Anda di halaman 1dari 15

PENYEBAB DAN UPAYA HEDONISME

Rizki Amanda Khiza Putri/2300013151, Nabila Khoirunnisa/2300013153, Novia Putri


Haribowo/2300013167, Anggun Septiana Pangesti/2300013181, Bela Kartika
Sari/2300013209

Kehidupan remaja adalah kehidupan yang memiliki potensi besar untuk berkembang.
Perkembangan ini bisa dari dua sisi yaitu sisi positif maupun negatif. Perkembangan remaja
juga tidak lepas dari gaya hidup yang kemudian menjadi kebiasaan. Salah satu kebiasaan yang
negatif dan memberi dampak buruk bagi remaja adalah gaya hidup hedonis. Secara umum gaya
hidup hedonis adalah suatu dorongan individu untuk berperilaku dengan memegang
prinsip kesenangan (Boediman, dkk., 2023). Gaya hidup hedon ini jugad terjadi di kalangan
mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Psikologi UAD kelas C. Kasus yang terjadi antara
lain 50% dari mahsiswa di kelas tersebut menggunakan gawai yaitu Iphone dengan harga
minimal enam juta rupiah.
Pada tahun sekarang, apa lagi pada zaman generasi z (kelahiran tahun 1996 dan 2012)
ini banyak sekali anak muda yang kemakan oleh gengsi, harus menggunakan pakaian yang
mahal dan harus bermerk. Permasalahan anak muda sekarang ini adalah ingin mempunyai
pakaian yang mahal tetapi uangnya hanya cukup untuk membeli kepuasannya semata, alhasil
banyak anak muda yang keteteran karena gaya hidup yang berlebihan dan ada yang sampai
berhutang demi gaya hidup mewah dan hedon.
Mahasiswa yang berasal dari luar kota atau luar pulau, yang ingin melanjutkan studi
pendidikan di universitas luar daerahnya terpaksa tinggal di kos yang jauh dari pengawasaan
orang tua. Sehingga, mereka dapat melatih kemandirian seperti memasak makanan. Namun,
tidak banyak mahasiswa yang merasa malas untuk sekedar masak sehingga mereka membeli
makanan cepat saji di restoran dan berburu promo, padahal makanan cepat saji tidak baik untuk
kesehatan tubuh. Mahasiswa pasti akan membeli makanan di restoran dengan harga sekitar Rp.
50.000. padahal makanan seperti itu bisa dibeli di warmindo atau warung di sekitar kosan yang
lebih dekat dan harga jauh lebih terjangkau. Tidak hanya itu saja, mahasiswa juga sering
mengunjungi kafe, kafe merupakan salah satu gaya hidup. Mereka mengunjungi dan
berkumpul bersama teman untuk melakukan berbagai aktivitas seperti mengobrol,
mengerjakan tugas, dan berfoto di kafe (Marbawani & Hendrastomo). Nongkrong menjadi
sebuah kegiatan yang dilakukan untuk saling bertukar pikiran dan perasaan, berbicara,
mengeksplorasi dan menciptakan identitas diri sendiri untuk memperoleh sebuah kesenangan
(Irwin, 2013).
Setiap gaya hidup mahasiswa memiliki berbagai faktor internal dan eksternal masing-
masing, tidak hanya pada pakaian tetapi ada juga pada sepatu yang mahal dan bermerk.
Sehingga sepatu tersebut menjadi salah satu identitas seorang mahasiswa, para mahasiswa ini
juga jadi banyak mengikuti trend dan gaya hidup yang hedonisme. Oleh karena itu, mahasiswa
selalu memaksa bahwa harus menjadi sempurna, yang di mana mereka tidak pernah
memikirkan dampak kedepannya. Mahasiswa yang ingin mengenakan pakaian terkini, dan
toko fast fashion yang menyediakan baju-baju kekinian yang sesuai dengan selera konsumen
sangatlah mempengaruhi remaja untuk menggunakan barang tersebut. Sehingga para
mahasiswa selalu ingin tampil trend, mereka juga pasti suka dengan hal-hal yang up to date.
Mahasiswa sering di golongkan sebagai pembeli terbesar, yang cenderung terbuka terhadap
produk terbaru seperti produk yang bermerek dan yang sangat banyak peminatnya (Schiffman
dan Kanuk) (Krissetia,2006)
Selain pada pakaian dan sepatu faktor lain yang mempengaruhi mahasiswa mengenai
gaya hidup hedonisme adalah merek tas, semakin tas itu bermerek maka tinggi juga rasa
