaan teknik utama yang
digunakaan dalam pembuataanya. Seni kriya batik misalnya, menunjukaan jenis karya
seni rupa yang dibuat dengan teknik membatik, begitu pula kriya seni rupa anyam
yang menggunakan teknik menganyam.

3. Media Karya Dua Dimensi

Yaitu media yang digunakan untuk pembuatan karya seni dua dimensi.Beberapa
diantaranya adalah :

a. Pensil

Pensil merupakan alat yang dapat digunakan menggambar secara utuh ataupun
hanya sketsa saja. Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau
kehitaman karbonnya. Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan
hitam. Terdiri dari kode B, 2B, 3B sampai 6B, sangat tepat digunakan untuk media
menggambar. Untuk pensil berkode H menandakan jenis pensil keras. Terdiri dari
kode H, 2H, 3H sampai 6H, sering digunakan untuk menggambar proyeksi.

b. Pensil Arang (Contee)

Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret.
Sifatnya hitam pekat dan agak sulit dihapus. Cocok untuk membuat gambar potret.

c. Pastel dan Crayon

4
Dua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kita seringkali
keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama. Pastel (Oil Pastel)
terbuat dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna dan berbasis minyak.
Jejak warnanya yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya
lekat yang baik pada kertas. Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin (lilin)
dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras.

d. Pena

Alat gambar yang digunakan untuk media tinta. Terbuat dari logam dengan ujung
yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya.

e. Tinta Bak

Dikenal juga dengan sebutan tinta Cina. Warnanya hitam pekat dan tidak luntur
jika kena air. Kemasan tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan
berbentuk balok-balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan). Cara menggambar
dengan tinta bak ini yaitu dengan menggunakan kuas.

f. Cat

Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu :

1) Cat air (barbasis air)

Jenisnya ada dua yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour
yang bersifat plakat atau lebih cerah.

2) Cat Minyak (barbasis minyak)

Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis diatas kain atau kanvas. Sifatnya tidak
mudah kering dan warnanya tahan lama.

g. Kuas

Alat yang digunakan untuk mengoleskan cat ke atas kertas atau kanvas. Ukuran
bulunya ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas. Untuk jenis
kuas cat air, bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air.
Jenis kuas cat minyak, bulunya lebih kasar.

h. Spidol

Tersedia dengan berbagai warna dan ukuran. Spidol berujung lunak dan dan bisa
bergerak spontan. Tebal tipisnya garis dapat diperoleh sesuai dengan penekanan pada
saat menggoreskannya

5
i. Palet

Merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air dibuat
dari plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.

j. Komputer

Merupakan media berkarya yang telah populer. Teknologi digital saat ini
memungkinkan untuk membuat teknik gambar yang beragam.

4. Teknik Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi

a. Teknik Aquarel (sapuan basah)

Teknik ini dapat menggunakan bahan dengan campuran air di atas kertas, kain,
atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat
menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak. Hasilnya berupa gambar yang
transparan karena menggunakan sapuan tipis dalam menggores .

b. Teknik Pointilis

Adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan menggunakan titik-titik
hingga membentuk objek.

c. Teknik Arsir

Dibuat dengan menorehkan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa garis-garis
berulang yang menimbulkan kesan gelap terang, gradasi.

d. Teknik Dussel (gosok)

Adalah teknik menggambar dengan cara menggosok sehingga menimbulkan kesan


gelap terang atau tebal tipis. Alat yang digunakan antara lain pensil, crayon, dan
konte.

e. Teknik Siluet (blok)

Teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga


menimbulkan kesan siluet

f. Teknik plakat

Yaitu cara menggambar dengan menggunakan bahan cat air atau cat poster dengan
sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup.

g. Teknik Semprot

6
Yaitu cara melukis dengan cara menyemprotkan bahan cat cair denagn
menggunakan sprayer. Untuk melukis dengan teknik ini kita harus hati-hati untuk
setiap poin lukis nya. Contoh lukisan teknik semprot yaitu gambar reklame

h. Teknik Tempera

Teknik melukis yang dilakukan khusus pada dinding yang masih basah sehingga
hasilnya akan menyatu dengan design arsiteknya.

i. Teknik Kolase

Teknik melukis yang dilakukan dengan memotong kertas menjadi bagian kecil-
kecil lalu potongan kertas tersebut kita tempel pada bidang lukis sehingga membentuk
lukisan.

