Anda di halaman 1dari 16

A.

    Latar Belakang Masalah

Majunya teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia

lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan

media ikut juga berperan aktif dalam perubahan gaya hidup seseorang baik media

elektronik, cetak maupun online. Media sosial yang menawarkan aplikasi khusus

dan dikemas secara menarik juga membantu penggunanya untuk terus mengikuti

perkembangan media sosial itu sendiri. Media massa menawarkan berbagai

kemudahan dalam penyebarluasan dan penerimaan informasi. Mudah dan cepat

juga menjadi andalan dari media sosial itu sendiri. Hal ini menyebabkan

terjadinya perubahan-perubahan sosial baik secara positif maupun negatif.

Salah satunya media social yang sedang gencar-gencarnya di kalangan

remaja saat ini adalah Instagram. Instagram sendiri merupakan tempat untuk

mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Sistem social di

dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna Instagram

lainnya. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna akun dapat

terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang

telah di unggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur

yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat

mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau

tidak. Oleh karena itu para remaja dan anak-anak zaman sekarang berlomba
mengunggah foto sedemikian rupa agar mendapatkan banyak like hingga

menjadi foto yang popular.1

Dampak yang dapat terjadi terhadap remaja dan anak-anak ini sebagai

pengguna Instagram yaitu krisis percaya diri, persaingan kehidupan mewah,

konsumtif, dan tidak menatap realita atau kenyataan. Dalam hal ini mereka selalu

mengikuti trend yang sedang berlangsung di dunia dan dikalangannya. Seperti

kasus anak-anak yang rela menghabiskan uang mereka untuk membeli pakaian

yang sedang trend digunakan saat itu. Karena mereka tidak mau dibilang

ketinggalan zaman oleh teman-temannya dan dianggap tidak mengikuti zaman.

Semakin tinggi kelas foto yang mereka unggah maka disitulah tingkat

kepopuleran mereka diukur.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana sosial media Instagram dapat mempengaruhi tingkat gaya

hidup yang konsumtif terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Dehasen Bengkulu?

C. Tujuan dan Lingkup Penelitian

a. Tujuan

Untuk mengetahui seberapa besar media social instagram mempengaruhi gaya

hidup konsumtif  mahasiswa Ilmu Komunikasi Dehasen Bengkulu.

1 Keke Mahardika, 2016,  pengaruh penggunaan instagram di kalangan remaja


https://www.academia.edu/9797885/pengaruh_instagram_terhadap_kehidupan_remaja
b. Lingkup penelitian atau indikator variabel

Pemilik akun media social instagram dengan kelas A dan B sebagai indikator

variabel bebas. Dan gaya hidup konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Dehasen Bengkulu sebagai idikator variabel terikat.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Dapat menambah khasanah, pengetahuan, dalam hal pengaruh media social

instagram terhadap gaya hidup konsumtif remaja. Dan Hasil penelitian dapat

dipakai sebagai referensi peneliti selanjutnya.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan bahasan

pertimbangan bagi semua pihak dalam memahami social media terutama

Instagram yang dapat mengubah gaya hidup konsumtif masyarakat khususnya

kalangan remaja dan anak-anak. Serta memberikan manfaat bagi semua pihak.

E. Batasan Konsep dan Operasional

1. Batasan konsep

            Media Sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan

sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media

sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi

(sharing), dan membangun jaringan (networking). Sebuah media online,

dengan para penggunanya (users) bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi,


dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia

virtual.

Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang

memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan

membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram

sendiri. 2

            Menurur Minor dan Mowen (2002, p. 282) Gaya hidup adalah

menunjukkan bagaimana orang hidup, membelanjakan uangnya, dan

bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup merupakan pola hidup

seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam

membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya.

            Konsumtif yakni suatu perilaku  yang ditandai oleh adanya kehidupan

mewah yang berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal

memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya

pola hidup manusia yang dikendalikan oleh suatu keinginan untuk memenuhi

hasrat kesenangan semata (dalam Sumartono, 2002). 

       2. Batasan operasional

            Media social instagram memiliki pengaruh yang sangat kuat dan daya

saing yang tinggi terhadap gaya hidup konsumtif khususnya pada Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Dehasen Bengkulu. Sehingga memunculkan kelas-kelas

2 Wikipedia, 2015, definisi instagram,  id.wikipedia.org/wiki/Instagram 


sosial, menimbulkan gengsi, dan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi

terhadap apa yang dikenakannya atau dibelinya.

F. Hipotesis Penelitian

- Rumusan masalah assosiatif : Bagaimana sosial media Instagram dapat

mempengaruhi tingkat gaya hidup yang konsumtif terhadap mahasiswa Ilmu

Komunikasi Dehasen Bengkulu?

-    Hipotesis penelitian : ada pengaruh akun social media instagram terhadap gaya

hidup konsumtif Mahasiswa Dehasen Bengkulu.

-    Hipotesis statistik :Ho: ρ = 0,    0 berarti terdapat hubungan antara variabel x dan y

       Ha: ρ ≠ 0,    0 tidak ada hubungan antara variabel x dan y

G.    Tinjauan Pustaka

Adanya fenomena Instagram yang berkembang di masyarakat, terlebih remaja

saat ini merupakan bagian dari perkembangan media baru yang ada. Perkembangan

media baru ini tidak dapat dihindari, karena termasuk dalam perkembangan

kehidupan manusia.

1. Teori Persamaan Media

Teori persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa

orangorang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespon apa yang

dikomunikasikan media seolah-olah media itu manusia. Dengan demikian

menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan

bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara

individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang


dalam situasi face to face. Jelas teori ini berkenaan sekali dengan penggunaan

Instagram saat ini, bahwa dengan media komunikasi seperti Instagram ini kita

dapat berinteraksi dengan Smartphone seolah-olah handphone ini adalah llawan

bicara kita. Serta penggunaannya yang saat ini sebagai media untuk berbelanja

secara praktis, cepat dan tepat waktu. Mengapa teori ini sangat relevan digunakan

dipenelitian ini karena sudah sangat jelas, karena sebagai manusia kita sangat

membutuhkan informasi serta berkomunikasi. Dalam hal ini media-media seperti

handphone lah yang dapat digunakan untuk menunjang proses ini, media inilah

yang menjadi lawan dalam komunikasi manusia. Karena itu dalam teori ini

media pun disebutkan sebagai manusia karena mampu memberikan feedback

langsung terhadap kita manusia yang mengkomunikasikannya.

2.   Teori perilaku

Ada beberapa teori mengenai perilaku manusia yang tidak dapat lepas

dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada.

Salah satu teori perilaku yang berkenaan dengan penelitian ini adalah teori

dorongan (drive theory).Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme

itu mempunyai dorongan-dorongan tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan

dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku.

Bila organisame itu mempunyai kebutuhan, dan organism ingin memenuhi

kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organism itu. Bila

organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi


pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut (Hull Crider, 1983 :

76).

 Dalam hal ini, jelas bahwa manusia yang berperilaku konsumtif

mendapatkan dorongan dari lingkungannya untuk mengkonsumsi barang secara

berlebihan atau dengan kata lain tidak sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Hal

inilah yang menjadi motivasi bagi mereka dalam berperilaku konsumtif.

Sebagaimanannya remaja yang selalu mengkonsumsi barang yang berlebihan,

perilaku konsumtif mereka ini lah yang mendorong mereka selalu menjadi boros

dalam hal berbelanja, setelah mereka mengenal yang namanya Instagram lalu

mulai berbelanja online melalui Instagram tersebut mereka akan mulai

merasakan dorongan-dorangan dalam diri mereka untuk memenuhi kebutuhan

mereka entah itu kebutuhan seperti baju, celana, aksesoris, tas dll. Dan setelah

mereka berbelanja online di Instagram dan merasakan kebutuhan mereka

terpenuhi maka dorongan-dorongan dalam diri mereka akan berkurang setelah

mereka mendapatkan kebutuhan yang mereka inginka. Mereka tidak berpikir

apakah barang tersebut berguna atau tidak untuk mereka, yang terpenting

kebutuhan mereka terpenuhi. Inilah yang menyebabkan perilaku konsumtif

remaja terjadi dan sesuai dengan penjelasan teori dorongan (drive theory) ini. 3

3  Khirunnisa’, 2014, Dampak Aplikasi Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif


Remaja http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/11/artikel%20jurnal
%20nisa%20_Genap2_%20(11-18-14-12-12-35).pdf
3.   Perilaku konsumtif mahasiswa

Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah

variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah

membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan

pokok. Sumartono (2002) mengungkapkan bahwa secara operasional, indikator

perilaku konsumtif yaitu :

a.   Membeli produk karena iming-iming hadiah

Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika

membeli barang tersebut. Hal ini akan memberikan pemikiran kepada

konsumen bahwa hanya dengan membayar satu produk, konsumen akan

mendapatkan produk lebih.

b.   Membeli produk karena kemasannya menarik

Konsumen mahasiswa sangat mudah untuk membeli produk yang dibungkus

dengan rapi dan di hias dengan warna-warna yang menrik. Artinya motif

untuk membeli produk tersebut hanya produk tersebut dibungkus dengan

kemasan yang rapid an menarik. Produk yang dibungkus rapi akan membuat

daya tarik lebih kepada kosumen sehingga konsumen yang melihat akan

tertarik untuk membeli produk tersebut.

c.   Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi

Konsumen mahasiswa mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena

pada umumnya mahasiswa mempunyai cirri khas dalam berpakaian,

berdandan, gaya rambut dan sebagainya dengan tujuan agar mahasiswa selalu
berpenampilan menarik perhatian orang lain. Mahasiswa membelanjakan

uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri. Hal ini akan

menunjang penampilan mahasiswa yang pada dasarnya sudah memiliki

penampilan menarik.

d.   Membeli produk atas pertimbangan harga mahal dianggap prestige

Konsumen mahasiswa cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya

kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang

dianggap paling mewah. Individu akan merasa lebih percaya diri dan dihargai

kalau barang-barang yang dikenakannya adalah produk mahal.

e.    Membeli produk hanya sekedar menjaga symbol status

Mahasiswa mempunyai kemampuan membeli yang tinggi, baik dalam

berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya. Sehingga hal tersebut

juga dapat menunjang sifat eklusif dengan barang yang mahal dan member

kesan berasal dari kelas social yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu

produk dapat memberikan symbol status agar terlihat lebih keren dimata

orang lain.

f.   Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang

mengiklankan.

Mahasiswa cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannya dalam

bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai oleh tokoh idolanya.

Mahasiswa juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan

bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. Oleh karena itu, produk


apapun yang dipakai oleh tokoh idolanya maka akan menjadi pertimbangan

besar bagi mahasiswa terhadap produk yang akan dipakainya.

g.   Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan

menimbulkan rasa percaya diri yang positif.

Mahasiswa sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka

percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya

diri. Hurlock (1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli produk yang

mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi

lebih percaya diri.4

H. Metodologi Penelitian

a.   Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Dehasen Bengkulu dari kelas A maupun B dengan jumlah 40

orang. Terdiri atas 10 orang pria dan 30 orang wanita.

b.   Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa

kuesioner (angket) dengan simple random sampling. Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Berikut contoh draft kuesioner yang dibuat oleh peneliti:


4 Ahmad Syaiful R., 2012, Hubungan Gaya Hidup Konsumtif Terhadap Harga Diri
Mahasiswa http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20308770-S%2043109-%20Hubungan%20gaya-full
%20text.pdf
1.  Apakah anda pengguna akun social media instagram?

a)      Iya                         b) Tidak

2.   Berapa jam anda menggunakan akun instagram dalam sehari?

a)      2-3 jam                  b) 4-6 jam                    c) lainnya…..

3.   Kegiatan apa yang sering anda lakukan pada aplikasi tersebut?

Tidak
Pernyataan Sering Jarang
Pernah
a.       Mencari tahu lebih banyak tentang seseorang
b.      Mencari suatu hal yang baru
c.       Melihat sesuatu yang menghibur
d.      Update tentang keseharian
e.       Meningkatkan keterampilan

4.   Seberapa pengaruh likers dan followers pada akun Instagram anda?

a)      Sangat pengaruh   b) biasa saja                 c) tidak pengaruh

5.   Dari segi apa anda rate diri anda sendiri?

a)      Tempat                  b) pakaian                    c) lainnya….

c.   Metode analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic.

Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian yaitu, statistic deskriptif dan statitik inferensial. Statitik inferensial

meliputi statitik parametris dan statistic nonparametris.

d.   Metode validitas data

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.


Daftar Pustaka

Sugiyono, Dr.  Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,

Bandung, 2015

Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012

Ahmad Syaiful R., 2012, Hubungan Gaya Hidup Konsumtif Terhadap Harga Diri

Mahasiswa http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20308770-S%2043109-

%20Hubungan%20gaya-full%20text.pdf

Khirunnisa’, 2014, Dampak Aplikasi Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif

Remaja http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2014/11/artikel%20jurnal%20nisa%20_Genap2_%20(11-18-

14-12-12-35).pdf

Wikipedia, 2015, definisi instagram,  id.wikipedia.org/wiki/Instagram 

Keke Mahardika, 2016,  pengaruh penggunaan instagram di kalangan

remaja https://www.academia.edu/9797885/pengaruh_instagram_terhadap_ke

hidupan_remaja

Wikipedia, 2015, definisi konsumtif,  id.wikipedia.org/wiki/Konsumtif 


PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Sosial Media Instagram terhadap Gaya Hidup Konsumtif

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu:

Sri Narti, M.I.Kom

Disusun Oleh:

Zainal Arifin (19100082P)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TAHUN 2021
PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Sosial Media Instagram terhadap Gaya Hidup Konsumtif

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu:

Sri Narti, M.I.Kom

Disusun Oleh:

Zainal Arifin (19100082P)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai