Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI

“Sejarah Seni Rupa Indonesia Masa Hindu ”

Disusun oleh:

Najwatun Oesan 2206102030040

Dosen pembimbing : Dr. Rida Safuan Selian, S.Pd, M.Pd.


NIP : 197610072002121003

PROGRAM STUDI SENI DRAMA TARI DAN MUSIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjat kan puji dan syukur atas rahmat dan ridho dari Allah SWT
yang masih memberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Sejarah Seni Rupa Indonesia Masa Hindu”. Dan tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Pak Rida yang selaku dosen mata kuliah Sejarah
Pendidikan Seni.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh tentang judul
yang penulis paparkan tersebut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran nya
dari pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, maaf apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan yang belum penketahui, karena manusia tidak
luput dari kesalahan.

Banda Aceh, 26 Maret 2024

Najwatun Oesan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................6


2.1 Pengertian Seni Rupa Indonesia-Hindu....................................................8
2.2 Pembentukan Budaya Indonesia Hindu....................................................9
2.3 Karakteristik Seni Rupa Indonesia-Hindu..............................................10
2.4 Perkembangan Seni Rupa Indonesia-Hindu...........................................11

BAB III. PENUTUP....................................................................................18


3.1 Kesimpulan.............................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Terkait jatidiri seni rupa Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perkembangan seni rupa
Indonesia zaman pengaruh Hindu-Budha yang berlandaskan seni-budaya prasejarah. Segi
kontinyuitas dalam perkembangan seni rupa Hindu ini memperlihatkan benang merah yang tegas
tentang kronologis aspek teknis, tematis, dan estetis kekaryaan seni rupa Indonesia. Jatidiri seni
rupa Indonesia telah bisa diamati dan dikaji melalui karya-karya seni rupa (bangunan, patung,
relief, kriya, motif hias) zaman Singhasari dan Majapahit di Jawa Timur. Tulisan ini
menggambarkan secara garis besar tentang perkembangan seni rupa Indonesia-Hindu yang
memperlihatkan puncak kegemilangannya, serta temuan jatidiri Indonesia pada zamanSinghasari
dan Majapahit di Jawa Timur.

Proses kontak budaya dalam perkembangan seni rupa Indonesia- Hindu berakibat terhadap
munculnya beragam corak seni rupa Indonesia yang tersebar di seluruh Nusantara. Walaupun
corak tersebut beraneka ragam tetapi ternyata memiliki karakteristik yang sama. Hal ini
disebabkan oleh kesamaan dalam pandangan kosmologis, dan geopolitis. Pandangan terhadap
jagatraya (kosmologis) tersebut tercermin dalam ungkapan-ungkapan etnik setiap daerah,
misalnya kesamaan dalam memvisualisasikan motif-motif flora dan fauna sebagai ornamen.
Motif- motif alam itu terungkap karena masyarakat Indonesia berada dalam kehidupan dan
lingkungan alam yang subur. Contoh lain yang bisa mem- buktikan adanya kesatuan dalam
keragaman corak yaitu ungkapan wujud arsitektur di setiap daerah yang variatif, tetapi di
dalamnya jika diteliti akan terdapat kesamaan ungkapan (dalam aspek struktur bangunan
keseluruhan dan beberapa motif hiasnya).

Tranformasi budaya yang membentuk jati diri seni rupa Indonesia melalui beberapa tahapan.
Tahapan pertama yaitu peniruan unsur-unsur budaya India tanpa seleksi. Tahap berikutnya yaitu
penyesuaian unsur-unsur budaya India dengan unsur budaya sendiri. Tahap yang terakhir yaitu
penguasaan unsur-unsur budaya India sebagai kelengkapan dalam membentuk kepribadian
budaya bangsa. Tahap ketiga inilah yang menampilkan bentuk ungkapan sebagai penemuan jati
diri budaya Indonesia-Hindu. Bagaimanakah ungkapan budaya, khususnya dalam karya-karya
seni rupa Indonesia Hindu yang membuktikan adanya tingkat penguasaan budaya India dan
menampakkan penemuan jati diri tersebut ? Pertanyaan seperti ini tentu saja mesti ditelusuri
jawaban melalui serangkaian penelitian terhadap karya-karya seni rupa. Untuk men- jawab
sebagaian masalah itu, kita mesti mencoba meneliti perkembang- an seni rupa pada sekitar abad
ke-13 sampai ke-15 di Jawa Timur. Melalui analisis terhadap perkembangan seni rupa Indonesia-
Hindu di Jawa Timur diharapkan dapat disimpulkan tentang beberapa ‘ciri keindonesiaan’ dan
penyebab terjadinya ciri tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


4
1. Bagaimana proses pembentukan Budaya Indonesia Hindu?
2. Apa karakteristik dari Seni Rupa Indonesia-Hindu??
3. Bagaimana perkembangan seni rupa Indonesia-Hindu berdasarkan kontak budaya?
4. Apa itu seni bangunan?

