Anda di halaman 1dari 19

SENI PATUNG

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patung Yang Dibina Oleh Bapak
Drs. Anak Agung Gde Rai Arimbawa, M.Sn

PAPER

OLEH
ERLYA ROSA DINA
NIM. 190251609652
PSRU A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA
FEBRUARI 2021
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
memberikan jalan dan kemudahan bagi saya (penulis) dalam memenuhi tugas dari
bapak/ibu dosen mata kuliah Patung. Dengan rasa amat senang hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada para pembaca dan bapak/ibu dosen serta
sumber-sumber terpercaya yang terlibat dalam pembuatan tugas paper untuk
memenuhi tugas dan kewajiban saya (penulis) sebagai salah satu Mahasiswi di
Universitas Negeri Malang. Saya harap tugas yang di buat bisa menjadi sumber
watau jembatan bagi para pembaca dalam memperdalam wawasan mengenai seni
patung itu sendiri. Berikut saya paparkan hasil dari penelitian saya selaku penulis
dan juga peneliti.

Pamekasan, Februari 2021

Penulis
2

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………....…….. 3
1.1 Latar Belakang………………..………..…………………….. 3
1.2 Rumusan Masalah……………………..……………………... 3
1.3 Tujuan…………..………………………..…………………... 3
1.4 Manfaat………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN………….………………………………...…… 5
2.1 Pengertian Seni Patung………………………...…..………… 5
2.2 Unsur-Unsur Rupa dan Prinsip-Prinsip dalam Seni Patung…. 8
2.3 Jenis-Jenis Patung……………………………………………. 9
2.4 Corak dalam Seni Patung…………………………………… 10
2.5 Bahan dan Alat dalam Seni Patung…………………………. 11
2.6 Teknik Pembuatan…………………………………………... 12
2.7 Proses Pembuatan Karya Seni Patung.……………………… 13
2.8 Fungsi Patung Seni………………………………………….. 14
2.9 Tokoh-Tokoh Pematung Indonesia………………………..... 15

BAB III PENUTUP……………………………………………………… 17


3.1 Simpulan……………………………………………………. 17
3.2 Saran………………………………………………………... 17

DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki beragam kesenian di dalamnya, baik kesenian daerah
sendiri atau kesenian yang sudah mengalami proses akulturasi atau kontak dengan
budaya lain. Menjadi bangsa yang besar, tidak sedikitpun memudarkan rasa
berekspresi para seniman Indonesia dalam menuangkan ide atau gagasan baru ke
dalam perwujudan nyata karya seni itu sendiri. Khususnya dalam ranah kesenian
patung. Namun yang menjadi permasalahan adalah sedikitnya masyarakat umum
yang paham dengan arti seni patung itu sendiri, bahkan banyak yang mengabaikan
keberadaan patung-patung yang sering di temui di kota besar maupun kota kecil.
Hal ini yang menjadi latar belakang pudarnya eksistensi seni patung Indonesia.
Dengan di tulisnya paper ini, penulis berharap agar pembaca lebih paham dengan
peran seni patung dalam lingkungan masyarakat, serta menambah wawasan bagi
pembaca yang memiliki minat kuat terhadap patung seni.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian seni patung Indonesia?
2. Mengetahui unsur-unsur dan prinsip-prinsip seni patung?
3. Apa saja jenis-jenis patung?
4. Apa saja media dan bahan pembuatan patung?
5. Paham teknik-teknik dalam pembuatan patung?
6. Bagaimana proses dalam pembuatan karya seni patung?
7. Apa saja fungsi dari karya seni patung?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian seni patung Indonesia.
2. Mengetahui unsur-unsur dan prinsip-prinsip seni patung.
3. Mengetahui jenis-jenis patung yang ada.
4. Mengetahui media dan bahan yang di gunakan dalam pembuatan patung.
5. Memahami teknik-teknik dalam pembuatan patung.
4

6. Mengetahui proses dalam pembuatan karya seni patung.


7. Menegtahui fungsi dari karya seni patung.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Manfaat paper ini bagi penulis yaitu sebagai pemenuhan tanggung
jawab dalam pengumpulan tugas akhir semester sekaligus menjadikan
tugas ini sebagai wawasan yang akan memperdalam pengetahuan penulis
tentang seni patung.

