Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL PENELITIAN

PERAN CITIZEN JOURNALISM DALAM PENYAJIAN INFORMASI


MELALUI OFFICIAL INSTAGRAM MAKASSAR INFO

JUNDULLAH MUH. ALI GHUFRON

105651104816

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses perkembangannya, jurnalisme kian hari semakin ramai di

tengah kehidupan masyarakat. Kegiatan mencari, memproses, serta

menyebarluaskan berita saat ini tidak hanya dilakukan oleh orang yang

berprofesi sebagai wartawan, masyarakat yang pada awalnya sebagai target

pembaca pun turut serta dalam kegiatan tersebut, walaupun hanya sebatas

kesadaran diri untuk saling berbagi informasi dan saling mengingatkan.

Aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa ini disebut Citizen

Jurnalism, atau yang dikenal dengan jurnalisme warga atau Netizen (orang

yang melakukan kegiatan tersebut).

Citizen journalism di Indonesia pada saat ini berkembang. Di

tandainya dengan sudah banyak media menggunakan hasil karya citizen

journalist dalam program beritanya. Bahkan ada juga daribeberapa media

yang menyediakan program tersendiri untuk menampung berita dari citizen

journalist. Ini juga sejalan dengan meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam hal pengawasan kerja aparatur negara yang semakin tinggi. Seperti

pandangan George Moyser (2003), partisipasi warga merupakan jantung

bagi demokrasi, karena tanpa suara warga tidak ada demokrasi yang

sebenarnya.

Tetapi, sebagai sebuah hal yang bisa dikatakan baru dalam dunia

komunikasi massa, citizen journalism tentu menimbulkan pro dan kontra.

Citizen journalism belum bisa masuk dalam ranah journalism (jurnalisme)


bila dilihat dari sisi yang kontra tapi jika dilihat dari sisi yang pro, maka

citizen journalism sudah dapat dikatakan kegiatan jurnalisme karena

melakukan hal-hal yang merupakan kegiatan jurnalisme. Keberadaannya

dalam ranah jurnalisme memang masih menjadi pro kontra. Isu etika

mengenai citizen journalism, apakah setiap pelaku citizen journalism perlu

mematuhi standar-standar jurnalisme yang berlaku di kalangan wartawan

selama ini sehingga produknya bisa disebut sebagai karya jurnalistik. Ini

soal kaidah jurnalistik yang selama ini diajarkan pada para wartawan,

akuntabilitas, kredibilitas, objektivitas pemberitaan, kualitas apakah harus

selayaknya lembaga media yang dijalankan jurnalis atau wartawan

sesungguhnya.

Pada perkembangannya kemunculan Citizen Journalism

mendapatkan pandangan kontra dari mainstream media yang merasa citizen

jurnalis bukan profesional yang bisa melakukan reportase layaknya jurnalis

profesional. Misalnya saja The New York Times yang mempertanyakan

keakuratan dan objektifitas hasil peliputan CJ. Tradisional jurnalist juga

mengaku skeptis dan menganggap CJ tidak dapat melakukan peliputan

dengan baik karena hanya jurnalist terlatih yang mengetahui etika media

saat melakukan peliputan.

Munculnya istilah citizenjournalism (jurnalis warga) menjadi

keniscayaan adanya revolusi dalam penyebaran informasi. Dengan internet

dan perantara blog semua orang bisa menjadi jurnalis. Jurnalis berarti proses

pencarian, pengelolahan, penulisan, dan penyebaran informasi bisa


dilakukan semua orang melalui blognya.

Adapun setiap informasi dan berita yang ingin di bagikan harus berita

sesuai fakta. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah Swt dalam Q.S. Al-

Hujurat/48 : 6. untuk senantiasa melarang setiap manusia untuk tidak

menyebarkan informasi bohong, yakni sebagaiberikut:

Terjemahnya.: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang

kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti

agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa

mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu.” (Q.S. Al-Hujurat : 6)

Ayat di atas menjelaskan di setiap kegiatan citizen journalism

haruslah berlandaskan pada fakta yang benar-benar terjadi dan tidak

mengada-ada terhadap kebenaran suatu peristiwa untuk disajikan kepada

masyarakat.

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan untuk

melakukan penelitian ini, yaitu Indah Ajeng Pricilia tahun 2019 dengan judul

penelitian “PARTISIPASI CITIZEN JOURNALISM TERHADAP MEDIA

ONLINE UNTUK MENAMBAH JUMLAH FOLLOWERS DI AKUN

INSTAGRAM MEDAN TALK” Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Medan. Hubungannya dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis


partisipasi citizen dan yang membedakan dengan penelitian ini, penelitian

terdahulu lebih mefokuskan bagaimana pertambahan follower pada akun

instagram Medan Talk dengan partisipasi Citizen Journalism.

Lalu ada juga Sukmawati tahun 2017 dengan judul penelitian

“PARTISIPASI CITIZEN JOURNALISM TERHADAP MEDIA ONLINE

TRIBUN TIMUR” Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Sama dengan penelitian

terdahulu di atas hubungannya sama- sama menganalisis Citizen journalism

Adapun yang membedakan dengan penelitian kali ini adalah penelitian ini

menjadikan Tribun Tmur sebagai objek Penelitiannya dan juga hanya melihat

bagimana Partisipasi masyarakat pada media online Tribun Timur.

Berdasarkan uraian diatas, Instagram merupakan salah satu bentuk

dari sosial media, yang sekarang ini sudah banyak digunakan oleh

masyarakat dan di manfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana untuk

memberikan ataupun bertukar informasi dengan masyarakat yang lain.

Makassar info pun hadir untuk mempermudah masyrakat di kota makassar

bertukar informasi dengan masyarakat lainnya, dan masyarakat sendiri bisa

langsung menjadi jurnalisnya.

Alasan peneliti memilih media sosial instagram Makassar info

dalam penelitian ini dikarenakan Makassar info merupakan salah satu akun

yang banyak memiliki pengikut dibandingkan dengan akun instagram

sejenisnya. Makassar info juga adalah akun instagram yang lebih cepat

mengunggah berita terkini dibandingkan akun instagram serupa lainnya.


Akun instagram Makassar info juga salah satu akun yang memanfaatkan

sosial media untuk berbagai informasi, khususnya informasi mengenai

Makassar dan sekitarnya. Akun tersebut berbagi informasi dengan cara

merepost postingan masyarakat Makassar yang sudah menandai akun

@makassar_info dan mengirim pesannya melalui via pesan di instagram.

Konten yang di informasikan Makassar info meliputi hiburan, informasi,

akademik maupun non akademik, kuliner kota Makassar dan sekitarnya, dan

banyak lagi beragam informasi yang di unggah instagram Makassar info.

Pengikut akun @makassar_info sampai hari ini 199.000 followers dengan

4.114 Postingan. Dengan persentase jenis kelamin 52% yang mengikuti

adalah perempuan dan 48% Pria. Adapun persentase umur 18-25 tahun

61%, 25-35 tahun 23%, 35-45 tahun 14%, dan 45 tahun keatas 2%.

Pengikut akun ini juga tidak hanya dari wilayah makassar saja ada dari luar

makassar juga.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dalam penelitian ini,

penulis tertarik meneliti tentang sejauh mana keterlibatan ataupun kontribusi

masyarakat di kota Makassar sebagai citizen Journalism melalui internet di

akun instagram Makassar Info sebagai wadah penyaluranya, dalam

memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. dengan mengangkat judul :

“Peran citizen jurnalisme Dalam Penyajian informasi melalui akun

instagram Makassar Info”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat membuat rumusan


masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Sejauh apa peran Citizen Journalism dalam memberikan Informasi?

2. Bagaimana kriteria berita yang bisa di posting oleh akun Makassar

Info?

C. Tujuan Dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui “ Bagaimana Peran Citizen Jurnalisme Dalam

Menyajikan Informasi Melalui Akun Instagram Makassar Info”.

2. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan tersebut, manfaat yang diharapkan dari

hasil penelitian ini adalah :

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang ilmu jurnalistik khususnya Citizen Journalism

dan bahan pelajaran untuk Netizen mampu menghasilkan karya

jurnalistik yang berkualitas.

b. Kegunaan Praktis

I. Bagi Makasaar info dapat memberikan masukan dalam upaya

peningkatan kualitas karya jurnalistik citizen Journalism,

sehingga tercapainya karya jurnalistik yang baik dan benar sesuai

kaedah jurnalistik.

II. Bagi Citizen Journalism, dapat meningkatkan motivasi untuk


terus melakukan kegiatan jurnalistik, serta menambah minat

warga lain untuk turut memberikan info.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian

komunikasi menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-

masing diantaranya: Danil Vardiasnyah mengungkapkan beberapa

definisi komunikasi secara istilah yang dikemukakan para ahli (Dani,

2008)

Jenis & Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses

melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus

(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau

membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)”.

Berelson & Stainer “Komunikasi adalah suatu proses

penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui

penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-

angka, dan lainlain”

Gode juga mengumukakan pendapatannya tentang komunikasi.

Menurutnya komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari

yang semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi

dimiliki dua orang atau lebih.

Adapun pendapat dari randlun yang menggemukakan Komunikasi

timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa

ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau


memperkuat ego.

Alo Liliweri dalam bukunya Dasar-dasar Komunikasi Antar

Budaya mengutip pendapat Walstrom dari berbagai sumber

menyebutkan beberapa definisi komunikasi, yakni (Alo 2009):

a. Komunikasi antarmanusia sering diartikan dengan pernyataan diri

yang paling efektif.

b. Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis dan

lisan melalui percakapan, atau bahkan melalui penggambaran

yang imajiner.

c. Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian

hiburan melalui kata-kata secara lisan atau tertulis dengan

metode lainnya.

d. Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada

orang lain.

e. Pertukaran makna antara individu dengan menggunakan sistem

simbol yang sama.

f. Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan

seorang melalui suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan

efek tertentu.

g. Komunikasi adalah proses pembagian informasi, gagasan atau

perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis

melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan

pribadi, atau hal lain disekelilingnya yang memperjelas makna.


Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi

yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human

communication) bahwa: komunikasi adalah suatu transaksi, proses

simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya

dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui

pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku

orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu

(Hafied 2011).

Berdasrakan uraian para ahli diatas maka secara umum

komunikasi dapat diartikan sebagai suatu penyampaian pesan baik verbal

maupun non verbal yang mengandung arti atau makna tertentu atau lebih

jelasnya dapat dikatakan penyampaian informasi atau gagasan dari

seseorang kepada orang lain baik itu berupa pikiran dan perasaan-

perasaan melalui sarana atau saluran tertentu.

2. Unsur Komunikasi

Agar sebuah proses komunikasi menjadi efektif, diperlukannya

unsurunsur yang paling mendasar sebagai persyaratan terjadinya

komunikasi. Terdapat tiga unsur yang paling mutlak yang harus dipenuhi

dalam proses komunikasi, yaitu: (Nurjaman & Umam, 2012:36-38)

1. Komunikator: orang yang menyatakan pesan kepada

komunikan yang dapat berupa perseorangan atau kelompok.

2. Komunikan: orang yang menerima pesan dari komunikator.

3. Saluran/ media: jalan yang dilalui oleh isi pernyataan


komunikator kepada komunikan yang digunakan oleh pengirim pesan.

Nurjaman dan Uman berpendapat bahwa setiap unsur tersebut

memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berketergantungan satu

dan lainnya yang dapat menentukan keberhasilan dari sebuah

komunikasi. Selain ketiga unsur tersebut, seperti yang sudah dibahas di

paragraf sebelumnya mengenai proses komunikasi, terdapat enam unsur-

unsur komunikasi lainnya selain yang telah disebutkan Nurjaman dan

Uman. Dalam totalnya, terdapat sembilan unsur yang menjadi faktor-

faktor kunci, yaitu: (Effendy, 2011:18)

1. Sender: atau disebut komunikator adalah unsur yang

menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding: atau disebut dengan penyandian adalah sebuah proses

pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3. Message: atau disebut pesan adalah seperangkat lambang yang

mempunyai makna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media: adalah sebuah saluran komunikasi tempat berjalannya

pesan dari komunikator kepada komunikan.

5. Decoding:adalah proses saat komunikator menyampaikan makna

pada lambang yang ditetapkan komunikan.

6. Receiver: ialah komunikan yang menerima pesan dari

komunikator.

7. Response: merupakan sebuah tanggapan atau reaksi dari

komunikan setelah menerima pesan.


8. Feedback: merupakan sebuah umpan balik yang diterima

komunikator dari komunikan.

9. Noise: adalah gangguan yang tidak direncanakan namun terjadi

selama proses komunikasi dan menyebabkan komunikan

menerima pesan yang berbeda dari komunikator.

3. Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki fungsi tersendiri. Sebuah kelompok atau

organisasi, komunikasi memiliki empat fungsi utama, yaitu : (Robbins &

Judge, 2011:5)

a. Kontrol : Fungsi ini menjelaskan bahwa untuk mengontrol perilaku

anggota dalam suatu organisasi diperlukan cara-cara dalam

bertindak. Organisasi memiliki hierarki otoritas dan garis panduan

formal yang patut ditaati oleh karyawan. Contohnya adalah ketika

seorang karyawan diwajibkan untuk mengomunikasikan segala

keluhan yang berterkaitan dengan pekerjaan kepada atasan langsung

mereka atau saat karyawan diminta untuk mematuhi segala kebijakan

yang telah dibuat oleh perusahaan.

b. Motivasi : Komunikasi menjaga motivasi dilakukan dengan cara

menjelaskan kepada anggota mengenai apa yang harus dilakukan,

seberapa baik pekerjaan mereka dan apa yang haru dilakukan untuk

memperbaiki kinerja sekitarnya yang dinilai kurang baik.

c. Ekspresi emosional : Fungsi komunikasi ini adalah sebagai jalan keluar

dari perasaan-perasaan anggotanya dalam memenuhi kebutuhan


sosial. Sebagai contoh bagibanyak karyawan, kelompok kerja mereka

adalah sumber utama interaksi sosial yang merupakan sebuah

mekanisme fundamental dimana melalui anggotanya mereka

menunjukkan rasa frustasi dan rasa puas mereka.

d. Informasi : Komunikasi mempunyai peran sebagai pemberi informasi

yang dibutuhkan baik oleh individu maupun kelompok yang

digunakan untuk 11 mengambil keputusan dengan cara

menyampaikan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

pilihan-pilihan yang ada.

4. Sifat Komunikasi

Onong Uchana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sifat-sifat. Adapun

beberaapa sifat komunikasi tersebut yakni:

1. Tatap muka (face-to-face)

2. Bermedia (mediated)

3. Verbal (verbal) - Lisan - Tulisan

4. Non verbal (non-verbal) - Gerakan/isyarat badaniah (gestural) -

Bergambar (picturial) (Effendy, 2002: 7)

Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada

komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan

pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari si komunikan itu

sendiri, dalam penyampaian pesan komunikator bisa secara langsung atau

face-to-face tanpa menggunakan media apapun. Komunikator juga bisa


menggunakan bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia

kepada komunikan fungsi media tersebut sebagai alat bantu dalam

menyampaikan pesannya.Komunikator dapat menyampaikan pesannya

secara verbal dan non-verbal. Verbal dibagi menjadi dua macam yaitu lisan

(oral) dan tulisan (written/printed) Sementara non verbal dapat

menggunakan gerakan atau istarat badaniah (gesturial) seperti melambaikan

tangan, mengedipkan mata, dan sebagainya ataupun menggunakan gambar

untuk mengemukakan ide atau gagasan.

B. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses penyampaian komunikasi yang

dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka

unsurunsur penting dalam komunikasi massa adala:

1. Komunikator, yaitu pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan

kepada komunikan (penerima pesan) dalam sebuah proses

komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang

atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam

sebuah hubungan.

2. Media massa, yaitu media komunikasi dan informasi yang melakukan

penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat

secara masal pula.


3. Informasi (pesan) massa, yaitu informasi yang diperlukan kepada

masayarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh di

konsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa

adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing.

4. Gatekeeper, yaitu penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa

komunikasi massa dijelaskan oleh beberapa orang dalam organisasi

media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi

yang akan di publik. Bahkan mereka yang memiliki wewenang untuk

memperluas, membatasi informasi yang akan dipublikasikan.

5. Khalayak (Publik), yaitu massa yang menerima informasi massa yang

disebarkan oleh media massa yang teridiri dari publik pendengar atau

pemirsa sebuah media massa.

6. Umpan balik, sebagai unsur komunikasi yang nantinya akan lebih

banyak dikembangkan pada proses komunikasi antar pribadi dan

komunikasi massa (Bungin, 2006 : 71).

C. Partisipasi

1. Defenisi Partisispasi

Menurut Made Pidarta dalam Siti Irene Astuti D. (2009: 31-32),

partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu

kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta

fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya


(berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung

pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan.

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari

seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk

menyokong kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut dan ikut

bertanggungjawab terhadap kelompoknya. Pendapat lain menjelaskan

bahwa partisipasi merupakan penyertaan pikiran dan emosi dari

pekerjapekerja kedalam situasi kelompok yang bersangkutan dan ikut

bertanggungjawab atas kelompok itu. Partisipasi juga memiliki pegertian

“a valuentary process by which people including disadvantaged (income,

gender, ethnicity, education) influence or control the affect them” (Deepa

Naryan, 1995), artinya suatu proses yang wajar di mana masyarakat

termasuk yang kurang beruntung (penghasilan, gender, suku,

pendidikan)mempengaruhi atau mengendalikan pengambilan keputusan

yang langsung menyangkut hidup mereka.

Partisipasi menurut Huneryear dan Heoman dalam Siti Irene Astuti

D. (2009: 32) adalah sebagai keterlibatan mental dan emosional dalam

situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap

tujuan kelompok serta membagi tanggungjawab bersama mereka.

Pengertian sederhana tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal

dan Dedi Supriadi (2001: 201-202), di mana partisipasi dapat juga berarti

bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut

terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang,


keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa

kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka,

membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

H.A.R Tilaar (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah

sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui

proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan

dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam

proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah

keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan

potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan

tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan

upayamengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Yang akan pada partisipasi adalah meningkatnya kemampuan

(pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak

langsung dalam sebuah program pembangunan dengan cara melibatkan

mereka dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya

dan untuk jangka yang lebih panjang.

2. Bentuk Partisipasi

Mengenai bentuk dan tahap partisipasi dapat dicermati dari

pendapat yang dirangkum Ndaraha (1990 : 44) sebagai berikut ini:


a. Partisipasi dalam melalui kontak yang lain (contact change) sebagai

salah satu bentuk titik awal perubahan.

b. Partisipasi dalam bentuk memperlihatkan atau menyerap dan

memberi tanggapan terhadap informasi baik dalam arti menerima,

mentaati, memenuhi, melaksanakan, mengiyakan, menerima syarat,

maupun dalam arti menolaknya.

c. Partisipasi dalam perencanaan, termasuk dalam pengambilan

keputusan atau penetapan rencana. Perasaan terlibat dalam

perencanaan perlu ditimbulkan sedini mungkin didalam masyarakat.

Partisipasi ini juga disebut partisipasi dalam pengambilan keputusan

termasuk keputusan politik yang menyangkut mereka, partisipasi

yang bersifat teknis.

D. Citizen Journalism (jurnalisme Warga)

Citzen Journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu.

Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat

merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi, tulisan,

gambar, foto, tuturan, video kepada orang lain. Jadi setiap orang bisa menjadi

wartawan (Nurudin, 2009 : 215).

Menurut Pepih (Nugraha, 2012 : 18) menyebutkan bahwa citizen

journalism hanyalah masyarakat biasa yang tidak terlatih sebagai seorang

wartawan profesional yang memiliki peralatan teknologi sehingga dapat meliput,

mencatat, mengumpulkan, menulis, dan menyiarkan di media online atas


peristiwa yang terjadi di sekitarnya karena memiliki semangat berbagai dengan

pembaca lainnya. Siapapun, kapanpu, dan dimanapun dapat meliput dan

melaporkan liputannya melalui media yang ada, baik media konvensional maupun

media sosial.

1. Bentuk – Bentuk Citizen Jurnalism

Adapun bentuk-bentuk citizen journalism menurut D. Lasica lewat

tulisannya dalam Online JournalismReview, yaitu :

a. Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar penggunaan yang

dilampirkan untuk mengomentari kisah berita, blog pribadi, atau

foto yang ditangkap melalui kamera HP, atau berita lokal yang

ditulis oleh penghuni sebuah komunitas).

b. Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.

c. Partisipasi berita situs, berisi komputer-komputer pembaca atas

sebuah berita yang disiarkan oleh media tertentu.

d. Tulisan ringan, seperti dalam milis, dan e-mail.

e. Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).

Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen

journalism, yaitu sebagai berikut :

a. Opening Up to Public Comment. Situs di internet menyediakan

tempat (kolom) komentar dari publik. Pembaca diperbolehkan

untuk bereaksi, mengkritik, memuji, atau memberi tambahan ke

dalam berita yang ditulis oleh jurnalis profesional dalam kolom

tersebut.
b. The Citizen Add-On-reporter. Menambah pendapat warga sebagai

bagian berita yang ditulis oleh jurnalis professional. Warga

diminta menuliskan pengalamannya yang berkaitan dengan berita

tersebut.

c. Open-Source reporting. Sebuah bentuk kolaborasi liputan dengan

sumber terbuka, dimana jurnalis profesional bekerjasama dengan

pembaca yang memiliki pengetahuan tentang sesuatu masalah

yang sedang terjadi, saling melengkapi dalam menghasilkan

sebuah berita yang akurat. Berita tetap ditulis oleh reporter

profesional.

d. The Citizen Bloghouse. Bloghouse warga merupakan blog-blog

gratis yang dimiliki oleh setiap orang yang kemudian dapat

digunakan untuk menuangkan cerita maupun gagasan kepada

khalayak umum di seluruh penjuru dunia.

e. Newsroom Citizen Transparency Blogs. Sebuah blog yang dimiliki

oleh sebuah organisasi media sebagai bentuk transparasi dan

komunikasi dengan pembacannya. Keluhan, kritik, atau pujian

terhadap apa yang ditampilkan organisasi media tersebut dapat

disampaikan disini.

f. The Stand Alone Citizen Jurnalism Site : Edited Version. Laporan

berita melalui warga melalui proses penyuntigan. Berita yang

masuk melalui proses penyuntingan terlebih dahulu, dengan tetap

mempertahankan keaslian tulisan citizen.


g. The Stand Alone Citizen Journalism Site : United version. Laporan

berita dari sebuah warga pada sebuah situs, tanpa melalui proses

penyuntingan. Dalam versi ini, berita bisa langsung muncul

seketika setelah diposting.

h. Add a Print Edition. Merupakan gabungan dari The Stand Alone

Citizen Journalism Site dengan edisi cetak.

i. The Hybrid: Pro + Citizen Journalism. Penggabungan jurnalis

professional dengan jurnalis warga. Berita dari jurnalis

professional diperlukan sama dengan berita dari jurnalis warga.

j. Integrating Citizen and Pro Journalism Under One Roof.

Penggabungan jurnalisme professional dengan jurnalisme warga

dalam satu atap. Menggunakan jurnalis professional, namun juga

menerima tulisan dari jurnalis warga.

k. Wiki Journalism: Where the Readers are Editors. Jurnalisme Wiki

adalah model jurnalisme yang menempatkan pembaca sebagai

penyunting.

Setiap orang bisa menulis, menyunting, maupun memberi

komentar pada tulisan. Model jurnalisme ini dipopulerkan oleh

Wikipedia. Sama halnya dengan jurnalistik tradisional. Pada citizen

Journalism pun dibutuhkan sebuah gambar video atau foto untuk

melengkapi suatu berita yang akan di sampaikan kepada masyarakat.

2. Kelebihan Dan Kekurangan Citizen Jurnalism

Adapun beberapa kelebihan citizen journalism, yaitu :


a. Citizen Journalism mendorong terciptanya iklim demokratisasi.

Blog mampu mewacanakan informasi alternatif dan tidak terikat

oleh sistem seperti halnya dalam media utama. Dengan adanya

kebebasan ini akan memberikan beragam informasi kepada

masyarakat.

b. Citizen Journalism memupuk budaya tulis dan budaya baca

masyarakat. Selama ini budaya yang lebih mencerdaskan.

Masyarakat dapat menulis apa saja di blog.

c. Mematangkan teciptanya public sphere (ruang publik) di

masyarakat. Masyarakat dapat berdiskusi bebas dalam sebuah

blog tanpa ada aturan, larangan tertentu seperti hanya yang

dilakukan pada media utama. User blog bebas berkomputer apa

saja karena disediakan space untuk komentar pembaca. Komentar

pembaca tanpa disensor oleh blogger.

d. Citizen Journalism juga manifestasi fungsi watch dog (kontrol

sosial) media. Ketika kekuasaan tidak bisa terkontrol secara

efektif, blog memberikan suntikan vitamin untuk melakukan

kontrol atas kesetimpangan di masyarakat. Media utama saraf

dengan berbagai aturan yang melingkupnya (sistem media, sistem

politik) sehingga tidak semua informasi bisa diinformasikan.

Adapun kekurangan dari citizen journalism, yaitu :

a. Citizen Journalism adalah orang yang memiliki kamera digital atau

kamera ponsel dan menyunting karya mereka, seperti peristiwa


utama (tsunami, banjir, dan gempa bumi) atau kecelakaan mobil,

keorganisasian berita.

b. Citizen Journalism adalah orang yang ingin menemukan

komunikasi lokal atau cybercommunity dan memproduksi tulisan

tentang komunitasnya.

c. Citizen Journalism adalah orang yang mengkritis dan

mengampanyekan sebab-sebab politik.

d. Citizen Journalism adalah orang yang berpartisipasi ke dalam

sebuah percakapan dengan para jurnalis professional dan para

pemilik blog.

E. Media Sosial

1. Pengertian Media Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaan memiliki arti

proses, cara perbuatan memakai sesuatu, atau pemakaian (Depdiknas RI

2002). Penggunaan merupakan kegiatan dalam menggunakan atau

memakai sesuatu seperti sarana atau barang. Menurut Ardianto dalam

bukunya yang berjudul, tingkat penggunaan media dapat dilihat dari

frekuensi dan durasi dari penggunaan media tersebut (Ardianto 2004).

Menurut Lometti, Reeves, dan Bybee penggunaan media oleh individu

dapat dilihat dari tiga hal, yaitu:

a. Jumlah waktu, hal ini berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi

yang digunakan dalam mengakses situs;


b. Isi media, yaitu memilih media dan cara yang tepat agar pesan yang

ingin disampaikan dapat dikomunikasikan dengan baik.

c. Hubungan media dengan individu dalam penelitian ini adalah

keterkaitan pengguna dengan media sosial(Thea 2016).

Media sosial sendiri didefinisikan sebuah media online, dengan

para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan

menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia

virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang

paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas

Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai

"sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas

dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan

penciptaan dan pertukaran user-generated content" (Michael 2010).

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial.

Sosial media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah

komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang

populer sekarang ini antara lain : Blog, Twitter, Facebook, Instagram,

Path, dan Wikipedia. Definisi lain dari sosial media juga di jelaskan oleh

Van Dijk media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada

eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas

maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai


fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus

sebagai sebuah ikatan sosial (Rulli 2017).

Menurut Shirky media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat

untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share),

bekerja sama (to cooperate) diantara pengguna dan melakukan tindakan

secara kolektif yang semuanya berada diluar kerangka institusional

meupun organisasi. Media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa.

Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi

untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa

menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah

komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai

diri sendiri (Rulli 2017)

Berdasarkan uraian pengertian diatas tentang media sosial maka dapat

disimpulkan media sosial adalah proses atau kegiatan yang dilakukan

seseorang dengan sebuah media yang dapat digunakan untuk berbagi

informasi, berbagi ide, berkreasi, berfikir, berdebat, menemukan teman

baru dengan sebuah aplikasi online yang dapat digunakan melalui

smartphone (telefon genggam).

2.Ciri Media Sosial

Media sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa

keberbagai banyak orang.


b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.

c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media

lainnya.

d. Penerimaan pesan yang menentukan waktu interaksi.

3.Jenis Media Sosial

Menurut Kaphlan dan Haenlein ada enam jenis media sosial :

a. Proyek Kolaborasi Website mengijinkan usernya untuk dapat

mengubah, menambah, ataupun me-remove konten-konten yang

ada di website ini. Contohnya: Wikipedia.

b. Blog dan Microblog User lebih bebas dalam mengekspresikan

sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun lebih mengkritik

kebijakan permintaan. Contohnya Twitter, blogspot, tumblr, dan

path.

c. Konten Pada user dari pengguna website ini saling meng-share

konten-konten media, baik seperti video, ebook, dan gambar.

Contonya youtube.

d. Situs jejaring sosial Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat

terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat

terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti

foto-foto. Contonya facebook, path, instagram, dan lain-lain.


e. Virtual game world Dunia virtual dimana mereplekasikan lingkungan

3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang

diinginkan sera berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia

nyata. Contohnya game online.

f. Virtual social world Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa

hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world,

berinteraksi dengan yang lain. Namun, virtual sosial world lebih

bebas dan lebih kearah kehidupan. Contohnya second life.

F. Instagram

Instagram ini diresmikan pada tanggal 6 oktober 2010. Instagram banyak

digemari oleh kalangan muda karena kemudahan dan kecepatannya dalam berbagi

foto ditambah beberapa filter bergaya retro yang menarik. Instagram memberikan

cara baru berkomunikasi di jejaring sosial melalui foto. Konsep jejaring sosial

dengan follow, like foto dan peluang masuk popular menjadi semakin digilai

(Bambang, 2012: 2-3).

Instagram berasal dari pengertian keseluruhan fungsi aplikasi ini adalah

“Insta” dan “Gram”. Arti dari kata pertama diambil dari istilah “Instan” atau serba

cepat/ mudah. Namun, dalam sejarah penggunaan kamera foto, istilah “Instan”

merupakan sebutan lain dari kamera Polaroid. Yaitu jenis kamera yang bisa

langsung mencetak foto beberapa saat setelah membidik objek. Sedangkan kata

“Gram” diambil dari “Telegram” yang maknanya dikaitkan sebagai media

pengirim informasi yang sangat cepat. Dari penggunaan dua kata tersebut, kita
jadi semakin memahami arti dan fungsi sebenarnya dari instagram. Yaitu sebagai

media untuk membuat foto dan mengirimkannya dalam waktu yang sangat cepat.

Tujuan tersebut sangat dimungkinkan oleh teknologi internet yang menjadi basis

aktivitas dari media sosial ini.

Sistem sosial didalam instagram adalah dengan menjadi pengikut akun

pengguna lainnya, atau memiliki pengikut instagram. Dengan demikian

komunikasi antara sesama pengguna instagram sendiri dapat terjalin dengan

memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah

oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting,

dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto

tersebut dapat menjadi sebuah foto yang popular atau tidak. Untuk menemukan

teman-teman yang ada didalam instagram.

Instagram memiliki berbagai komponen menarik yang dapat memanjakan

para penggunannya. Instagram pun terus mengemban komponen terbaru agar para

pengguna tidak merasa bosan. Adapun komponen pada instagram antara lain :

1. Pengikut/ Followers Sistem sosial dalam instagram adalah dengan menjadi

mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut instagram.

Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram sendiri

dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-

foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.

2. Unggah Foto Kegunaan utama dari instagram adalah sebagai tempat untuk

mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang


hendak diunggah dapat 26 diperoleh melalui kamera iDevice ataupun foto-

foto yang ada di album foto iDevice.

3. Kamera Foto yang diambil melalui aplikasi instagram dapat disimpan di

dalam iDevice tersebut.

4. Effect Photo’s Pada versi awalnya, instagram memiliki 15 efek-efek yang

dapat digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting

sebuah foto. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro,

Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hafe, Apollo, Poprockeet,Nashville,

Gotham 1977, dan Lord Kelvin. Namun tepat pada tanggal 20 september

yang lalu instagram telah menambahkan 4 buah efek terbaru yaitu:

Valencia, Amaro, Rise, Hudson,dan telah menghapus 3 efek, Apollo,

Poprockeet, dan Gotham dari dalam fitur tersebut. Didalam pengaplikasian

efek sekalipun para pengguna juga dapat menghilangkan bingkai-bingkai

foto yang sudah termasuk di dalam efek tersebut. Fitur lainnya yang ada

pada bagian penyuntingan adalah Tilt-Shift ini,sama fungsinya dengan efek

kamera melalui instagram, yaitu untuk memfokuskan satu titik pada sebuah

foto, dan sekelilingnya menjadi buram. Dalam penggunaannya aplikasi Tilt-

shift memiliki 2 bentuk yaitu persegi panjang dan juga bulat. Kedua bentuk

tersebut dapat diatur besar dan kecilnya, juga titik fokus yang diinginkan.

Tilt-shift juga mengatur rupa foto disekeliling titik fokus tersebut, sehingga

para pengguna dapat mengatur tingkat buram pada sekeliling titik focus di

dalam foto tersebut.


5. Judul foto / Nama Foto Setelah foto tersebut disunting, maka foto akan

dibawa kehalaman selanjutnya, dimana foto itu akan diunggah ke dalam

instagram sendiri ataupun kejeraing sosial lainnya.

6. Arroba (et/@) Instagram memiliki fitur yang dapat digunakan penggunanya

untuk menyinggung pengguna lainnya dengan menambahkan tanda arroba

(@) dan memasukkan nama akun instagram dari pengguna tersebut. Para

pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di dalam judul

foto, melainkan juga pada bagian komentar foto. Pada dasarnya

penyinggungan pengguna yang lainnya dimaksudkan untuk berkomunikasi

dengan pengguna yang telah disinggung tersebut.

7. Tag dan Hastag (#) Sebagaimana jejaring sosial pada umumnya, instagram

juga mempunyai tag dan hastag yang fungsinya untuk menandai teman atau

mengelompokan foto dalam satu label.

8. Caption Caption berfungsi layaknya deskripsi, disinilah pengguna bisa

memberikan sepatah dua kata soal foto yang diunggah. Di samping tentunya

menambahkan hastag.

9. Integrasi ke Jejaring Sosial Instagram juga memungkinkan penggunanya

untuk berbagi foto atau video ke jejaring sosial lain seperti facebook,

Twitter, dan Flicrk. Bila tool ini diaktifkan maka setiap kali foto dibagikan,

secara otomatis instagram juga akan membagikannya ke jejaring sosial yang

sudah terhubung.
10. Geotagging Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya

adalah bagian Geotag. Bagian ini akan muncul ketika para pengguna

iDevice mengaktifkan GPS mereka di dalam iDevice mereka. Dengan

demikian iDevice tersebut dapat mendeteksi lokasi para pengguna instagram

tersebut berada. Geotagging sendiri adalah identifikasi mendata geografis

dalam situs web ataupun foto . dengan Geotag, para pengguna dapat

terdeteksi lokasi mereka telah mengambil foto tersebut atau tempat foto

tersebut telah diunggah.

11. Jejaring Sosial Dalam membagi foto tersebut, para pengguna juga tidak

hanya dapat membaginya di dalam instagram saja, melainkan foto tersebut

dapat dibagi juga melalui jejaring sosial facebook, Twitter, Foursquare,

Tumblr, Flickr, dan juga posterous yang tersedia dihalaman untuk membagi

foto tersebut.

12. Tanda Suka (Like) Instagram juga memiliki fitur tanda suka yang

fungsinya memiliki kesamaan dengan yang disediakan Facebook, yaitu

sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah

diunggah. Berdasarkan dengan durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah

foto di dalam instagram, hal itulah yang menjadi faktor khusus yang

mempengaruhi foto tersebut terkenal atau tidak. Namun jumlah pengikut

juga menjadi salah satu unsur yang penting membuat foto menjadi terkenal.

Bila sebuah foto menjadi terkenal, maka secara langsung foto tersebut akan

masuk ke dalam halaman popular tersendiri.


13. Popular Bila sebuah foto masuk ke dalam halaman popular, yang

merupakan tempat kumpulan dari foto-foto popular dari seluruh dunia pada

saat itu. Secara tidak langsung foto tersebut akan menjadi suatu hal yang

dikenal oleh masyarakat mancanegara, sehingga jumlah pengikut juga dapat

bertambah lebih banyak.


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian

kuantitatif ini dapat diartikan sebagai metode yang berdasarkan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk menilai pada umumnya dilakukan

secara random, penumpulan data menggunakan instrument penelitian.

Metode ini disebut dengan metode kuantitatif karena data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiono, 2013 :

13).

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis metode penelitian

kuantitatif deskriptif yaitu yang ditunjuk untuk menggambarkan

fenomena-fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif tidak memberikan

perlakuan, manipulasi, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Dalam penelitian deskriptif ini yang dimaksud adalah deskriptif kuantitatif

karena gambarnya menggunakan ukuran, jumlah, atau frekuensi

(Sumantri, 2006 : 73).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide

abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan

fakta-fakta yang diperoleh dan pengamatan mengartikan konsep sebagai

generalisasikan dan sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai

untuk menggambarkan beberapa fenomena yang sama. Sebagai sesuatu


yang digenerakan, konsep bermula dari teori-teori kejadian yang dibentuk

dan oleh karnanya konsep memiliki tingkat generalisasi (Bungin, 2005 :

73). Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel X (partisipasi Citizen Variabel Y (Alasan menjadi


journalism terhadap media online followers Makassar Info )
Makassar Info) - Kognitif
- Frekuensi - Kepuasan
- Update informasi - Personal Identify
- Durasi -devedensi Media
- Atensi
Gambar 3.1 Kerangka Konsep

C. Definisi Konsep

Adapun defenisi konsep dari kerangka konsep diatas adalah sebagai

berikut:

a. Variabel X (partisipasi Citizen journalism terhadap media online

Makassar Info)

- Frekuensi, yaitu frekuensi seberapa sering melihat postingan berita

Makassar Info

- Update informasi, yaitu tingkat keseringan Makassar Info

memperbaharui informasi.

- Durasi, adalah rentang waktu atau lamanya sesuatu hal atau sebuah

peristiwa yang berlangsung.


- Atensi, yaitu perhatian atau atensi bagaimana yang diberikan

responden untuk melihat postingan pada akun Makassar Info.

b. Variabel Y (Alasan menjadi followers Makassar Info )

- Kognitif, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan

informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan.

Kebutuhan ini didasarkan pada emosional untuk memahami dan

menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran.

- Kepuasan, yaitu rasa puas yang didapatkan oleh pengguna setelah

mendapatkan informasi di akun Makassar Info.

- Personal Identify, yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat

atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi

orang itu sendiri.

- Devedensi Media, yaitu semakin seseorang tergantung pada suatu

media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut semakin

penting untuk orang itu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang langsung diperoleh

secara langsung dari lapangan tempat penelitian. Data primer merupakan

data yang diperoleh langsung dari hasil angket (Quesioner), yaitu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis dalam bentuk angket kepada responden

untuk dijawabnya yang ditujukan kepada mahasiswa dengan


menggunakan skala likert, dimana setiap pertanyaan mempunyai 5 opsi

sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Pertanyaan Bobot
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data

kuantitatif dikarenakan akan terdapat perhitungan menggunakan angka-

angka dalam penelitian ini. Sedangkan untuk mengetahui hasil dari

penelitian yang efektif atau tidaknya peneliti menggunakan analisis

deskriptif yaitu menganilisis data dengan mendeskripsikan atau

menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada

maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian.

a.Uji Validitas

Validitas artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran, dapat

digunakan mengukur apa yang hendak diukur. Validitas dimaksudkan

untuk menyatakan sejauh mana instrumen (misalnya kuesioner) akan

mengukur apa yang ingin diukur. Artinya, alat ukur yang digunakan benar-

benar dapat mengukur sifat objek yang diteliti atau mengukur sifat

yanglain (Rachmat,2006).
Penulis menggunakan softwareSPSS(Statistical Product and Service

Solution) Versi 21 dengan mengolah data yang diperoleh di lapangan

kedalam program tersebut untuk mengukur validitas instrumen dalam

penelitian ini. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara

masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus

teknik correlation product moment sebagai berikut (Masri,2006) :

NXYXY
NX2X NY2Y 
rxy
2 2

Dimana:

r = koefisienkorelasi

n = jumlahresponden

X = skorpernyataan

Y = skor total

Ketentuan pengujian uji validitas adalah r hitung dibandingkan dengan r

tabel (dengan melihat taraf signifikasi penelitian, yakni sebesar 5% atau

0,05 dan jumlah responden, barulah kita akan mendapatkan nilai r tabel).

Maka didapat kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Rusady,2003):

a) Jika rhitung> rtabel maka butir pernyataanvalid.

b) Jika rhitung< rtabel maka butir pernyataan tidakvalid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang


merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel (Danang,2009). Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam,2001).

Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam

mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat

pengukur, semakin stabil pula alat pengukurtersebut.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach, yaitu sebagai

berikut (Sugiyono, 2012):

k  S 2 
 1  t
k 1  S2 t

Keterangan:

α = Koefisien ReliabilityCronbach

K = Banyaknya item

Si = Varians dari item ke-i (i = banyaknya item)

St = Varians total (semua itemdigabugkan)

Kriteria penerimaan uji reliabilitas untuk menguji apakah keputusan

pada sebuah butir pertanyaan dikatakan reliabel atau tidak reliabel adalah :

a) Jika ralpha> rtabel maka dapat dikatakanreliabel.

b) Jika ralpha< rtabel maka dapat dikatakan tidakreliabel.

Penelitian menggunakan teknik analisis tabel tunggal yang

merupakan suatu analisis yang digunakan dengan membaikan varabel

penelitian kedalam kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan


presentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa

data yang terdiri dari dua kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk

setiap kategori (Singarimbun, 2006 : 226).

F. Waktu dan Lokasi Penelitian

3. Lokasi Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian di Instagram (Makassar Info) di

kota makassar, dengan melihat dan memilih narasumber yang tepat.

4. Waktu penelitian

Waktu riset akan dilakukan awal Bulan September hingga awal

bulan Oktober.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi rukminto. 2007. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat


Sebagai Upaya Pemberdayaan masyarakat. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Alo Liliweri. 2009, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Cet. IV Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, h. 8.

Ardianto Elvinaro. 2004, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Bandung :


Simbiosa Rekatama Media, hal. 125

Bambang, Riyanto. 2012. Dasar-dasar Pembelanjaan, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE

Bungin, Burhan 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,


dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus


Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.

D. Lasica dalam Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini, Jakarta : Rajawali Pers.

Danang Sunyoto, 2009.Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Yogyakarta, Med


Press.

Dani Vardiansyah. 2008, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cet. II


Jakarta: PT Indeks h. 25-26.

Depdiknas RI. 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, hal.
852

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek, Bandung,
Rosda.

Fasli Jalal , Dedi Supriadi. 2001, Reformasi Pendidikan Dalam KonteksOtonomi


Daerah. Jakarta: Depdiknas Bapenas Adicitakaryanusa. Jakarta.

H.A.R Tilaar. 2009, kekuasaan dan pendidikan: kajian Manajemen Pendidikan


nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta : Rinika Cipta

Hafied Cangara. 2011, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet. XII, Jakarta:


PT.Rajagrafindo, h. 18-19.

Imam Ghozali. 2001 Aplikasi Analisis Multivariet Dengan Program SPSS,


Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Masri Singarimbun, Sofian Effendi. 2006.Metode Penelitian Survai, Jakarta,
Pustaka LP3ES.

Michael Haenlein. 2010, Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media". Business Horizons, hal. 59–68

Moyser, George. 2003. Political Participation. In: Axtmann, Roland. ed.


Understanding Democratic Politics: an Introduction. London: Sage,
pp174-186 Dalam: Kholid, Anwar, Rahmawati Husein, Dyah
Mutiarin dan Septiyan Listiya E. R. “The Influence of Social Media
Towards Student Political Participation During the 2014
Indonesian Presidential Election”. Journal of Government and
Politics Vol. 6 No. 2 August 2015

Ndraha, Taliziduhu (1990), Pengembangan Masyarakat Mempersiapkan


Masyarakat Tinggal Landas, Jakarta: Rineka Cipta.

Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam. 2012. Komunikasi & Public Relations.
Bandung: CV Pustaka Setia.

Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pepih Nugraha. 2012, Citizen Journalism: Pandangan, Pemahaman, dan


Pengalaman, Jakarta : Kompas.

Rachmat Kriyantono. 2009.Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana


Prenada Media Group.

Rulli Nasrullah. 2017, Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan


Sosioteknologi, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rusady Ruslan, 2003.Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,


Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. & A. Judge, Timothy (2011). Organizational behavior.


Fourteenth Edition. Pearson education. New Jersey

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei


( Editor ), LP3ES, Jakarta

Siti Irene Astuti D. 2009, Desentralisasi dan Dalam Pendidikan Yogyakarta:


UNY

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta


Sugiyono. 2012.Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta.

Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Thea Rahmani, 2016, Penggunaan Media Sosial Sebagai Penguasaan Dasar-Dasar


Fotografi Ponsel, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, hal. 22

Anda mungkin juga menyukai