Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENELITIAN

PRAKTIK SOCIAL MEDIA DETOX PADA APLIKASI INSTAGRAM UNTUK


MENINGKATKAN WELL-BEINGNESS MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS INDONESIA ANGKATAN 2020

Kelompok 2

Belva Zahra Firdaus - 2006593672

Ichsan Farhan Hasmi - 2006593565

Mitchelle Aura Alridzki - 2006468730

Zerlina Roihana Suryaningrum - 2006593552

2022

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA
Latar Belakang

Kelompok usia yang paling rentan terhadap permasalahan kesehatan mental akibat
penggunaan media sosial yang berlebihan adalah kelompok young people, yaitu mereka yang
berada pada rentang usia 15-24 tahun yang saat ini termasuk dalam generasi Z (Albano,
2021). Generasi Z atau gen Z merupakan generasi yang digolongkan oleh penelitian Bencsik,
Csikos, dan Juhez (2016) dalam Putra (2016) sebagai generasi yang dilahirkan pada tahun
1995 – 2010. Dalam Sari (2018) dijelaskan bahwa generasi Z menganggap media sosial
sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Dengan demikian, gen Z berpotensi besar
mengalami masalah kesehatan mental akibat penggunaan media sosial. Potensi masalah
kesehatan mental yang mereka hadapi diantaranya adalah kecemasan dan depresi, isolasi diri
terhadap interaksi di dunia nyata, merasa lebih rendah dari orang lain, cyberbullying, adiksi
penggunaan media sosial, gangguan tidur, dan lain sebagainya (Albano, 2021).

Salah satu media sosial yang paling sering diasosiasikan dengan isu kesehatan mental
adalah Instagram. Asosiasi Psikolog Amerika (APA) menyebutkan bahwa banyak studi yang
menunjukkan hubungan antara penggunaan Instagram dengan depresi, masalah citra tubuh
dan harga diri, kecemasan, dan beragam permasalahan lainnya (Abrams, 2021). Namun
demikian, terdapat juga peneliti yang menganggap media sosial Instagram membawa banyak
dampak positif, seperti ruang untuk menunjukkan ekspresi diri, pembentukan komunitas, dan
menjadi sumber dukungan emosional (Firestone, 2019). Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa dampak positif dan negatif dari penggunaan media sosial Instagram dapat berbeda
antara satu individu dengan individu lainnya.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna Instagram
yang cukup besar. Pengguna Instagram di Indonesia pada bulan Oktober 2021 kemarin
tercatat berjumlah 98.05 juta pengguna dengan komposisi pengguna dari kelompok usia
18-24 tahun sejumlah 33,9 juta atau sepertiga dari keseluruhan total pengguna Instagram
di Indonesia (Annur, 2021). Dari statistik ini, dapat diketahui bahwa lebih dari sepertiga dari
pengguna Instagram di Indonesia termasuk dalam kategori young people. Hal ini dapat
diartikan bahwa kelompok pengguna Instagram terbanyak merupakan kelompok yang rentan
terhadap gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial.

Namun demikian, hingga saat ini, masih jarang peneliti yang mengangkat isu
mengenai pengaruh penggunaan media sosial instagram terhadap kesehatan mental kelompok
usia remaja akhir sampai dewasa awal yang ada di Indonesia dalam bentuk penelitian
kualitatif. Kebanyakan riset yang selama ini dilakukan cenderung bersifat kuantitatif dan
menjadikan seluruh pengguna media sosial Instagram tanpa memandang usianya sebagai
subjek penelitian dalam penelitian mereka, seperti survei yang dilakukan oleh Facebook yang
menemukan korelasi antara penggunaan Instagram dengan perasaan negatif remaja
perempuan terhadap citra tubuh dan self-esteem yang dimilikinya (Horwitz, 2021).

Selain itu, muncul fenomena social media detoxification atau detoks media sosial yang
belakangan ini ramai dibahas di forum daring. Menurut dr. Kevin Adrian dari alodokter.com,
terdapat beberapa hal yang dapat menjadi pertanda seseorang mungkin perlu melakukan
detoks media sosial, diantaranya adalah merasakan emosi negatif ketika mengakses media
sosial, ketergantungan untuk terus membuka media sosial tiap saat, sulit berkonsentrasi pada
kegiatan yang dikerjakan karena terganggu dengan media sosial, dan lain sebagainya
(Adrian, 2021).

Ada riset yang menunjukkan bahwa detoks media sosial memberikan manfaat positif
bagi orang yang melakukannya, salah satunya pada aspek self-esteem individu. Pada jurnal
yang berjudul ‘Detox Instagram Pada Self-Esteem Pengguna’ tersebut, disebutkan bahwa
individu yang sadar bahwa penggunaan Instagram mereka bersifat toxic dan melakukan
detoksifikasi Instagram mendapatkan banyak dampak positif, seperti lebih bisa menerima diri
sendiri karena memiliki pemahaman tidak ada manusia yang sempurna dan keputusan untuk
mengembangkan diri sesuai dengan potensi daripada menghabiskan waktu untuk melihat dan
iri akan kehidupan orang lain (Harsono, 2020). Oleh karenanya, detoks media sosial bisa
menjadi solusi bagi pengguna Instagram yang mengalami masalah gangguan kesehatan
mental.

Berdasarkan penjelasan yang sudah disebutkan diatas, peneliti memutuskan untuk


melakukan penelitian dengan judul “PRAKTIK SOCIAL MEDIA DETOX PADA APLIKASI
INSTAGRAM UNTUK MENINGKATKAN WELL-BEINGNESS MAHASISWA ILMU
KOMUNIKASI UI ANGKATAN 2020”. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
angkatan 2020 dipilih sebagai subjek penelitian karena mereka telah mempelajari mata kuliah
yang melibatkan konsumsi dan produksi media, termasuk media sosial. Dengan demikian, hal
ini secara tidak langsung membuat mereka seharusnya memahami konsep-konsep teoritis
terkait media sosial yang berpotensi mempengaruhi praktik penggunaan Instagram sehingga
membuat mereka relevan dengan penelitian kami.
Penelitian kali ini akan menggunakan pendekatan etnografi digital dengan konsep
praktik. Konsep ini membahas mengenai praktik manusia dalam menggunakan media digital.
Pemilihan konsep ini dilakukan karena sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh dari perbedaan praktik penggunaan instagram terhadap well-beingness
penggunanya. Selanjutnya, kerangka pemikiran yang akan digunakan dalam melakukan
analisis dari penelitian ini adalah konsep digital rhythm. Kerangka pemikiran ini dipilih
karena relevansi yang dimilikinya dengan praktik penggunaan media sosial, yaitu membahas
ritme penggunaan media sosial yang mempengaruhi well-beingness penggunanya.

Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana praktik social media detox pada aplikasi
Instagram dapat mempengaruhi well-beingness mahasiswa Ilmu Komunikasi UI angkatan
2020. Hal ini disebabkan oleh kehidupan sehari-hari saat ini yang tidak dapat terlepas dari
media sosial, salah satunya adalah Instagram. Jika dikorelasikan dengan kecenderungan
praktik bermedia sosial dengan aplikasi Instagram dan intensitas penggunaannya, kami
melihat urgensi untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh praktik ini terhadap
well-being mahasiswa. Kami merumuskan beberapa pertanyaan yang akan dibahas lebih
lanjut melalui penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Apa yang memotivasi mahasiswa Ilmu Komunikasi UI angkatan 2020 untuk
menggunakan media sosial Instagram?
2. Bagaimana ritme praktik mahasiswa Ilmu Komunikasi UI angkatan 2020 dalam
melakukan social media detox?
3. Bagaimana dampak dari praktik penggunaan Instagram terhadap well-beingness
mahasiswa Ilmu Komunikasi UI angkatan 2020?
4. Bagaimana praktik social media detox pada aplikasi Instagram dapat mempengaruhi
well-beingness mahasiswa Ilmu Komunikasi UI angkatan 2020?

Kerangka Pemikiran
a. Bermedia Sosial dengan Instagram Sebagai Praktik Digital Rhythm

Praktik merupakan kegiatan yang berfokus kepada kebiasaan dan rutinitas keseharian
seseorang yang dapat tercermin daya apa yang dikatakan dan dilakukan seseorang.
Dalam etnografi digital, konsep praktik dapat diartikan sebagai konsep yang berfungsi
untuk memahami kegiatan orang yang berkaitan dengan media digital dalam
kesehariannya (Pink, 2016). Terdapat sebuah konsep yang berkaitan dengan praktik,
yaitu ritme digital. Mengutip pengertian dari kamus Cambridge, ritme diartikan
sebagai gerakan atau pola yang teratur. Jika dihubungkan dengan digital, ritme dapat
berkaitan erat dengan pola yang dilakukan secara berulang ketika seseorang berada
dalam dunia digital.

Media yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita bukan lagi dibuat tetapi
teknologi media yang menciptakan pengalaman dalam rutinitas dan hubungan
interpersonal seseorang (Pink, 2016). Dengan praktik penggunaan media Instagram
dalam keseharian yang berbeda, masing-masing pengguna tentu akan mendapatkan
pengaruh yang berbeda. Ketika menggunakan Instagram dengan frekuensi yang cukup
sering, seseorang akan tanpa sadar terpengaruhi oleh apa yang disajikan di dalamnya.

Ketika menggunakan sebuah media sosial, penting untuk pengguna memahami


implikasi yang akan didapatkannya dalam kehidupan sosial di dunia nyata. Jika
praktik penggunaan sebuah media pada kenyataannya membawa dampak kurang baik
bagi seseorang, praktik tersebut seharusnya dihindari. Misalnya, apabila praktik
penggunaan media sosial Instagram membuat seseorang menjadi lebih cemas karena
melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih mapan, praktik tersebut dapat
dikurangi agar pengguna lebih fokus pada kehidupannya sendiri dan tidak
membandingkan dengan kehidupan orang lain. Hal tersebut didukung dengan
penjelasan dari The Royal Society for Public Health (RSPH) yang akan dijelaskan
pada bagian selanjutnya.

b. Social Media Detox

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Astuti & Subandiah (2020), detoks media digital
terjadi ketika adanya kesukarelaan seseorang untuk menahan dirinya dari penggunaan
media sosial. Media sosial yang dimaksud dalam proposal ini adalah Instagram.
Harsono & Winduwati (2020), menjelaskan bahwa detox atau deleting toxic dapat
terjadi pada Instagram yang disebabkan ketika pengguna merasa bahwa terdapat efek
negatif yang diberikan oleh Instagram bagi dirinya secara fisik maupun mental.