1.3 TUJUAN

1. Untuk memahami sejarah seni rupa Indonesia-Hindu


2. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan dari budaya Indonesia-Hindu
3. Untuk mengetahui karakteristik seni rupa Indonesia-Hindu
4. Untuk mengetahui perkembangan seni rupa Indonesia-Hindu berdasarkan kontak
budayanya

BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1 PENGERTIAN SENI RUPA INDONESIA-HINDU

Seni rupa Indonesia-Hindu merupakan ekspresi seni visual yang lahir dari perpaduan antara
agama Hindu yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta Hindu dari India dengan kekayaan
budaya lokal di wilayah Indonesia. Sejak kedatangan Hindu ke Indonesia pada masa prasejarah,
agama ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan seni rupa di
wilayah tersebut. Seni rupa Indonesia-Hindu mencakup berbagai macam karya seni, termasuk
arsitektur candi, relief-relief, patung-patung, lukisan, dan seni pertunjukan seperti wayang.
Arsitektur candi Hindu Indonesia, dengan ciri khas strukturalnya yang megah dan ornamen-
ornamen yang rumit, menjadi lambang kejayaan seni rupa Hindu di masa lampau. Relief-relief
yang menghiasi dinding-dinding candi menggambarkan adegan- adegan dari epik-epik Hindu
seperti Mahabharata dan Ramayana, sementara patung-patung dewa-dewi Hindu yang
monumental menjadi manifestasi visual dari kehadiran spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Lukisan-lukisan Hindu Indonesia, baik dalam bentuk miniatur atau mural, seringkali
menggambarkan pemandangan alam dan cerita-cerita mitologis Hindu yang kaya akan
simbolisme. Selain itu, seni pertunjukan seperti wayang kulit juga menjadi bagian penting dari
seni rupa Indonesia-Hindu, di mana cerita-cerita dari epik Hindu diinterpretasikan melalui
pertunjukan yang dramatis dan penuh warna. Dalam seni rupa Indonesia-Hindu, agama Hindu
tidak hanya menjadi sumber inspirasi untuk karya seni, tetapi juga menjadi medium untuk
menyampaikan pesan-pesan filosofis dan spiritual yang mendalam. Melalui perpaduan yang unik
antara unsur-unsur agama Hindu dan budaya lokal, seni rupa Indonesia-Hindu mencerminkan
kekayaan warisan budaya Indonesia dan menjadi salah satu ekspresi terpenting dari identitas
budaya yang beragam di wilayah ini.

2.3 PEMBENTUKAN BUDAYA INDONESIA-HINDU

Pembentukan budaya Indonesia-Hindu merupakan hasil dari proses interaksi yang kompleks
antara agama Hindu yang dibawa oleh para pedagang, pendeta, dan pemukim Hindu dari India
dengan budaya lokal yang ada di kepulauan Indonesia. Sejak kedatangan Hindu ke wilayah
Indonesia pada masa prasejarah, agama ini mulai menyebar dan menjadi bagian integral dari
kehidupan masyarakat di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Nusa
Tenggara. Proses ini tidak hanya melibatkan penyebaran kepercayaan dan praktik keagamaan
Hindu, tetapi juga terjadi asimilasi, penyesuaian, dan transformasi unsur-unsur budaya Hindu
dengan budaya lokal yang sudah ada.

Salah satu aspek penting dalam pembentukan budaya Indonesia-Hindu adalah penyerapan
berbagai unsur budaya Hindu ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti bahasa, adat
istiadat, sistem kepercayaan, seni, dan arsitektur. Contohnya, pengaruh bahasa Sanskerta dalam
6
bahasa Indonesia, istilah-istilah keagamaan Hindu dalam upacara adat, dan pola-pola arsitektur
candi Hindu yang dipadukan dengan ciri khas lokal. Hal ini menciptakan sintesis budaya yang
unik dan beragam di setiap wilayah Indonesia, yang mencerminkan pluralitas dan keberagaman
masyarakat Indonesia.

