Anda di halaman 1dari 6

KUTIPAN KALIMAT PADA MEDIA SOSIAL YANG BERPENGARUH PADA

MENTALITAS MAHASISWA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Esai termasuk salah satu keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis. Teori ini
diberikan saat pengajaran bahasa Indonesia pada jenjang sekolah menengah atas (SMA). Esai
merupakan karya tulis yang bersifat subjektif. Artinya, esai adalah sebuah komposisi prosa
singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang hal tertentu. Melalui penyusunan esai
inilah, penulis dapat mengungkapkan gagasan dan pandangannya dalam menggugah dan
menaklukkan kesadaran pembaca untuk mengikuti pandangannya itu. Terkait dengan hal itu,
tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi saat ini apalagi dengan adanya media
sosial seperti Youtube, facebook, twitter, dan sebagainya dapat memberikan dampak positif
maupun negatif bagi pelajar khususnya.

Globalisasi membawa dampak pada perubahan iklim budaya, khususnya di Indonesia.


Perubahan tersebut terjadi dari budaya media konvensional menjadi budaya media digital
yang lebih mapan. Kemapanan tersebut ditandai dengan masuknya internet di Indonesia.
Internet memudahkan warga global saling berkomunikasi secara lebih dekat seakan sudah
luntur batas-batas dan jarak-jarak antarkomunikator. Seiring berkembangnya zaman,
pengguna internet semakin membeludak. Hal ini sesuai dengan data Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), yaitu sebanyak 63 juta orang Indonesia
pengguna internet yang 95 persennya mengakses berbagai aplikasi media sosial. Indonesia
menjadi Negara pengakses instagram terbesar se-Asia Pasifik yang berjumlah 45 juta
pengguna.

Keberadaan internet dilengkapi berbagai media sosial secara tidak langsung telah
menciptakan generasi baru yang melek teknologi. Kebaruan tersebut diikuti terutama oleh
mahasiswa yang selalu tertarik untuk belajar hal-hal yang baru. Menurut survei Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di
Indonesia merupakan pengguna internet dan media digital saat ini menjadi pilihan utama
saluran komunikasi yang digunakan. Motif penggunaan media digital antara lain sebagai
sumber mencari informasi, menjalin pertemanan dengan teman lama atau baru, dan mencari
hiburan. Pencarian informasi biasa dilakukan untuk memenuhi tugas-tugas sekolah atau
kuliah sedangkan untuk penggunaan media sosial dan konten hiburan sebagai kebutuhan
pribadi. Adanya pergeseran budaya berkomunikas menjadikan remaja aktif di media sosial
yang secara tidak langsung terpengaruh pada tulisan-tulisan di dalamnya sehingga dapat
mengubah identitas atau konsep terhadap dirinya sendiri.

PEMBAHASAN

Penggunaan Media Sosial: Instagram Pada Mahasiswa

Mahasiswa adalah kalangan dari remaja. Remaja adalah tahap perkembangan yang lepas dari
anak-anak menuju pada proses pencarian jati diri untuk pematangan di tahap dewasa. Definisi
tersebut sejalan dengan pendapat Hurlock (1992), remaja berasal dari kata latin adolescent
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial, dan fisik. Perkembangan remaja dibatasi oleh para ahli
pada usia 12 hingga 21 tahun. Rentang usia 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18
tahun adalah masa remaja pertengahan, dan 18-21 adalah masa remaja akhir. Masa remaja
merupakan faktor penting dalam mengenali diri sendiri dan dasar-dasar pembentuk karakter,
tetapi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pada kenyataannya, masa remaja
seringkali diwarnai dengan aksi merasa dirinyalah yang paling benar, paling berkuasa, paling
jagoan, paling gengsi, dan lain-lain yang menunjukkan eksistensinya. Eksistensi remaja
sesuai dengan konsep dirinya yang berasal dari nilai-nilai pembelajaran pada proses
pencarian jati diri. Hal tersebut sependapat dengan Gudykunst (dalam Ayun, 2015:8)
menyatakan bahwa nilai individu merupakan nilai-nilai personaliti yang dimiliki oleh
individu dalam mempertahankan dan menjaga kepercayaan diri seseorang ketika melakukan
komunikasi. Selain itu, ciri remaja menurut Putri, dkk (2016:50) , remaja menarik perhatian
lingkungan, seperti aktif pada kegiatan yang disukainya juga faktor yang menimbulkan
adanya sikap “berani” pada masa remajanya.

Media sosial adalah wadah interaksi personal maupun antarindividu yang dalam
penggunaanya memiliki motivasi tertentu sebagai wujud ekspresi dan eksistensi diri. Putri
(2016), Media sosial adalah sebuah media online di mana para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi. Sependapat dengan definisi tersebut,
Novitasari., dkk. (2015) menyatakan bahwa media sosial adalah tempat di mana pengguna
dapat membangun atmosfer berpikirnya. Media sosial bagaikan pedang bermata dua. Di sisi
kiri seakan dapat menggiring pola pikir penggunanya apabila semua informasi yang diberikan
secara mentah diterima, tetapi di sisi kanan media sosial dapat dikontrol oleh pengguna yang
secara kritis dapat menyaring informasi yang diterimanya sebagai media pelajaran, bahan
diskusi, atau perenungan pribadi. Ketertarikan remaja pada media sosial yang sangat besar
membawa harapan bagi pembangunan bangsa. Remaja bukan sebagai agen penerus bangsa
melainkan sebagai agen perbaikan dari segala aspek kehidupan berbangsa, maka dari itu
peran remaja dalam penggunaan media sosial yang positif dapat menjadi penentu kualitas diri
pribadinya sebagai bagian dari warga Negara yang akan menjadi agent of change. Kontribusi
tersebut secara tidak langsung sudah memberikan dampak bagi remaja lain, misalnya foto
ketika mendapat prestasi diunggah di media sosial disertai kutipan kalimat yang
menggambarkan proses perjuangannya sehingga mendapatkan hasil yang terbaik. Remaja
lain yang melihat unggahan tersebut akan memiliki perspektif positif dan tersugesti untuk
berprestasi serta lebih bijak menggunakan media sosialnya. Namun, ketidakbijakan dalam
menggunakan media sosial akan menimbulkan masalah, seperti fenomena yang banyak
terjadi akhir-akhir ini, yaitu kasus bullying yang penyebarannya lebih cepat dan membawa
dampak buruk apabila disalahtafsirkan sehingga menjadi contoh bagi remaja lain untuk
membenarkan tindakan tersebut.

Instagram merupakan contoh media sosial yang efektif dan banyak menarik minat pengguna
kalangan remaja. Instagram seperti album foto atau video dalam dunia maya. Peran bahasa
Indonesia dalam mengkomunikasikan maknanya disampaikan melalui unggahan foto berupa
kutipan-kutipan kalimat. Remaja seringkali menggunakan foto tersebut sebagai media
menyampaikan pendapatnya yang secara tidak langsung merupakan bagian sikap yang
ditujukan untuk pengguna lain.

Dampak Kutipan Kalimat pada Mentalitas Mahasiswa

Mentalitas (KBBI Daring) adalah keadaan dan aktivitas jiwa (batin), cara berpikir, dan
berperasaan. Melalui media sosial, instagram, memiliki peran penting dalam menyalurkan
eksistensi diri remaja baik berupa petualangan, cerita pengalaman, dan karya yang dihasilkan
yang diunggah melalui foto atau video. Koleksi foto dan video di instagram seakan menjadi
galeri pribadi bagi akun-akun yang memiliki tujuan tertentu. Akun-akun yang sering
mendapat perhatian followers (pengikut) sebagian besar yang memuat tentang kutipan-
kutipan kalimat dalam foto. Hal ini karena kutipan-kutipan dalam foto sangat efektif
menyampaikan aspirasi diri remaja untuk menunjukkan pengakuan atas dirinya. Remaja
cenderung mencari tahu kutipan kalimat yang mewakili perasaannya sebagai proses masa
pencarian jati diri. Sasaran mentalitas yang tertanam pada diri masing-masing remaja tidaklah
sama. Hal itu tergantung pada kualitas setiap individu dalam mempertimbangkan mana yang
pantas dan tidak untuk dijadikan sebuah motivasi dalam dirinya melalui kutipan-kutipan
kalimat dalam foto akun-akun tertentu.

Dua akun yang menjadi fokus analisis yang berisi kutipan-kutipan kalimat dalam instagram.
Pertama, pada akun @kumpulan_puisi, salah satu foto unggahannya mengutip dari Hastings
“Kunci terbaik membebaskan diri dari sakit hati: jangan percaya manusia, percaya pada
Tuhan.” Pada foto tersebut disukai sekitar 12 ribu dari 260 ribu pengikut akun tersebut.
Selain itu, sebanyak 80 orang mengomentari foto tersebut yang kebanyakkan terdiri dari
remaja. Isi komentarnya beragam, seperti membenarkan kutipan kalimat tersebut dan
memberikan tagar pada teman-teman lainnya agar membacanya. Kedua, pada akun
@catatanfilm, salah satu foto unggahannya mengutip film Doraemon “Jangan menengok ke
masa lalu terus. Lebih baik belajar dari sekarang untuk masa depanmu!” pada foto tersebut
disukai sekitar 49 ribu dari 2 juta pengikut Selain itu, sebanyak 141 orang mengomentari
foto tersebut yang kebanyakkan terdiri dari remaja. Isi komentarnya juga senada dengan akun
pertama.

KESIMPULAN

Mentalitas mahasiswa dapat terbentuk dari penggunaan bahasa yang menarik, yaitu berupa
kutipan-kutipan dari puisi dan film sesuai dengan perasaan yang dialami mahasiswa serta
dikemas dengan visual yang mendukung semakin membuat mahasiswa tertarik untuk
membaca kutipan tersebut. Mahasiswa tidak hanya sekadar terwakilkan perasaannya, tetapi
dengan membaca kutipan-kutipan tersebut membuatnya memiliki kosa kata baru, wawasan
tentang kesusastraan dan kebahasaan, dan mendapat hiburan.
Dari kedua fenomena penggunaan kutipan-kutipan kalimat dalam media sosial (instagram)
dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa dapat berfungsi sebagai kontrol diri. Kontrol diri
yang dimaksudkan, yaitu mahasiswa yang sudah dapat memilih “asupan-asupan” untuk
pikirannya secara berkualitas. Sehingga dapat mempergunakan media sosial sebagai sarana
ekspresi yang positif guna mendapatkan pengakuan dengan cara kutipan-kutipan tersebut
menjadi buah renungan yang dapat memotivasi diri mahasiswa menjadi pribadi yang lebih
baikbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Ayun, Primada Qurrota. Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam      
Membentuk Identitas.Channel, Vol.3 No.2, Oktober 2015, hal. 1-16.             Yogyakarta:
Programa Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan     Yogyakarta

Hurlock B. Elizabeth. 1980. Development Psychology (A little span Approach),     fifth
edition. McGraw Hill, Inc.

Kominfo.com, 2017. Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan   
Remaja Dalam Menggunakan Internet.
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-  PIH-
KOMINFO-2
2014+tentang+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak           
+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers. Diakses      pada 27
September 2017

Kominfo.com, 2015. Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang.          


https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Peng            
guna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker. Diakses        pada 27
September 2017

Novitasari, Eka Imama., dkk. 2015. Impact From Social Media to Social Life. The
3rd  International Multidiciplinary Conference on Social Sciences. Bandar        Lampung:
Bandar Lampung University.

Putri, Wilga Secsio Ratsja., dkk. 2016. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku  
Remaja. Prosiding KS: Riset & PKM, vol.3, no.1, hal.47-51. Bandung:         Universitas
Padjajaran Bandung

Tekno.kompas.com, 2017. Indonesia Pengguna Instagram Terbesar Se-Asia           


Pasifik. http://tekno.kompas.com/read/2017/07/27/11480087/indonesia-       
pengguna-instagram-terbesar-se-asia-pasifik. Diakses pada 27 September   2017

Anda mungkin juga menyukai