Anda di halaman 1dari 2

Gaya Hidup Konsumtif dan Hedonisme Mahasiswa Dilihat dari Unggahan Media Sosial

PENDAHULUAN

Memasuki era globalisasi yang serba mudah dan cepat ini tentunya memiliki pengaruh
terhadap perubahan gaya hidup manusia. Dengan adanya perkembangan teknologi dan
komunikasi, media-media sosial saat ini menemani hampir di segala aspek kehidupan. Di
samping dampak positif yang dihadirkan media sosial, media ini juga memiliki dampak
negatif, salah satunya memengaruhi perilaku konsumtif. Hal ini dapat terjadi apabila para
pengguna menggunakan media sosial untuk melihat dan mencontoh gaya hidup seseorang
yang berlebihan (Asmara, 2018). Perilaku konsumtif tampak pada sikapnya yang selalu
menghabiskan uang secara berlebihan dan membeli barang yang pada dasarnya tidak terlalu
mereka butuhkan. Perilaku ini didasari dorongan dari dalam diri sendiri untuk mencapai
kepuasan sesuatu yang diinginkan.
Mahasiswa merupakan kelompok yang sangat berpotensi terpengaruh dalam fenomena
ini. Mereka mudah terpengaruh dari teman-teman sepergaulan serta kurangnya kontrol dari
orang tua dan lingkungan sekitar yang mendukung untuk melakukan gaya hidup ini. Banyak
mahasiswa menerapkan cara hidup konsumtif sehingga kehidupan kampus semakin tidak
terkendali. Remaja yang hidup di era sekarang  berhadapan dengan penawaran barang yang
dipasarkan melalui media (Santrock 2011 dalam Empati et al., 2018). 
Dalam (Empati et al., 2018), ia menyebutkan bahwa internet memberi dampak bagi
mahasiswa pada waktu belajar yang dihasilkan akibat dari mengakses internet tersebut.
Mereka akan kehabisan waktu efektif yang bisa digunakan untuk kepentingan akademik
minimal satu jam seminggu tergantung dari lamanya waktu mereka untuk mengakses
internet. Efek dari hal tersebut adalah berkaitan dengan nilai akademis yang menurun sangat
drastis. Semakin mudahnya transaksi jual beli sekarang ini menghasilkan masyarakat yang
mudah untuk berperilaku konsumtif, khususnya di kalangan mahasiswa. Mahasiswa harus
mengontrol diri dengan budaya konsumtif yang semakin berkembang. Mereka yang memiliki
kontrol diri yang rendah biasanya mengalami kesulitan untuk menentuan tindakan mereka.
Seseorang dengan self-control tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk laku
dalam situasi yang beragam. 
Berkaitan dengan gaya hidup mahasiswa sebagai pelaku ekonomi, hal yang tepat untuk
dilakukan adalah memprioritaskan kebutuhan mereka. Namun, prioritas tidak ada di
lingkungan kuliah. Gaya hidup menghabiskan waktu untuk mencari kesenangan semata
sering disebut juga dengan hedonisme. Dengan ini mereka akan berusaha tampil fashionable
di depan umum menggunakan life style kekinian dengan barang brand terkenal. Saat ini,
media memberi peranan besar terhadap perubahan perilaku konsumtif mahasiswa ini. Orang
akan berlomba-lomba memamerkan apa yang mereka punya untuk mendapatkan perhatian
berupa like serta komentar baik atau pujian dari pengguna sosial media yang lainnya. Selain
itu, dengan adanya akun stereotype seperti “uns.cantikganteng” kemudian mendorong
perilaku hedonisme mahasiswa untuk berlomba-lomba dalam berpenampilan menarik.
Beberapa dampak yang ditimbulkan hal tersebut di antaranya; terciptanya standar gaya hidup
yang tinggi, munculnya kecemburuan sosial, dan hidup tanpa orientasi keuangan yang jelas.
Berdasarkan pendahuluan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana media
sosial memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa sebagai bagian dari
gaya hidup jika dilihat dari unggahannya di dalam media sosial. Selain itu, peneliti juga
tertarik untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi perilaku hedonisme dan konsumtif
mahasiswa, serta bagaimana fenomena ini mempengaruhi kondisi sosial budaya di
masyarakat.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana media sosial memberi pengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa di media
sosial?
2. Faktor apa saja yang melatarbelakangi perilaku hedonisme dan konsumtif
mahasiswa? 
3. Bagaimana fenomena hedonisme dan konsumtif ini mempengaruhi kondisi sosial
budaya di masyarakat?

Anda mungkin juga menyukai