Selain itu, perkembangan budaya Indonesia-Hindu juga dipengaruhi oleh perjalanan sejarah
politik, perdagangan, dan kebudayaan di wilayah tersebut. Kerajaan-kerajaan Hindu seperti
Sriwijaya dan Majapahit memiliki peran penting dalam penyebaran agama Hindu dan
pengembangan seni, sastra, dan ilmu pengetahuan di wilayah kepulauan Indonesia. Selain itu,
kontak budaya dengan negara-negara Asia Tenggara dan Tiongkok juga membawa pengaruh
baru dalam budaya Indonesia-Hindu, terutama dalam seni rupa dan kerajinan.

Meskipun agama Hindu tidak lagi menjadi agama dominan di Indonesia, pengaruhnya masih
terasa kuat dalam budaya Indonesia, terutama di Bali, di mana Hinduisme tetap menjadi agama
mayoritas. Pada saat yang sama, elemen-elemen budaya Hindu terus diperjuangkan dan
dirayakan dalam berbagai festival, upacara adat, dan seni rupa di seluruh Indonesia,
mencerminkan kekayaan dan keberlanjutan warisan budaya Hindu dalam kehidupan masyarakat
Indonesia hingga saat ini. Dengan demikian, pembentukan budaya Indonesia-Hindu tidak hanya
mencerminkan proses asimilasi budaya yang kompleks, tetapi juga menunjukkan kemampuan
masyarakat Indonesia untuk memelihara dan mengembangkan warisan budaya yang beragam
dalam konteks yang terus berubah.

2.4 KARAKTERISTIK SENI RUPA INDONESIA-HINDU

Seni rupa Indonesia-Hindu memiliki karakteristik yang khas dan mencerminkan pengaruh agama
Hindu dalam budaya dan seni rupa di Indonesia. Salah satu ciri utamanya adalah adanya
penggunaan motif-motif yang terinspirasi dari mitologi Hindu, seperti gambar dewa-dewi,
makhluk mitologis, dan adegan-kejadian legendaris. Selain itu, seni rupa Indonesia-Hindu sering
kali menampilkan penggunaan simbol-simbol religius, seperti lingga, yoni, dan swastika, yang
merupakan simbol-simbol penting dalam agama Hindu.

Bentuk seni rupa Indonesia-Hindu juga sering kali menampilkan kesan monumental dan simetris,
mengingatkan pada arsitektur candi-candi Hindu kuno di Indonesia seperti Candi Borobudur dan
Candi Prambanan. Selain itu, seni rupa ini juga dikenal dengan detail ukiran yang rumit dan
halus, yang mencerminkan keahlian tinggi para pengrajin dan seniman pada masa itu.

Selain di bidang arsitektur dan ukiran, seni rupa Indonesia-Hindu juga berkembang dalam bidang
seni lukis dan relief. Lukisan-lukisan klasik Hindu sering kali menggambarkan cerita-cerita epik
seperti Ramayana dan Mahabharata dengan gaya yang khas, seringkali menggabungkan unsur-
unsur lokal dengan estetika Hindu. Relief-relief pada dinding candi juga merupakan contoh
penting dari seni rupa Indonesia-Hindu, yang menampilkan narasi-narasi mitologis dan religius
7
dengan detail yang memukau.

Selain itu, seni rupa Indonesia-Hindu juga mencerminkan nilai-nilai spiritual dan filosofis dari
agama Hindu, seperti konsep karma, dharma, dan moksha. Hal ini tercermin dalam karya-karya
seni yang sering kali memiliki makna mendalam dan simbolisme yang kompleks, mengajak
pemirsa untuk merenungkan tentang eksistensi dan tujuan hidup manusia.

Dengan demikian, seni rupa Indonesia-Hindu tidak hanya merupakan ekspresi seni yang indah
secara visual, tetapi juga merupakan warisan budaya yang penting, mencerminkan hubungan
antara agama, budaya, dan seni di Indonesia yang kaya dan beragam.

a. Seni religius
Seni rupa Indonesia-Hindu dilatarbelakangi oleh pengaruh agama Hindu dan Budha di India.
Dalam perkembangannya tidak meniru secara utuh dengan seni agama Hindu dan Budha secara
utuh, melainkan mengalami adaptasi dan pengolahan dengan dasar budaya serta agama asli
Indonesia. Corak seni agama Indonesia-Hindu memperlihat- kan ciri-ciri perpaduan agama
(Hindu, Budha dan agama asli Indonesia). Dengan kata lain bahwa corak tersebut merupakan
sinkretisme agama. Bentuk sinkretisme dalam seni Indonesia-Hindu yang sakral itu juga didasari
oleh pandangan kosmo- logis bangsa Indonesia.

