Anda di halaman 1dari 22

Nama : Erika Anggiani

NIM : 190210204187
Penyusunan Artikel Ilmiah
Tahap Perencanaan
1. Topik/Tema: Bahaya Media Sosial/Sosial
2. Judul : Bahaya Media Sosial terhadap Perilaku Remaja
3. Identifikasi Masalah :
Topik ini dipilih karena media sosial memiliki dampak yang mampu
merubah perilaku remaja. Tak jarang remaja yang mengunggah foto dan
video ke media sosial umumnya hanya sekedar untuk mendapatkan
simpati dari teman pengguna media sosial lainnya. Banyaknya like posting
dari foto dan video yang mereka unggah menjadi indikator bahwa mereka
telah meraih kesenangan. Tidak hanya itu, remaja juga sangat mudah
untuk mengimitasi atau meniru konten-konten negatif yang beredar luas di
media sosial.

Dari penjelasan diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana tahap-tahap perkembangan pada remaja?
2. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja saat ini?
3. Bagaimana solusi dalam mengatasi penggunaan media sosial di
kalangan remaja?
- Metode Penelitian : Studi pustaka
- Sudut pandang orang ketiga, pemaparan isi artikel menggunakan “penulis
atau peneliti”.
- Batasan masalah :

Peneliti memfokuskan pada perubahan perilaku yang dialami


remaja sebagai pengguna media sosial. Serta dampak media sosial yang
dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian maupun emosionalnya.
Dengan melakukan studi pustaka membaca buku-buku, media online, dan
berita yang berkaitan dengan pembahasan dan menjadikannya rujukan
dalam teori penulisan penelitian ini, sehingga dapat diketahui bagaimana
solusi atau saran untuk para pengguna media sosial pada umumnya dan
kalangan remaja khususnya.

Kerangka Artikel

Fakta umum (penjelasan media sosial)

Media sosial merupakan media yang digunakan untuk bersosialisasi


(berhubungan, baik secara personal, kelompok dan lain sebagainya) antar
penggunanya. Kecenderungan remaja menggunakan media sosial akhir-akhir ini
menjadi sorotan publik. Media sosial dianggap ikut bertanggung jawab atas
terjadinya pergeseran nilai dan perilaku di kalangan remaja seperti menurunnya
tingkat selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan menurunnya
kreativitas yang bermutu.

Fakta umum (penjelasan fase remaja)

Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja
menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan.

Menurut para ahli Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu


yang sangat penting, yaitu diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual)
sehingga mampu bereproduksi (Syamsu Yusuf. 2004). Masa remaja adalah masa
peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999).

Fakta khusus (perilaku remaja sebagai pengguna media sosial)

Kalangan remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial.


Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan
dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti.
para remaja tidak segan-segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk
disampaikan kepada teman-temannya melalui akun media sosial dalam
membentuk identitas diri mereka.

Latar belakang masalah:

Yang menjadi latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu aktivitas
remaja dalam menggunakan media sosial sering kali di orientasikan untuk
kesenangan dirinya. Misalnya, dengan mengunggah foto dan mempostingnya ke
media sosial sebagai kegiatan yang dapat memenuhi keinginan mereka. Selain itu,
mereka mengunggah foto dan video ke media sosial umumnya hanya sekedar
untuk mendapatkan simpati dari teman pengguna media sosial lainnya.
Banyaknya like posting dari foto dan video yang mereka unggah menjadi
indikator bahwa mereka telah meraih kesenangan. Sebab, mereka telah
mendapatkan respon dari pengguna media sosial lainnya yang berbentuk apresiasi
terhadap mereka. Latar belakang tersebut membuat penulis tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai pengaruh media sosial di kalangan remaja.

Penelitian sejenis:

(1) Media Sosial dan Pengembangan Hubungan Interpersonal Remaja Di Sidoarjo


oleh Totok Wahyu Abadi, Fandrian Sukmawan, dan Dian Asha Utari (2013).

(2) Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas


oleh Primada Qurrota Ayun (2015).

Hasil masing-masing penelitian sejenis yang dirujuk:

1. Jurnal Media Sosial dan Pengembangan Hubungan Interpersonal Remaja Di


Sidoarjo oleh Totok Wahyu Abadi, Fandrian Sukmawan, dan Dian Asha Utari
(2013) menyatakan mengenai pemakaian laman web sosial melalui remaja tak
sedikit diberikan inspirasi guna: 1) memperoleh bermacam-macam informasi, 2)
memberi penguatan relasi antarpemakai laman, 3) menghilangkan rasa tegang, 4)
memenuhi keperluan emosional, serta 5) menambahkan rasa percaya diri. Remaja
mengembangkan relasinya umumnya didominasi melalui mencari informasi jati
diri, sejumlah ide juga pemikiran, serta alamat akun pemakai.

