Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA

MAHASISWA UIN MALANG


MUHAMMAD MINA
17410025
amikmina@gmail.com
Kelas E
Pendahuluan
Sikap membeli barang yang didasari pada kesenangan semata tanpa
melihat kegunaan dan manfaat dari barang tersebut dapat menyebabkan
seseorang akan menjadi budaya konsumer atau yang lebih dikenal sebagai
perilaku konsumtif. Kegiatan memilah barang yang dilakukan untuk membeli
barang di toko atau retai dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan
mereka. Sumartono (2002) menyatakan bahwa di era industrial 4.0 saat ini
semakin banyaknya bisnis yang berbagai macam seperti hak kelola (waralaba),
pusat pembelian (shopping center), dan online shop yang sekarang ini
merupakan komoditas khalayak terutama bagi mahasiswa. Di era industri 4.0
ini dianggap eksklusif dan efektif yang menjadi simbol peradaban manusia
yang menimbulkan suatu kondisi konsumeristik yang memunculkan trend atau
gaya hidup baru dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan.

Pada era industrial 4.0 sekarang ini hampir secara keseluruhan orang
mudah untuk memenuhi kebutuhan dan keperluannya dengan cukup
membuka aplikasi pada gadget ataupun laptop. Tidak terkecuali para
mahasiswa yang begitu banyak kebutuhan dan keperluannya dalam
perkuliahan. Sering kali mahasiswa rela mengeluarkan uang demi yang ia
inginkan, hal itu tidak lain karena pola konsumsi seseorang yang selalu merasa
kurang. Disamping itu, mahasiswa sering dijadikan sasaran tagrget pemasaran
bebagai produk karena sifaat mereka yang masih tidak terarah, dan mudah
terpengaruh dan dapat mengakibatkan terbujuk oleh rayuan iklan, suka
terbujuk promo besar-besaran, dan suka terbujuk teman, sehingga tidak dapat

1
dipungkiri lagi mahasiswa tidak realistis dan cenderung boros dalam mengatur
keuangannya. Asalkan terlihat keren dalam kesehariannya sampai cara instan
dilakukan demi mendapatkan barang yang diinginkan sehingga menimbulkan
cara berlebihan contohnya mengambil barang yang bukan haknya dan lain-
lain, berubahnya sifat psikologis, sosiologis bahkan etika individu merupakan
akibat dari perilaku konsumtif (Aryanto, 2007).

Dari pemaparan diatas menunjukkan perilaku konsumtif yang lewat


dari semestinya dapat berakibat negatif untuk mahasiswa. Pada penelitian
yang sebelumnya oleh Resstiani (2010), belanja merupakan pengungkapan
yang menunjukkan bahwa mahasisiwi merupakan generasi yang konsumtif.
Tidak hanya itu bagi mahasiswi yang berasal dari daerah lain dengan status
orangtua keluarga menengah keatas, mereka kebanyakan berperilaku
konsumtif ketika mencari ilmu diluar daerahnya dan mereka terpengaruh oleh
kehidupan yang mereka tempati yang penuh dengan berbagai sarana dan
prasarana yang akhirnya terpengaruh oleh pergaulan di tempat tersebut.
Fenomena seperti yang dipaparkan diatas dengan keadaan lingkungan mereka
menunjukkan terdapat keberagaman sosial dan politik dan budaya dalam
berinteraksi dalam lingkungannya. Keadan ini karena mahasiswa/i ialah
individu yang sangat mudah terbujuk dengan stimulus dan mereka juga pada
tahap-tahap pencarian jati diri dan ingin melakukan hal yang baru yang belum
pernah dilakukan.