5. Jenis - Jenis Karya Seni Dua Dimensi

a. Seni Lukis

Seni lukis biasanya dibuat di atas media kain kanvas, kertas, dan kaca. Peralatan
yang digunakan dapat berupa cat minyak (acrylic), cat air, cat poster, dan sebagainya.
Pada karya seni rupa purbakala objek yang dipilih kebanyakan berupa bentuk
manusia, flora dan fauna.

b. Seni Grafis

Ialah seni membuat gambar dengan alat cetak. Seni grafis yang datang ke
Indonesia memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai teknik untuk menciptakan desain seni
murni dan sebagai alat atau teknik untuk memproduksi (menggandakan) karya seni.
Tokoh seniman grafis antara lain Firman Lie, Kaboel Suadi, dan Suromo.

c. Seni Ilustrasi

Ialah seni menggambar yang lebih mengutamakan fungsi gambar itu sendiri yaitu
untuk menjelaskan suatu teks, kalimat, naskah yang menjelaskan suatu keadaan yang
lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

d. Seni Batik

Ialah gambar hiasan yang dibuat di atas kain sutra yang teknik untuk membuatnya
mengunakan bahan lilin sebagai penutup dan alat canting. Selain canting, alat-alat
yang digunakan untuk membatik yaitu gawangan/tiang penyangga kain, dan wajan
sebagai tempat peleburan lilin.

7
6. Mencetak timbul dari bahan pelepah pisang dan buah belimbing

Mencetak adalah salah satu kegiatan dalam seni rupa untuk memperbanyak gambar
dengan alat cetak/ acuan/ klise dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping
papan, gips, logam, atau bahan lainnya.

a. Macam-macam proses mencetak

1) Cetak Tinggi (alto relief print)

Yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan
diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang
sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise).

Proses cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan
gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian
yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada
kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.

Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan
pelepah pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel,
cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.

Pembuatan klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan


guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa:
guntingan gambar, papan/ karet (linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas
atau pencukil, dan kertas gambar.

Cara pembuatan:

a) Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi;

b) Pola ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil;

c) Klise/ alat cetak selesai;

d) Klise/ alat cetak dioles dengan tinta;

e) Cetakan ke atas kertas gambar;

f) Jadilah gambar cetakan.

Adapun contoh lain adalah Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian

Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-
daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran
bekas. Proses pengerjaannya:

8
 Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun
atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah:
pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah
belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
 Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet.
Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan
permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
 Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan
acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan,
cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah
bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak
mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah
dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna
yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik,
piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan
pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah
warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau
pada kapas.
 Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
ikutilah petunjuk ini.
 Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada
pewarna yang ada pada alas warna tadi.
 Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut
pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.
 Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan
tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan
kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung
kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.
 Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan),
pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut
pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama
seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula
pengulangan pencetakkannya.
 Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan
cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil
cetakannya tidak akan memuaskan.

Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:

 Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
 Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan
agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu
encer.
 Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.

9
 Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada
kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu
dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di
atas permukaan daun tersebut.

Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-
umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar,
kentang, talas, wortel, ketela pohon.

Proses kerjanya sebagai berikut:

 Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.
 Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.
 Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya
tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau
menorehnya.
 Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat
kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada
cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi-
umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu
untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk
warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering,
pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara
pencetakkannya lihat proses cetak penampang.

Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-
umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya.

B. SENI RUPA TIGA DIMENSI

Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni yang memiliki sisi panjang, lebar, tinggi,
dan volume agar bisa dinikmati dari segala arah. Jadi, karya seni rupa tiga dimensi
adalah karya seni yang memiliki ruang.

Seperti halnya karya dua dimensi, seni rupa tiga dimensi juga mengandung unsur
garis, bentuk, bidang, warna. Unsur-unsur tersebut disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk objek tertentu.

1. Unsur-Unsur Seni Rupa Tiga Dimensi

Unsur-unsur yang ada di dalam seni rupa tiga dimensi meliputi:

a. Bentuk

• Bentuk Formal

10
Bentuk formal berarti bentuk tersebut mempunyai ukuran sesuai namanya, seperti
kubus, kotak memanjang (persegi panjang), bulat, bulat memanjang, kerucut, silindris,
piramid, dan lain sebagainya.