2. Jurnal Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk


Identitas oleh Primada Qurrota Ayun (2015) menyatakan bahwa sebanyak 95%
remaja memakai internet guna melakukan akses pada sosial remaja. Kaum remaja
lumayan terbuka pada sosial media pada memperlihatkan dirinya. Konteks
tersebut diperlihatkan melalui terbukanya para remaja lewat kemauan menjadi
eksis serta mengunggah aktivitas yang mereka jalankan dalam bentuk foto
maupun status serta melakukan pengungkapan masalah pribadinya pada sosial
media berbentuk tersirat.

Keunggulan artikel:

Artikel ini membahas pengaruh media sosial pada remaja yang terjadi saat
ini seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Membahas tahap-tahap
perkembangan pada remaja dan pengaruh yang dialami remaja dalam
menggunakan media sosial. Memberi saran dan solusi kepada pengguna media
sosial umumnya dan khususnya kepada kalangan remaja

Bagian Inti
Subbab 1
Tahap-tahap perkembangan pada remaja

a. Konsep

Umumnya para ahli memakai batas umur remaja yaitu pada 12 sampai 21
tahun. Umur remaja digolongkan pada 3, yakni 12 sampai 15 tahun yang
adalah fase awal remaja. 15 sampai 18 tahun yang adalah fase pertengahan
remaja, serta 18 hingga 21 tahun yang merupakan fase akhir remaja.

b. Fakta

Fase remaja merupakan fase dimana anak anak beralih menjadi dewasa,
merasakan pertumbuhan seluruh fungsi guna menginjak fase dewasa.
c. Opini
Masa remaja terjadi ketika terdapat perubahan pada perkembangan fisik,
emosional, serta cara berpikir tertentu dimana perubahan tersebut
menunjukkan ciri khas remaja seperti perubahan emosi yang meluap-luap,
pencarian jati diri, dan lain sebagainya.

Subbab 2
Pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja saat ini
a. Konsep

Perubahan perilaku yang terjadi akibat pengaruh dari media sosial berupa
cara berbicara, cara berpakaian, cara bergaul dan juga gaya hidup.
b. Fakta

Remaja tak jarang melakukan peniruan gaya artis idolanya pada sosial
media serta gaya hidup yang menjadi trend masa kini seperti, rambut di
cat, celana dan baju sobek- sobek, dan lain sebagainya.
c. Opini

Perubahan gaya pakaian yang terjadi sangat berlawanan pada norma


agama serta budaya Bangsa Indonesia. Tetapi tak hanya hal tersebut saja,
minimnya orang tua mengawasi serta faktor ruang lingkup bergaul
menimbulkan hal tersebut dapat terjadi.

Subbab 3
Solusi dalam mengatasi penggunaan media sosial di kalangan remaja
a. Konsep
Terdapat sejumlah cara yang bisa dijalankan dalam mengatasi penggunaan
media sosial. Pertama, mencari kegiatan lain. Harapannya guna melakukan
pengurangan intensitas menyelam bebas pada dunia virtual.
b. Fakta
Memakai telepon pintar dengan cara bijak merupakan cara efektif guna
melakukan pengatas kecanduan sosial media. Disaat memakainya secara
bijak, terdapat keuntungan yang dapat diperoleh melalui sosial media.
c. Opini
Berkomunikasi via media sosial memang sangat efektif. Namun, cara
berkomunikasi seperti ini ada baiknya untuk dirubah. Karena
berkomunikasi pada kehidupan nyata lebih mempunyai banyak manfaat.
Disaat menghadapi orang lain dengan cara langsung, tak terdapat dinding
besar yang menjadi pemisah antara seseorang juga lawan bicaranya.

Penutup
Simpulan
Saran

Daftar rujukan
BAHAYA MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU REMAJA
Erika Anggiani
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Jember
E-mail: ​erikaanggiani@gmail.com

Abstrak
Media sosial media sosial merupakan suatu media yang dipakai guna
melakukan sosialisasi dengan cara sendiri maupun kelompok antarpengguna. Satu
dari sejumlah dampak negatif sosial media ialah tak sedikit waktu yang pengguna
habiskan untuk bermain media sosial, yang paling terlihat yaitu terhambatnya
perkembangan sosial bagi remaja. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan
studi pustaka yang bersumber dari berbagai referensi. Hasil penulisan artikel
menunjukkan bahwa penggunaan perubahan perilaku yang terjadi akibat pengaruh
dari media sosial berupa cara berbicara, cara berpakaian, cara bergaul dan juga
gaya hidup. Remaja tak jarang melakukan peniruan gaya artis idolanya pada sosial
media serta gaya hidup yang menjadi trend masa kini.

Kata Kunci​ : Remaja, Media Sosial, Perilaku

PENDAHULUAN
Teknologi informasi serta komunikasi yang sudah berkembang secara pesat
merubah cara interaksi antarindividu. Ruang kultural dihasilkan internet yang
berperan sebagai suatu ruang digital terbaru. Internet tak bisa dilepaskan dengan
penggunanya dikarenakan internet yang menyajikan sejuta kemudahan.
Bermacam-macam akses pada informasi serta hiburan melalui pelosok dunia bisa
ditelusuri lewat internet. Internet menerobos batasan dimensi kehidupan waktu,
ruang pemakainya yang bisa ditelusuri oleh siapapun, dimanapun juga kapanpun.
Media sosial merupakan sebuah wujud perkembangan internet.

Remaja merupakan sebuah kata yang bersumber dari bahasa latin yaitu
“adoleseere” yang artinya tumbuh maupun tumbuh hingga dewasa. Sebutan
tersebut memiliki makna yang lebih besar lagi meliputi kematangan sosial,
emosional, fisik juga mental. Masa remaja ialah masa perubahan karena semasa
remaja, individu sudah meninggalkan masa kecil tetapi individu tersebut belum
ada pada masa dewasa. Sejumlah ahli memaparkan bahwa masa remaja adalah
masa perkembangan manusia yang amat penting, yakni dimulai melalui
matangnya sejumlah organ fisik (seksual) jadi bisa melakukan reproduksi
(Syamsu Yusuf, 2004). Fase remaja merupakan fase dimana anak-anak beralih
menjadi dewasa yang meliputi matangnya emosional, fisik, sosial serta mental
(Hurlock, Elizabeth B. 1999)

Kaum remaja yang bersifat ​hyperactive ​pada sosial media tersebut kerap
mengunggah aktivitas keseharian mereka yang seolah memperlihatkan gaya hidup
yang menyamakan perkembangan zaman. Tetapi kehidupan sosial para remaja
yang asli tidak sama dengan apa yang mereka unggah pada sosial media. Disaat
kaum remaja itu mengunggah bagian hidupnya yang dipenuhi hura-hura, tak
jarang realitanya para remaja merasakan kesepian. Kegiatan mereka saat memakai
media sosial tak jarang diorientasikan bagi kebahagiaan dirinya. Contohnya,
melalui memposting foto ke media sosial menjadi aktivitas yang bisa melakukan
pemenuhan kemauan mereka. Selanjutnya, guna memperoleh perhatian teman
pemakai sosial media yang lain, para remaja kerap memposting foto juga video.
Kesenangan mereka diukur melalui banyaknya jumlah orang yang menyukai
unggahan foto serta video mereka.

Primada Qurrota Ayun (2015) menyatakan bahwa sebanyak 95% remaja memakai
internet guna melakukan akses pada sosial media. Kaum remaja cukup terbuka di
sosial media. Konteks tersebut diperlihatkan melalui terbukanya para remaja lewat
kemauan menjadi eksis serta mengunggah aktivitas yang mereka jalankan dalam
bentuk foto maupun status serta melakukan pengungkapan masalah pribadinya
pada sosial media berbentuk tersirat. Totok Wahyu Abadi, Fandrian Sukmawan,
Dian Asha Utari (2013) menyatakan mengenai pemakaian laman web sosial
melalui remaja tak sedikit diberikan inspirasi guna: 1) memperoleh
bermacam-macam informasi, 2) memberi penguatan relasi antarpemakai laman, 3)
menghilangkan rasa tegang, 4) memenuhi keperluan emosional, serta 5)
menambahkan rasa percaya diri. Remaja mengembangkan relasinya umumnya
didominasi melalui mencari informasi jati diri, sejumlah ide juga pemikiran, serta
alamat akun pemakai.