Tanpa disadari, di era industrial 4.0 sangat mudah mendapatkan


sebuah barang yang diinginkan melalui berbagai sarana teknologi yang dapat
mempengaruhi individu untuk berperilaku konsumtif. Mengutip dari IdnTimes
(31/01/18) dalam urutan ke-6 penggunaan gadget yang terbanyak ternyata
merupakan negara Indonesia. Dengan perkiraan jumlah penduduk dengan 261
juta jiwa menunjukkan bahwasannya telah menggunakan gadget dengan
jumlah sebanyak kurang lebih 236 juta pengguna. Telah dipaparkan diatas

2
dengan jumlah sekian dapat berubah sewaktu-waktu dengan terus bertambah
pengguna gadget, dikarenakan tidak adanya pembatasan usia dalam
penggunaan gadget. Oleh karena itu, untuk mendapatkan barang yang
diinginkan meskipun barang yang diinginkan berada diluar daerah mahasiwa
tidak perlu datang ke toko tersebut cukup memesan barang yang diinginan
melalui aplikasi atau menghubungi contak person yang tersedia pada iklan
yang ditampilkan. Selain itu mereka dapat memesan barang lebih dari satu
barang. Dengan menampilakan melalui barang-barang yang digunakan dan
dipamerkan menunjukkan simbol-simbol bahwa mahasiswa mudah
berperilaku konsumtif.

Hal ini dikarenakan banyak nya pilihan serta bermacam-macam model


dari barang yang ditawarkan. Konsumtif seringkali dimaknai dengan perilaku
individu yang berperilaku secara besar-besaran dalam aktivitas membeli secara
tidak rasional yang hanya mementingkan keinginan tanpa melihat kebutuhan.
Faktor emosi yang ditunjukkan dengan kecemasan dan rasa tidak enak akibat
dari keinginan konseumen untuk membeli barang yang bukan lagi didasarkan
pada kebutuhan melainkan hanya untuk kesenangan semata merupakan
akibat dari perilaku konsumtif (Utami dan Sumaryono, 2008).

Dalam teori yang dikemukakan Heni (2013) bahwa individu yang


mempunyai mekanisme yang dapat membantu mengatur dalam perilaku, ialah
khususnya mahasiswa/i. Dalam menanggapi budaya konsumtif mereka harus
dengan hati-hati dikarenakan pada saat ini semakin berkembang sangat cepat.
Pada hal ini berarti mereka harus mempunyai kekebalan hawa nafsu untuk
mengurangi perilaku konsumtif tersebut dapat terkontrol. Sehingga konsumtif
yang terjadi pada mahasiswa dapat dikurangi. Setiap individu memiliki
pandangan tentang keseluruhan pada dirinya yang terdapat pada
kepercayaan, evaluasi, dan juga kencenderungan dalam berperilaku hal ini
merupakan konsep diri Burns (1993). Konsep ini terdapat dua bagian yang

3
diantara nya konsep diri positif dan juga negatif. Dalam diri individu terdapat
konsep diri yang cenderung positif, mereka memiliki sifat keterbukaan kepada
sipapun, tidak hambatan kepada orang lain bahkan dalam kondisi asing
tertentu, individu ini dapat menyesuaikan situasi di sekelilingnya. Namun
berbeda dengan konsep diri yang negatif cenderung hanya memperhatikan
dirinya sepanjang waktu, dan merasa selalu kurang, takut akan kehilangan
yang dimiliki, iri kepada mereka yang mempunyai kelebihan. Grub dan
Grathwohl (1967) menyatakan bahwa dalam melindungi dan meningkatkan
diri merupakan suatu nilai bagi individu tersebut untuk menunjukkan konsep
diri yang dimilik oleh setiap individu. Dengan begitu individu yang memiliki
kematangan konsep diri mereka dapat mengontrol peerilaku konsumtif yang
berlebihan.

Tetapi perilaku konsumtif yang terdapat mahasiswa/i dilakukan untuk


menunjukkan bahwa konsep diri mereka mudah tergoyah karena melalui
membeli barang yang dibeli atau yang mereka gunakan. Karena konsep diri
dengan perilaku konsumtif yang ada pada mahasiswa/i menunjukkan dengan
barang yang mereka gunakan bermerk dapat menimbulkan rasa percaya diri
dalam diri sehingga dapat dikenal oleh teman-temanya. Dengan begitu
mahasiswa yang melalui konsep diri dapat mengetahui tentang keadaan
dirinya sendiri, mahasiswa/i yang memiliki konsep diri yang baik dapat memiliki
penerimaan pada diri dengan apa adanya, dan tidak mudah terpengaruh.
Sedangkan konsep diri yang negatif merasa dirinya selalu kurang, dan tidak
pernah puas pada yang dimiliki. Berdasarkan penilitian Pratiknyo (2008),
bahwa mahasisiwi yang mempunyai keinginan untuk tampil menarik dan
cantik meraka mengkonsumsi barang-barang atau jasa perawatan kecantikan.
Sehingga banyak industri dan jasa kecantikan yang mulai memproduksi barang
atau jasa yang menarik, karena melihat adanya peluang besar dalam penjualan
barang atau jasa kecantikan yang sasarannya terutama bagi kalangan
mahasiswi yang ingin tampil berbeda dari yang lain, mereka sangat aktif dalam

4
mencari informasi tentang barang yang sedang dicari dari temannya atau
sponsor-sponsor yang ada di gadget atau internet agar dapat menunjukkan
diri secara tampil beda.

Berdasarakan pemaparan latar belakang yang diatas dan penelitian


yang terdahulu, maka disini peneliti ingin mencari tahu apakah ada hubungan
antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada kalangan mahasiswa UIN
Malang. Peneliti memilih mahasiswa UIN Malang karena budaya yang ada di
UIN Malang berbeda dari universitas lain termasuk universitas islam yang ada
di Indonesia. Pada mahasiswa baru UIN Malang diwajibkan untuk menetap di
asrama selama 1 tahun, hal ini yang menjadi perbedaan pada mahasiswa baru
yang pernah tinggal di asrama dan tidak pernah tinggal di asrama sehingga
menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang pernah tinggal di asrama
ketika berada pada daerah perkotaan dan bagi mahasiswa yang belum pernah
tinggal di asrama.

Hipotesis.
Menurut Cresweel (dalam Wijayanti, 2017) Hipotesis merupakan pemikiran
awal yang dilakukan oleh peneliti untuk melihat hasil uji-uji yang telah
dilakukan pada variabel yang sudah diteliti. Adapun pada penelitian ini
menggunakan hipotesis satu arah dengan pernyataan bahwa terdapat
hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Berikut ini hipotesis penelitian
ini:
Ha: Adanya hubungan anatara variabel konsep diri dengan variabel
perilaku konsumtif pada mahasiswa UIN Malang.
Ho: Tidak adanya hubungan antara variabel konsep diri dengan variabel
perilaku konsumtif pada mahasiswa UIN Malang.

5
Metode Penelitan
Identifikasi variabel,
Pada penelitian ini objek yang sebagai variabel yang mempengaruhi
merupakan variabel bebas atau disebut variabel dependent (X), sedangkan
untuk variabel yang independent atau variabel terikat (Y). Adapun penjelasan
dari variabel dependent dan independent sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X): Variabel Konsep Diri
2. Variabel Terikat (Y): Varibel Perilaku konsumtif
Definisi operasional.
Definisi opersional merupakan definisi memaknai variabel yang
berdasarkan karakter sebuah variabel yang mudah diamati. Pada perubahan
konsep definisi konseptual menekankan pada yang lebih kriterianya hipotetik
menjadi definisi operasional yang sering disebut variabel operasionalisasi
penelitian (Azwar, 2007).
A. Konsep Diri ialah pandangan diri yang ada pada diri individu yang
menggambarkan citra diri, menggambarkan keseluruhan pada diri dan
sifat dalam diri yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang
didapat dari persepsi, perbandingan sosial dan reflaksi. Sehingga
menimbulkan perilaku yang digunakan untuk melindungi diri.
Dalam variabel konsep diri terdapat beberapa aspek yang
mempengaruhi konsep diri menurut Fitts (dalam Wijayanti, 2017) terdiri dari
sebagai berikut:
1. Diri Identitas
Pada aspek ini mendasari pada variabel konsep diri yang sering
kali muncul dengan adanya pertanyaan “siapa aku” dengan label atau
simbol yang melekat pada individu tersebut yang akan dipakai untuk
menunjukkan identitasnya.
2. Diri Perilaku