Seseorang akan mulai merasakan dampak dari penggunaan media ketika dia terbiasa
hidup menggunakannya. Untuk itu, menurut Trine Syvertsen dan Gunn Enli (2020),
detoks digital merupakan jawaban bagi seseorang yang sudah mengalami kecanduan
untuk selalu mengakses media digital. Tekanan yang dirasakan seseorang akibat
mengakses media sosial melalui teknologi digital inilah yang akan mempengaruhi
well-being. Huffington (2015) mengatakan bahwa untuk memelihara diri sendiri, kita
perlu untuk berhubungan kembali dengan diri sendiri. Pendapat ini didukung oleh
Fielding (2014) yang menyatakan untuk dapat kembali kepada diri sendiri, kita
memerlukan hal lain lebih dari sekadar berbagi gambar dan pesan di media digital
untuk lebih bisa mendengarkan diri sendiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa cara untuk dapat terkoneksi dengan diri sendiri adalah melepas sejenak
koneksi dengan media sosial melalui praktik detoks.

c. Well-Being

Well-being diartikan oleh Prilleltensky (2005) dalam Mathews, G. & Izquierdo, C.


(2009;2008) sebagai suasana positif yang disebabkan adanya simultan kepuasan dari
kebutuhan pribadi, kebutuhan relasional, dan kebutuhan kolektif dari individu dan
komunitas. Well-being atau kondisi sejahtera manusia erat kaitannya dengan
kesehatan mental. Shanafelt et al. (dalam Hartanto, 2016) menyebutkan bahwa
kondisi mental dan kesejahteraan manusia menggambarkan tidak adanya stres, rasa
bersalah berlebihan, depresi, serta emosi lain dalam diri yang berkaitan dengan hal
negatif menurut pandangan ilmu psikologi tradisional. Seiring berkembangnya zaman,
pendefinisian mengenai well-being pun turut berkembang. Menurut Wajsblat dalam
Hartanto (2016), menyebutkan bahwa kesejahteraan manusia merupakan kondisi
berfungsinya aspek-aspek dalam individu yang mencakup fisik, emosi, spiritual,
kognitif, dan perilaku. Sedangkan menurut kamus Oxford, wellness dapat diartikan
sebagai keadaan sehat dan well-being didefinisikan sebagai keadaan baik dalam
kehidupan, kondisi yang bahagia, sehat, ataupun sejahtera (McMahon, Williams, &
Tapsell, 2010).
Dalam konteks penelitian ini, well-being merupakan kondisi yang baik dari segi fisik
maupun psikis mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia angkatan 2020
terkait praktik social media detox pada aplikasi Instagram. Penelitian ini akan
mengkaji dampak yang ditimbulkan dari praktik penggunaan media sosial terhadap
kondisi well-being mahasiswa, terutama penggunaan aplikasi Instagram yang
memungkinkan mereka untuk mengakses life update orang lain.

Metode penelitian dan diseminasi

a. Subjek Penelitian
Syarat dan ketentuan partisipan:
a. Subjek penelitian merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
angkatan 2020 yang merupakan generasi Z.
b. Subjek penelitian bersedia melakukan detoks Instagram selama 7 hari.
c. Subjek penelitian bersedia durasi penggunaan Instagram akan dipantau setiap
hari.
d. Diharapkan subjek penelitian melakukan pengurangan waktu dalam mengakses
dan/atau menghapus aplikasi Instagram selama praktik detoks Instagram.
e. Subjek penelitian bersedia melaporkan praktik detoks Instagram dan dampak
yang dirasakannya seperti dengan mengumpulkan tangkapan layar durasi
pemakaian Instagram pada hari tersebut.
f. Subjek penelitian bersedia untuk melakukan wawancara mendalam.

b. Pendekatan Penelitian
Paradigma yang dipegang peneliti sebagai dasar pemilihan metode dan diseminasi
adalah non-media-centric. Paradigma ini mendesentralisasi digital dan berfokus pada
bagaimana media tidak terpisahkan dari aktivitas, teknologi, materialitas, dan
perasaan lain yang digunakan, dialami, dan dioperasikan (Pink, 2016). Hal ini didasari
oleh tujuan dari penelitian ini yang berfokus pada ritme penggunaan (termasuk detox)
Instagram dan pengaruhnya terhadap well-beingness dari subjek penelitian, bukan
semata-mata berfokus pada sistem aplikasi Instagram.

Dalam penelitian ini, peneliti harus melibatkan pemahaman mengenai kognisi, emosi,
dan motivasi dari subjek penelitian. Menurut Sounders (2022), motif adalah
pengalaman internal dalam bentuk kebutuhan, kognisi, serta emosi yang memicu
sebuah tindakan. Untuk mengetahui motif seseorang, diperlukan sebuah pendekatan
yang dapat mengungkapkan kebutuhan, proses kognitif, dan dinamika emosi
seseorang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena berupaya untuk mengetahui


interpretasi–hal yang determinan dalam pembentukan kognisi dan penghadiran
emosi–dari seseorang. Penelitian kualitatif melihat subjek penelitian memahami dan
menginterpretasikan realitas sosialnya (Bryman, 1988 dalam Ritchie dan Lewis,
2003). Peneliti kualitatif mempelajari hal-hal dalam setting alamiahnya dan mencoba
untuk memahami atau menginterpretasikan fenomena dalam makna-makna yang
subjek penelitian bawa kepada mereka (Denzin and Lincoln, 2000 dalam Ritchie dan
Lewis, 2003). Elemen kunci dari penelitian kualitatif adalah tujuan untuk memberikan
pemahaman yang hasil interpretasi dan mendalam mengenai dunia sosial dari subjek
penelitian dengan mempelajari keadaan sosial dan material, pengalaman, perspektif,
dan sejarah mereka (Ritchie dan Lewis, 2003).

Selain motif dan pengaruh, penelitian ini juga berupaya untuk mengungkap ritme
seseorang dalam mempraktikkan detoks media sosial karena setiap subjek penelitian
tentu memiliki cara, keunikan, dan kompleksitas masing-masing. Penelitian kualitatif
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan keragaman dan kompleksitas tersebut.

c. Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini utamanya akan menggunakan teknik qualitative diary research (QDR).
QDR merupakan metode untuk merekam momen, pengamatan, dan pemikiran harian
(Patterson, 2005). Melalui laporan harian, QDR memungkinkan peneliti untuk
meneliti proses-proses sosial, psikologis, dan fisiologis yang terjadi dalam situasi
sehari-hari (Bolger dan Rafaeli, 2003). Alasan pemilihan metode ini adalah karena
peneliti ingin mengetahui ritme social media detox yang responden lakukan. Dengan
laporan harian, hasil laporan akan lebih rinci. Dinamika selama proses pun dapat
terekam dengan jelas.

Tidak hanya QDR, peneliti juga akan menggunakan metode wawancara mendalam.
Hal ini bertujuan supaya peneliti mendapatkan jawaban yang mendalam mengenai
pemahaman responden mengenai social media detox, well-beingness, serta teori-teori
terkait. Dalam wawancara, terjadi komunikasi langsung dua arah yang memudahkan
peneliti untuk menanyakan follow-up question dan melakukan verifikasi dari
interpretasi peneliti. Dengan wawancara, peneliti juga akan mendapatkan aspek
nonverbal seperti intonasi dan ekspresi wajah dari subjek penelitian. Hal tersebut akan
memperkaya informasi yang dapat digali saat wawancara sehingga data yang
didapatkan lebih akurat.

d. Metode Analisis Data


Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan dikategorisasikan. Contoh
kategori-kategori dalam penelitian ini adalah seperti motif, ritme, dan pengaruh
praktik social media detox. Selanjutnya, data dari setiap subjek penelitian akan
dibandingkan untuk mengidentifikasi persamaan, perbedaan, frekuensi, dan penyebab
dari praktik detoks yang telah dilakukan. Hal ini diakukan supaya peneliti dapat
melihat hubungan antara data tersebut terhadap well-beingness subjek penelitian.
Terakhir, akan dilakukan penarikan kesimpulan dengan disesuaikan dengan
pertanyaan dan kerangka berpikir dalam penelitian.

e. Diseminasi
Diseminasi dari penelitian ini akan dilakukan melalui pengunggahan hasil penelitian
pada situs web akademis dan infografis pada kanal Instagram pribadi peneliti. Hal ini
bertujuan supaya hasil penelitian dapat diakses dengan mudah oleh siapapun dengan
jaringan internet. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dibaca oleh pengguna Instagram
dengan harapan mereka dapat lebih mindful dalam praktik penggunaan Instagram.

Data Hasil Penelitian


1. Uzaldy Davin
Davin merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi UI angkatan 2020. Ia
menggunakan merupakan penggemar topik aviasi dan otomotif. Ia hobi untuk mencari
konten-konten tentang topik-topik tersebut. Hal itulah yang memotivasi ia
menggunakan media sosial Instagram. Melalui Instagram, ia dapat mencari
informasi-informasi tentang topik-topik tersebut. Fitur-fitur komentar yang ada juga
memungkinkan ia membaca pendapat orang lain dan berdiskusi. Selain untuk melihat
topik-topik aviasi dan otomotif, ia juga menggunakan Instagram untuk mengetahui
informasi politik. Menurutnya, pencarian media Instagram merupakan pencarian
informasi yang paling cocok. Alasannya di antaranya Instagram lebih kredibel
daripada Twitter. Kemampuan dia untuk melakukan hobinya melalui Instagram
membuat ia bahagia. Namun, ia tetap bersedia untuk melakukan detoks karena ia
penasaran dengan apa efek yang akan dia rasakan. Apakah well-beingnessnya akan
meningkat atau tidak.
Sebelum detoks Instagram, Davin menggunakan Instagram selama 4-5 jam
(tidak bersambung) saat sedang menunggu kelas atau saat sedang bosan. Ia bersedia
untuk melakukan detoks karena ia ingin mencoba apakah dirinya bisa atau nyaman
untuk menggunakan platform lain dalam mencari informasi. Ritme detoksnya adalah
bertahap mengurangi durasi hingga tidak memakai Instagram sama-sekali dalam
sehari. Alasannya adalah karena agar ia tidak kaget sehingga proses detoksnya gagal.
Selama detoks, penggunaan Instagramnya berfokus hanya pada konten terkait aviasi.
Kegiatan pengganti Instagram saat ia detoks adalah membuka media sosial lain
seperti telegram. Namun, ia merasa kurang cocok dengan media sosial lain jadi ia
lebih sering bermain game.
Setelah tujuh hari melakukan detoks, ia menemukan bahwa well-beingnessnya
menurun karena ia tidak bisa mencari informasi mengenai topik-topik yang
digemarinya. Ia mencoba menggunakan platform lain namun tidak secocok
Instagram. Ia menyimpulkan bahwa topik-topik yang ia konsumsi di Instagram tidak
mengganggu well-beingnessnya dia sehingga menggunakan Instagram bukanlah hal
yang buruk. Dari hasil diary researchnya, dapat diidentifikasi bahwa Davin memiliki
kecenderungan untuk mencari informasi. Saat tidak menggunakan Instagram, ia
mencari-cari informasi misalnya dengan membeli koran.
2. Mawar (nama disamarkan)
Mawar (nama disamarkan) adalah salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi UI
angkatan 2020 yang menggunakan Instagram untuk berbagai keperluan. Selain untuk
dirinya sendiri, seperti untuk bersosialisasi dan mencari hiburan, Mawar juga berperan
sebagai admin akun Instagram komunitas. Dengan demikian, pada saat akan
menggunakan Instagram untuk keperluan pribadi, biasanya ia bertujuan menggunakan
Instagram sebagai pelarian dan terkadang membuatnya menunda pekerjaan yang
dimiliki. Sedangkan ketika menggunakan Instagram sebagai admin Instagram
komunitas, ia mencari, menyebarkan informasi, dan membalas pesan yang masuk.
Secara sadar ia mengoperasikan akun Instagram yang berbeda dengan cara yang
berbeda juga karena perbedaan konten yang tersedia di dalamnya. Ia merasa bahwa
akun Instagram pribadinya akan menyajikan konten-konten yang lebih sesuai dengan
minatnya, seperti meme, tetapi juga lebih berkemungkinan memunculkan konten
triggering baginya.
Mawar mengaku cukup memahami seputar social media detox. Menurutnya,
praktik ini perlu dilakukan apabila seseorang sudah ketergantungan dengan Instagram
dan membangun self-esteem-nya melalui Instagram saja. Selain itu, Mawar juga
cukup aware dengan well-being-nya dan menurutnya well-being-nya dipengaruhi oleh
media yang ia gunakan, salah satunya adalah Instagram.
Sebelum melakukan praktik detoks Instagram, Mawar sering tanpa sadar
menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengakses Instagram dan menunda
pekerjaannya. Dampak dari menunda pekerjaan karena secara tidak sadar scrolling
beranda dan explore Instagram ini bagi Mawar adalah munculnya perasaan menyesal
serta merasa dikendalikan dan kecanduan. Meskipun ia memang pada awalnya telah
memiliki tujuan yang jelas ketika mengakses Instagram, tetapi cukup sering ia
menemukan konten triggering dan hal ini menyita waktunya. Pada saat melakukan
detoks, Mawar mulai membatasi diri agar hanya mengakses kebutuhannya sebagai
admin akun Instagram komunitas. Meskipun telah membatasi diri, terkadang secara
tidak sadar Mawar masih terdistraksi oleh feeds Instagram akun komunitasnya.
Setelah melakukan detoks, Mawar merasa detoks Instagram cukup memberikan
pengaruh ke well-being-nya tetapi tidak secara signifikan. Dari hasil diary research
yang telah dilakukan, Mawar mengatakan bahwa ia baru merasakan dampak positif
dari detoks ini di hari ketiga. Alasannya, menurut Mawar, terdapat faktor-faktor lain
yang turut mempengaruhi kondisi well-being-nya selain Instagram.
3. Nurul Azizah
Nurul Azizah merupakan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi
Universitas Indonesia angkatan 2020 berusia 20 tahun yang bersedia untuk melakukan
detoks Instagram. Azizah menggunakan Instagram sesuai dengan kemauannya saja
sehingga tidak ada batasan waktu dalam mengakses Instagram. Ia menggunakan
Instagram untuk menemukan hal atau informasi baru dan mencari tau tentang
seseorang. Azizah memiliki sedikit pengetahuan terkait social media detox yang
dipahaminya sebagai mengurangi atau tidak sama sekali menggunakannya. Azizah
juga mengetahui sedikit tentang well-being yang dipahami dengan kesehatan mental
yang tidak merasa anxious, depressed atau unstable karena media sosial. Azizah juga
merasa bahwa detox akan mempengaruhi wellbeing-nya tapi belum dapat memberikan
bukti karena ia belum pernah melaksanakan detox dalam jangka waktu yang lama.
Azizah pernah merasa FOMO atau Fear Of Missing Out dan tertekan dalam
menanggapi tren yang ada. Ia juga dapat percaya terkait informasi yang ditampilkan
di media merupakan kehidupan nyata dari orang tersebut. Hal itu membuat Azizah
merasa berpengaruh terhadap wellbeing-nya, seperti menjadi iri dengan yang
ditampilkan di media sosial.
Azizah menggunakan Instagram sebagai media pencarian informasi,
melakukan pengunggahan kegiatannya, mempererat hubungan dengan seseorang, dan
menjadi medianya untuk berbasa-basi. Ia melakukan detoks secara perlahan dengan
cara melakukan kontrol terhadap dirinya tanpa menghapus aplikasi Instagram.
Sebelum melakukan detoks, ia sering mengakses konten yang ditampilkan dalam
beranda Instagram terkait update teman-temannya. Namun, terdapat perubahan dalam
mengakses konten, yaitu lebih menggunakan fitur explore Instagram. Pada saat
detoks, ia juga memiliki kegiatan pengganti, yaitu mengalokasi waktunya secara
lebih banyak untuk mengerjakan tugas dan melakukan kegiatan komunikasi di
WhatsApp juga terjadi lebih akrab yang sebelumnya hanya saling menyapa saja.
Azizah mengalami beberapa kendala pada saat melakukan detoks, yaitu ketika Azizah
memiliki kewajiban untuk melakukan paid promote di Instagram. Akhirnya ia
meminta tolong kepada temannya untuk membuka dan melakukan kewajiban tersebut.
Selain itu, pada saat ia ingin mengikuti kegiatan yang mana kegiatan tersebut
mengharuskan Azizah untuk mengikuti atau follow suatu akun dan sudah mendekati
tenggat pendaftarannya sehingga ia harus meminta tolong temannya untuk mengikuti
akun tersebut.
Sebelumnya, Azizah sering mencari informasi umum di Instagram tetapi saat
detoks ia menjadi terkendala dalam mendapatkan informasi tersebut. Hal itu
membuatnya tidak mendapatkan tambahan informasi umum. Azizah memiliki lebih
dari satu akun tetapi detoks lebih dilakukan pada akun pertamanya. Azizah juga
terkendala saat hendak menggunakan kamera Instagram untuk berfoto kelompok
sehingga ia meminta temannya untuk yang menggunakan kamera Instagram tersebut.
Namun, Azizah masih merasa kurang lama dalam melakukan detoks tetapi ia tetap
merasakan bahwa terdapat efek terhadap well-beingness dirinya. Ia juga merasakan
adanya perbedaan tempat pencarian konten dari beranda ke explore Instagram. Hal
tersebut karena ia merasa bahwa konten yang diunggah oleh teman-temannya di
beranda Instagram beragam dan ada yang membuatnya insecure dan fear of missing
out. Namun, pada explore Instagram lebih ke edukasi. Beberapa contoh yang
ditampilkan dalam explore Instagram adalah style hijab lebaran, diksi-diksi bahasa
Inggris, dan lain-lain. Namun, Instagram terdapat sponsor yang menurutnya insightful
walaupun tidak sering.
4. Adinda Sekar
Dinda merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi UI angkatan 2020 yang
memakai Instagram dengan tujuan awal untuk menjalin relasi dan mengikuti update
dari teman-temannya. Namun, seiring berjalannya waktu, tujuannya berubah menjadi
menggunakan Instagram untuk mengakses informasi. Dengan tujuannya itu, Dinda
jarang mengunggah foto di akun pribadi utamanya. Sedangkan untuk second
account-nya, ia gunakan untuk mengunggah snapgram yang berisi cerita ketika ia
suntuk. Selain itu, ia menggunakan Instagram untuk bermain filter dan hal inilah yang
paling sering dilakukan olehnya secara tidak sadar.
Sebelum melakukan detoks, sebenarnya Dinda memang cukup jarang
menggunakan Instagram, yaitu hanya sekitar 5-10 menit setiap harinya. Dari pola
penggunaan Instagram sebelum detoks, Dinda merasa bahwa Instagram dapat menjadi
sumber hiburan sekaligus membuatnya lelah. Hal ini berhubungan dengan tujuan
penggunaannya. Ketika ia menggunakan Instagram untuk bermain filter, ia merasa
terhibur tetapi berbeda ketika ia menggunakan Instagram untuk berbalas pesan dengan
temannya. Ia mudah merasa lelah secara emosional ketika harus berinteraksi dengan
orang, terutama ketika mereka “membawa masalah” mereka kepadanya.
Pada saat melakukan detoks, Dinda berhasil mengurangi durasi penggunaan
tetapi terkadang secara tidak sadar tetap mengakses filter yang disediakan di fitur
snapgram Instagram untuk menghilangkan suntuknya. Dengan melakukan detoks ini,
Dinda merasa terbantu karena ia tidak harus berhubungan dengan teman-temannya
yang selalu menghubunginya melalui Direct Messages (DM) Instagram. Ia merasa
cukup lega ketika terbantu mendiskoneksikan diri dengan teman-temannya yang
terkadang toxic karena perbedaan gaya hidup dan banyak membawa permasalahan
hidup mereka kepadanya.
Selain itu, Dinda juga mengaku pernah melakukan detoks Instagram
sebelumnya dan hal tersebut memang sangat membantu well-being-nya. Sebagai
mahasiswa Ilmu Komunikasi, ia memahami bahwa apa yang ditampilkan oleh
orang-orang di media sosialnya belum tentu benar. Instagram dianggap sebagai front
stage dari seseorang dan banyak hal yang tidak ditampilkan di front stage. Ia juga
mengerti untuk memilah konten yang dirasa akan memberikan pengaruh buruk ke
well-being-nya. Dengan demikian, ia semakin mudah mengontrol emosinya ketika
melihat konten-konten yang tersedia di Instagramnya.

5. Kerenhapukh Gavrila
Keren pada awalnya menggunakan Instagram karena aplikasi ini pernah
menjadi hits pada waktu itu. Setelah menjadi mahasiswa, Keren menggunakan
Instagram dengan tujuan untuk mencari teman. Tujuan tersebut dirasa Keren tercapai
karena dia dan teman-temannya saling mengikuti akun Instagram satu sama lain.
Sebelum melakukan detoks, keren menggunakan Instagram saat sedang bosan. Keren
juga membuka Instagram untuk melihat life update teman-temannya. Pola pemakaian
Instagram yang demikian digunakan oleh keren dengan tujuan rekreatif dan sebagai
sumber topik obrolan dengan orang disekitarnya.
Keren bersedia melakukan detoks karena dia pernah melakukannya 2 tahun
yang lalu dan merasakan dampak positif. Dia merasa lebih nyaman karena tidak
mengetahui life update orang lain. Metode yang dia gunakan berupa deaktivasi akun
Instagram. Untuk detoks kali ini, Keren melakukan deaktivasi semua akun Instagram
pribadinya dan menghapus aplikasi tersebut dari ponselnya. Keren melakukan hal ini
karena dia merasa kebiasan penggunaan Instagram yang dia lakukan dengan tanpa
sadar masih tetap terbawa dan membuatnya tetap membuka Instagram sekalipun dia
sedang detoks. Oleh karenanya, dia menghapus aplikasi ini agar bisa melakukan
detoks Instagram secara penuh.

Hasil Analisis dan Diskusi


a. Similarity
Kelima subjek penelitian memiliki tujuan yang sama, yaitu mencoba detoks
Instagram untuk melihat dampak ke well-beingness mereka. Semua subjek penelitian
menggunakan Instagram untuk mendapatkan informasi, baik informasi umum, hobi,
dan edukasi. Selain itu, mereka juga melakukan sosialisasi dengan melihat update
kehidupan teman-temannya. Selama melakukan detoks, kelima subjek penelitian
melakukan peralihan ke media sosial yang lain.
b. Difference
Melalui diary research dan wawancara, dapat diidentifikasi beberapa
perbedaan dari data setiap subjek penelitian. Perbedaan tersebut diantaranya:
1. Tujuan Menggunakan Instagram
Terdapat subjek penelitian yang menggunakan Instagram untuk mengikuti tren,
bersosialisasi, mencari informasi, dan ada yang untuk mengaktualisasikan hobinya.
2. Durasi Penggunaan Instagram Sebelum Detoks
Terdapat subjek penelitian yang menggunakan Instagram secara singkat dengan
durasi di bawah tiga puluh menit. Sementara itu, terdapat subjek penelitian lain
yang menggunakan Instagram selama berjam-jam dalam sehari.
3. Praktik Detoks yang Dilakukan
Terdapat subjek penelitian yang melakukannya secara bertahap dan terdapat pula
yang langsung menghapus aplikasi Instagram.
4. ​Perubahan Pola Penggunaan Instagram
Terdapat subjek penelitian yang berpindah menjadi lebih sering memanfaatkan
fitur explore Instagram, hanya mengakses akun komunitas, menggunakan
seperlunya, hanya fokus pada hobinya, dan terdapat pula yang menggunakan
Instagram sama sebelum detoks tetapi saat tersadar, ia langsung membatasi diri.
5. Efek terhadap Well-Beingness
Terdapat subjek penelitian yang well-beingnessnya meningkat setelah detoks, ada
yang tetap, dan ada yang menurun.
c. Frequency
Berdasarkan tujuan penggunaan Instagram, empat subjek penelitian
menjadikan Instagram sebagai salah satu sumber informasinya. Ada empat subjek
penlitian juga yang mengatakan penggunaan Instagram mereka ditujukan untuk
kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dan mengetahui kehidupan teman. Empat dari
kelima subjek penelitian yang ada hanya mengurangi penggunaan Instagram tanpa
menghapus aplikasi tersebut. Hanya satu subjek penelitian yang menghapus Instagram
dan sama sekali tidak menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, dua dari lima subjek
penelitian yang ada melakukan deaktivasi akun Instagram. Subjek penelitian Keren
mendeaktivasi dua akun pribadinya, sedangkan subjek penelitian Mawar hanya
mendeaktivasi akun Instagram first account miliknya.
Pada saat detoks, kelima subjek penelitian sama-sama memiliki aktivitas lain
untuk menggantikan penggunaan Instagram. Ketika melakukan detoks, dua dari lima
responden mengalami kendala yang bersifat psikologis, yaitu FOMO (fear of missing
out) dan kecemasan. Selain itu, sebanyak tiga subjek penelitian yang mengalami
kendala karena kewajibannya terkendala akibat detoks Instagram yang mereka
lakukan, seperti tidak bisa mengunggah konten tertentu dan keterbatasan dalam
mengakses informasi tertentu. Dalam praktik detoks sosial media ini, dua responden
merasakan dampak positif yang cukup signifikan, dua responden tidak merasakan
dampak yang signifikan, dan satu responden lainnya merasakan dampak negatif yang
signifikan.
d. Causation
Kelima subjek penelitian memiliki tujuannya masing-masing dan berangkat
dari tujuan tersebut, mereka melakukan praktik penggunaan Instagram yang
berbeda-beda. Subjek penelitian yang menggunakan Instagram di luar tujuan awal
mereka menunjukkan bahwa praktik penggunaan media sosial Instagram sering kali
dilakukan tanpa sadar.
Perbedaan tujuan praktik penggunaan Instagram dari setiap subjek penelitian
berkaitan dengan dampak terhadap well-beingness yang mereka rasakan. Apabila
tujuan penggunaan Instagram adalah sebagai sumber hiburan, informasi, dan tempat
untuk mencari tahu lebih dalam tentang hobi, maka praktik detoks media sosial
Instagram justru menurunkan kualitas well-beingness subjek penelitian. Di sisi lain,
selama melakukan detoks, terdapat beberapa subjek penelitian yang tanpa sengaja
mengakses Instagram dan menemukan konten-konten dari unggahan teman yang
mempengaruhi kestabilan emosi mereka. Oleh karena itu, dengan membatasi diri
melalui praktik detoks ini, subjek penelitian merasa mereka juga membatasi konsumsi
konten Instagram yang membantu kestabilan emosi yang dirasakan. Selain itu, bagi
subjek penelitian yang menggunakan Instagram untuk berhubungan dengan
teman-teman melalui fitur-fitur yang tersedia (direct message dan reply/reaction
snapgram) juga merasa well-beingness-nya meningkat dengan praktik detoks karena
ia membutuhkan waktu untuk mendiskoneksikan diri dengan orang lain.
Selain itu, dengan praktik penggunaan Instagram yang sering kali membuat
subjek penelitian tidak sadar menghabiskan waktu yang lama juga turut memberikan
pengaruh terhadap well-beingness mereka. Bagi subjek penelitian yang mendapati
Instagram dapat menjadi pemicu munculnya perasaan tidak nyaman, durasi yang lama
akan membuat mereka semakin banyak terpapar konten yang tersedia di Instagram.
Dari konten-konten tersebut, terdapat kemungkinan mereka akan merasa tidak
nyaman karena mengetahui life update teman. Di sisi lain, bagi subjek penelitian yang
menggunakan Instagram untuk mendapatkan informasi, semakin sedikit durasi
penggunaan Instagram akan membuatnya merasa tidak sejahtera karena terbatas
dalam mengakses informasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh
terbesar yang mendasari pengaruh penggunaan Instagram terhadap well-beingness
subjek penelitian adalah tujuan mereka dalam menggunakan Instagram.
Kesimpulan
Media sosial telah hadir sebagai bagian dari hidup Gen Z saat ini. Hal ini ditunjukkan
oleh subjek penelitian ini yang beralih ke media sosial lain ketika melakukan detoks
Instagram. Media sosial Instagram pada umumnya digunakan oleh subjek penelitian sebagai
sumber informasi dan alat untuk melakukan interaksi sosial. Perbedaan tujuan penggunaan
dari setiap pengguna akan menentukan pola praktik penggunaan Instagram mereka.
Seiring dengan penggunaannya secara sadar maupun tidak, Instagram dapat
memberikan pengaruh terhadap penggunanya. Melalui pola praktik yang terbentuk ketika
mengakses media Instagram, seseorang dapat menggunakan Instagram tanpa kesadaran
penuh. Meski telah memiliki tujuan tertentu ketika akan mengakses Instagram, pengguna
dapat secara tidak sadar mengakses hal lain di luar tujuan awalnya karena pola kebiasaan
yang telah terbentuk.
Detoks yang dilakukan dengan mengubah atau menghentikan pola rutinitas
penggunaan Instagram yang telah terbentuk terbukti memberikan pengaruh kepada orang
yang melakukannya. Dengan perbedaan dalam praktik detoks yang dilakukan, subjek
penelitian mendapatkan pengaruh yang berbeda-beda. Beberapa faktor yang mempengaruhi
perbedaan tersebut, yaitu jenis konten yang dikonsumsi, fitur yang digunakan, dan tujuan
penggunaan yang dimiliki. Perbedaan pengaruh yang dirasakan oleh subjek penelitian dari
praktik detoks ini turut mempengaruhi dampak terhadap well-beingness masing-masing
pengguna.
Praktik penggunaan Instagram yang telah dilakukan secara berulang oleh para
pengguna akan membentuk kebiasaan yang menentukan praktik penggunaan berikutnya.
Melalui penelitian mengenai detoks media sosial Instagram ini, dapat disimpulkan bahwa
ketika praktik penggunaan Instagram bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dan
hiburan, maka praktik detoks akan menurunkan well-beingness penggunanya. Berbeda ketika
Instagram digunakan untuk mencari tahu life update dan berhubungan dengan orang lain
yang dapat mempengaruhi kestabilan emosi seseorang. Selain itu, durasi penggunaan dan
jenis konten yang dikonsumsi juga hadir sebagai pengaruh bagi well-beingness pengguna
Instagram. Dengan demikian, detoks media sosial Instagram dibutuhkan bagi penggunanya
yang mulai merasakan dampak kurang baik dari media tersebut.
Daftar Pustaka

Abrams, Z., 2021. How Can We Minimize Instagram’s Harmful Effects?. [Online] APA.org.
Available at:
<https://www.apa.org/monitor/2022/03/feature-minimize-instagram-effects#:~:text=St
udies%20have%20linked%20Instagram%20to,them%20to%20keep%20on%20scrolli
ng>. [Accessed 5 April 2022].

Adrian, K., 2021. Detoks Sosmed, Ini Manfaat dan Tips Melakukannya. [Online]
alodokter.com. Available at:
<https://www.alodokter.com/detoks-sosmed-ini-manfaat-dan-tips-melakukannya>.
[Accessed 5 April 2022].

Albano, Anne Marie. 2021. Is Social Media Threatening Teens’ Mental Health and
Well-being?. [Online] cuimc.columbia.edu. Available at:
<https://www.cuimc.columbia.edu/news/social-media-threatening-teens-mental-health
-and-well-being>. [Accessed 5 April 2022].

Astuti, S. and Subandiah, D., 2020. Detox Media Digital (Sikap Milenial Terhadap Detox
Media Digital). PROMEDIA (PUBLIC RELATION DAN MEDIA KOMUNIKASI),
6(2).

Annur, Cyndi M., 2021. Ada 91 Juta Pengguna Instagram di Indonesia, Mayoritas Usia
Berapa?. [Online] databoks.katadata.co.id. Available at:
<https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/15/ada-91-juta-pengguna-instagr
am-di-indonesia-mayoritas-usia-berapa>. [Accessed 5 April 2022].

Bolger, Niall. Rafaeli, Eshkol. 2003. Diary Methods: Capturing Life as It Is Lived.
[Researchgate Accessed 12 April 2022].

Chowdhry, A. 2017. Study Says Instagram Is Ranked The Worst Social App For Causing
Young People To Feel Depressed. [Online] forbes.com. Available at:
<https://www.forbes.com/sites/amitchowdhry/2017/05/31/instagram-depression/?sh=3
1f9afe47453>. [Accessed 5 April 2022].
Cook, A, Egan, H, Hussain, M, Keyte, R, Mantzios, M, Mullis, L 2021, ‘Self-Compassion
and Instagram Use Is Explained by the Relation to Anxiety, Depression, and Stress’,
Journal of Technology in Behavioral Science, vol.6, pp. 436-441.

Enli, G, & Syvertsen, T 2020, 'Digital Detox: Media Resistance and the promise of
authenticity', Journal of Research into New Media Technologies, vol. 26, no. 5-6,
pp.1269-1283.

Denissen, J & Stavrova, O 2021, ‘Does Using Social Media Jeopardize Well-Being? The
Importance of Separating Within- From Between-Person Effects’, Social
Psychological and Personality Science, vol. 12, no.6, pp.964-973.

Dictionary.cambridge.org. 2022. rhythm. [online] Available at:


<https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/rhythm> [Accessed 5 April
2022].

Dwiputra, K., 2018. Generasi Z Rentan Terserang Gangguan Mental. [online]


klikdokter.com. Available at:
<https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3617250/generasi-z-rentan-terserang-ga
ngguan-mental> [Accessed 20 April 2022].

Firestone, L., 2022. Which is Worst for Your Mental Health: Instagram, Facebook, or
Youtube?. [Online] psychalive.org. Available at:
<https://www.psychalive.org/worst-mental-health-instagram-facebook-youtube/>.
[Accessed 5 April 2022].

Hanson, R., 2019. Mass communication: Living in a Media World. 7th ed. SAGE
Publications, Inc.

Harsono, L. and Winduwati, S., 2020. Detox Instagram Pada Self-Esteem Pengguna. Koneksi,
vol: 4, no: 1, pp.83.

Horwitz, J., Seetharaman, D. & Wells, G., 2021. Facebook Knows Instagram Is Toxic for
Teen Girls, Company Documents Show. [Online] Wall Street Journal. Available at:
<https://www.wsj.com/articles/facebook-knows-instagram-is-toxic-for-teen-girls-com
pany-documents-show-11631620739>. [Accessed 5 April 2022].
Khairani, M, Mamita, E, Mawarpury, M & Sari, K 2019, ‘Hubungan Stres dan Kesejahteraan
(Well-being) dengan Moderasi Kebersyukuran’, Gadjah Mada Journal of Psychology,
vol. 5, no. 2, pp.178-186.

Harsono, L. & Septia W., 2020, ‘Detox Instagram Pada Self-Esteem Pengguna’, E-journal
Untar, vol. 4, no. 1, pp. 83-89

Indrawati, R & Nuswantoro, E 2021, ‘Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram Serta
Pengaruhnya Terhadap Subjective Well-Being Siswa’, Jurnal Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Semarang, vol. 8, no.2, pp.99-124.

Mathews, G. & Izquierdo, C. 2009;2008;, Pursuits of happiness: well-being in


anthropological perspective, 1st;N - New, 1; edn, Berghahn Books, New York, NY.

McLeod, S. 2022. Maslow’s Hierarchy of Needs. [Online] SimplyPsychology.org. Available


at <https://www.simplypsychology.org/maslow.html>. [Accessed 5 April 2022].

Pink, S., Horst, H., Postill, J., Hjorth, L., Lewis, T. and Tacchi, J., 2016, Digital ethnography,
London: SAGE Publications.

Putra, Y., 2016. THEORITICAL REVIEW : TEORI PERBEDAAN GENERASI. Among


Makarti, 9(2).

Ritchie, J. and Lewis, J., 2003. Qualitative research practice: A Guide for Social Science
Students and Researchers. London: Sage Publications.

Sari, D., 2018. PEMBUKAAN DIRI SECARA ONLINE (ONLINE SELF-DISCLOSURE)


REMAJA GENERASI Z. Jurnal Penelitian, 22, pp.13-19.

Sendari, A., 2022. Instagram Adalah Platform Berbagi Foto dan Video, Ini Deretan Fitur
Canggihnya. [online] liputan6.com. Available at:
<https://www.liputan6.com/tekno/read/3906736/instagram-adalah-platform-berbagi-f
oto-dan-video-ini-deretan-fitur-canggihnya> [Accessed 5 April 2022].

Souders, B., 2022. What is Motivation? A Psychologist Explains. [online]


PositivePsychology.com . Available at:
<https://positivepsychology.com/what-is-motivation/#:~:text=essential%20life%20out
comes.-,Motivation%20Model,cause%20or%20trigger%20motivational%20states>.
[Accessed 5 April 2022].

Patterson, Anthony. 2005. Processes, Relationships, Settings, Products and Consumers: The
Case for Qualitative Diary Research. Researchgate. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/228137148_Processes_Relationships_Settings
_Products_and_Consumers_The_Case_for_Qualitative_Diary_Research [Accessed 12
April 2022]

West, R. and Turner, L., 2019. Introducing Communication Theory: Analysis and
application.. 3rd ed. New York: McGraw-Hill
Lampiran
Diary Research
1. Uzaldy Davin

Hari Tanggal Lama Pemakaian Catatan Harian

1. 6 April 4 Jam 2 menit Davin masih menggunakan Instagram seperti


2022 penggunaan sebelum detoks sehingga belum
merasakan efek apapun.

2. 7 April 3 Jam 30 menit Davin mulai membatasi penggunaan Instagram


2022 dan mengalihkan waktunya untuk kegiatan lain

3. 8 April 2 Jam 15 menit Davin jarang membuka Instagram karena


2022 adanya kesibukan lain sehingga ia kurang
mendapatkan informasi. Waktu yang ia gunakan
untuk scrolling Instagram ia gunakan untuk
kegiatan yang dilakukan secara offline.

4. 9 April 1 Jam 35 menit Davin merasa FOMO karena tidak mengikuti


2022 update berita dan mencoba mencari alternatif
melalui media lain. Lalu, Davin mengikuti
komunitas di telegram dan tidak begitu
mengikuti life update teman-teman Ilmu
Komunikasi angkatan 2020. Biasanya, ia
mendapatkan informasi life update tersebut
melalui snapgram. Life update yang dimaksud
di sini adalah kegiatan yang sedang dilakukan,
seperti magang ataupun kesibukan lain.

5. 10 April 30 Menit Pada tanggal 11 April 2022 akan ada demo


2022 sehingga Davin berkeinginan mencari informasi
melalui Instagram karena menurutnya lebih
kredibel dibandingkan informasi di Twitter yang
sering ditunggangi oleh buzzer. Namun, karena
sedang menjalankan detoks Instagram, Davin
menjadi beralih ke Twitter dan membeli koran
untuk mengikuti berita terbaru.

6. 11 April Kurang dari 1 Seharusnya Davin tidak membuka Instagram


2022 menit tetapi karena ada kejadian kurang baik yang
menimpa salah satu dosen Ilmu Komunikasi UI,
ia membuka Instagram sebentar untuk
mengunggah surat pernyataan.

7. 12 April Tidak memakai Pada hari ini, Davin tidak membuka Instagram
2022 sama sekali dan justru merasa well-being-nya
terganggu karena ia tidak bisa melakukan
kegiatan yang biasa ia lakukan di Instagram,
seperti mengobrol dengan teman. Selain itu, ia
merasa harus mencari media alternatif yang
algoritmanya cocok dengannya mendapatkan
berita terbaru.

2. Mawar

Hari Tanggal Lama Pemakaian Catatan Harian

1. 10 April 1 Jam 27 menit Menurut Mawar, well-being tidak hanya


2022 dipengaruhi oleh penggunaan instagram saja,
karena dalam seharian itu ia banyak tidur dan
beraktivitas sosial secara luring. Selain itu, ia
lebih banyak mengakses YouTube dan
WhatsApp. Menariknya, ia ke-trigger dari fitur
status WhatsApp teman, bukan dari Instagram
karena di hari itu dia lebih banyak buka
WhatsApp. Ia menyimpulkan bahwa trigger
sebenarnya berasal dari faktor internal diri
sendiri yang kemudian dapat dipengaruhi oleh
faktor eksternal, seperti penggunaan media.
2. 11 April 44 Menit Hari ini Mawar fokus kuliah dan tidak
2022 terdistraksi oleh pemakaian Instagram. Ia
membuka Instagram hanya untuk mengecek
postingan. Di malam hari, ia mulai membuka
Instagram dalam jangka waktu yang cukup lama
di tengah pengerjaan tugas. Ia mengaku
penggunaan Instagram di malam itu untuk
menunda pekerjaannya sampai mendekati batas
waktu pengerjaan. Dengan demikian, ia merasa
terbantu dengan detoks ini karena ia menjadi
tidak menunda-nunda pekerjaannya.

3. 12 April 1 Jam 6 menit Hari ini screen time-nya lebih banyak karena
2022 Mawar lupa menutup aplikasi Instagram setelah
memakainya. Namun, ia mulai melihat
perkembangannya. Mawar banyak mengalihkan
kegiatan yang biasanya untuk main Instagram,
dialihkan ke pekerjaan lain, seperti olahraga dan
menjemput adik. Ketika ia harus membuka
instagram itu karena tuntutan tugas admin
komunitas jadi harus posting info.

4. 13 April 29 Menit Hari ini Mawar feeling unwell sehingga ia


2022 banyak mendiskoneksikan diri. Sempat
membuka Instagram tapi tidak menemukan
apa-apa yang menarik. Akhirnya, ia beralih ke
YouTube sama Disney+. Mawar akhirnya
menonton short YouTube. Awalnya, Mawar
berniat mencari hiburan melalui media YouTube
tetapi malah make it worse. Dari sore sampai
malam akhirnya ia memutuskan untuk tidak
membuka handphone. Malam hari ia gunakan
untuk mengerjakan tugas, tetapi malah ketika
membuka laptop, Mawar tidak melakukan
apa-apa dan tidak membuka Instagram sebagai
pelarian karena menganggap Instagram tidak
berdampak baik untuknya di hari itu.

5. 14 April 27 Menit Hari ini Mawar lebih sedikit berinteraksi dengan


2022 orang-orang, baik melalui media online maupun
secara offline. Mawar lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk tidur dan
menonton series.

6. 15 April 40 Menit Terdapat kenaikan penggunaan Instagram tetapi


2022 bukan di satu waktu. Hari ini Mawar melakukan
perjalanan jauh dan mengisi waktunya di
perjalanan. Lalu karena harus menginap di
rumah orang asing (teman dari temannya),
Mawar merasa tidak nyaman dan membuka
Instagram sebagai pelariannya agar tidak begitu
memperhatikan kondisi yang ada di hadapannya
secara offline.

7. 16 April 1 Jam 1 menit Terdapat kenaikan penggunaan Instagram


dibandingkan hari sebelumnya karena
berhubungan dengan peran Mawar sebagai
admin akun Instagram komunitas. Mawar harus
mencari dan mempublikasikan informasi seputar
SBMPTN dan kuis-kuis untuk komunitasnya.
Dapat disimpulkan bahwa hari ini, Mawar
hanya menggunakan Instagram untuk keperluan
sebagai admin komunitas.

3. Nurul Azizah

Hari Tanggal Lama Pemakaian Catatan Harian

1 Senin, 11 15 Menit Azizah merasakan efek dari kegiatan detoks


April 2022 tersebut, yaitu lebih sering melakukan
perbincangan melalui WhatsApp dengan
melakukan curhat dengan para temannya yang
sebelumnya jika berkomunikasi melalui
WhatsApp hanya menyapa saja. Ia juga
mengaku bahwa alokasi waktu dipakai untuk
mengerjakan tugas-tugasnya.

2 Selasa, 12 7 Menit Azizah menghabiskan waktu untuk mengakses


April 2022 Youtube dan makan karena ia merasa bahwa
penggunaan ponsel membuatnya tidak ingat
untuk makan. Kegiatan makan tersebut juga
dilakukan sambil menonton Youtube.

3 Rabu, 13 1 Menit Azizah melakukan kegiatan di luar dan


April 2022 membantu suatu acara. Selain itu, pada saat
malam hari ia menghabiskan waktunya untuk
mengerjakan tugas.

4 Kamis, 14 Tidak memakai Azizah melakukan kegiatan di luar dan


April 2022 membantu shooting di studio.

5 Jumat, 15 Tidak memakai Azizah melakukan kegiatan bersih-bersih


April 2022 rumah, rapat, berburu takjil, dan beribadah.

6 Sabtu, 16 8 Menit Azizah bermain bersama teman-teman dan


April 2022 membantu ibu membuat kue.

7 Minggu, 2 Menit Azizah memiliki agenda rapat dengan


17 April komunitas sosial yang ia ikuti sehingga mereka
2022 membahas teknis dari acara yang ada.

4. Adinda Sekar

Hari Tanggal Lama Pemakaian Catatan Harian

Selasa, 26 5 menit Adanya detox Instagram tidak terlalu


1
April 2022 mengganggu kebiasaan sehari-hari karena Dinda
biasanya menggunakan Instagram hanya untuk
main filter atau liat sekilas update dari
teman-teman. Setelah sehari, belum dirasakan
adanya efek signifikan.

Dinda mulai merasakan dampak dari detoks


Instagram. Biasanya di sela-sela kuliah, Dinda
suka pusing atau bosan, jadi kadang cek
Instagram sebentar hanya sekedar scroll 1-2
menit lalu kembali ke kelas. Sempat beberapa
kali hari ini Dinda ga sengaja mau buka
Instagram atau udah sempet buka, tapi langsung
teringat jadi Dinda langsung tutup juga
Instagram nya saat itu. Hari kedua ini, Dinda
mulai terasa ada beberapa hal yang biasanya
Dinda lakukan, jadi ga bisa Dinda Lakukan, tapi
Rabu, 27 sisanya masih aman karena aku bisa alihkan ke
April 2022 1 menit media sosial lain.
2

Hari ini Dinda seharian padat mengerjakan


tugas, biasanya, jika Dinda capek dan mau ingin
mengeluh Dinda membuat snapgram di
closefriend second account Dinda. Namun,
karena detoks, Dinda agak sedih tidak dapat
membuat snapgram mengeluh seperti biasanya.
Jadi, Dinda hanya merekam sebentar
Kamis, 28 menggunakan kamera Instagram, kemudian
April 2022 3 menit Dinda simpan untuk dokumen pribadi.
3

Dinda membuka Instagram sedikit lebih lama


karena ia harus melihat resep yg ia simpan di
Jumat, 29 bookmark Instagram. Dinda mulai merasa
April 2022 3 menit bahwa ternyata banyak 'printilan' kecil dari
4
Instagram yg sering ia gunakan. Dia menyadari
bahwa ia sebagian besar menggunakan
Instagram bukan untuk melihat status orang atau
mengunggah status, melainkan lebih banyak
untuk hal lain seperti melihat resep, mencari
info, dll.
Jadi, Dinda merasa sedikit struggle karena
setiap ingin melakukan hal-hal tersebut, ia
teringat jika ia sedang detoks.

Kebetulan, Dinda harus mencari informasi yang


hanya ada di Instagram. Dinda memerlukan
waktu untuk scrolling sehingga durasi
pemakaiannya 19 menit. Dinda juga sempat
repost snapgram seseorang yang menandainya.
Mungkin ada sekitar 1-2 menit Dinda gunakan
untuk mengunggah itu.

Sama seperti hari sebelumnya, Dinda merasa


saat ia sibuk, detoks Instagram di satu sisi
membantu membatasi penggunaan Instagram
untuk hanya membuka hal-hal yang penting.
Namun, di sisi lain, Dinda mulai merasa
struggle karena ada beberapa hal yg ternyata
Sabtu, 30 hanya bisa diperoleh melalui dan dalam
April 2022 19 menit Instagram.
5

Hari ini merupakan hari kedua Hari Raya Idul


Fitri. Ia tidak detoks secara sengaja, namun
Selasa, 03 ternyata ia memang tidak banyak membuka
Mei 2022 1 menit Instagram karena sedang kumpul keluarga.
6

Kamis, 05 Di hari ini, Dinda lebih banyak di luar rumah


Mei 2022 1 menit sehingga jarang membuka HP. Sesekali, Dinda
7
membuka Instagram untuk berfoto. Namun,
berhubung detoks, Dinda lebih memfokuskan
diri ke hal-hal di luar HP. Misalnya, saat
mengendarai mobil, ia melihat ke pemandangan
luar.

5. Kerenhapukh Gavrila

Hari Tanggal Lama Pemakaian Catatan Harian

1 Kamis, 14 0 Menit Keren menghapus aplikasi Instagram dari


April 2022 ponsel cerdasnya. Keren masih merasa belum
terbiasa dan masih sering lupa bahwa dia sudah
menghapus aplikasi Instagram. Keren juga
merasa bosan serta bingung mau melakukan
kegiatan apalagi karena kurang hiburan.

2 Jumat, 15 0 Menit Keren masih belum terbiasa dan secara tidak


April 2022 sadar seringkali ingin membuka aplikasi
instagram, tetapi Keren baru ingat dia sudah
menghapus aplikasi Instagram. Keren merasa
bosan dan tidak tahu mau melakukan apa.

3 Sabtu, 16 0 Menit Keren baru saja membeli smartphone baru.


April 2022 Waktu penggunaan layar yang dimilikinya pun
sedikit. Keren banyak menggunakan aplikasi
provider kartu seluler. Keren tetap tidak
mendownload aplikasi Instagram sekalipun
tujuannya hanya untuk mengetes kamera.

4 Minggu, 0 Menit Keren merasa mengalami kebosanan parah,


17 April terlebih ini adalah hari minggu dimana Keren
2022 banyak memegang ponsel. Karena merasa
sangat bosan, Keren sampai melihat satu-satu
status WhatsApp orang yang sebelumnya tidak
pernah dia lakukan.

5 Senin, 18 0 Menit Keren mulai terbiasa tanpa Instagram. Jika ada


April 2022 waktu luang, Keren mencari hiburan dengan
menonton YouTube. Keren sempat merasa
sedikit kesulitan karena ada beberapa pekerjaan
yang perlu dicek melalui aplikasi instagram,
tetapi Keren akhirnya meminta tolong orang
lain.

6 Selasa, 19 0 Menit Keren mulai merasa sedikit kangen bermain


April 2022 Instagram karena IInstagram sangat berguna
untuk Keren mencari informasi dengan
mudah.Selain itu, Keren merasa baik-baik saja
tanpa merasa FOMO atau yang lainnya.

7 Rabu, 20 0 Menit Keren mulai nyaman tidak menggunakan


April 2022 Instagram. Hari ini Keren menonton Netflix.

Hasil Wawancara
1. Uzaldy Davin

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang memotivasi mahasiswa Davin menggunakan Instagram untuk mencari


Ilmu Komunikasi UI angkatan informasi mengenai hobinya (pesawat), politik,
2020 untuk menggunakan media dan informasi-informasi menarik lainnya.
sosial Instagram?

2. Bagaimana ritme praktik Saat detoks, Davin mengurangi penggunaan


mahasiswa Ilmu Komunikasi UI Instagram secara bertahap hingga tidak
angkatan 2020 dalam melakukan menggunakan Instagram sama sekali.
social media detox?

3. Praktik penggunaan Instagram Biasanya Davin cukup sering buka Instagram


sebelum detoks saat menunggu kelas dan ketika lagi bosan dan
di waktu luang. Secara total, dalam sehari bisa
sampai 4-5 jam (namun tidak secara
bersambung). Ia menggunakan Instagram
Instagram untuk melihat informasi terkait
hobinya.

4. Perubahan pola penggunaan Saat detoks, Davin berfokus hanya pada konten
Instagram yang berkaitan dengan aviasi.

5. Kegiatan/aktivitas pengganti Davin membuka media sosial lain seperti


pada saat detoks Instagram telegram. Namun, Davin merasa kurang cocok
dengan media sosial lain jadi ia lebih sering
bermain game.

6. Kendala saat melakukan detoks Saat terjadi kasus yang viral yang menimpa
dosen di kampusnya, ia ingin mencari informasi
tersebut melalui Instagram.

7. Bagaimana dampak dari praktik Davin merasa bahagia karena dapat


penggunaan Instagram terhadap menyalurkan hobi dan melihat hal-hal yang
well-beingness mahasiswa Ilmu disukainya.
Komunikasi UI angkatan 2020?

8. Bagaimana praktik social media Ia merasakan penurunan terhadap


detox pada aplikasi Instagram well-beingnessnya karena ia tidak dapat mencari
dapat mempengaruhi informasi yang terkait dengan hobinya.
well-beingness mahasiswa Ilmu
Komunikasi UI angkatan 2020?

2. Mawar

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang memotivasi mahasiswa Mawar membuat instagram karena merasa


Ilmu Komunikasi UI angkatan sudah umum bagi orang digenerasinya untuk
2020 untuk menggunakan media memiliki akun instagram serta
sosial Instagram? menggunakannya untuk tujuan tertentu, seperti
bersosialisasi, sumber informasi dan hiburan,
serta pekerjaan.

2. Bagaimana ritme praktik Mawar lebih membatasi diri dalam


mahasiswa Ilmu Komunikasi UI menggunakan Instagram. Ia mengurangi durasi
angkatan 2020 dalam melakukan pemakaian Instagram dengan tidak
social media detox? menggunakan first account Instagram.

3. Bagaimana praktik penggunaan Menggunakan Instagram sebagai sumber


Instagram sebelum detox? informasi, menjalin relasi, dan menjadi alat
pelarian. Ketika scrolling timeline dan melihat
konten yang disediakan oleh Instagram sering
kali Mawar melakukannya tanpa sadar dan
menghabiskan waktu yang cukup lama
sehingga pekerjaannya menjadi tertunda.

4. Bagaimana perubahan pola Mawar menggunakan aplikasi Instagram hanya


penggunaan Instagram? untuk mengakses akun Instagram
komunitasnya karena ia berperan sebagai
admin dengan batasan waktu yang juga
membatasi konsumsi konten Instagram
olehnya.

5. Bagaimana kegiatan atau aktivitas Davin membuka media sosial lain seperti
pengganti pada saat detox telegram. Namun, Davin merasa kurang cocok
Instagram? dengan media sosial lain jadi ia lebih sering
bermain game.

6. Bagaimana kendala saat Karena melakukan detoks dengan hanya


melakukan detox? mengurangi durasi pemakaian aplikasi
Instagram dan masih membuka Instagram
untuk keperluan komunitas, terkadang Mawar
terdistraksi dengan apa yang ditampilkan oleh
feeds Instagram ketika ia berperan sebagai
admin Instagram komunitas. Distraksi itu yang
kemudian membuat Mawar mengakses
Instagram lebih lama dan tidak menyadari
berapa banyak waktu yang dihabiskan olehnya.
Dengan demikian, Mawar menyadari bahwa ia
masih sering terbawa kebiasaan scroll timeline
ketika membuka Instagram dengan tujuan
tertentu, seperti mengoperasikan akun
komunitas.

7. Bagaimana dampak dari praktik Mawar merasa bahwa Instagram dapat menjadi
penggunaan Instagram terhadap sumber trigger dari perasaan tidak nyaman.
well-beingness mahasiswa Ilmu Namun, apabila akun Instagram yang ia
Komunikasi UI angkatan 2020? gunakan merupakan akun keduanya, ia tetap
merasa nyaman karena hanya mengikuti
orang-orang terdekatnya. Selain itu, ketika
penggunaan Instagram tidak dibatasi, ia akan
merasa bersalah karena menunda-nunda
pekerjaan dan merasa kecanduan.

8. Bagaimana praktik social media Dengan ritme penggunaan instagram yang


detox pada aplikasi Instagram cukup intens sebelumnya, Mawar merasa
dapat mempengaruhi detoks instagram memberikan pengaruh ke
well-beingness mahasiswa Ilmu well-being dirinya, namun tidak terlalu
Komunikasi UI angkatan 2020? signifikan karena ada faktor-faktor lain turut
mempengaruhinya. Instagram memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh mawar,
beberapa hal unik yang dirasakan mawar dalam
menggunakan aplikasi ini adalah: (1) Mawar
tidak merasa FOMO karena merasa terbiasa
tertinggal beberapa informasi, (2) Mawar
menghindari media karena merasa media
menggangu, terutama jika ada beberapa hal
yang bersifat triggering, (3) Mawar baru
merasakan dampak positif dari detoks
instagram pada hari ketiga melakukan detoks

3. Nurul Azizah

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang memotivasi mahasiswa Untuk mencari informasi, mengunggah


Ilmu Komunikasi UI angkatan keseharian, media untuk akrab dengan
2020 untuk menggunakan media seseorang, media untuk 'berbasa-basi'.
sosial Instagram?

2. Bagaimana ritme praktik Detoks dilakukan secara perlahan dengan cara


mahasiswa Ilmu Komunikasi UI mengontrol diri (tanpa menghapus atau tanpa
angkatan 2020 dalam melakukan melakukan non-aktif akun Instagram).
social media detox?

3. Bagaimana praktik penggunaan Dahulu Azizah sering melihat beranda untuk


Instagram sebelum detoks? mencari tahu update teman-temannya.

4. Bagaimana perubahan pola Kini Azizah lebih sering berselancar di explore


penggunaan Instagram? Instagram.

5. Bagaimana kegiatan atau aktivitas Azizah lebih mengalokasikan waktunya untuk


pengganti pada saat detoks mengerjakan tugas. Kegiatan komunikasi di
Instagram? WA terjadi lebih akrab (tidak hanya menyapa
seperti pada periode sebelumnya).

6. Bagaimana kendala saat Azizah memiliki kewajiban untuk melakukan


melakukan detoks? paid promote. Akhirnya ia meminta tolong
kepada temannya untuk membuka dan
melakukan kewajiban tersebut. Selain itu, pada
saat ia ingin mengikuti kegiatan yang mana
kegiatan tersebut mengharuskan ia untuk
mengikuti suatu akun dan waktu
pendaftarannya mendekati deadline. Jadi, ia
meminta tolong temannya untuk mengikuti
akun tersebut. Azizah juga tidak mendapatkan
tambahan informasi umum dan detoks lebih
dilakukan di akunnya yang pertama. Azizah
juga terkendala saat hendak menggunakan
kamera Instagram untuk berfoto kelompok.
Untuk menyiasatinya, ia meminta temannya
untuk yang menggunakan kamera Instagram
tersebut.

7. Bagaimana dampak dari praktik Sebelum detoks, Azizah mengonsumsi konten


penggunaan Instagram terhadap yang ada di beranda Instagram yang lebih
well-beingness mahasiswa Ilmu didominasi oleh unggahan teman-temannya.
Komunikasi UI angkatan 2020? Hal tersebut dapat berdampak karena yang
mereka post beragam dan ada yang membuat
insecure dan fear of missing out.

8. Bagaimana praktik social media Azizah masih merasa kurang lama dalam
detox pada aplikasi Instagram melakukan detoks. Namun, ia merasakan
dapat mempengaruhi bahwa terdapat efek terhadap well-beingness
well-beingness mahasiswa Ilmu dirinya. Terdapat perbedaan tempat pencarian
Komunikasi UI angkatan 2020? konten dari beranda ke explore. Menurutnya, di
beranda adalah unggahan dari teman-teman
yang dia follow. Apa yang mereka post
beragam dan ada yang membuat insecure dan
fear of missing out. Di Instagramnya, explore
lebih ke edukasi. misal style hijab lebaran,
diksi-diksi bahasa Inggris, dan lain-lain. Di
beranda ada sponsor yang insightful walaupun
jarang.

4. Adinda Sekar
No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang memotivasi mahasiswa Dinda menggunakan Instagram agar bisa


Ilmu Komunikasi UI angkatan berhubungan dengan teman-temannya.
2020 untuk menggunakan media Namun, seiring berjalannya waktu, tujuannya
sosial Instagram? berubah, yaitu untuk mencari informasi.

2. Bagaimana ritme praktik Saat melakukan detoks, Dinda mengurangi


mahasiswa Ilmu Komunikasi UI pemakaian Instagram dengan mengakses
angkatan 2020 dalam melakukan media lain untuk mencari informasi dan selalu
social media detox? membatasi diri ketika akan membuka
Instagram karena terbawa kebiasaannya
mengakses aplikasi tersebut ketika bosan.

3. Bagaimana praktik penggunaan Durasi pemakaian Instagram oleh Dinda setiap


Instagram sebelum detox? harinya sebelum melakukan praktik detoks
memang dapat dikatakan singkat, yaitu hanya
sekitar 5-10 menit saja. Dinda sebenarnya
jarang mengunggah konten di feeds
Instagramnya. Ia memiliki dua akun Instagram
dan akun keduanyalah yang lebih sering
digunakan. Biasanya, ia mengunggah
instastory di akun Instagram keduanya dan
bermain filter yang tersedia di dalam
Instagram.

4. Bagaimana perubahan pola Saat melakukan detoks, sebenarnya Dinda


penggunaan Instagram? terkadang masih tanpa sadar membuka
Instagram untuk bermain filter karena itu
sumber hiburannya kala bosan. Namun, ia
langsung tersadar ketika melakukan itu. Selain
itu, ia juga menjadi membatasi diri dalam
berhubungan dengan teman-temannya yang
sering mengirim pesan melalui DM Instagram.
5. Bagaimana kegiatan atau aktivitas Dinda beralih ke media sosial lain untuk
pengganti pada saat detox mencari hiburan dan informasi.
Instagram?

6. Bagaimana kendala saat Ada kendala dalam pencarian informasi.


melakukan detox? Informasi yang dicari adalah kelas online,
webinar, scholarship, magang, dan lomba.

7. Bagaimana dampak dari praktik Dinda merasa terdapat perubahan pengaruh


penggunaan Instagram terhadap yang Instagram berikan kepada dirinya. Pada
well-beingness mahasiswa Ilmu saat awal menggunakan Instagram, ia dapat
Komunikasi UI angkatan 2020? terpengaruhi oleh apa yang ditampilkan di
Instagram. Namun, saat ini Dinda telah
memahami bahwa apa yang ditampilkan
seseorang di Instagram merupakan bagian dari
front stage-nya sehingga ia dapat mengontrol
perasaannya. Selain itu, ia juga dapat
memahami konten-konten apa yang dapat
memberikan trigger kepadanya.

8. Bagaimana praktik social media Praktik detoks ini merupakan praktik detoks
detox pada aplikasi Instagram kedua kalinya bagi Dinda. Ia mengatakan
dapat mempengaruhi bahwa detoks yang pertama memberikan
well-beingness mahasiswa Ilmu pengaruh baik yang jelas sehingga Dinda
Komunikasi UI angkatan 2020? menjadi paham bagaimana membatasi diri
dalam penggunaan Instagram. Dengan
demikian, untuk detoks keduanya ini,
menurutnya tidak ada pengaruh yang
signifikan. Hal tersebut disebabkan durasi
pemakaian Instagram dinda yang sama-sama
sedikit baik detoks maupun saat detoks.
Ditambah, Dinda juga tidak lagi peduli dengan
konten orang lain karena ia memahami bahwa
apa yang ditampilkan di Instagram, khususnya
first account itu merupakan front stage dari
seseorang. Namun, Dinda merasa lebih baik
karena detoks membantunya untuk
mendiskoneksikan diri dengan orang lain
dalam waktu-waktu tertentu.

5. Kerenhapukh Gavrila

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang memotivasi mahasiswa Keren pertama kali menggunakan akun


Ilmu Komunikasi UI angkatan Instagram pada saat dia masih kecil. Awalnya
2020 untuk menggunakan media dia menggunakan Instagram karena saat itu
sosial Instagram? sedang hits. Namun, sekarang Keren
menggunakan Instagram dengan tujuan untuk
mencari teman. Keren merasa tujuannya
tersebut tercapai karena dia saling dan teman
teman mahasiswanya saling mengikuti akun
Instagram satu sama lain.

2. Bagaimana ritme praktik Keren melakukan detoks instagram dengan


mahasiswa Ilmu Komunikasi UI cara menghapus aplikasi ini dan juga
angkatan 2020 dalam melakukan mendeaktivasi 2 akun pribadi miliknya. Keren
social media detox? melakukan ini agar dirinya bisa secara penuh
melakukan detoks tanpa sama sekali membuka
Instagram.

3. Bagaimana praktik penggunaan Keren membuka Instagram ketika sedang


Instagram sebelum detoks? bosan. Selain itu, Keren juga membuka
instagram untuk melihat story Instagram
teman-temannya untuk mengetahui
perkembangan hidup mereka yang sering
menjadi bahan obrolan Keren dengan mereka.
Keren membuka instagram di waktu luang
karena menurutnya penggunaan instagram
bersifat ringan dan tidak perlu berpikir
sehingga bisa digunakan untuk relaksasi.

4. Bagaimana perubahan pola Setelah selesai melakukan detoks instagram,


penggunaan Instagram? Keren hanya membuka instagram seperlunya
ketika sedang bosan. Keren tidak lagi
menjadikan instagram sebagai sumber hiburan
pertama

5. Bagaimana kegiatan atau aktivitas Keren menggunakan alternatif media lain


pengganti pada saat detoks ketika sedang bosan, yaitu youtube dan twitter.
Instagram? Keren juga membaca chat grup yang awalnya
diabaikan. Selain itu, Keren juga melihat satu
persatu story WhatsApp dari kontak-kontak
yang dimilikinya. Kebiasaan melihat story
story WhatsApp tersebut belum pernah
dilakukan Keren sebelumnya.

6. Bagaimana kendala saat melakukan Keren mengalami gangguan FOMO atau Fear
detoks? of Missing Out karena ingin mengetahui apa
yang sedang terjadi tetapi terhambat karena
tidak bisa membuka instagram. Keren tidak
dapat melihat apa yang dikirimkan oleh
temannya dan juga tidak bisa mengunggah
maupun me-repost story Instagram. Tidak
hanya itu, ada mata kuliah yang mengharuskan
Keren membuka instagram. Namun, Keren
meminta pertolongan teman untuk
memberikan tangkapan layar dari konten
instagram yang dibutuhkan olehnya.

7. Bagaimana dampak dari praktik Saat detoks Instagram, Keren merasakan 3 hal,
penggunaan Instagram terhadap yaitu: (1) senang karena dapat mengalokasikan
well-beingness mahasiswa Ilmu waktu ke sesuatu yang lebih bermanfaat dan
Komunikasi UI angkatan 2020? bisa survive tanpa Instagram, (2) senang
karena dapat mencapai rekor pribadi dalam
lepas dari Instagram, dan (3) pada saat Keren
magang, Keren pernah memegang bagian
sosial media uang membuatnya stress, ketika
detoks Keren benar-benar merasa senang dan
stress saya menghilang.

8. Bagaimana praktik social media Keren merasa detoks media sosial


detox pada aplikasi Instagram memberikan dampak positif dan negatif
dapat mempengaruhi terhadap well-beingness-nya. Dampak negatif
well-beingness mahasiswa Ilmu yang paling dirasakan oleh Keren adalah dia
Komunikasi UI angkatan 2020? merasakan FOMO atau fear of missing out.
Namun, Keren juga merasakan dampak positif
dari praktik detoks instagram ini, yaitu merasa
lebih baik dan senang bisa lepas dari
instagram. Keren awalnya merasa harus tetap
keep up dengan teman-temannya, namun
setelah melakukan detoks Keren tidak lagi
merasa harus melakukan hal tersebut.
Diseminasi

Diseminasi berupa unggahan instastory di akun Instagram pribadi peneliti.


Bukti unggahan diseminasi:

Anda mungkin juga menyukai