hedonisme pada mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa akan merasa minder kepada teman yang
memiliki merek tas yang sangat mewah, maka dari itu mahasiswa tidak pernah merasa percaya
diri terhadap dirinya karena merek tas yang mereka punya tidak lebih mewah dari teman
sekitarnya. Tak banyak dari mahasiswa demi memenuhi rasa hedonisme tersebut mereka
membeli merek tas ‘KW’. Tindakan itu membentuk hasrat mahasiswa untuk menjadi sama
seperti apa yang mereka lihat sehingga memicu tindakan meniru (Wawaney akses 12 Februari
2017). Berdasarkan latar belakang tersebut maka tulisan ini akan mengkaji tentang faktor
penyebab dan upaya menanggulangi hedonisme yang terjadi pada mahasiswa.
Menurut KBBI hedonisme adalah pandangan yang menganggap bahwa setiap
kesenangan dan kenikmatan dalam bentuk materi merupakan tujuan utama dalam hidup
seseorang. Gaya hidup hedonis adalah suatu dorongan individu untuk berperilaku dengan
memegang prinsip kesenangan (Benthem dalam Faqih, 2003).
Hedonisme dapat terjadi karena adanya pengaruh dari budaya asing yang masuk,
sehingga banyak kalangan mahasiswa terobsesi untuk tampil mewah. Perilaku ini
menyebabkan banyak mahasiswa yang keluar dari batas kemampuan yang mereka miliki,
sehingga mahasiswa melakukan hal yang tidak semestinya di lakukan seperti, berhutang,
taruhan, dan bermain game yang dapat menghasilkan uang yang tidak semestinya.
Hedonisme ini juga sering terjadi di kalangan anak Psikologi kelas C Universitas
Ahmad Dahlan(UAD), contohnya seperti cara berpakaian, cara bergaul, dan pengaruh-
pengaruh dari lingkungan sekitar. Sehingga dari pengaruh tersebut menyebabkan gaya hidup
anak kelas C ini banyak memaksakan untuk bisa mengikuti gaya hidup yang mewah.
Padahal, saat kita menggunakan pakaian yang harganya terjangkau bisa terlihat mahal jika aura
kita positif. Ketika kita ingin menggunakan pakaian yang mahal gunakan lah uang yang ingin
dibeli sesuai kapasitas, contohnya ingin membeli pakaian yang harganya RP.200.000,00 maka
kamu harus memiliki uang lebih dari RP.200.000,00 agar ketika kamu punya pengeluaran
secara tiba-tiba masih ada uang yang tersisa.
Gaya hidup hedonisme sering dikatakan sebagai perilaku yang kurang baik, karena
dapat merugikan kehidupan diri sendiri. Sebenarnya gaya hidup mewah dan megah sah-sah
saja, asalkan mampu. Hal yang menjadi permasalahan, yaitu ketika tidak memiliki kemampuan
tapi selalu berperilaku hedonis. Para mahasiswa kelas c Universitas Ahmad Dahlan ini, mereka
lupa akan kewajibannya yang hanya seorang mahasiswa. Padahal jika kita bisa menggunakan
uang seperlu dan sebutuhnya pasti akan mendapatkan manfaat yang lebih baik lagi untuk hal
yang lebih di butuhkankan
Banyak cara untuk mengurangi sikap hedonisme, salah satunya dengan mengubah pola
pikir dan mempertimbangkan keuntungan di masa sekarang dan yang akan datang. agar dapat
memandang sesuatu berdasarkan produktivitasnya, dan berpikir jika hidup bukan hanya
sekedar senang-senang saja. Kehidupan ini akan selalu berputar, terkadang kesedihan akan
memperoleh perasaan senang dan bahagia pada waktu tertentu. Membuat rencana dan
memikirkan masa depan untuk bisa mengontrol gaya hidup, jangan terlalu sering melakukan
self-reward karna bisa membuat kita terjerumus lebih ke dalam gaya hidup hedonisme. Harus
paham kapan saatnya melakukan self-reward dan saatnya membatasi diri.
Dan yang paling penting adalah carilah lingkungan pertemanan yang selektif, hindari
lingkungan yang mendorong untuk mengedepankan gaya hidup yang mewah atau hedonisme.
Universitas Ahmad Dahlan dapat mengambil berbagai tindakan untuk menghentikan
hedonisme mahasiswa kelas C, seperti:
1. Pendidikan dan Pembinaan: Universitas dapat mengajarkan tentang efek negatif
hedonisme dan pentingnya keseimbangan hidup.
2. Dukungan dari Institusi Pendidikan: Institusi pendidikan sangat penting untuk
membantu siswa mengatasi keinginan mereka untuk hedonisme dan membangun sikap
yang lebih seimbang.
3. Keterlibatan Keluarga dan Lingkungan Sosial: Peran keluarga dan lingkungan sosial
juga sangat penting dalam memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat kepada
mahasiswa dalam menghadapi tekanan hedonisme.
4. Pengaturan Keuangan: Mengatur keuangan, mengurangi pengeluaran konsumtif, dan
mengurangi penggunaan kartu kredit dapat membantu mahasiswa mengendalikan
keinginan hedonisme mereka.
Universitas dapat membantu siswa mengatasi hedonisme dan mengembangkan pola
hidup yang lebih seimbang dengan menerapkan tindakan ini. Studi dan artikel telah
menunjukkan bahwa gaya hidup hedonisme telah memengaruhi sebagian mahasiswa, termasuk
siswa Kelas C Universitas Ahmad Dahlan. Gaya hidup ini dapat berdampak buruk pada
perilaku impulsif, kecanduan, dan pengeluaran berlebihan. Pendidikan dan pembinaan tentang
dampak negatif hedonisme, dukungan dari institusi pendidikan, keterlibatan keluarga dan
lingkungan sosial, dan pengaturan keuangan adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk
membantu siswa mengatasi hedonisme dan membangun pola hidup yang lebih seimbang.
Kesimpulan dari sikap hedonisme di atas adalah Secara umum gaya hidup hedonistik
merupakan kecenderungan individu untuk berperilaku berdasarkan prinsip kesenangan
(Boediman, dkk., 2023). Persoalan yang ada di kalangan anak muda saat ini adalah keinginan
mereka untuk memiliki pakaian yang mahal, padahal dana yang dimiliki hanya cukup untuk
kepuasan diri sendiri. Akibatnya, banyak anak muda yang mengalami kesulitan keuangan
akibat gaya hidup berlebihan dan mewah yang didorong oleh hedonisme. Namun, tidak banyak
siswa yang termotivasi untuk memasak sendiri, sehingga membuat mereka bergantung pada
restoran cepat saji dan mencari promosi. Sayangnya, makanan cepat saji tidak bermanfaat bagi
kesehatan fisik mereka. Selain itu, mahasiswa juga sering mengunjungi kafe karena sudah
menjadi bagian dari gaya hidup mereka.
Gaya hidup setiap mahasiswa mencakup berbagai faktor internal dan eksternal, tidak
hanya sebatas pakaian tetapi juga sepatu mahal dan bermerek. Sepatu ini telah menjadi identitas
bagi para mahasiswa yang cenderung mengikuti tren dan menganut gaya hidup hedonis.
Akibatnya, mahasiswa selalu berusaha mencapai kesempurnaan tanpa mempertimbangkan
akibat jangka panjangnya. Mahasiswa yang ingin mengenakan tren fashion terkini sangat
dipengaruhi oleh toko fashion instan yang memenuhi preferensi mereka. Oleh karena itu,
mahasiswa selalu bertujuan untuk menjadi tren dan tertarik pada barang-barang terkini.
Mahasiswa seringkali dikategorikan sebagai kelompok konsumen terbesar, terutama yang
terbuka terhadap produk baru, barang bermerek, dan barang dengan permintaan tinggi
(Schiffman dan Kanuk) (Krissetia, 2006).
Selain pakaian dan sepatu, faktor lain yang mempengaruhi gaya hidup hedonis
mahasiswa adalah merek tasnya. Semakin bergengsi suatu merek, maka semakin kuat pula rasa
hedonisme di kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa yang merasa minder dengan teman-
temannya yang memiliki tas branded yang mewah, sehingga berdampak pada rasa percaya diri
mereka. Dampak tersebut dapat menjadikan mahasiswa merasa kurang dengan yang mereka
miliki dan tidak bersyukur dengan apa yang sudah mereka punya, seharusnya mereka
menyadari jika apa yang mereka lakukan itu adalah sebuah kesalahan yang perlu diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA
Bonita, D. R. (2022, Juni). Lifestyle Akibat dari Permasalahan Sistematis. Retrieved from Kumparan:
https://m.kumparan.com/amp/della-rahma-bonita/lifestyle-akibat-dari-permasalahan-
sistematis-1yFtCAlGzHW