6
Di aspek diri perilaku ini merupakan individu mempersepsikan
tentang perilakunya apabila nanti muncul tentang “apa yang diperbuat
oleh diri” pada aspek perilaku kaitannya dengan diri identitas individu,
yang dapat menggabungkan anatara apa yang ada di diri yang
dilakukan dan diri identitasnya akan bisa mengenali dan diterima
identitas dan perilakunya.
3. Diri Penerimaan
Aspek ini bertugas untuk pengamat, dan menetukan standart
evaluator dalam diri. Diri penerimaan merupakan penengah antara
identitas diri dan diri prilaku. Pada aspek inilah yang akan memunculkn
perilaku yang akan ditonjolkan atau tidak oleh seorang diri.
4. Diri Fisik
Menyangkut tentang pendpat seseorang pada dirinya secara
fisik. Jadi pada bagian ini individu melihat dirinya tentang yng menckup
seperti penampilan dirinya, dan juga kondisi keadaanya seperti, kurus,
gmuk.
5. Diri Moral
Persepsi seseorang tentang dirinya yang dipandang dari
standart nilai moral dan perilaku, pada aspek ini menyangkut tentang
perspsi orang dengan hubungan pada Tuhan, kepuasan pada
kehidupan agama, dan persepsi seseorang tentang baik dan buruk.
6. Diri Pribadi
Diri pribadi ialah, persepsi atau perasaan individu pada konsidisi
pribadinya. Jadi aspek ini menyangkut dengan kondisi fisik yang ada
pada diri individu yang memiliki hubungan dengan orang lain, dan
dirinya mendapat kepuasan pada dirinya atau merasakan tentang
dirinya pribdi yang tepat.
7. Diri Keluarga

7
Pada keluarga memperlihatkan prasaan dan harga diri individu
didalam anggota keluarganya. Bagian ini menunjukkan sebera kuat
individu untuk adekuat dalam diri individu sebagai anggota keluarga
atau diri berperan yang menjalankan fungsi sebagai anggota dari
keluarga.
8. Diri Sosial
Aspek ini yaitu pandangan individu dan penilaian tentang
interaksi dengan orang lain terhadap lingkungannya.
Pada diri seseorang individu terdapat pembentukan pada
bagian dirinya dengan dipengaruhi dan juga penilaian interaksi dengan
orang disekitarnya.
B. Perilaku Konsumtif merupkan perilaku yang tindakannya
mengkonsumsi atau membeli yang dilakukan dengan secara berlebihan
dan tiada henti apabila diamati barang yang dibeli tidak terlalu
dibutuhkan, yang dikarenakan adanya diskon, atau rayuan dari teman
untuk mendapat suatu kepuasan menarik diri.
Adapun beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi variabel perilaku
konsumtif menurut Lina dan Rosyid ( dalam Dita, 2018) :
1. Pembelian Impulsif
Pembelian yang dilakukan oleh individu dengan secara tidak
langsung tanpa pertimbangan sebelumnya dengan jelas.
2. Pembelian Berlebihan
Kegiatan yang membelibarang yang dilakukan tanpa didasari
untuk apa sebenarnya barang tersebut dan kegiatan ini condong
kepada hanya membuang-buang uang.
3. Pembelian Tidak Rasional
Pembelian yang dilakukan oleh konsumen tanpa adanya
kejelasan yang sifatnya tidak rasional, tanpa melihat kegunaan dan

8
kebutuhan yang diperlukn dan hanya mengikuti trend yang sedang
rame.
Populasi, sampel, teknik sampling
Populasi adalah kumpulan dari seluruh unsur atau elemen atau unit
pengamtan (observation unit) yang akan diteliti (Abuzar, dkk, 2016). Jadi pada
penelitian ini populasi yang dipilih merupakan mahasiswa/i UIN Malang mulai
dari periode angkatan 2015-2019. Sedangkan sampel ialah sebagian dari unsur
atau elemen atau unit pengamatan dari populasi yang sedang dipelajari
tersebut (Abuzar, dkk, 2016).Jadi pada sampel penelitian ini merupakan
mahasiswa aktif UIN Malang.
Pengambilan sampel pada penilitian ini menggunakan “simple random
sampling” teknik pengambilan dengan memberikan kesetaraan pada setiap
individu dengan cara pengambilan random pada populasi yang masuk ke
dalam menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2012). Waktu pengambilan
dilaksanakan tidak menentu dikarenakan dari peneliti juga memiliki
keterbatasan waktu dan tidak semua individu yang berkenan mengisi skala.
Instrumen
Pada penelitian menggunakan dua variabel yang diukur yaitu tentang
konsep diri dengan perilaku konsumtif, dan peneliti menggunakan model skala
likert. yang diadaptasi dengan 4 pilihan jawaban. Adapun alat ukur yang
digunakan dalam penelitian berikut ini:
1. Skala Konsep Diri
Pada skala ini digunakan untuk mengukur pada diri individu untuk
mengetahui seberapa tinggi atau rendahnya konsep diri. Untuk
skala konsep diri menggunakan acuan dari aspek-aspek.menurut
Willliam Howard Fitts, pada skala ini di adaptasi dari Wijayanti, Dewi
(2017) yang telah di modifikasi dan memilah dari yang tidak valid.

9
Tabel 1 Blue Print Skala Konsep Diri
No. Aspek Indikator Aitem
F UF
1. Diri Identitas Simbol-simbol.yang 12, 7 2, 15, 19
diberikan.kepada
individu itu nanti yang
akan digunakan untuk
menggambarkan
dirinya.
2. Diri Perilaku Persepi.individu 6, 23 10
mengenai perilakunya
yang nanti akan
mengenai kesadaran
“apa yang dilakukan
oleh diri”
3. Diri Sebagai perantara 4, 13,
Penilaian antara diri identitas dan 16, 24
diri perilaku serta
berperan dalam
menentukan tindakan
yang.akan ditampilkan
atau tidak.
4. Diri Fisik Persepsi seseorang 25 5, 8
terhadap dirinya sendiri
secara.fisik.
5. Diri Moral Persepi seseorang 1 20
Etika terhadap dirinya yang
dilihat dari standart
pertimbangan nilai
moral. dan etika.
6. Diri Pribadi Persepsi seseorang 11, 18 26, 27

10
individu terhadap
keadaan pribadinya
yang.menyangkut pada
sejauhmana seseorang
individu merasa puas
pada dirinya.
7. Diri Keluarga Perassaan dan harga 3 9, 22,
diri seseorang individu 28,
dalam kedudukannya
dalam.keluarga.
8. Diri Sosial Penilaian individu 21 14, 17,
terhadap interaksi 29
dirinya dengan.orang
lain maupun lingkungan
sekitar.

Pada hasil Reliabilitas dan validitas yang telah uji di aplikasi SPSS untuk
skala konsep diri menunjukkan dengan hasil yang reliabel dan valid dengan
nilai 0,887 yang berdasarkan dari Cronbach’s Alpha dengan aitem yang valid
berjumlah 25 aitem dari aitem yang berjumlah 29, dengan hasil valid yang
jumlah nilai rix = 0,303 sampai 0,615.
2. Perilaku Konsumtif
Pada skala perilaku konsumtif digunakan untuk mengukur
sejauhmana tingkatan perilaku konsumtif yang ada di UIN Malang.
Skala ini telah di adaptasi dari Rahayu, Dita (2017).

Tabel 2 Blue Print Skala Perilaku Konsumtif


No. Aspek Indikator Aitem
F UF
1. Pembelian Keinginan 1, 7 13

11
Impulsif sesaat
Tanpa 4 8, 18
pertimbangan
2. Pembelian Boros 2, 9 14, 19
Berlebihan
3. Pembelian Mengikuti 3, 15, 20 10, 21
Tidak mode
Mencari 5, 11 16
Rasional
kesenangan
Mencari 6, 12 17
kepuasan

Pada hasil Reliabilitas dan validitas yang telah uji di aplikasi SPSS untuk
skala perilaku konsumtif menunjukkan dengan hasil yang reliabel dan valid
dengan nilai 0,784 yang berdasarkan dari Cronbach’s Alpha dengan aitem yang
valid berjumlah 12 aitem dari aitem yang berjumlah 21, dengan hasil valid yang
jumlah nilai rix = 0,318 sampai 0,502.
Analisis data
Pada penelitian ini menggunakan studi kuantitatif yang sederhana,
dengan melakukan Uji pearson product moment untuk mengetahui hubungan
dari konsep diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa UIN Malang. Jenis
data yang digunakan merupakan data ordinal. Dengan nilai signifikansi sebesar
5% pada analisis, jika nilai probalitas kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan
adanya hubungan secara signifikan.
Uji pearson product moment, yaitu untuk mengathui seberapa besar
hubungan dari dua variabel yang dengan data rasio atau interval, apabila hasil
dari koefisien korelasi dengan nilai -1, 0, atau 1. Untuk yang hasil -1 dapat
dikatakan adanya korelasi negatif, sedangkan untuk nilai 0 maka tidak
terdapat korelasi dan untuk yang hasil 1 maka adanya korelasi yang positif
(Anwar, 2012)
Hasil Penelitian

12
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis
Correlations
Skor_Total_ Skor_Total_K
Konsep_Diri onsumtif
Skor_Total_Konsep_ Pearson 1 -,262**
Diri Correlation
Sig. (2-tailed) ,008
N 100 100
Skor_Total_Konsumti Pearson -,262** 1
f Correlation
Sig. (2-tailed) ,008
N 100 100

Pada tabel 3 diatas menunjukkan hasil dengan sebesar( -0,262 > 0,05),
yang artinya bahwa adanya signifikansi negatif yang menunjukkan adanya
hubungan negatif antara varibel konsep diri dengan vriabel perlaku konsumtif.
Dari tabel diatas maka dikatakan adanya hubungan negatif antar variabel, jadi
ketika semakin tinggi perilaku konsumtif maka semakin rendah konsep diri
mahasiswa UIN Malang, dapat diartikan hipotesis nol ditolak sedangkan pada
hipotesis lternatif diterima, dengan sebagai berikut: adanya hubungan antara
konsep diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa UIN Malang dengan
hasil yang sebesar -0,262, yang artinya adanya hubungan negatif antar
variabel. Jadi semakin tinggi konsep diri mahasiswa UIN Malang maka semakin
rendah perilaku konsumtifnya begitu sebaliknya.
Tabel 4 Kategori Konsep Diri
Kategorisasi Konsep Diri
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Konsep Diri Tinggi 70 70,0 70,0 70,0
Konsep Diri 30 30,0 30,0 100,0
Sedang
Total 100 100,0 100,0

13
Dari hasil tabel 4 hitung pada aplikasi SPSS, untuk variabel konsep diri
menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Malang memiliki konsep diri dengan hasil
70%, maka dapat dikatan mahasiswa UIN Malang mempunyai konsep diri yang
tinggi. Dari jumlah responden yang berjumlah 100 responden.
Tabel 5 Kategori Perilaku Konsumtif
Kategorisasi Perilaku Konsumtif
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Perilaku Konsumtif 56 56,0 56,0 56,0
Sedang
Perilaku Konsumtif 44 44,0 44,0 100,0
Rendah
Total 100 100,0 100,0

14
Dari hasil tabel 5 hitung pada aplikasi SPSS, untuk variabel konsep diri
menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Malang memiliki perilaku konsumtif
sebesar 56%, maka dapat dikatan mahasiswa UIN Malang mempunyai perilaku
konsumtif yang sedang. Dari jumlah responden yang berjumlah 100
responden.

Pembahasan
Pada penelitian yang dilakukan di Universitas Islam Negeri Malang
telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
konsep diri mahasiswa UIN Malang dan seberapa besar perilaku konsumtif
pada mahasiswa UIN Malang. Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Astuti (2017), yang meneliti hubungan antar konsep diri dan perilaku
konsumtif pada remaja di Kota Depansar, menunujukkan hasil yang terdapat
hubungan negatif dengan hasil uji koefisien atau R 2 sebesar -0,633 yang
dikatakan terdapat hubungan negatif antara dua variabel tersebut.

15
Perilaku konsumtif yang ada pada diri individu dapat dipengaruhi oleh
faktor internal atau faktor eksternal. Contoh faktor eksternal ialah adanya
barang baru atau adanya diskon yang sangat besar yang akhir nya dapat
terbujuk oleh teman atau diskon yang besar.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan di UIN Malang dari hasil uji
hipotesi menunjukkan (-0,262 > 0,05), bahawa mahasisawa UIN Malang
memiliki konsep diri yang tinggi sehingga perilaku konsumtif yang ada di UIN
Malang sangat rendah. Jadi pada hipotesis awal hipotesis alternatif (Ha)
dapat diterima, adanya tanda (-) di hasil Correlations artinya adanya hubungan
negatif anatara konsep diri dengan perilaku konsumtif sehingga hipotesis nol
tidak dapat diterima, karena hasil pada penelitian ini menunjukkan signifikansi.
untuk penelitian selanjutnya yang dilakukan di UIN Malang diharapakan
pada peneliti untuk lebih memahami lagi tentang variabel yang akan diteliti,
dan memperhatikan sampel nya. Dan melakukan uji analisis lainnya. Pada
penelitian ini sewaktu-waktu bisa berubah tidak sesuai dengan penelitian
terdahulu dikarenakan kondisi di lapangan banyak faktor yang mempengaruhi
dengan kemajuan di era globalisasi 4.0, bagi mahasiswa UIN Malang tetap
menjaga konsep diri agar tidak terjerumus ke perilaku konsumtif yang dapat
merugikan diri sendiri.
adapun keterbatasan dalam penelitian ini banyak responden yang
menjawab dengan asal-asalan tidak memperhatikan pernyataan yang tertera
pada skala. Sehingga mempengaruhi penelitian, dan juga keterbatasan waktu
dalam pengumpulan data yang hanya denga 100 responden.

Penutup
Simpulan maupun saran berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
A. Bahwa dari hasil Uji hipotesis yang menunjukkan (-0,262 > 0,05)
dapat dikatakan adanya hubungan negatif antara konsep diri
dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa UIN Malang.

16
B. Dari hasil uji Descriptive Universitis Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang menunnjukkan mahasiswanya memiliki konsep diri
yang tinggi sehingga perilaku konsumtif nya sedang.
Saran:
A. Untuk mahasiswa disrankan tetap memiliki konsep diri yang tinggi
untuk mengatasi perilaku konsumtif di era globalisasi saat ini.
B. Peneliti berikutnya, untuk memperbanyak memahami fenomena
dan memahami varibel yang akan diteliti sekaligus memahami
materi dari variabel yang diteliti.

Daftar Pustaka.
Aryanto. (2007). Hubungan Antara Konsep Diri dan Konformitas Kelompok
dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Asra, A. d. (2016). Metode Penelitian Survei. Bogor: IN MEDIA.

Astuti Wijayanti, d. D. (2017). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku


Konsumtif Remaja di Kota Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 41-49.

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bodro, A. A. (2016). Metode Penelitian Survei. Bogor: IN MEDIA.

17
Burns. (1993). Konsep Diri Teori Perkembangan Dan Perilaku. Jakarta: Arcan.

Grathwohl, G. d. (1967). Consumer Self-Concept, Symbolism and Market


Behavior: A Theoritical Approch. Jurnal Of Marketing, 22-27.

Heni, S. A. (2010). Hubungan SMA IT Antara Kontrol Diri dan Syukur dengan
Perilaku Konsumtif Pada Remaja Abu Bakar Yogyakarta . Jurnal
Psikologi.

Hidayat, A. (2012, Juli). statistikian.com. Diambil kembali dari


https://www.statistikian.com/2012/07/pearson-dan-asumsi-klasik.html

Resstiani, S. A. (2010). Gejala Shopaholic di Kalangan Mahasiswa Skripsi.


Bandung: Fakultas Desain Program Strata Satu Psikologi Universitas
Komputer Indonesia.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumartono. (2002). Terperangkap Dalam Iklan Inbas Pesan Iklan Televisi.


Bandung : Alfabeta.

Utamai, F. A. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis
Kelamin Pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi, 46-57.

18

Anda mungkin juga menyukai