8
b. Seni yang didasari kosmologis
Corak seni rupa Indonesia-Hindu tampil beda dengan seni India. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh pandangan kosmologis bangsa Indonesia yang berlainan dengan bangsa India. Hal ini
membuktikan bahwa walaupun pengaruh seni sakral India sangat kuat tetapi seni Indonesia-
Hindu memperlihatkan karakteristik tersendiri.

Konsep aspek kosmologis Rupa Bali masa lampau

c. Seni Anonim
Kedudukan para seniman Indonesia- Hindu terikat oleh peraturan agama (artisan), dan tidak
menampilkan kesenimanannya secara mandiri. Karya-karya para seniman tidak muncul
membawakan nama sendiri atau bahkan karya-karya tersebut tidak pernah dipublikasikan
pembuatnya. Kebebasan berkarya seorang seniman adalah kebebasan dalam lingkup peraturan
agama.

d. Simbolisme
Pandangan filsafat agama Hindu - Budha menjiwai pembentukan corak dan bentuk ungkapan
seni rupa Indonesia-Hindu. Pandangan filsafat yang didasari keinginan untuk mewujudkan nilai-
nilai sakral seni- budaya Indonesia-Hindu itu terungkap dalam bentuk-bentuk perlambangan.
Ikonografi Hindu, Budha dan kaidah estetik Indonesia merupakan sumber acuan dan inspirasi
yang kuat. Untuk mempertahankan nilai-nilai sakral, seni rupa Indonesia-Hindu mengenal
berbagai kriteria gaya seni rupa dengan tanda-tanda perlambangan yang berbeda satu sama
lainnya. Hal ini dapat diamati dari perbedaan gaya klasik India seni Syalendra dan gaya
klasisistis seni Singhasari (dan gaya klasik Majapahit).

e. Seni Kultus Raja


Budaya feodal bangsa Indonesia mempengaruhi perkembangan seni- budaya Indonesia -Hindu.
Banyak sekali karya-karya seni rupa yang mencerminkan kekuasaan dan kebesaran kerajaan.
Raja sebagai pelindung seni (maecenas atau patron) tampak berperan dalam

9
menumbuhkembangkan gaya klasisisme Indonesia-Hindu. Hal ini merupakan bentuk ungkapan
pengabdian dan penghormatan kepada raja. Dalam beberapa contoh karya (yang bersifat
monumental) seni bertugas untuk mengabadikan kejayaan atau kebesaran nama raja.

f. Seni Lingkungan Hidup

Kecintaan bangsa Indonesia terhadap lingkungan hidup (alam dan sekitarnya) telah lama menjadi
cerminan penghayatan terhadap nilai- nilai agama. Rangsangan lingkungan alam terhadap para
artisan (perupa) Indonesia-Hindu menjelmakan corak dan bentuk ornamen yang berdasar- kan
bentuk-bentuk alam (nature). Kekayaan tumbuhan (flora) dan binatang (fauna) di Indonesia
terungkap dalam ornamen relief atau gambar yang diterakan pada dinding arsitektur (candi,
misalnya), patung, dan kriya. Pandangan bangsa Indonesia terhadap jagat raya (alam semesta)
tentang keseimbangan alam ini telah hidup dalam budaya Indonesia asli. Pandangan kosmologis
terhadap alam memang akan berbeda dengan latar belakang kosmologi India.
Cermin lingkungan hidup bangsa Indonesia juga dapat disaksikan pada adegan-adegan relief
dinding candi. Cerita legenda, folklore dan mitologi Indonesia menjadi pelengkap cerita
Ramayana dan Mahabharata.

Alam Indonesia yang kaya akan material dan media seni rupa mewarnai karakteristik seni rupa
Indonesia-Hindu. Bahan baku batu alam, kayu, dan tanah liat banyak didapatkan pada karya-
karya arsitektur Indonesia-Hindu. Tentu saja penggunaan bahan seperti ini berbeda dengan yang
ada di India. Karakteristik Indonesia-Hindu memperlihatkan jati dirinya, karena banyak
memanfaatkan bahan lokal (atas hasil eksplorasi bahan dan teknik penggarapannya).

