Disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Mata Kuliah
Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia
Dosen Pengampu: Putri Sekar Hapsari, S.Sn., M.A.
Disusun oleh:
Fazar Adriyansyah
221501026
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia ini dengan sebaik mungkin.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para
Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Putri Sekar Hapsari, S.Sn., M.A.
selaku dosen mata kuliah Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dalam materi pembahasan maupun
dengan teknik penulisan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Perumusan.....................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................3
2.1. Perkembangan Sejarah Seni Rupa.............................................................3
2.1.1. Jenis Seni Rupa..................................................................................3
2.1.2. Sifat-Sifat Umum Seni Rupa Indonesia.............................................4
2.2. Seni Rupa Prasejarah Indonesia................................................................5
2.2.1. Seni Rupa Masa Paleolithikum..........................................................6
2.2.2. Seni Rupa Masa Mesolithikum..........................................................6
2.2.3. Seni Rupa Masa Neolithikum............................................................7
2.2.4. Peninggalan-Peninggalan Seni Rupa Zaman Batu.............................7
2.3. Perkembangan Seni Rupa Masa Tradisional (Purba)................................8
2.3.1. Seni Rupa Indonesia Hindu................................................................8
2.3.2. Seni Rupa Indonesia Budha.............................................................10
2.4. Seni Rupa Indonesia Periode Madya (Islam)..........................................11
2.5. Seni Rupa Kontemporer (Modern)..........................................................13
2.5.1. Masa Perintisan................................................................................14
2.5.2. Masa Mooi Indie/Hindia Molek (1920-1938)..................................15
2.5.3. Masa PERSAGI (1938-1942)..........................................................16
2.5.4. Masa Pendudukan Jepang Sampai Masa Kemerdekaan..................19
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................22
3.1. Kesimpulan..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana perkembangan sejarah seni rupa masa tradisional, madya,
kontemporer dan kebudayaan Indonesia?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
Sebuah karya murni juga bisa digunakan untuk sarana
meningkatkan kebahagiaan seseorang dengan menggunakan
unsur keindahan ataupun unsur estetika di dalam suatu karya
seni rupa. Contoh seni rupa murni yaitu seni lukis, seni grafis,
seni fotografi, seni koreografi, seni kaligrafi, seni pahat, seni
ukir, seni keramik, dan seni mozaik. Jika dilihat dari wujud dan
bentuk seni rupa murni dibagi menjadi 2 (dua) yaitu seni murni
dua dimensi dan seni murni tiga dimensi.
2. Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan adalah salah satu jenis karya seni rupa yang
diciptakan dengan tujuan utama memberi nilai fungsi atau nilai
guna sebagai benda dibandingkan nilai estetisnya. Seni rupa
terapan mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu fungsi individual dan
fungsi. Fungsi individual dalam unsur fisik dapat berupa
pemenuhan kebutuhan seperti pakaian, peralatan makan, rumah,
transportasi, dan sebagainya. Sedangkan fungsi individual dalam
unsur psikis atau emosional dapat berupa kenyamanan dan
kesenangan saat menggunakan benda seni tersebut. Sedangkan
fungsi sebagai sarana bermanfaat banyak orang atau lingkungan
tertentu, seperti sebagai rekreasi atau hiburan, sarana
komunikasi dan lain-lain. Contoh seni rupa terapan yaitu desain,
arsitektur, kriya terapan, pakaian dan perlengkapan busana,
gambar ilustrasi, dan patung terapan.
4
2. Bersifat Progresif yaitu dengan adanya kebudayaan. Kesenian
Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di
padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa
Indonesia sendiri.
3. Bersifat Kebinekaan, Indonesia terdiri dari beberapa daerah
dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga
melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam.
4. Bersifat Seni Kerajinan yaitu dengan kekayaan alam Indonesia
yang menghasilkan bermacam-macam bahan untuk membuat
kerajinan.
5. Bersifat Non Realis yaitu dengan latar belakang agama asli yang
berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat
perlambangan/simbolisme.
5
gendering, kapak, bejana, patung dan perhiasan. Karya seni tersebut
dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 (dua)
teknik mencetak:
a. Bivalve, adalah teknik mengecor yang bisa diulang;
b. Acire Perdue, adalah teknik mengecor yang hanya satu kali pakai
(tidak bisa diulang).