Artikel ini mengkaji tentang pengaruh media sosial pada remaja yang terjadi saat
ini seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Membahas tahap-tahap
perkembangan pada remaja dan pengaruh yang dialami remaja dalam
menggunakan media sosial. Memberi saran dan solusi kepada pengguna media
sosial umumnya dan khususnya kepada kalangan remaja.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Biasanya media sosial merupakan suatu media yang dipakai guna melakukan
sosialisasi dengan cara sendiri maupun kelompok antarpengguna. Satu dari
sejumlah dampak negatif sosial media ialah tak sedikit waktu yang pengguna
habiskan untuk bermain media sosial, yang paling terlihat yaitu terhambatnya
perkembangan sosial bagi remaja. Artinya, separuh remaja kebanyakan memakai
waktunya untuk bermain media sosial sehingga tak mempunyai kemampuan guna
menjalankan sosialisasi dengan cara langsung pada dunia nyata. Akibatnya tentu
saja relasi sosial melemah serta kaum remaja kesusahan memperoleh bantuan.
Konten media sosial gampang mempengaruhi remaja secara negatif dimana
sangatlah gampang membuat remaja terimitasi maupun melakukan peniruan
sejumlah konten yang tidak positif yang ada pada sosial media.

Tahap Perkembangan Remaja


Remaja merupakan sebuah kata yang bersumber dari bahasa latin yaitu
“adoleseere” yang artinya tumbuh maupun tumbuh hingga dewasa. Sebutan
tersebut memiliki makna yang lebih besar lagi meliputi kematangan sosial,
emosional, fisik juga mental (Hurlock, 1992). ​Umumnya para ahli memakai batas
umur remaja yaitu pada 12 sampai 21 tahun. Umur remaja tersebut digolongkan
pada 3, yakni 12 sampai 15 tahun yang adalah fase awal remaja. 15 sampai 18
tahun yang adalah fase pertengahan remaja, serta 18 hingga 21 tahun yang
merupakan fase akhir remaja. Namun Monks, Knoers, serta Haditono melakukan
pembedaan fase remaja kedalam 4 tahap, yakni 10 hingga 12 tahun yaitu fase pra
remaja, 12 hingga 15 tahun fase awal remaja, 15 hingga 18 tahun fase pertengahan
remaja, 18 hingga 21 tahun fase akhir remaja. Fase remaja merupakan fase
dimana anak anak beralih menjadi dewasa, merasakan pertumbuhan seluruh
fungsi guna menginjak fase dewasa.

Ciri-Ciri Remaja

● Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik berubah lebih cepat daripada fase kanak-kanak juga
dewasa.
● Cara berpikir
Cara berpikir kausalitas yakni berkaitan pada relasi sebab juga akibat.
● Emosi yang meluap – luap
Emosi remaja menjadi tak stabil dikarenakan situasi hormon. Terkadang
remaja bisa merasa sangat marah, terkadang sangat senang dan terkadang
sangat sedih.

Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Remaja Saat Ini


Perubahan perilaku yang terjadi akibat pengaruh dari media sosial berupa cara
berbicara, cara berpakaian, cara bergaul dan juga gaya hidup. Remaja tak jarang
melakukan peniruan gaya artis idolanya pada sosial media serta gaya hidup yang
menjadi trend masa kini seperti, rambut di cat, celana dan baju sobek- sobek, dan
lain sebagainya. Perubahan gaya pakaian yang terjadi sangat berlawanan pada
norma agama serta budaya Bangsa Indonesia. Tetapi tak hanya hal tersebut saja,
minimnya pengawasan orang tua serta faktor ruang lingkup bergaul menimbulkan
hal tersebut dapat terjadi. Dan yang paling memprihatinkan, para remaja menjadi
apatis dan cuek terhadap lingkungannya. Para remaja kian menjadi malas belajar
serta sulit diatur karena media sosial membuat mereka sering menghabiskan
waktunya. Tak hanya itu, konten yang terdapat dalam media sosial tak jarang
memberikan dampak buruk bagi remaja, sama halnya dengan yang kita saksikan
sosial media menjadi ajang menumbuhkan rasa benci pada individu lain melalui
unggahan kata yang tak sopan dan mengakibatkan hal tersebut mudah ditiru oleh
kalangan remaja. Media sosial menjadi alat guna membenci hingga membuat
individu lain terbawa rasa benci, tindakan tersebut amatlah membahayakan
terutama meliputi moral para generasi penerus bangsa. Perlu adanya kontrol guna
mengendalikan pemakaian sosial media menjadi alat bersosialisasi.

Solusi dalam Mengatasi Penggunaan Media Sosial di Kalangan Remaja

Terdapat sejumlah cara yang bisa dijalankan dalam mengatasi penggunaan media
sosial. Pertama, mencari kegiatan lain. Harapannya guna melakukan pengurangan
intensitas pada dunia virtual. Kedua, memakai telepon pintar dengan cara bijak
merupakan cara efektif guna melakukan pencegahan kecanduan sosial media. Saat
memakai dengan bijak, terdapat manfaat lain yang dapat didapatkan melalui
media sosial. Disaat memakainya secara bijak, terdapat keuntungan yang dapat
diperoleh melalui sosial media. Ketiga, mengubah kebiasaan berkomunikasi
secara virtual. Berkomunikasi via media sosial memang sangat efektif. Namun,
cara berkomunikasi seperti ini ada baiknya untuk dirubah. Karena berkomunikasi
pada kehidupan nyata lebih mempunyai banyak manfaat. Disaat menghadapi
orang lain dengan cara langsung, tak terdapat dinding besar yang menjadi pemisah
antara seseorang juga lawan bicaranya. Maka dari itu, bersosialisasi menjadi lebih
aman, bebas juga mengasyikkan

PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan perilaku remaja akibat media sosial, yaitu kurangnya bersosialisasi di
masyarakat, kurangnya etika dalam bergaul, sibuk dalam dunia maya, sering
mengomentari individu lain, dan juga apabila diajak berkomunikasi tatap muka
kurang respontif. Berubahnya tindakan remaja disebabkan pemakaian sosial
media amat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Remaja menjadi
kecanduan, malas belajar dan malas membantu orang tua. Kegiatan remaja disaat
memakai sosial media tak jarang diorientasikan bagi kepuasan dirinya.
Kesenangan mereka diukur melalui banyaknya jumlah orang yang menyukai
unggahan foto serta video mereka.
Saran
Remaja wajib dapat menyaring masing-masing keberadaan perkembangan
pembangunan, khususnya perkembangan media masa internet yang berbentuk
sosial media daring. Tak hanya itu, khalayak umum pengguna media sosial
hendaknya lebih bijak dalam berinteraksi di media sosial agar tidak memberi
pengaruh buruk bagi pihak lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock B. Elizabeth. 1980. DEVELOPMENT PSYCHOLOGY (A Little-Span


Approach), Fifth Edition. McGraw-Hill, Inc.

Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59-68

Putri, Wilga Secsio Ratsja, et al. “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku
Remaja.” ​Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat,​ vol. 3, no.
1, 2016, doi:10.24198/jppm.v3i1.13625.

Ayun, Primada Qurrota. “Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial Dalam


Membentuk Identitas.” ​CHANNEL Jurnal Komunikasi,​ vol. 3, no. 2, 2015,
doi:10.12928/channel.v3i2.3270.

Abadi, Totok Wahyu, et al. “Media Sosial Dan Pengembangan Hubungan


Interpersonal Remaja Di Sidoarjo.” ​KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi​, vol. 2, no.
1, 2016, p. 95., doi:10.21070/kanal.v2i1.278.
LINK YOUTUBE:
https://www.youtube.com/watch?v=YrD
ZWaeYcRg&t=7s
artikel
by erika anggiani

Submission date: 06-Jan-2021 08:49PM (UTC-0800)


Submission ID: 1483971477
File name: Tugas_Artikel_B.Indo_Erika_Anggiani_190210204187_2_2.docx (14.74K)
Word count: 1465
Character count: 9414
artikel
ORIGINALITY REPORT

9 %
SIMILARITY INDEX
8%
INTERNET SOURCES
6%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
fppsi.um.ac.id
Internet Source 3%
2
www.researchgate.net
Internet Source 2%
3
jurnalpai.uinsby.ac.id
Internet Source 1%
4
handrini.wordpress.com
Internet Source 1%
5
penulis.ukm.um.ac.id
Internet Source 1%
6
Laely Nurul Aini, Sri Muryaningsih, Dedy Irawan.
"Penerapan Model Missouri Mathematics
1%
Project Untuk Meningkatkan Hasil Belajar",
Jurnal Ilmiah KONTEKSTUAL, 2020
Publication

7
Tegar Roli Afriluyanto. "Fenomena Remaja
Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk
1%
Identitas", KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan
Komunikasi, 2018
Publication

8
Mas Yongky Satria Muhammad Purnomo,
Nanang Krisdinanto. "Chinese Bonek: Reject
<1%
Racism Through Symbolic Communication",
Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2020
Publication

Exclude quotes Off Exclude matches Off


Exclude bibliography Off

Anda mungkin juga menyukai