• Bentuk Non Formal

Bentuk non formal berarti bentuknya tidak beraturan dan tidak memerlukan ukuran
ketepatan. Ukurannya berupa volume, yaitu susunan benda atau barang apa saja yang
arahnya menjadi bentuk, namun tidak memerlukan ukuran garis.

b. Ruang

Unsur ruang tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai dua golongan, yaitu:

• Ruang yang nyata

Ruang nyata merupakan ruangan yang dapat terlihat dalam keadaan benar-benar
ada, misalnya ruang teras, ruang tamu, ruang kamar tidur, dan lain-lain.

• Ruang ilusi atau imajinasi

Ruang ilusi merupakan ruangan yang dapat dirasakan melalui khayalan atau
imajinasi, misalnya ruangan yang ada hanya pada gambar yang seolah-olah benar
adanya.

c. Tekstur

Tekstur merupakan kondisi permukaan atau dasar lapisan atas benda yang ada
dalam karya seni rupa, misalnya tekstur yang halus, kasar, bergelombang, berongga,
dan lain-lain.

d. Warna

Unsur warna menjadi penyebab utama terciptanya keindahan dan kemegahan dari
hasil akhir sebuah karya seni rupa. Bayangkan jika sebuah tembikar tidak berwarna,
keindahannya terlihat kurang maksimal.

Ada pula pemaknaan warna sebagai simbolik yang berbeda-beda, misalnya warna
hitam yang sering digunakan sebagai lambang dukacita, merah bermakna keberanian,
dan lain-lain.

2. Prinsip Karya Tiga Dimensi

Satu di antara pembeda antara karya seni rupa dua dimensi dengan tiga dimensi
adalah unsur ruang. Objek seni rupa dua dimensi bisa dilihat dari satu sisi, sementara
karya tiga dimensi dapat dilihat lebih dari dua sisi.

11
Berikut ini prinsip lain dari seni rupa tiga dimensi:

a. Kesatuan (unity)

Kesatuan atau unity adalah prinsip yang menunjang adanya hubungan serta
keterkaitan unsur-unsur dalam seni rupa yang saling berpadu satu sama lain untuk
menciptakan komposisi seni rupa yang indah.

b. Keselarasan/harmoni

Agar sebuah karya seni rupa memiliki nilai estetis dan keindahan, diperlukan unsur
keselarasan. Adapun yang dimaksud keselarasan ialah adanya kedekatan antara satu
unsur dengan lainnya yang notabene berbeda satu sama lain, baik itu dalam
pencahayaan, bentuk, hingga pemilihan warna.

c. Penekanan (contrast)

Penekanan merupakan prinsip yang menjadi dasar perbedaan antara dua buah unsur
yang memiliki sifat saling berlawanan dan berdekatan.

Dengan adanya prinsip penekanan, akan memberikan tampilan yang jauh lebih
menarik, serta tidak monoton dan membosankan.

d. Irama (rythm)

Irama merupakan sebuah prinsip yang mengambil tempat sebagai dasar atas
pengulangan satu atau mungkin lebih unsur dengan cara yang teratur.

Jenis pengulangan unsur seni rupa yang diatur itu bisa beraneka macam, baik itu
sekadar variasi warna, perbedaan garis maupun variasi bentuk.

Pengulangannya yang dilakukan dengan variasi yang bagus, akan memberikan nilai
estetik yang lebih tinggi dan irama harmonis yang kuat.

e. Proporsi

Proporsi yaitu unsur perbandingan ideal yang dapat diserap oleh persepsi pengamat
sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek seni.

Pengaturan dan penempatan ukuran yang tepat dan harmonis akan menciptakan
suatu karya seni yang serasi dan sempurna.

3. Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Berikut ini jenis-jenis karya seni rupa tiga dimensi:

• Seni rupa murni tiga dimensi

12
Seni rupa murni merupakan karya seni yang tercipta bebas dengan fungsi yang
lebih mengutamakan ekspresi dan keindahan daripada fungsi, sebagai kepuasan
pandangan mata saja dan biasanya sering digunakan hanya sebagai pajangan.

• Seni rupa terapan tiga dimensi

Seni rupa terapan merupakan karya seni yang tidak hanya sebagai pajangan rumah
saja, tetapi juga berfungsi untuk membantu kehidupan manusia. Seni rupa terapan
lebih mengutamakan kegunaan dibandingkan keindahannya.

Contoh Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

a. Seni Patung

Seni patung merupakan karya seni rupa yang diciptakan dari bahan bervolume
seperti batu, tanah liat, semen/gypsum, kemudian dapat dipahat atau dicetak untuk
membentuk karya yang diinginkan.

b. Seni Kriya

Kriya merupakan seni kerajinan tangan yang kebanyakan dibuat sebagai alat
terapan yang membantu kehidupan sehari-hari. Misalnya poci dan cangkir untuk alat
rumah tangga, furnitur seperti meja dan kursi, hingga ke wayang golek untuk seni
pertunjukan.

c. Arsitektur

Arsitektur adalah seni membuat bangunan sebagai sarana maupun prasarana


kehidupan manusia dari segala aspek, baik tempat istirahat dan berlindung maupun
untuk beraktivitas.

d. Seni Instalasi

Karya yang memanfaatkan ruang dan tidak membedakan seni berdasarkan


dimensinya, artinya seni instalasi dapat terdiri dari beberapa patung, objek non seni,
lukisan, dan lain sebagainya, yang membutuhkan pemasangan atau penyusunan untuk
menjadi kesatuan yang utuh.

4. Kerajinan Tangan dari Koran dan Majalah Bekas Yang Bermanfaat

Kerajinan tangan dari Koran merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah
koran yang melimpah ruah di lingkungan sekitar kita. Koran merupakan media
informasi harian yang memuat berita-berita aktual dan dicetak setiap hari, dan tentu
saja hanya berlaku pada satu hari itu saja. Besoknya? Cetakan baru akan dibuat dan
cetakan sebelumnya sudah expired dan menjadi limbah yang tidak terpakai.

13
Karena itulah kertas koran menjadi barang yang sangat banyak terbuang karena
setiap hari jumlah koran bekas yang tidak terpakai terus bertambah. Untuk koran yang
sudah tidak terpakai, biasanya akan dimanfaatkan sebagai bungkus makanan, sampul
buku, pembungkus paket barang, atau yang lainnya. Meskipun begitu, banyak juga
yang akhirnya berakhir sebagai limbah di tempat pembuangan sampah.

Jika anda terbiasa berlangganan koran harian dan memiliki banyak koran tidak
terpakai, jangan buru-buru untuk menjual atau membuang koran yang telah lewat
masa siarnya. Anda bisa mengumpulkan dan memanfaatkan koran-koran bekas
tersebut untuk dijadikan berbagai barang kerajinan tangan yang berguna. Dengan
melakukan hal tersebut, anda telah ikut andil dalam mengurangi jumlah limbah koran
bekas di lingkungan sekitar anda.

5. Manfaat Limbah Koran Bekas : Membuat Kerajinan Tangan Yang Berguna

Ada banyak sekali jenis kerajinan yang bisa anda buat dengan menggunakan koran
bekas sebagai bahannya. Misalnya saja untuk pelengkap perabotan rumah. Selain
menghemat pengeluaran, anda juga sudah ikut mengurangi jumlah sampah kertas
koran yang selalu bertambah setiap harinya.

Koran-koran bekas yang Anda miliki dapat Anda manfaatkan untuk membuat
berbagai barang yang berguna di aktivitas harian anda. Beberapa contoh misalnya saja
tempat pensil, frame photo atau pigura, tempat tisu, keranjang untuk penyimpanan
barang, vas bunga, pernak-pernik hiasan dinding, dan berbagai barang-barang menarik
lainnya.

Untuk membuat berbagai barang kerajinan tangan dari koran bekas, anda
memerlukan beberapa bahan sederhana dan sangat mudah ditemukan dan dicari
misalnya saja gunting, lem, dll. Setelah menemuakn bahan yang diperlukan, Anda bisa
berkreasi membuat kerajinan tangan seperti yang Anda inginkan.

Limbah kertas koran yang banyak dijumpai dimasyarakat dan dimanfaatkan


sebagai pembungkus barang maupun makanan tersebut ternyata juga dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan tangan. Kerta koran sebagai bahan dasar
pembuatan kerajinan tangan ini memiliki beberapa sifat seperti

• Memiliki bentuk yang tipis dan berat yang ringan.

• Ukurannya yang cukup lebar dan berlapis lapis.

• Mudah berubah warna dalam penyimpanan dan jika terkena sinar matahari.

• Berbau karena banyaknya komponen bahan kimia seperti tinta printer yang
melekat pada koran.

• Mudah sobek dan rusak terutama bila terkena air.

14
Dalam membuat kerajinan tangan dari bahan koran ini perlu diperhatikan berbagai
sifat yang dimiliki oleh koran tersebut. Untuk memahami proses pembuatan dan
barang atau karya yang dihasilkan oleh kerajinan tangan dari koran berikut macam
macam kerajinan tangan dari koran yang mudah kita temui.

a.Tempat penyimpanan barang dari kertas koran bekas.

Koran bekas merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat
karya seni rupa 3 dimensi yang bermanfaat sebagai tempat penyimpanan. Kerajinan
tangan dari koran bekas yang berbentuk tempat penyimpanan ini bukan hanya dikenal
sebagai kegiatan mengisi waktu semata namun juga banyak yang memanfaatkannya
untuk meraup pundi pundi penghasilan dengan cara mejual hasil karya dari kerajinan
tangan dengan kertas koran tersebut.

Kertas koran yang memiliki bentuk besar, tipis dapat digulungng menjadi bentuk
yang panjang dan kemudian dimanfaatkan dengan cara menyatukan satu sama lain
dengan lem atau membuat anyaman dari kerta koran yang sudah digulung tersebut.
salah satu macam macam kerajinan tangan dari koran yang banyak ditemui adalah
koran yang dibentuk menjadi wadah penyimpanan tertentu seperti.

• Tempat pensil dari koran bekas. pembuatannya dengan cara melapisi kotak kardu
dengan kertas koran sehingga terlihat bentuk kertas koran yang tersusun rapi menjadi
tempat pensil serbaguna.

• Tempat tissue dari koran bekas, koran yang digulung dengan rapi dapat diperkuat
dengan lem yang kemudian dipotong kecil kecil kemudian disusun dengan bantuan
lem untuk membentuk tempat tissue yang menarik dan berguna.

• Keranjang dari koran bekas, bentuk lainnya dari kerajinan tangan koran dalam
wujud tempat penyimpanan adalah keranjang. Koran yang telah digulung dan
berbentuk panjang dianyam hingga membentuk sebuah keranjang.

• Tempat buah dari koran bekas, kertas koran dapat juga dibentuk sedemikian rupa
untuk menjadi sebuah wadah buah, namun harus dilapisi dengan kertas minyak dalam
penggunaannya karena adanya bahan kimia yang masih tersisa pada kertas koran bisa
saja beracun dan dapat menempel pada buah.

• Pot bunga dari koran bekas, koran bekas juga dapat dijadikan pot bunga dengan
bantuan lem.

• Tempat permen dari koran bekas, proses pembuatan tempat permen hampir sama
dengan proses pembuatan tempat pensil karena bentuk dan ukurannya yang mirip
hanya difungsikan berbeda saja.

• Mangkok dari koran bekas, mangkok serbaguna juga dapat dihasilkan dari
kerajinan tangan menggunakan koran, namun sebaiknya tidak menggunakan mangkok

15
dari koran ini untuk makanan karena bisa jadi bahan kimia yang tersisa pada koran
dapat beracun.

b. Miniatur dari koran berkas

Berbagai macam miniatur dapat dibuat dari kerajinan tangan menggunakan bahan
kertas koran bekas. Bentuk dan kesesuaian miniatur dengan wujud aslinya sangat
bergantung dari kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan seni dari pembuatnya. Hasil
karya miniatur dari kertas koran bekas ini merupakan salah satu contoh karya seni
rupa terapan 3 dimensi. Berbagai contoh miniatur yang pernah dibuat dari kertas
korang seperti miniatur tank, miniatur mobil, miniatur gedung, miniatur pesawat, dan
beberapa miniatur lainnya.

c. Jam dinding dari koran bekas

Bentuk lain yang masih jarang dilihat namun ada dari contoh kerajinan tangan
dengan bahan kertas koran bekas adalah jam dinding dari koran bekas. Jamdinding
dari ketas koran bekas ini dibuat dengan cara menggulungnya menjadi beberapa
bagian lalu kemudian disatukan dan dibentuk menjadi sebuah jam. Untuk melengkapi
fungsinya, kerajinan tangan dari kertas koran bentuk jam dinding ini dilengkapi
dengan motor jam.

d. Diorama dari kertas koran bekas

Diorama dapat dibentuk dari koran bekas dengan cara membentuknya dari kertas
koran yang dibuat menjadi bubur koran. Bubuk koran ini dapat berfungsi seperti
malam namun bisa mengeras apabila dibiarkan mengering. Cara membuat bubuk
koran yakni dengan merendam lembar demi lembar koran sampai benar benar hancur
dan menjadi bubur. Setelah koran hancur tiriskan dan kurangi kandungan airnya
dengan cara meremas koran. Setelah kandungan air berkurang, campur bubur koran
denga lem serbaguna dengan merek rajawali atau fox. Sesuaikan jumlah lem dengan
jumlah bubur koran agar hasilnya dapat maksimal. Bubur yang sudah jadi dapat
dibentuk menjadi sebuah diorama dan perhatikan bahwa proses pembentukannya tidak
boleh berlangsung sangat lama karena bubur koran bisa mengeras sewaktu waktu.

e. Bentuk karya dari koran bekas lainnya

Selain bentuk bentuk yang dijelaskan diatas, ada beberapa contoh karya kerajinan
tangan dari bahan kertas lainnya yang dapat anda temui dibeberapa tempat dan bahkan
dijual dengan harga tertentu.

Contoh karya lainnya tersebut diantaranya adalah:

• Pita dari koran bekas


• Pohon pohonan dari koran bekas
• Hiasan dinding dari koran bekas

16
• Bunga dari koran bekas
• Bingkai foto dari koran bekas

Macam macam kerajinan tangan dari koran bekas tersebut lah yang dapat dijadikan
contoh karya maupun aktifitas yang dapat mengisi waktu luang dan bisa jadi
menghasilkan pendapatan tambahan yang tidak terduga. Kerajinan tangan dari bahan
koran juga dapat dijadikan salah satu bahan praktikum pelajaran seni rupa di sekolah.

6. Galeri Kerajinan Tangan Dari Koran Bekas

a. Alas Cangkir Dari Koran

Bosan menggunakan alas cangkir atau tatakan cangkir yang biasa? Yang satu ini
mungkin bisa menjadi alternatifnya.

b. Bola Dunia Globe Dari Koran

Bola dunia ini bisa anda jadikan sebagai hiasan di ruang belajar si kecil. Ingin yang
lebih kompleks? Anda bisa menambah 8 planet lainnya disertai dengan matahari.

17
c. Hiasan Dinding Dari Koran Bekas

Hiasan Dinding Dari Kertas via DIY Enthusiast .Ingin dinding anda lebih full color
dan meriah? Anda bisa mengaplikasikannya dengan kerajinan diatas, dan tentunya anda
juga bisa menyesuaikan variasi warnanya sesuai dengan keinginan.

d. Kotak Penyimpanan Besar Dari Koran Bekas

Variasi lain dari tempat penyimpanan serbaguna seperti pada gambar sebelumnya.

e. Kotak Tisu Dari Koran

18
Plastik bungkus tisu anda rawan robek dan tidak teratur? Mungkin anda bisa
menggunakan kotak tisu ini sebagai alternatif, lebih rapi dan solid.

Kerajinan tangan dari koran bekas tidak hanya dapat digunakan untuk keperluan
pribadi. Namun anda pun juga bisa memanfaatkan sebagai barang komoditi yang
bernilai ekonomi. Jika Anda memanfaatkan koran bekas yang disulap menjadi barang-
barang bermanfaat, kemudian hasil karya tersebut dapat dijual di pasaran, maka Anda
pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Jadi, selain mengurangi jumlah sampah, membuat kerajinan dari koran bekas juga
dapat menghasilkan pendapatan tambahan. Koran bukan lagi sampah namun bahan
baku yang dapat dimanfaatkan untuk banyak hal.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karya seni rupa memiliki bentuk dan fungsi yang beraneka ragam. Berdasarkan
dimensinya kita mengenal karya seni rupa dua dan tiga dimensi. Karya dua dimensi
terwujud dari berbagai bahan dan medium yang beraneka ragam. Karakter unik dari
masing-masing bahan dan medium ini membutuhkan berbagai alat dan teknik
pengolahan serta penggarapan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut. Bahan dan
medium yang digunakan untuk berkarya seni rupa 2 dimensi dapat berupa bahan alami
atau bahan sintetis. Keindahan karya seni rupa tampak secara visual dari bentuk dan
obyek pada karya seni rupa tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun
menggunakan prinsip-prinsip penataan (unsur nonfisik) membentuk komposisi obyek
gambar atau lukisan yang unik dan menarik.

Obyek pada karya seni rupa dua dimensi dapat berwujud abstrak atau menyerupai
kenyataan yang ada di sekitar kita. Mahluk hidup dan benda mati dapat digunakan
sebagai model objek berkarya seni rupa dua dimensi. Melalui serangkaian tahapan
dalam proses berkarya seni rupa dua dimensi akan terwujud karya seni rupa dua
dimensi yang unik dan menarik. Untuk terampil berkarya seni rupa tidak hanya
ditentukan oleh bakat, tetapi terutama oleh latihan dan kesungguhan dalam berkarya.

Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa menggunakan prinsip-
prinsip dasar berupa kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh seniman dan perupa
pada umumnya dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah. Kaidah atau
aturan baku ini disebut komposisi, berasal dari bahasa latin compositio yang artinya
menyusun atau menggabungkan menjadi satu. Komposisi dapat mencakup beberapa
prinsip penataan seperti: kesatuan (unity); keseimbangan (balance) dan irama
(rhythm), penekanan, proporsi dan keselarasan. Prinsip-prinsip dasar ini merupakan
unsur non fisik dari karya seni rupa. Penataan unsur-unsur rupa ini dilakukan
menggunakan berbagai teknik dan bahan pada berbagai medium membentuk obyek-
obyek yang unik pada karya seni rupa dua dimensi.

Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah
media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang
baru. Dalam membuat sebuah karya seni tidak usah dipermasalahkan mengenai bahan
baku, sekalipun bahan tersebut berasal dari bahan bekas/bahan sederhana.

Barang-barang sederhana tentunya pasti bisa menjadi berguna dan bernilai jual
tinggi jika kita pandai mengolah bahan bahan itu dengan kreasi dan pemikiran kita.
Membuat karya seni tidak selalu memerlukan modal yang besar, dari barang bekas
pun kita dapat membuat karya yang indah.

20
B. Saran

Karya yang indah tidak selalu karya yang mirip dengan kenyataan yang
digambarkannya. Melalui penyajian karya dan saling memberikan tanggapan terhadap
karya yang disajikan, belajar untuk saling menghargai perbedaan, menghargai
keragaman yang Tuhan anugerahkan kepada kita semua.

Dalam membuat karya, ketenangan hati dan pikiran juga menentukan. Jika kita
tenang pasti karya kita akan memperoleh hasil yang maksimal. Jika kalian membuat
karya tujuannya hanya terpaksa atau ikut-ikutan teman, itu tidak benar tetapi buatlah
suatu karya dengan ketulusan hati dan pikiran yang matang,karena dengan cara
tersebut ekspresi diri akan tercipta pada karya tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Sem C. 2001. Kritik Seni Rupa. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Djelantik, AAM. 1990. Pengantar Dasar Ilmu Estetika, Jilid I. Estetika Instrumental.
Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)

Hardjana Suka. (1995). Manajemen Kesenian dan Para Pelakunya: Yogyakarta, MSPI.

Sedyawati, Edi dkk. (1983). Seni dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Sumardjo J. 2010. Filsafat Seni. Jakarta: PT. Gramedia.

Susanto, Mikke, 2011, Diksi rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni rupa, Yogyakarta:
DictiArtlab – Denpasar: Jagad Art Space

Zackaria Soetedja, dkk. (2017). Seni Budaya untuk SMA/SMK/MAK kelas X. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

http://yokimirantiyo.blogspot.com/2012/11/seni-rupa-2-dimensi-dan-3-
dimensi.html?m=1

http://liveterbaru.blogspot.com/2013/11/pengertian-seni-rupa-lengkap.html?m=1

http://kumpulantugasekol.blogspot.com/2014/08/jelaskan-tentang-jenis-dan-simbol-
karya.html?m=1

https://edutechexhibition.gredupedia.id/media/school/ebook/nadhira/

http://farahholic.blogspot.com/2013/07/seni-rupa-pengertian-seni-rupa-2.html

http://deviflorenci.blogspot.com/2013/11/makalah-seni-rupa-karya-tiga-dimensi.html

http://serdutnine.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-seni-budaya.html

http://agoenghanyokrokusumo.blogspot.com/2013/08/contoh-laporan-karya-seni.htmlp

22

Anda mungkin juga menyukai