Kirana, F. A. (2020, Oktober). Penelitian MEmbuktikan, Kebanyakan Utang Bisa Tingkatkan Risiko
Kematian. Retrieved from Fimela:
https://www.fimela.com/lifestyle/read/4375364/penelitian-membuktikan-kebanyakan-
utang-bisa-tingkatkan-risiko-kematian

Putri, T. I. (2022). Penggunaan Instastory dan Aktifitas Nongkrong. Retrieved from UMS:
https://eprints.ums.ac.id/108488/3/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Qothrunnada, K. (2022, Juni). Apa Itu Gaya Hidup Hedonisme? Ini Dampak, Contoh, dan Cara
Mengatasinya. Retrieved from Detikfinance: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-6108754/apa-itu-gaya-hidup-hedonisme-ini-dampak-contoh-dan-cara-
mengatasinya/amp

Riadi, M. (2018, Maret). Pengertian, Jenis, Indikator dan Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup.
Retrieved from Kajian Pustaka: https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-jenis-
indikator-dan-faktor-yang-mempengaruhi-gaya-hidup.html?m=1

Suzanne Falck, A. K. (2023, Juni). Apa Dampak dari Gaya Hidup Sedentary? Retrieved from Medical
News Today: https://g.co/kgs/4X5Lhm
penyebab dan upaya
hedonisme
by AMD 4

Submission date: 23-Jan-2024 09:42PM (UTC+0700)


Submission ID: 2276685491
File name: Bahasa_indonesia_1.docx (28.26K)
Word count: 1579
Character count: 10551
4

10

3
1

13
12
9

11

14

5
7
penyebab dan upaya hedonisme
ORIGINALITY REPORT

15 %
SIMILARITY INDEX
15%
INTERNET SOURCES
1%
PUBLICATIONS
4%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
www.kompasiana.com
Internet Source 3%
2
www.gramedia.com
Internet Source 3%
3
eprints.ums.ac.id
Internet Source 2%
4
repository.uinjkt.ac.id
Internet Source 1%
5
repository.uin-suska.ac.id
Internet Source 1%
6
ridhaeliza.wordpress.com
Internet Source 1%
7
www.pengencangbuahdada.com
Internet Source 1%
8
www.scribd.com
Internet Source 1%
9
ar.scribd.com
Internet Source 1%
10
buzzfeed.co.id
Internet Source 1%
11
gayakamihidup.blogspot.com
Internet Source 1%
12
issuu.com
Internet Source 1%
13
rryuditia.blogspot.com
Internet Source 1%
14
www.nicekick.info
Internet Source 1%

Exclude quotes On Exclude matches Off


Exclude bibliography On

Anda mungkin juga menyukai