1.4.2 Bagi Pembaca


Bagi pembaca diharapkan paper ini dapat menjadi jembatan
wawasan untuk lebih paham akan eksistensi seni patung dalam kehidupan.
Khususnya pada generasi muda yang menjadi penerus budaya bangsa.
Dengan begitu, hasil analisis paper ini saya buat menggunakan beberapa
referensi dari sumber terpercaya dengan berdasarkan kaidah penulisan.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seni Patung


Seni patung dalam bahasa Ingris adalah “​sculpture​” berasal dari bahasa
Latin “​sculptura”​ yang berarti memotong, memahat/membelah. Seni patung
merupakan karya seni rupa yang memiliki ukuran tiga dimensi untuk dinikmati
nilai dan bentuk estetisnya dari berbagai sudut pandang.
Dalam bahasa Indonesia kata patung merupakan kata benda yang memiliki
arti tiruan bentuk orang, hewan, tumbuhan yang di buat dari batu, tanah liat, resin,
kayu, ​clay,​ semen, granit dan bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
2.1.1 Seni Patung Indonesia
Seni patung di Eropa merupakan sebuah perkembangan yang
secara sadar, dan berkeinginan membangkitkan tradisi kesenian yang
pernah jaya di masa kejayaan Yunani. Maka perkembangan seni pahat
ditumbuhkan benar-benar bersifat genetikal, yaitu bermula dari
mengembangkan tipologi bentuk-bentuk personifikasi dewa-dewa Yunani,
seperti Apollo dan Venus.
Arus kuat dari abad Renaissance mampu menembus India pada
masa perkembangan kebudayaan berbasis Budistis, sehingga prototype
dari patung-patung Budha merupakan hasil akulturasi dari pola seni
patung Eropa (Budiani, 1963: 109). Perwujudan patung-patung Budhis
lebih naturalisti dari pada patung-patung yang berbasis Hindhuistis.
Detail-detail dari figurnya tampak bersifat anatomis ketimbang
perwujudan patung-patung Hindhuistis yang tampak lebih realistis dan
cenderung keornamentis. Contoh paling mudahnya adalah patung Ken
Dedes di sebelah timur patung selamat datang menuju kota Malang, Jawa
Timur.
6

Gambar 1 Patung Ken Dedes Kota Malang


Sumber:​ ​Okydian (2012, 06)

Di Indonesia sendiri, patung-patung yang bersifat naturalistik tidak


terlalu memiliki pengaruh yang kuat, bahkan lebih condong pada
bentuk-bentuk yang realistik. Penciptaan patung-patung yang menghiasi
setiap kota-kota di Indonesia pada awal kemerdekaan, memiliki ​spirit y​ ang
tidak jauh berbeda dengan teknik penggarapan patung pada masa dulu,
bahkan sudah ada yang menggunakan material semen. Pada tahun 1950-an
seni patung di Indonesia digemparkan oleh kemunculan patung almarhum
Jendral Sudirman karya Hendra Gunawan, dimana patung tersebut sudah
menampakkan bentuknya yang sangat realistis. Sistem kerja dalam
mewujudkan karya tiga dimensional atau tiga dimensional ornamentis
(relief) adalah suatu bentuk yang memiliki kontiunitas (kesinambungan)
dalam hal perujudannya.
7

Gambar 2 Patung Jendral Soedirman oleh Hendra Gunawan, Yogyakarta


Sumber: Sagidigajinta (2010, 03)

Secara teknis dan material, seni patung di Indonesia sudah


mengalami kemajuan. Karena pengerjaannya sudah mulai meninggalkan
cara-cara lama. Salah satu teknik yang tersisa sampai sekarang adalah
teknik cetak perunggu yang cukup memiliki tingkat pengerjaan yang sulit
dan harga yang cukup mahal.
Seni patung memiliki fungsi yang kuat dengan berbagai macam
kepentingan seperti pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, dimana
seni patung lebih menonjol sebagai media informatif dan dokumentatif
kesejarahan. Namun mulai bergeser ketika Indonesia mulai melakukan
hubungan bilateral dan multilateral dengan negara-negara Asia.
Munculnya patung kontemporer di Indonesia merupakan sebuah
kenyataan yang tidak dapat ditolak keberadaannya, karena Indonesia sudah
tidak lagi berkiblat pada konsep dan pengaruh teknik yang berasal dari
India. Maka pengaruh perkembangan patung Eropa dan di Amerika pada
abad XX sudah tidak mungkin untuk dihindari, terlebih tuntutan zaman
yang memang menghendaki perubahan. Sudah pasti seni patung akan
mengalami redifinisi, yaitu lebih mementingkan peran individu seniman
dalam mengekspresikan dirinya.
8

Tercatat sudah ada beberapa tokoh-tokoh yang memberikan warna


pada perkembangan mutahir ini seperti Rita Widhakdo Wizzeman, yaitu
yang mulai memunculkan patung abstrak pada tahun 1966 di Balai Budaya
Jakarta, bersama itu juga adalah Gregorius Sidharta. Konsep Rita
Widhakdo dalam mengekspresikan patung-patungnya hendak menggugah
ide-ide tentang sesuatu apapun; tidak hendak mengekspresikan ilustrasi
sastra atau emosi, dan atau simbolisme visual, karena patung adalah tiga
dimensional yang mempunyai visi dan semangat artistik yang berbeda
dengan seni visual lainnya (Kusnadi, 1978: 58).

2.1.2 Seni Patung Menurut Ahli


Secara etimologi Widjanarko (1983: 10) mengemukakan bahwa
seni patung merupakan salah satu cabang seni rupa yang diwujudkan
dalam bentuk tiga dimensi yang di dalamnya terdapat unsur panjang, lebar
dan tinggi. Sedangkan menurut Bastomi (1981: 51) seni patung merupakan
karya seni rupa yang bermatra tiga yang mengandung arti bahwa seni
patung terbentuk dari unsur-unsur garis, bidang dan volume dalam suatu
ruang.
Menurut Soedarso (dalam Karthadinata, 2009: 15) menyatakan
bahwa seni patung merupakan pernyataan artistik melalui bentuk-bentuk
tiga dimensional, meskipun ada juga yang bersifat seni pakai (terapan)
tetapi pada dasarnya seni patung adalah seni murni.
“Seni patung merupakan wujud yang dapat dilihat dari segala arah
atau penjuru; depan, samping, belakang dan atas (Karthadinata, 2009:
17).” Sama halnya dengan pendapat Sahman (1993: 201) seni patung
bersifat trimata dalam arti bisa di nikmati dari berbagai segi dengan cara
mengelilinginya.

2.2 Unsur-Unsur Rupa dan Prinsip-Prinsip dalam Seni Patung


Secara garis besar, unsur-unsur (​visual​) yang ada dalam berkarya seni
patung adalah sebagai berikut:
● Garis
9

● Warna
● Tekstur
● Raut
● Bentuk
● Ruang
● Volume
● Gelap Terang
Prinsip-prinsip desain disebut juga kaidah-kaidah yang menjadi pedoman
dalam berkarya seni rupa. Dalam karya seni patung, harus memperhatikan
prinsip-prinsip desain, antara lain :
● Keseimbangan (​balance)​
● Irama (​rhythm​)
● Dominasi atau penonjolan
● Kesebandingan (​proporsi​)
● Kesatuan (​unity​)

2.3 Jenis-Jenis Patung


​Sahman dalam Kathadinata (1997: 88) bahwa seni patung terdiri dari
relief dan patung lepas (​free standing sculpture)​ . Namun pada perkembangannya
dikenal jeis-jenis lain seperti, ​kinetic sculpture, sculpture setting, architectural
sculpture, portrait sculpture, monumental sculpture.
Sedangkan relief adalah patung yang tidak berdiri sendiri, melainkan
melekat pada latar belakang dan hanya dapat diamati dari arah depan saja.
Sedangkan patung lepas (​free standing sculpture)​ merupakan karya patung yang
di tampilkan sebagai karya tiga dimensi, tidak terikat pada latar belakang, bidang
maupun suatu bangunan dan berdiri sendiri yang dapat di nikmati dari segala arah.
Kinetic sculpture merupakan patung yang dapat bergerak, terdiri dari
komponen yang bergerak deng sumber tenaga. ​Setting sculpture merupakan
patung yang umumnya di rancang dengan memperhatikan letak dimana patung itu
akan di tempatkan terlebih dahulu, misalnya pada sebuah bangunan atau taman.
Architectular sculpture adalah patung yang berfungsi sebagai hiasan atau bagian
dari rancangan suatu lingkungan arsitektur. ​Potrait sculpture adalah patung potret
10

dari seseorang. ​Monumental sculpture adalah patung yang digunakan untuk


memperingati atau mengabadikan suatu kenangan terhadap sesorang atau
peristiwa penting.
Menurut Longman (dalam Karthadinata, 2009: 15) patung adalah seni
yang bentuknya perwujudan manusia, hewan atau benda lain yang berasal dari
kayu, batu, tanah liat, logam dan sebagainya. Maka patung dapat dikelompokkan
berdasar jenis bahan yang digunakan, misalnya patung yang di buat dengan
menggunakan teknik tertentu yang hanya menggunakan bahan kayu disebut
patung kayu.

2.4 Corak Seni Patung


Dalam seni patung Indonesia, dapat di jumpai bermacam jenis seni patung
seperti; seni patung primitif yang dibuat oleh suku-suku pedalaman. Menurut
Karthadinata (2009: 31) seni patung tradisional bersifat klasik seperti arca-arca
Budha maupun Hindu terutama yang berkembang di Jawa dan Bali, secara
tradisional masih berlangsung sampai sekarang dan di samping itu, adanya variasi
seni rakyat di beberapa tempat sehingga hasilnya berupa seni patung yang
mempunyai corak tersendiri. Sedangkan kebalikan dari seni patung primitif dan
tradisional, terdapat seni patung non tradisional yang di sebut seni patung modern.
Bedanya, secara konsep dan teknik pembuatan seni patung modern lebih banyak
muncul ide-ide baru dalam segi konsep, media dan teknik yang sehubungan
dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan.
Karthadinata (2009: 32) menggolongkan perwujudan seni patung modern
menjadi tiga corak, yaitu:
2.4.1 Corak Imitatif
Corak imitatif merupakan ciri umum dari karya-karya yang
memakai bahasa realis dengan formulanya berdasarkan tiruan
bentuk-bentuk di alam kasat mata. Corak ini mengambil bentuk-bentuk
yang sama sesuai bentuk yang ada di alam secara realis naturalis dan tidak
ada perubahan dari bentuk aslinya.
2.4.2 Corak Deformatif
11

Corak dekoratif adalah bentuk patung yang sudah terdapat


perubahan dan sudah banyak meninggalkan imitatif. Bentuk-bentuk alam
yang nampak masih diambil tidak dalam bentuk representatif tetapi sudah
sedikit diolah, digubah menurut ide pematung, sehingga melahirkan
bentuk dan proporsi patung yang non representatif atau non realistis.
2.4.3 Corak Non Figuratif
Corak non figuratif adalah seni patung yang sudah banyak
meninggalkan bentuk-bentuk alam (aslinya) untuk pengungkapan
karyanya dengan menggunakan bahasa bentuk yang abstrak.
Kecenderungan dalam corak non figuratif ini adalah corak yang berbentuk
abstrak tanpa menampilkan bentuk alam.

2.5 Bahan dan Alat dalam Seni Patung


Dalam menciptakan karya patung, terdapat media yang menjadi pokok
penting dalam proses pembuatannya. Berikut bahan dan alat dalam pembuatan
karya patung:
2.5.1 Bahan dalam Seni Patung
Dalam seni patung, bahan merupakan dasar dari sebuah karya yang
belum terproses atau terjamah untuk nantinya di jadikan barang jadi.
“Bahan adalah material yang diolah atau diubah sehingga menjadi barang
yang kemudian disebut karya seni (Rondhi, 2003: 25).” Berikut deretan
bahan yang di jadikan media ekspresi oleh pematung, berawal dari bahan
lunak hingga bahan keras:
1. Bahan lunak
Bahan lunak adalah material empuk dan mudah di bentuk,
tidak terlalu lembek atau terlalu keras. contoh tanah liat, lilin,
plastisin, sabun, clay, gips.
2. Bahan sedang
Artinya bahan itu tidak terlalu lunak dan tidak terlalu keras.
Contohnya : kayu waru, kayu sengan, kayu randu dan kayu
mahoni.
3. Bahan keras
12

Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan.


Contohnya anatara lain adalah kayu jati, kayu sonokeling dan kayu
ulin. Sedangkan bahan batu-batuan diantaranya, batu padas, batu
granit, batu andesit, dan batu pualam (marmer).
Selain bahan-bahan tersebut masih ada bahan lain seperti
semen-pasir, kuningan, perunggu, logam dan emas.

2.5.2 Alat dalam Seni Patung


Dalam seni patung, alat digunakan untuk mempermudah
pengerjaan dalam penciptaan karya seni patung. Sehingga selalu terkait
dengan bahan dan teknik dalam proses pembuatan patung seni. Namun
terdapat perbedaan alat di setiap bahan dan teknik yang digunakan,\.
Misalnya pada patung kau menggunakan teknik pahat dengan alat-alat
seperti pahat (tatah), palu kayu, ampelas, gergaji, gerinda, kapak dan alat
lain yang di butuhkan. Berikut alat-alat dalam pembuatan seni patung,
yaitu:
1. Butsir, alat bantu untuk membuat patung yang terbuat dari kayu
dan kawat.
2. Meja putar adalah meja untuk membuat patung dan dapat
digerakkan dengan cara di putar. Fungsinya untuk memudahkan
dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
3. Pahat
4. Palu kayu
5. Cetakan
6. Sendok adonan.

2.6 Teknik Pembuatan Seni Patung


Berdasarkan bahan yang digunakan dalam pembuatan seni patung, maka
pembuatan patung menurut Humar Sahman (1993: 80) di bedakan menjadi lima
cara, yaitu:
​ arving​)
2.6.1 Memahat (C
13

Teknik ​Carving ​atau memahat merupakan proses mengurangi


bagian-bagian yang dirasa tidak diperlukan sedikit demi sedikit hingga
menjadi bentuk patung yang di inginkan atau sesuai dengan ide dan
gagasan pematung. Bahan yang di gunakan dalam teknik ini antara lain;
batu, kayu, cadas, marmer dan bahan lain yang masih bisa di pahat.
2.6.2 Membentuk (​ Modeling)
Modeling a​ tau membentuk merupakan teknik membuat karya
dengan menambah (aditif) atau mengurangi (subtraktif) sedikit demi
sedikit bahan sehingga menjadi bentuk patung yang diinginkan. Bahan
yang di gunakan biasanya bersifat elastis dan mudah di bentuk seperti;
plastisin, ​clay,​ tanah liat, semen, gips, bubur kertas dan lilin.
2.6.3 Menuang ​(Casting)
Casting ​artinya mencetak, yaitu mencetak adonan yang bersifat
cair dengan menggunakan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang
diinginkan (Sahman, 1992: 86). Bahan yang di gunakan dalam teknik
cetak ini antara lain; semen, gipsum, logam, ​fiber glass,​ dan bahan yang
bersifat cair namun akan mengeras seiring waktu.
2.6.4 Merangkai (Assembling)
Assembling ​atau merangkai yaitu pembentukan dengan cara
merangkai dari berbagai macam bahan (Sahman, 1992: 86). Bahan-bahan
yang dipergunakan dalam teknik merangkai anatara lain adalah kain bekas,
karet, kulit, logam, plastik, kaca, kayu dan bahan yang tidak terpakai.
2.6.5 Menyusun (Constructing)
Menurut Sahman (1992: 86) ​constructing a​ dalah membentuk
dengan jalan menyusun, menggabungkan, merangkaikan sehingga
memperoleh bentuk yang direncanakan dengan media perekat yang sesuai.
Alat yang digunakan antara lain; mesin las, palu, lem dan lain-lain.
Biasanya teknik ini digunakan untuk menciptakan patung dengan
menyusun bahan sejenis.
2.7 Proses Penciptaan Karya Seni Patung
Proses adalah suatu runtutan perubahan atau perkembangan
sesuatu (Poerwardarminta, 1981: 769). Jadi, penciptaan suatu karya seni adalah
14

proses secara runtut dan berkesinambungan yang terdiri dari tahapan-tahapan dan
dipengaruhi lingkungan sekitar, sehingga karya seni dapat di ciptakan oleh
seniman.
L. H. Chapman (dalam Humar Sahman 1993: 119), membagi proses
mencipta menjadi tiga tahapan, yaitu :
2.7.1 Tahapan Awal
Tahapan awal berupa penemuan gagasan atau pencarian gagasan
atau inspirasi dari lingkungan alam sekitar. Mencari inspirasi merupakan
upaya yang dilakukan oleh seniman untuk mendapatkan ide-ide baru.
Artinya, seniman memerlukan dorongan kuat dalam menciptakan karya
seni.
2.7.2 Tahapan menyempurnakan, mengembangkan, dan memantapkan
gagasan awal
Pada tahap kedua ini, penyempurnaan artinya mengembangkan ide
yang di dapat menjadi gambaran pravisual yang nantinya akan di jadikan
bentuk atau wujud nyata. Artinya, gagasan tahap awal masih harus
diperbaiki menjadi gagasan yang sempurna di tahapan kedua ini.
Sehingga, pada proses pembentukan karya nantinya, dapat dengan mudah
divisualisasikan berupa rancangan atau desain.
2.7.3 Tahapan visualisasi ke dalam medium
Dalam proses mencipta, medium digunakan hingga pada proses
tahapan akhir. Disini, medium berperan sebagai sarana ekspresi seniman
untuk mewujudkan gagasannya. Penuangan konsep desain ke dalam
medium, mempermudah seniman dalam menciptakan sebuah karya seni.
Seniman harus memperhatikan dengan baik medium yang akan di
pilih/digunakan, di karenakan medium sangat berpengaruh dalam proses
penciptaan karya seni.

2.8 Fungsi Patung Seni


Secara umum seni patung diciptakan untuk dinikmati keindahannya.
Namun berdasarkan pembuatannya, seni patung dibagi menjadi enam yaitu :
15

1. Patung ​religi,​ tujuan utama dari pembuatan patung ini adalah sebagai
sarana ibadah, bermakna religius.
2. Patung ​monumental,​ tujuan utamanya untuk dinikmati keindahan dan
bentuknya sebagai peringatan peristiwa bersejarah atau jasa seorang
pahlawan.
3. Patung ​arsitektur​, keindahannya untuk dinikmati, tujuan utama patung
yang ikut secara aktif berfungsi dalam konstruksi bangunan.
4. Patung ​dekorasi,​ dibuat untuk menghias bangunan atau lingkungan taman.
5. Patung seni, tujuannya hanya untuk dinikmati keindahannya.
6. Patung kerajinan, hasil dari pengrajin. Tujuan dibuatnya patung kerajinan
selain untuk dinikmati keindahanya, juga untuk dijual.

2.9 Tokoh-Tokoh Pematung Indonesia


Tiga tokoh pematung dari ​sekian banyak tokoh pematung Indonesia
beserta karyanya :
● I Nyoman Nuarta, dengan salah satu karyanya yaitu “Patung Garuda
Wisnu Kencana.”

Gambar 3 I Nyoman Nuarta dengan Karyanya “Patung Garuda Wisnu Kencana”


Sumber: Meita Fajriana (2012, 03)

● Ali Umar, dengan salah satu karyanya yaitu “Manusia Hewan” yang
dibuat pada tahun 2008.
16

Gambar 4 Ali Umar dengan karyanya “Manusia Hewan”


Sumber : Cortesu; IVAA

● Edhi Sunarso, dengan salah satu karyanya “Istirahat” yang dibuat pada
tahun 1963.

Gambar 5 Edhi Sunarso dengan karyanya “Istirahat”


Sumber : katalog Pameran Tunggal Edhi Sunarso: Seni Patung ``Monumen,”
Jakarta (2010).
17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam bahasa Indonesia kata patung merupakan kata benda yang memiliki
arti tiruan bentuk orang, hewan, tumbuhan yang di buat dari batu, tanah liat, resin,
kayu, ​clay,​ semen, granit dan bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
Teknik yang digunakan dalam proses pembuatannya pun beragam, tergantung
dengan bahan atau media yang di gunakan. Seniman patung juga perlu
memperhatikan dengan baik media yang dipergunakan agar nantinya karya seni
yang diciptakan memiliki kualitas yang tinggi. Seni patung di Indonesia sendiri,
beragam fungsinya, mulai dari sebagai sarana ibadah, dekorasi taman atau
bangunan, apresiasi terhadap peristiwa bersejarah atau jasa seorang pahlawan,
pelengkap dalam arsitektur, sebagai karya yang hanya dinikmati keindahannya,
atau sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari.

3.2 Saran
Sebagai seorang peserta didik yang juga sedang menempuh jenjang
pendidikan dengan jurusan langsung mengarah pada seni dan desain, saya
berharap tugas ini dapat menjadi jembatan wawasan bagi masyarakat maupun
saya sendiri (penulis) dalam menggali ilmu tentang seni patung. Dengan tugas ini
juga, penulis berharap agar pemerintah lebih memperhatikan keberadaan seni di
zaman yang semakin modern ini, khususnya bagi generasi penerus bangsa.
18

DAFTAR PUSTAKA

Wahana, R. B. 2011.​ Seni Patung “Kawi ​Designs​” Blora : Kajian Proses


Produksi dan Bentuk Estetis.​ Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Bastomi, S. 1981. ​Seni Ukir.​ Semarang: P3T IKIP Semarang.
Widjanarko, B. 1983. ​Teknik Reproduksi Patung Logam.​ Yogyakarta: ASRI
Yogyakarta.
Sahman, H. 1992. ​Mengenali Dunia Seni Rupa​. Semarang: IKIP Semarang Press.
--------. 1993. ​Mengenal Dunia Seni Rupa : Tentang Seni, Karya Seni,
​ emarang : IKIP Press.
Aktifitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika. S
Karthadinata, D. M. 1997. ​Seni Patung Sebagai Elemen Tata Kota​. Semarang:
IKIP Semarang Press.
-------. 2009. “Seni Patung I” ​Hand Out​. Jurusan Seni Rupa FBS UNNES:
Deepublish..
Rondhi, M. 2003. “Tinjauan Seni Rupa 1”. ​Paparan Perkuliahan Mahasiswa.
Jurusan Seni Rupa FBS UNNES: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai