Anda di halaman 1dari 1

Akibat pola hidup konsumtif dapat mendorong mahasiswa untuk mengkonsumsi

secara berlebihan tanpa memperhatikan skala prioritas. Banyaknya toko online dan pusat
perbelanjaan mengakibatkan individu semakin berperilaku yang tidak rasional dalam
pembelian kebutuhan dikarenakan perilaku konsumtif dan kecenderungan melakukan
pembelian yang implusif. Termasuk didalamnya adalah mahasiswa. Akibat dari perilaku
konsumtif yang tinggi pengelolaan keuangan menjadi tidak tepat. Bagi sebagian besar
mahasiswa, masa kuliah adalah saat pertama mereka mengelola keuangannya sendiri tanpa
adanya pengawasan dari orang tua.

Mahasiswa yang tidak tinggal bersama orang tua harus mandiri secara finansial dan
bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat. Pada dasarnya, orang tua
memperkirakan kebutuhan bulanan mereka. Namun, ada kemungkinan kehabisan dana
sebelum tanggal jatuh tempo tiba. Ini karena manajemen keuangan yang buruk dan
kebutuhan mendesak.

Dari faktor literasi keuangan, penyebab rendahnya perilaku keuangan adalah


mahasiswa sebenarnya mengetahui ilmu pengetahuan keuangan seperti cara megelola
keuangan dan membedakan antara kebutuhan primer dan sekunder tetapi ilmu-ilmu tersebut
tidak diterapkan dalam kehidupannya.

Dilihat dari faktor pembelajaran, penyebab rendahnya perilaku keuangan adalah


mahasiswa sadar dengan ilmu-ilmu untuk mengelola keuangannya tetapi pada kenyataanya
mahasiswa belum menerapkan ilmu-ilmu tersebut dan terkadang masih ada beberapa
mahasiswa membeli barang hanya untuk mengejar gengsi.

Mahasiswa dengan berlatar belakang memiliki perilaku dalam mengelola keuangan yang
berbeda di setiap individu. Beberapa mahasiswa yang jauh dari orang tua atau bisa dikatakan
mahasiswa rantau harus mengelola keuangannya untuk dapat memenuhi kebutuhannya
dengan cara harus pandai mengatur uang yang diberi orangtuanya untuk satu bulan ke depan.

Anda mungkin juga menyukai