10
Perkembangan seni rupa Indonesia- Hindu di Jawa Timur sangat menarik untuk diselidiki.
Penyelidikan terhadap seni Jawa Timur adalah pengamatan terhadap kejayaan budaya masa
kerajaan Singhasari dan Majapahit. Karya-karya seni rupa pada masa Singhasari dan Majapahit
merupakan wujud kegemilangan seni rupa Indonesia-Hindu yang bergaya gaya klasisisme.
Secara garis besar, perkembangan seni rupa di Jawa Timur dimulai masa peralihan, Singhasari,
Majapahit dan masa akhir pengaruh Hindu.

2.5 PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA-HINDU

Perkembangan seni rupa Indonesia-Hindu melalui kontak budaya tercermin dalam proses
interaksi antara agama Hindu yang dibawa oleh pedagang dan pendeta Hindu dari India dengan
budaya lokal di wilayah Indonesia. Kontak budaya ini terjadi selama berabad-abad, terutama
pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, ketika Hinduisme menjadi agama resmi
di wilayah-wilayah tersebut. Selama proses ini, terjadi penyerapan dan penyesuaian unsur-unsur
budaya Hindu ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk dalam seni rupa. Misalnya,
arsitektur candi Hindu yang megah dan relief-reliefnya yang indah menjadi ciri khas seni rupa
Hindu Indonesia. Selain itu, tema-tema dari epik Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana
diadopsi ke dalam seni lukis, patung, dan pertunjukan wayang.

Kontak budaya juga memungkinkan perkembangan teknik dan gaya seni rupa yang baru.
Misalnya, penggunaan ukiran kayu dalam seni rupa Bali yang dipengaruhi oleh Hindu
menciptakan keunikan dalam karya seni tersebut. Selain itu, pemahaman konsep-konsep filosofis
Hindu seperti karma, dharma, dan moksha juga mempengaruhi pemahaman dan penyampaian
artistik dalam seni rupa Indonesia. Selama berjalannya waktu, kontak budaya yang terus-
menerus dengan berbagai peradaban dan agama juga membawa pengaruh baru ke dalam seni
rupa Hindu Indonesia. Misalnya, masuknya Islam ke Indonesia membawa pengaruh baru dalam
seni rupa, namun seni rupa Hindu tetap bertahan dan berkembang di wilayah-wilayah tertentu
seperti Bali. Dengan demikian, perkembangan seni rupa Indonesia-Hindu melalui kontak budaya
mencerminkan proses asimilasi, adaptasi, dan transformasi yang kompleks antara berbagai tradisi
dan kepercayaan budaya dalam wilayah Indonesia.

a. Seni Bangunan

Seni Bangunan Indonesia-Hindu zaman Singhasari dan Majapahit telah memperlihatkan tanda-
tanda penguasaan terhadap konsep-konsep Hinduistis Budhistis India. Penguasaan kaidah-kaidah
teknis,dan konsep estetis berkarya arsitektur tidak lagi meniru bentuk seni India. Bangsa
Indonesia menciptakan pola struktur bangunan sendiri dengan tanpa menghilangkan spiritualitas
dan religiositas Hindu/Budha. Konsep religi yang terpadu (sinkretisme) tampak jelad pada
sejumlah karya bangunan. Sinkretisme dalam penempatan atribut-atribut kedua agama itu dalam
satu konsep arsitektur. Local genius juga berkembang berdasarkan potensi daerah setempat.

11
Selain segi konsep, seni Indonesia- Hindu zaman ini juga membuktikan kemampuannya dalam
menggarap bangunan dengan menggunakan material baru, seperti bata merah dan kayu.

b. Seni Hias

Seni hias Indonesia-Hindu tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan struktur bangunan dan patung.
Keterpaduan sistem kekaryaan tercermin dalam ungkapan budaya tradisi Hindu/Budha.
Seni hias yang tertera pada dinding- dinding bangunan (candi) memper- gunakan teknik pahatan
(relief) yang lebih mengungkapkan kesan dekoratif. Kesan dekoratif yang diciptakan adalah
pengaruh kuat dari seni Indonesia asli (yang berlanjut sejak zaman prasejarah). Pengisian bidang
secara penuh dengan kepercayaan ‘horor vacuii’ (menghindari ruang/bidang kosong)
mengakibatkan format (bidang) relief menjadi padat. Renggaan atau stilasi obyek alam (flora,
fauna dan manusia) mengarah pada bentuk datar. Kepejalan (kesan realistik) sudah tidak tampak
lagi -berbeda dengan relief pada candi-candi di Jawa Tengah- sehingga seluruh obyek bersifat
dekoratif. Oleh karena gaya kebentukan yang diciptakan tidak realistik, maka ungkapan bahasa
rupa lebih cenderung bermuatan tanda-tanda simbolistis.

