Anda di halaman 1dari 11

SENI UKIR

Mata Kuliah : Estetika Bahasa & Seni


Dosen Pengampu : Deden Haerudin, S.Sn., M.Sn.

Ananda Shalsa Ralfhadilla


1207620029

PRODI PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Seni ukir– Ukiran merupakan salah satu seni gerakan tangan yang bisa digunakan untuk
mengekspresikan ide melalui seni ukir. Dalam seni ukir juga terdapat motif dan jenis yang bisa
kalian temui di beberapa daerah tertentu.

Kata ”ukir” berasal dari bahasa Inggris yang berarti “carving” artinya ukiran. Dalam
bahasa Inggris mengukir atau pahatan kayu bahasa Inggrisnya adalah ” woodcarving”.

Seni Ukir merupakan sebuah kegiatan mengolah permukaan suatu objek trimatra (tiga
dimensi) dengan membuat perbedaan ketinggian dari permukaan tersebut. Sehingga nantinya
menghasilkan sebuah produk karya seni yang mempunyai bentuk permukaan yang tidak rata.

Biasanya ukiran tersebut dijadikan hiasan yang mengandung makna simbolis dan makna
yang religius. Yang akan menghasilkan bentuk atau gambar hiasan yang berulang atau
berkesinambungan antara gambar ukiran satu dengan yang lainnya. Banyak macam bahan yang
dapat digunakan seni ukir, diantaranya kayu, batu, logam atau bahkan buah dapat menghasilkan
karya seni ukir.

I. Pengertian Seni Ukir Menurut Para Ahli

o Tiara (2017)
Menurut Tiara, seni ukir merupakan bentuk karya seni yang terbuat dari kayu dan
biasanya digunakan untuk aneka hiasan rumah, tokoh, dll.

o Fun-Fun (2017)
Menurut Fun-Fun, seni ukir merupakan sebuah karya seni yang terbuat diatas media
kayu.

o Sudarmono dan Sukijo (1979)


Menurut Sudarmono & Sukijo, seni ukir merupakan sebuah seni ukir yang menggoreskan
atau memahat huruf dan gambar pada kayu, logam, batu sehingga menghasilkan bentuk
timbul, cekung ataupun datar sesuai dengan rencana.
II. Sejarah Seni Ukir
Sejarah seni ukir di Indonesia ini dimulai dari 1500 SM yang lalu dan disebut
sebagai masa batu muda (Neolitik) yang bisa disebut juga sebagai masa nenek moyang
Indonesia. Pada zaman tersebut, manusia purba atau yang disebut sebagai nenek moyang
Bangsa Indonesia memulai membuat ukiran pada batu muda. Akan tetapi, pada masa
Neolitik tersebut, batu muda yang diukir masih mempunyai model yang sederhana, yaitu
berupa lengkungan, garis, titik, dan model sederhana lainnya.

Dalam ukiran juga dibuat menggunakan bahan yang sederhana. Bahan yang
digunakan diantaranya berupa kayu, tanah liat, batu, bambu, dan tanduk hewan. Beralih
pada masa 500-300 SM dengan sebutan sebagai zaman perunggu, ukiran yang dibuat
oleh manusia yang hidup pada zaman tersebut mulai berkembang. Tidak hanya dari segi
model ukiran namun juga terletak pada bahan yang digunakan untuk membuat ukiran.
Adapun bahan yang digunakan yaitu perak, emas, perunggu, dan lain sebagainya.
Sedangkan motif yang berkembang pada zaman perunggu antara lain, motif pilin ganda,
tumpal, topeng, beander, dan berbagai jenis makhluk hidup yang lainnya.

Motif-motif ini diketahui melalui berbagai daerah yang mempunyai jejak ukiran
di beberapa tempat. Hal ini tentunya menjadi peninggalan sejarah yang berharga bagi
Indonesia khususnya pada perkembangan seni ukir. Setelah itu, adanya agama yang
masuk ke Indonesia juga berpengaruh terhadap perkembangan seni ukir. Agama Islam,
Hindu, Budha, memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan ukiran yang ada di
Indonesia. Perkembangan tersebut bisa dilihat dari desain, bahan, & motif dari ukiran itu
sendiri. Ukiran sendiri banyak ditemukan dari berbagai tempat dan benda bersejarah.
Tempat bersejarah yang mengandung ukiran adalah masjid, pure, klenteng, dan lain
sebagainya. Sedangkan benda bersejarah yang terdiri dari senjata, wayang, alat musik,
batu nisan, dll. Adapun motif yang berkembang berisi kisah kayangan, kerajaan,
kepahlawanan, dan lain sebagainya.
III. Jenis Jenis Seni Ukir

o Ukiran Susun
Ukiran Susun merupakan sebuah ukiran yang memiliki bentuk yang bersusun-susun
seperti namanya. Contoh ukiran susun ini bisa kita lihat daun yang besar dan dibawah
ukiran daun yang sedang dan kecil sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

o Ukiran Cekung
Ukiran Cekung merupakan sebuah ukiran yang memiliki bentuk yang cekung.

o Ukiran Garis (Cawen)


Ukiran Garis merupakan sebuah bentuk ukiran yang diukir pada garis-garis gambarnya
saja. Contohnya saja pada ukiran daun besar dibawah ukiran daun yang sedang dan kecil
sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

o Ukiran Tembus (Krawangan)


Ukiran Tembus atau krawangan merupakan sebuah bentuk ukiran yang tidak menerapkan
dasar, maksudnya ukiran ini menggunakan dasarnya tembus (berlubang), Sehingga sering
dipakai untuk penyekat ruang (sketsel), kursi, ukir tempel, dll.

o Ukiran Cembung
Ukiran Cembung merupakan sebuah ukiran yang memiliki bentuk cembung. Ukiran jenis
ini biasanya sering digunakan pada pembuatan relief.

o Ukiran Takokan
o Ukiran Takokan merupakan sebuah ukiran yang dibuat menggunakan media bingkai. Dan
biasanya pada ukiran jenis ini akan memperlihatkan tepi-tepi batas ukirannya.
IV. Fungsi Seni Ukir

o Fungsi Simbolik
Ukiran memiliki fungsi simbolik yang bisa menjadi karakteristik dari suatu wilayah,
budaya, dll. Dalam hal ini, ukiran bisa disematkan pada suatu rumah yang memberikan
perbedaan diantara rumah yang lainnya.

o Fungsi Ekonomis
Saat ukiran sedang dikerjakan, maka pengrajin atau seniman bisa memberikan peluang
kerja untuk masyarakat. Sehingga setiap masyarakat yang membuat ukiran mampu
mendapatkan penghasilan dari penjualan ukiran tersebut. Dan kesenian ini bisa
memberikan nilai ekonomis kepada pelakunya.

o Fungsi Konstruksi
Ukiran juga berfungsi sebagai konstruksi, yang mana karya dari ukiran ini bisa dijadikan
sebagai berbagai benda maupun sekat untuk sebuah bangunan. Tentunya berbagai jenis,
motif, dan bahan dari konstruksi ini bisa memberikan fungsi konstruksi pada sebuah
bangunan.

o Fungsi Hias
Ukiran juga dapat berfungsi sebagai hiasan yang memiliki nilai keindahan. Dalam hal ini,
tentunya ruangan Anda memiliki suasana yang nyaman sekaligus enak dipandang.

o Fungsi Magis
Fungsi magis dalam seni ukir biasa digunakan sebagai kepercayaan pada zaman dahulu.
Yang mana pada sebuah benda yang mengandung ukiran terdapat kekuatan spiritual yang
dipercaya dan dijaga oleh masyarakat setempat.
V. Teknik Seni Ukir

o Teknik Carving
Teknik carving merupakan salah satu teknik yang umumnya memotong pada bagian datar
dari kayu untuk membentuk ukiran agar terlihat menjadi tiga dimensi. Teknik ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti pahat dan palu, serta pisau
ukir yang digunakan untuk memperjelas lebih detail.

o Teknik Chip Carving


Teknik chip carving merupakan salah satu teknik seni ukir yang digunakan pada
potongan-potongan yang lebih besar dari pekerjaan seperti tunggul pohon atau kayu dan
menggunakan kapak dan pahat yang lebih besar. Teknik ini akan menciptakan karya yang
besar seperti patung dan melibatkan proses yang cukup rumit.

o Teknik Pembakaran Kayu


Teknik pembakaran kayu merupakan teknik yang biasa dipakai untuk menambah desain
ataupun finishing pada kayu, namun beberapa seniman benar-benar menggunakan
metode pembakaran untuk mengukir kayu kecil. Dalam hal ini ,biasanya kayu yang
telah dibakar akan menghitam di sekitar ukiran akhir dan akan memperjelas kesan
sehingga terlihat lebih hidup.

o Teknik Mengerik
Teknik mengerik merupakan salah satu cara lama dan teknik paling sederhana dalam seni
mengukir pemula. Teknik ini biasanya membutuhkan tidak lebih dari sepotong kayu dan
pisau ukir. Menggunakan teknik seni ukir ini cukup rumit dan sulit walaupun terlihat
lebih mudah, bagi pemula bila ingin membuat ukiran dari teknik ini bisa menghabiskan
waktu yang cukup lama.
VI. Motif Seni Ukir

Motif Seni Ukir Jepara

Motif Seni ukir Jepara memiliki ciri khas yaitu:

 Motif jumbai dan daun yang berbentuk relung


 Ukiran daun berbentuk miring
 Tangkai dari bentuk tanaman dibuat melengkung dan rantingnya mengisi ruang
 Motif ini memiliki sifat yang fleksibel sehingga dapat diaplikasikan pada benda
interior dan eksterior

Motif Seni Ukir Toraja


Ciri motif seni ukir Toraja yaitu:

 Warna dasarnya merah


 Dan warna hitam yang sering digunakan sebagai simbol tanah Toraja, sama
dengan kain yang biasa digunakan suku Toraja
 Ukiran ini merupakan hasil dari pengolahan unsur-unsur estetik dari titik, garis
bidang & tekstur yang diorganisir sebagai satu kesatuan.
 Digunakan sebagai hiasan baju dan sarung

Motif Seni Ukir Jogjakarta

Ciri khas dari motif seni ukir Jogjakarta yaitu:

 Motif ini memiliki bentuk seperti daun pokok yang merelung-relung lemah
gemulai dengan ukiran daun cekung & cembung
 Didalamnya memiliki unsur-unsur hiasan yang mirip dengan bentuk daun
mahkota yang terjadi secara alami. Motif ini juga merupakan gubahan dari
tumbuh-tumbuhan pada mahkota yang terhubung dengan sulur-suluran
sehingga menyerupai bentuk bunga.

Motif Seni Ukir Bali

Ciri-ciri motif seni ukir Bali:

 Memiliki angkup yang berikal pada ujungnya


 Dalam motif ini, semua bentuk ukiran daun, buah dan bunga berbentuk cembung
dan cekung
 Memiliki benang yang berbentuk cembung dan miring sebagian tumbuh
melingkar hingga pada ujung ikal
 Terdapat sunggar yang tumbuh dari ujung ikal benangan pada daun pokok

Motif Seni Ukir Surakarta


Motif seni ukir Surakarta juga tidak kalah indahnya. Ciri khas ukiran Surakarta ialah:

 Pada motif ini memiliki ukiran yang sangat lembut & harmonis
 Penggunaan motif biasanya menggunakan pakis atau tanaman pakis yang
sulurnya dibiarkan mengalir secara alami
 Pada ukiran Surakarta paling banyak menggunakan pengaruh atau gambaran
alam

Motif Seni Ukir Asmat atau Papua

ciri khas motif seni ukir Irian :

 Gambar yang masih kasar

 Ukiran yang dibuat besar dan jelas


 Ukirannya ini bisanya dipakai untuk topeng khas suku asmat, perahu, barang
yang berguna untuk upacara tradisional lainnya
 Ukirannya dipakai untuk barang rumah tangga dan pendukung kehidupan
lainnya

Anda mungkin juga menyukai