Dosen Pengampu :
Siti Khodijah Lubis,M.Pd
Oleh :
Kelompok 5
Frisca Septiani (1920500174)
Juliani Sapitri (1920500151)
Sahnul Habibi Harahap
Seri Wahyuni (1920500111)
Sri Rahayu Siregar (1920500073)
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni ukir adalah Suatu kegiatan mengolah permukaan suatu objek trimatra
(tiga dimensi) dengan membuat perbedaan ketinggian dari permukaan tersebut.
Sehingga menghasilkan sebuah produk karya seni yang memiliki bentuk
permukaan tidak rata.
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian
cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu
gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir
yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.
Seni ukir di Indonesia sudah cukup dikenal sejak tahun 1450 SM dan bahan yang
digunakan pada saat itu adalah tanah liat.
Tidak hanya tanah liat, ada beberapa bahan lain yang digunakan, seperti
pelapah daun, kayu, batu, tulang dan lainnya. Selain itu, tujuan dari seni ukir di
zaman dulu beda dengan zaman sekarang.
Jika zaman sekarang seni ukir digunakan untuk membuat sebuah karya
seni, di zaman dulu seni ukir dibuat untuk menciptakan simbol-simbol
kepercayaan dan pesan untuk sebuah ritual kepercayaan.
Melihat adanya potensi baik di bidang seni ukir untuk mata pencaharian
rakyat Jepara, Kartini pun memutuskan untuk melakukan pemesanan besar-
besaran yang nantinya dibagikan kepada teman-temannya.
Orang-orang di luar Jepara kemudian mulai menyadari bahwa ada karya
seni yang layak untuk dibeli dari seni ukir. Semenjak saat itu, Kartini yakin bahwa
seni ukir yang sebelumnya dikenal sebagai suatu kerajinan bisa berubah menjadi
sebuah industri.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Seni Ukir
2. Apa saja Fungsi Seni Ukir
3. Sebutkan Jenis-jenis Seni Ukir
4. Apa Saja Macam-macam Motif Seni Ukir
5. Bagaimana Teknik Seni Ukir
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Seni Ukir
2. Mengetahui Apa saja Fungsi Seni Ukir
3. Mengetahui jenis-jenis seni ukir
4. Mengetahui Macam-macam Motif Seni Ukir
5. Mengetahui Teknik Seni Ukir
BAB II PEMBAHASAN
Contoh lain adalah seperti beberapa ornamen yang terdapat pada rumah adat di
Indonesia
Misalnya: Simbol Ornamen Tradisional Rumah adat Jawa tengah.
Dalam sebuah bangunan Jawa biasanya dapat dijumpai banyak kayu yang
diukir. Ornamen ukir ini sarat mengandung makna simbolis. Ornamen ini
bermacam ragamnya, misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago, ular naga, banyu-
tetes, banaspati dan sebagainya. Bentuk dan makna ornamen yang akan dibahas
disini dibatasi hanya pada beberapa ornamen yang umum dipakai, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Gunungan (Kayon / kekayon), Gunungan adalah simbol dari jagad raya.
Puncaknya adalah lambang keagungan dan keesaan. Bentuk simbol ini memang
menyerupai gunung (seperti yang sering dipakai dalam wayang kulit). Dalam
prakteknya, orang-orang Jawa memasang motif gunungan di rumah mereka sebagi
pengharapan akan adanya ketenteraman dan lindungan Tuhan dalam rumah
tersebut.
2. Lung-lungan, Sesuai dengan arti harafiah kata “lung” sendiri yang
berarti batang tumbuhan yang masih muda, simbol ini berupa tangkai, buah,
bunga dan daun yang distilir. Jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah
tumbuhan teratai, kluwih, melati, beringin, buah keben dsb. Simbol ini
melambangkan kesuburan sebagai sumber penghidupan di muka bumi.
3. Wajikan, Berasal dari kata ”wajik”, yaitu sejenis makanan dari beras
ketan yang dicampur gula kelapa. Sesuai dengan namanya, wajikan berupa
bentukan belah ketupat yang di tengahnya terdapat stilasi bunga.
4. Patran, Patran berbentuk seperti daun yang disusun berderet-deret.
Biasanya patran ditempatkan di bagian bangunan yang sempit dan panjang.
5. Banyu-tetes, Ornamen ini biasa diletakkan bersamaan dengan patran.
Sesuai dengan namanya, oranamen ini menggambarkan tetesan air hujan dari
pinggiran atap (tritisan) yang berkilau-kilau memantulkan sinar matahari.
6. Banaspati / Kala / Kemamang, Ragam hias berbentuk wajah hantu /
raksasa. Banaspati ini melambangkan raksasa yang akan menelan / memakan
segala sesuatu yang jahat yang hendak masuk ke dalam rumah. Karenanya ragam
hias ini biasa ditempatkan di bagian depan bangunan, seperti pagar, gerbang, atau
pintu masuk.
4. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi
sebagai pendukung sebuah bangunan.
B. Saran
penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran
yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis begitu juga dengan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://efekbisnis.blogspot.co.id/2014/06/cara-membuat-ukiran-dengan-sabun-
batang.html
https://www.rozisenirupa.com/2014/09/seni-ukir_29.html?m=1