6
Manusia pendukung kebudayaan batu tengah ini adalah bangsa Papua
Melanosoid. Masyarakatnya masih hidup berpindah dengan sebagian
peralatan hamper sama persis dengan manusia pada zaman batu tua.
Perkakas yang dihasilkan pada masa ini berupa kapak genggam (pebble),
kapak pendek (hache courte), batu penggiling, dan kapak dari batu-batu
kali yang dibelah. Di samping itu juga ditemukan mata panah yang terbuat
dari batu sebagai alat untuk berburu dan menangkap ikan. Selain dari batu,
mata panah ini juga ada yang terbuat dari tulang.
7
karya seni rupa dimulai dari zaman mesolithikum. Mereka
sudah memiliki tempat tinggal di goa-goa. Seperti goa yang
ditemukan di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya, juga berupa
rumah-rumah panggung di tepi pantai, dan ditemukan bukit
ambing (kjokkenmoddinger) di pantai Sumatera Timur sebagai
sisa-sisa sampah dapur para nelayan. Kemudian zaman
neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanam dan berternak
serta bertempat tinggal di rumah kayu.
2. Seni Patung
Seni patung berkembang pada zaman neolithikum, berupa
patung-patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya
non realistis, terbuat dari kayu atau batu.
3. Seni Lukis
Dari zaman mesolithikum ditemukan lukisan-lukisan yang
dibuat pada dinding gua seperti lukisan gua di Sulawesi Selatan
dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan
magis dan ritual, seperti adegan perburuan binatang, nenek
moyang, dan cap jari.
8
3. Proses penguasaan (kreasi).
Ciri-ciri seni rupa Indonesia Hindu yaitu:
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai media
pengabdian Raja (kultus Raja);
b. Bersifat sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama;
c. Bersifat konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu
pedoman pada sumber hukum agama;
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan Indonesia.
9
3. Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan dan pusat keagamaan.
4. Patung
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari
Raja dengan Dewa penitisnya.
10
menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia
Tenggara. Berikut adalah peninggalan kerajaan sriwijaya.
11
berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya
dakwah Islam disampaikan dengan media seni wayang.
Ciri-ciri seni rupa Indonesia Islam yaitu:
1. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media
pengabdian kepada Raja / sultan;
2. Sangat dipengaruhi dari kesenian pra Islam (Hindu – Budha);
3. Berfungsi sebagai media dakwah (penyebaran agama Islam).
1. Masjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas masjid yang berbentuk limas
bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya
atas Masjid Agung Demak dan Masjid Agung Banten.
2. Istana
Istana/keraton berfungsi sebagai tempat tinggal raja, pusat
pemerintahan, pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana
biasanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding dan
parit pertahanan.
3. Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil
pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak
pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh
hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau
motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada
makam yang beratap sungkup.
12
4. Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian
Islam menggunakan Bahasa Arab. Sebagai bentuk simbolis dari
rangkaian ayat-ayat suci Al Quran. Berdasarkan fungsi seni kaligrafi
dibedakan menjadi, yaitu:
a. Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi/hiasan;
b. Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar;
c. Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan
seperti karya AD Pireus dan Ahmad Sadeli.
5. Seni Hias
Seni hias Islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup
secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya
(digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh-
tumbuhan.
13
Karakteristik dan nilai-nilai seni rupa kontemporer Indonesia:
1. Memiliki gairah moralistic yang berkaitan dengan matra sosial dan politik
sebagai tesis;
2. Mengutamakan jenis media seni baru seperti instalasi, performance art,
dan video;
3. Tidak mendiskriminasi dan menerima karya populer sebagai wujud seni.
14
Gambar: Lukisan karya Raden Saleh “Penangkapan Pangeran
Diponegoro”
15
2. Orang Belanda: kelahiran Hindia Belanda, misalnya Henry van
Velthuijzen, Charles Sayers, Ernest Dezebtje, Leonard Eland, Jan
Frank.
3. Orang pribumi: yang berbakat melukis dan mendapat keterampilan dari
dua kelompok di atas, misalnya Raden Saleh, R. Abdullah
Suriosubroto, Basoeki Abdullah, Wakidi, Mas Pirngadi.
4. Orang Tionghoa; yang muncul pada dasawarsa ketiga abad 20,
khususnya Lee Man Fong, Oey Tiang Oen dan Biau Tik Kwie.
16
4. Mengedepankan kepribadian Indonesia;
5. Dilandasi semangat keberanian.
1. S. Sudjojono
Sudjojono adalah seorang seniman, kritikus, pemikir, penulis, politisi,
organisator, dan pendidik. Contoh karyanya sebagai berikut:
17
Karya Agus Djaya Suminta “Laki-laki bermain seruling”
3. Otto Djaja
Otto Djaja adalah adik dari Agus Djaja Sejak masa Persagi Otto Djaja
kerap terlibat pameran bersama di dalam maupun luar negeri dengan
sejumlah rekan pelukis lainnya.
5. Abdul Salam
Abdul Salam adalah seorang priyayi sekaligus pionir ilustrasi seni
grafis masa awal seni rupa Indonesia. Semasa hidupnya Abdul Salam
18
pernah bekerja di Statistik Pasir Baru Batavia dan bergabung dengan
banyak seniman antara lain S. Soedjojono, S. Tutur, dan Agus Djaya
mendirikan Persagi. Karya Abdul Salam “Potret Diri”
19
(Nu couché à la toile de Jouy)
Reclining Nude with Toile de Jouy, 1922
20
2.5.4.3. Seni Rupa Setelah Kemerdekaan Indonesia
Indonesia yang telah merdeka mempunyai hak penuh dalam
mengelola keseniannya. Berbagai aliran seni telah lahir dan
berkembang pada masa ini. Pelukis-pelukis kenamaan dari
Jawa dan Bali telah hadir dan memberi warna segar dalam
perkembangan seni di tanah air. Basuki Abdullah dan
Afandi adalah nama-nama orang besar dalam
perkembangan seni di nusantara.
Ciri fisik seni rupa setelah kemerdekaan yaitu:
1. Banyaknya karya seni instalasi;
2. Sistem komputerisasi pada pengolahan karya seni rupa;
3. Berkembangnya karya seni rupa kontemporer;
4. Munculnya karya seni video art.
Contoh karya seni rupa setelah kemerdekaan dan tokohnya;
21
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Seni rupa adalah kreasi seni yang utamanya diapresiasi melalui
penglihatan dengan media yang tampak dan memiliki wujud fisik (dapat
diraba) atau hanya disajikan sebagai pertunjukan. Sifat umum seni rupa
Indonesia yaitu (1) tradisional/statis; (2) progresif; (3) kebhinekaan; (4) seni
kerajinan; (5) non realis. Seni rupa prasejarah dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
zaman batu dan zaman logam. Seni rupa Indonesia juga tidak luput dari
perkembangan sejarah agama Hindu, Budha, dan juga Islam. Disamping itu
sejarah seni rupa Indonesia melewati banyak fase dari tradisional sampai
dengan kontemporer (modern) dari mulai periode perintisan, mooi indie,
PERSAGI, pendudukan Jepang sampai dengan Indonesia mengalami
kemerdekaan. Banyak sekali peninggalan karya-karya dari masa ke masa
beserta tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam sejarah seni rupa Indonesia.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sandra, Yofita dkk. 2021. Buku Ajar Sejarah Seni Rupa Nusantara. PT.
Nasya Expanding Management: Pekalongan.
INTERNET
https://books.google.co.id/books/about/
SENI_RUPA_INDONESIA_DALAM_PERSPEKTIF_SEJ.html?
id=KeBjDwAAQBAJ&redir_esc=y
https://serupa.id/sejarah-seni-rupa-indonesia-prasejarah-hingga-modern/
https://www.gramedia.com/literasi/seni-rupa-murni/
https://www.gramedia.com/literasi/seni-rupa-terapan/
https://salihara.org/seni-rupa-indonesia-pada-era-pendudukan-jepang-dan-
aspek-materialitas-di-balik-aspirasi-ketimuran/
https://id.scribd.com/document/366024625/Seni-Rupa-Masa-Kedudukan-
Jepang
https://salihara.org/seni-rupa-indonesia-pada-era-pendudukan-jepang-dan-
aspek-materialitas-di-balik-aspirasi-ketimuran/
https://www.scribd.com/document/542558059/Seni-rupa-masa-revolusi-
kemerdekaan
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/Vredeburg/diorama-gerakan-seniman-
dalam-revolusi-diorama-ii-museum-benteng-vredeburg-yogyakarta/
23