Gaya simbolisme dalam relief (seni hias) zaman klasik Singhasari dan Majapahit telah
membuktikan adanya invention (penemuan hal-hal yang baru). Pengaruh asing (budaya India)
hanya mempengaruhi unsur tematik- nya (misalnya cerita Ramayana). Adegan dalam cerita ini
pun tidak utuh diambil dari aslinya (India), tetapi telah diolah secara bebas, dengan tetap
menonjolkan karakteristik budaya Indonesia asli. Adegan demi adegan yang terdiri dari beberapa
waktu kejadian terkadang diungkaokan dalam satu bidang. Ada tokoh yang sama, tetapi
digambarkan dalam sikap, atribut dan perupaan yang berbeda. Hal ini membuktikan bahwa cerita
itu bukan menggambar- kan satu waktu peristiwa (moment opname) tetapi mengandung urutan
kejadian dalam waktu yang berbeda. Keunikan ini tidak ditemukan dalam pola penggambaran
tradisi India. Tokoh-tokoh manusia digambarkan melalui proses stilasi. Manusia tampak mirip
tokoh pewayangan dengan segala atributnya. Bahkan pada beberapa candi bisa disaksikan
adanya tokoh punakawan.

BAB III
PENUTUP

12
1.1 KESIMPULAN

Secara keseluruhan, seni rupa Indonesia-Hindu merupakan hasil dari interaksi yang kompleks
antara agama Hindu dari India dengan budaya lokal di wilayah Indonesia. Melalui kontak budaya
yang berlangsung selama berabad-abad, seni rupa Hindu Indonesia telah mengalami
perkembangan yang kaya dan beragam. Ciri khas seni rupa Hindu Indonesia mencakup
penggunaan motif alam, representasi dewa-dewi Hindu, arsitektur candi, dan tema-tema epik
Hindu. Meskipun mengalami tantangan dan perubahan sepanjang sejarah, seni rupa Hindu
Indonesia tetap bertahan dan terus berkembang, menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas
budaya yang luar biasa. Kesimpulannya, seni rupa Indonesia-Hindu merupakan bagian integral
dari warisan budaya Indonesia yang kaya dan menjadi salah satu ekspresi terpenting dari
identitas budaya Indonesia.

1.2 SARAN

Saran untuk melanjutkan pemahaman tentang seni rupa Indonesia-Hindu adalah dengan
mendalami studi tentang karya seni rupa klasik dan kontemporer yang berasal dari periode Hindu
di Indonesia. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang arsitektur candi, relief-relief klasik,
patung-patung dewa-dewi Hindu, serta seni lukis dan wayang yang terinspirasi oleh epik Hindu
seperti Mahabharata dan Ramayana. Selain itu, eksplorasi tentang perubahan seni rupa Hindu
Indonesia selama berjalannya waktu dan pengaruh budaya lainnya seperti Islam juga akan
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang evolusi seni rupa tersebut.
Mengunjungi museum, galeri seni, dan situs-situs bersejarah di Indonesia juga dapat
memberikan pengalaman langsung dan wawasan yang berharga tentang seni rupa Indonesia-
Hindu.

DAFTAR PUSTAKA

13
Ambary, Hasan Muarif, 1998, Menemukan Peradaban, jejak Arkeologis dan Histori Islam
Indonesia, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.
Atmadi, Parmono, 1988, Some Architectural Design Principles of Temples In Java, Gajah Mada
University Press.
Berg, C.C., 1974, Penulisan Sejarah Jawa, Bhratara, Jakarta.
Candrasasmita, Uka., 1972, Tumbuh Perkembangan Kebudayaan dan Kekuasaan Purba, Pemda
Jabar, Bandung.
Dormer, P., 1997, The Culture of Craft, Manchester University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai