Abstract
Social media is currently very popular with many people and is considered quite effective
by the people of Indonesia. One of the examples taken in this research is Instagram and
WhatsApp social media, because social media is considered to affect the form of activity
and behavior. This study aims to determine the influence of social media Instagram and
WhatsApp on the formation of a culture of "Sediri Together" at the State University of
Surabaya. This study uses quantitative research where data is collected through
questionnaires distributed to 100 respondents who are students of the State University of
Surabaya with categories determined by accidental sampling, and analyzed with a simple
linear regression program. Instagram and WhatsApp) to the Y variable (Culture Alone
Together). Technology to fill the void and satisfaction with technology. Based on the
results obtained through the 20.0 correlation coefficient of 0.403, the value of 0.403 lies
between the values of 0.40-0.599, which means that there is an influence of Instagram and
WhatsApp social media on cultural establishment at the State University of Surabaya itself
and the effect is 16.3%, while the remaining 83, 7% is influenced by other variables..
Abstrak
Media sosial saat ini sangat digemari banyak orang dan dianggap cukup efektif oleh
masyarakat Indonesia. Salah satu contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah media
sosial Instagram dan WhatsApp, karena media sosial dianggap mempengaruhi bentuk
aktivitas dan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial
Instagram dan WhatsApp terhadap pembentukan budaya “Sediri Bersama” di Universitas
Negeri Surabaya. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dimana data
dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden yang merupakan
mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dengan kategori ditentukan secara accidental
sampling, dan dianalisis dengan program regresi linier sederhana. Instagram dan
WhatsApp) ke variabel Y (Budaya Sendiri Bersama). Teknologi untuk mengisi
kekosongan dan kepuasan dengan teknologi. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui
koefisien korelasi 20,0 sebesar 0,403, nilai 0,403 terletak diantara nilai 0,40-0,599 yang
artinya terdapat pengaruh media sosial Instagram dan WhatsApp terhadap kemapanan
budaya di Universitas Negeri Surabaya sendiri dan pengaruhnya sebesar 16,3%, sedangkan
sisanya sebesar 83,7% dipengaruhi oleh variabel lain.
Pendahuluan
Media sosial adalah media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang
bersifat interaktif atau dua arah. Media sosial yang berbasis pada teknologi
internet dapat mengubah pola piker terhadap informasi dari yang sebelumnya
bersifat satu ke banyak audiens. Mengungkapkan bahwa situs jejaring sosial atau
media sosial merupakan media yang digunakan sebagai mempublikasikan konten
seperti profil, aktifitas atau bahkan pendapat pengguna, dan juga sebagai media
untuk memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jaringan sosial.
Seringkali yang kita ketahui ada beberapa orang atau sekelompok orang yang
sedang berkumpul, tetapi mereka sibuk dengan melihat gawai (gadget) masing-
masing. Mereka memang sedang bersama-sama di suatu tempat, namun
sebenarnya orang itu merasa dirinya sendiri. Setiap orang asyik dengan gawainya
masing-masing tanpa memperdulikan orang di sekitarnya. Itulah yang dinamakan dengan
Alone Together. Sebuah fenomena yang ditemukan di sebuah pusat perbelanjaan, warung
makan, taman, hingga di dalam rumah sekalipun. Munculnya Alone Together membuat
seseorang merasa hampa dengan aktivitas sekitarnya. Istilah Alone Together pernah
dikenalkan oleh seorang guru besar bidang studi sosial di Massachusetts Institute of
Technology (MIT), Sherry Turkle, yang menyoroti munculnya tipe asosial, karena asyik
dengan dunianya sendiri saat sedang berkumpul, baik melalui laptop maupun dengan
gawai (gadget) di tangannya. Sherry Turkle dalam bukunya Alone Together, mengatakan
bahwa perilaku ini sudah jadi tipikal masalah yang dulu kita anggap sebagai penyakit.
Turkle menjelaskan bahwa orang menjadi terisolasi dari realitas karena situs jejaring
sosial dan teknologi mendominasi kita dan membuat kita "kurang manusiawi”. Dalam
ilusi bahwa kita sedang berkomunikasi lebih baik, teknologi sebenarnya menjauhkan kita
dari interaksi nyata manusia lewat cyber reality yang merupakan sikap buruk dari dunia
nyata (Turkle, 2011).
Universitas Negeri Surabaya menjadi salah satu tempat di mana mahasiswanya banyak
menggunakan media sosial Instagram dan WhatsApp. Selain itu, Universitas Negeri
Surabaya juga memiliki tempat untuk berkumpul yang berada di depan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Hukum Universitas Negeri Surabaya. Berdasarkan pengamatan dan
observasi penulis pada beberapa kegiatan formal maupun non formal yang dilakukan di
lingkungan Universitas Negeri Surabaya, sering terdapat kejanggalan dan tidak
kesesuaian dalam pembelajaran di kelas maupun di lingkungan pergaulan antar
mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Sebagai contoh adalah banyaknya mahasiswa
yang menggunakan gawai (gadget) saat perkuliahan berlangsung dan saat berkumpul
bersama teman-temannya di taman depan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum tanpa
memperdulikan lingkungan sekitar. Mereka lebih suka terpaku dan berinteraksi melalui
media sosial maupun aplikasi hiburan di gawai (gadget) masing-masing.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat di katakan masalah penelitian sebagai berikut:
seberapa besar pengaruh media sosial Instagram dan WhatsApp terhadap pembentukan
budaya “Alone Together” di Universitas N e g e r i S u r a b a y a ?”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram dan WhatsApp dalam
pembentukan budaya “Alone Together” di Universitas Negeri Surabaya.
Untuk dapat memperjelas penelitian ini maka peneliti menggunakan teori S-O-R sebagai
dasar pada penelitian ini. Teori S-O-R sebagai dari singkatan Stimulus-Organisme-
Respon. Menurut stimulus, respons ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :
Organisme :
Perhatian
Pengertian
Stimulus Penerimaan
Respon
(Perubahan Sikap)
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan dengan adanya pengaruh media sosial
Instagram @AWKARIN Terhadap Gaya Hidup Hedonis di Kalangan Followers
Remaja menghasilkan kesimpulan bahwa berpengaruh media sosial Instagram
@AWKARIN terhadap gaya hidup hedonis dikalangan followers remaja. Hasil dari
penelitian mengenai media sosial Instagram @AWKARIN ini berpengaruh
terhadap gaya hidup hedonis dikalangan followers remaja dengan besarnya
pengaruh yang dapat disimpulkan dengan kategori "rendah". Hipotesis penelitian
awal adalah terdapat pengaruh media sosial Instagram @AWKARIN terhadap
gaya hidup hedonis dikalangan followers remaja, disimpulkan bahwa diterima dan
ditolak
Metode Penelitian
Stimulus
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan adanya pendekatan
kuantitatif dan jenis penelitian. Hal ini sesuai dengan awal penelitian untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh media sosial Instagram dan WhatsApp
terhadap pembentukan budaya “Alone Together”. Penelitian ini berhubungan
dengan frekuensi, jumlah, dan karakteristik dari gejala yang diteliti. Oleh sebab
itu, studi deskriptif mempunyai berbagai tujuan antara lain: membuat deskripsi
secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau objek tertentu.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media sosial Instagram dan WhatsApp.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah budaya Alone Together. Berdasarkan
tinjauan teori yang telah di dapatkan sebelumnya, terdapat indikator-indikator dari
masing-masing variabel bebas dan terikat yang dapat di breakdown menjadi
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Pengukuran data dengan skala Likert, skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap seseorang, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
disebut sebagai variabel penelitian. Melalui skala Likert, maka yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan. Skala Likert pada penelitian ini menggunakan kata-kata: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Populasi ini digunakan untuk menyebutkan seluruh anggota dari suatu wilayah
yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek
penelitian. Dalam penelitian ini meneliti dan menentukan populasinya yaitu
mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Peneliti ini mengambil sampel sebesar
100 responden yang didapat dengan menggunakan teknik penarikan sampel kuota,
teknik ini adalah untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
kriteria tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan periset. Sampel dalam
penelitian ini peneliti menentukan sampel dari jumlah mahasiswa Universitas
Negeri Surabaya sebagai pengguna media sosial yang telah diketahui jumlahnya
yakni 100 orang lebih. Kemudian untuk cara menentukan sampel peneliti juga
menggunakan teknik accidental sampling, teknik ini merupakan pengambilan
responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan
ditemui cocok dijadikan sebagai sumber.
Teknik analisis data ini yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
deskriptif, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Hipotesis meliputi yaitu: regresi
linear sederhana, uji–t dan koefisien korelasi.
Diskusi Karakteristik
Responden
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa Universitas
Negeri Surabaya, penulis memperoleh data karakteristik responden yang terdiri
dari jenis kelamin, umur, dan tingkat responden sebagai berikut:
a. Jenis kelamin: banyaknya responden berdasarkan “jenis kelamin” yaitu
responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 50 orang (50%) dan
responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 50 orang (50%).
b. Umur: sebagian umur responden 18-20 tahun sebanyak 27 orang (27%),
usia responden 21-23 tahun sebanyak 48 orang (48%), usia responden 24-
26 tahun sebanyak 19 orang (19%) dan usia responden >27 tahun
sebanyak 6 orang (6%). Hal ini menunjukkan bahwa dominasi umur
pengguna Instagram dan WhatsApp di Universitas Negeri Surabaya
diantara 21 sampai dengan 23 tahun.
c. Tingkat semester: dari 100 responden yang menjadi mayoritas responden
yaitu memiliki latar belakang tingkat IV ada 71 orang (71%), responden
yang memiliki latar belakang tingkat II ada 17 orang (17%), responden
yang memiliki latar belakang tingkat III ada 8 orang (8%), dan responden
yang memiliki latar belakang tingkat I ada 4 orang (4%).
Uji Validitas
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan kuesioner, dilakukan
pengujian validitas, diuji dengan menghitung koefisien korelasi antara skor item
dan skor totalnya dalam taraf signifikansi 0,05 dengan rumus Korelasi Product
Moment Pearson. Instrumen bisa dikatakan valid mempunyai nilai r hitung> r tabel.
Nilai r tabel didapatkan adalah df = n-2 (100-2) = 98, maka tabel r pada angka 98
Product Moment adalah 0,197.
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas berguna sebagai konsistensi hasil pengukuran bila
dilakukan pengukuran kembali terhadap objek yang sama. Pengukuran reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Jika suatu nilai variabel
memiliki Cronbach’s Alpha > 0,60 maka variabel tersebut dikatakan reliabel.
Dari tabel di atas nilai alpha setelah dilakukan uji reliabilitas yaitu nilai variabel X
0,807 dan nilai variabel Y sebesar 0,654. Nilai yang didapati seluruh item lebih
besar dari 0,60 nilai r-kritis. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item
reliabel.
Koefisien Korelasi
Tingkat korelasi ini dilihat dari nilai R yaitu sebesar 0,403. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
sedang.
Pedoman Nilai Koefisien Korelasi (R2)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 Tidak ada
>0,00- korelasi Sangat
0,199 rendah Rendah
0,20-0,399 Sedang
0,40-0,599 Kuat
0,60-0,799
0,80-0,999 Sangat
1,00 kuat
Korelasi
sempurna
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan penelitian yang telah dilakukan,
penelitian mengenai pengaruh media sosial Instagram dan WhatsApp terhadap
pembentukan budaya “Alone Together” di Universitas Negeri Surabaya dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Media sosial Instagram dan WhatsApp berpengaruh terhadap
pembentukan budaya “Alone Together” di Universitas Negeri Surabaya. Hal ini
terbukti dengan diketahui thitung (4,364) > ttabel (3,920) dan tingkat signifikan
(0,000) > 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya media sosial
Instagram dan WhatsApp memberikan banyak pengaruh yang signifikan terhadap
pembentukan budaya “Alone Together” yaitu mahasiswa di Universitas Negeri
Surabaya. Berdasarkan hasil uji di atas, terdapat hubungan yang sedang antara
pengaruh media sosial Instagram dengan WhatsApp terhadap pembentukan
budaya “Alone Together” di Universitas Negeri Surabaya, dengan nilai koefisien
korelasi 0,403. Yang artinya terdapat pengaruh antara media sosial Instagram dan
WhatsApp terhadap pembentukan budaya Alone
Together di Universitas Negeri Surabaya dengan pengaruh sebesar 16,3%,
sedangkan sisanya sebesar 83,7% dipengaruhi oleh adanya hal lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Ucapan Terimakasih
Daftar Pustaka