Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer dan

digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat diseluruh penjuru dunia. Olahraga ini

semakin diminati oleh banyak orang karena dapat dinikmati serta dimainkan oleh anak-

anak hingga orang dewasa. Salah satu daya tarik dari permainan ini terletakpada

kealamian permainan sepakbola (Adytia, 2015).

Menurut Ngolo & Abdul (2018), keterampilan yang paling utama adalah

menguasai teknik-teknik dasar sepakbola. Teknik tersebut, seperti mengumpan

dan menerima (passing and receving), menembak (shooting), mengontrol bola

dengan berbagai anggota badan, melindungi bola dan menggiring bola (dribling).

Ketiga kita mebutuhkan kerja sama (teamwork).

Berbagai alasan dan tujuan orang untuk menggeluti olahraga ini ada yang hanya

sebagai olahraga rekreasi, untuk meningkatkan kebugaran jasmani bahkan sampai pada

tujuan untuk mencapai prestasi dan mengharumkan nama bangsa. Hingga sekarang

permainan sepakbola terus berkembang dengan pesat dan semakin banyak orang yang

memainkan olahraga ini hingga ke berbagai benua dan di beberapa kawasan yang ada di

dunia ini. Hal ini dapat dilihat dari sebuah data yang terkumpul yang menyatakan

bahwa, lebih dari 200 juta orang di seluruh kawasan dunia ini memainkan permainan

sepakbola (Hutabarat et al., 2017)


Permainan sepakbola adalah permainan beregu yang mempunyai tujuan untuk

memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawang

sendirisupaya tidak kemasukkan bola, dan kelompok yang paling banyak memasukkan

bola keluar sebagai pemenang (Jasmani & Olahraga, 2017). Seseorang yang memiliki

postur tubuh yang ideal akan memiliki sudut gerakan yang lebih luas yang dapat

berpengaruh terhadap power yang dihasilkan ketika menendang bola, bila dibandingkan

dengan orang memiliki tinggi badan yang tidak ideal (Basri, 2019).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi permainan

adalah teknik dasar yang dimiliki oleh pemain tersebut. Berbicara tentang teknik dasar

dalam permainan sepakbola, menurut Ginanjar (2015) bahwa teknik dasar sepakbola

adalah salahsatu diantaranya yakni kemampuan Menendang bola (Kicking the ball),

Menurut Adytia (2015) kemampuan menendang bola salahsatunya dipengaruhi oleh

kondisi fisik yang dimiliki oleh pemain dalam hal ini kaki sebagai anggota tubuh yang

menjadi kekuatan dalam menendang bola yakni kaki.

Menurut Hutabarat et al (2017) menendang bola adalah suatu usaha untuk

memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kaki

atau bagian kaki yang memerlukan kekuatan yang besar guna menciptakan hasil

tendangan yang maksimal. Adapun kekuatan yang dimaksud adalah Kekuatan otot

tungkai yang juga dikenal dengan istilah tenaga eksplosif, yang sangat diperlukan dalam

berbagai cabang olahraga. Hakekatnya bahwa kekuatan tungkai merupakan salah satu

komponen kondisi fisik, dimana kekuatan dan kecepatan otot dikombinasikan dalam

satu pola gerak. Ginanjar et al ( 2015) mengemukakan bahwa: “power lebih diperlukan,
dan boleh dikatakan oleh semua cabang olahraga, oleh karena dalam power kecuali ada

strength terdapatpula kecepatan”.Tungkai adalah anggota tubuh bagian bawah (lower

body) yang tersusun oleh tulang paha atau tungkai atas, tulang tempurung lutut, tulang

kering, tulang betis, tulang pangkal kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari-jari kaki.

Fungsinya sebagai penahan beban anggota tubuh bagian atas (upper body) dan segala

bentuk gerakan ambulasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmadi (2014)

menyatakan bahwa terdapat hasil yang signifikan antara hubungan kekuatan betis

terhadap kemampuan seseorang menendang bola pada permainan sepakbola.

Di Sulawesi Selatan, sepakbola merupakan cabang olahraga yang

sangat populer dan banyak diminati oleh para pelajar, mahasiswa, maupun

kalangan masyarakat. Hal ini juga terlihat seringnya diadakan turnamen di setiap

daerah yang ada di Sulawesi Selatan. Setiap daerah di Sulawesi Selatan

memiliki beberapa tim sepakbola. Hal ini mengakibatkan perkembangan sepakbola

sangat cepat di Sulawesi Selatan.

Salahsatu Klub Sepakbola tersebut adalah Klub yang bernama 3BP yakni klub

sepakbola yang aktif dalam mengikuti turnamen sepakbola di wilayah Sulawesi Selatan

dan kota Makassar pada khususnya yang mempunyai jumlah pemain yang aktif dan

mempunyai usia pada kategori dewasa yang terbilang cukup matang dalam usia

persepakbolaan.

Tallu Batu Papan Football Club (disingkat 3BP FC) adalah sebuah tim sepak

bola Indonesia yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, yang dikenal

Pasukan Massenrempulu Camme Tuktuk.


3BP FC saat ini merupakan wadah sepak bola Siswa, Mahasiswa dan

Masyarakat Massenrempulu yang berdomisi di Makassar dan sekitarnya. 3BP FC

merupakan salah satu tim kuat di Kabupaten Enrekang dan telah terdaftar sebagai salah

satu TIM yang disetujui sebagai anggota PSSI Kabupaten Enrekang. 3BP FC

merupakan tim dengan catatan prestasi daerah, dengan beberapa juara turnament baik di

level Kabupaten maupun partisipan di level Provinsi. 3BP FC adalah tim muda yang

terbentuk tahun 2013

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan

yang akan dicari jawabannya dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara lingkar betis dengan kemampuan menendang

dalam permainan sepakbola pada Klub 3BP?

C. Tujuan Penelitian

Setiap aktivitas selalu memiliki tujuan, begitu pula dalam mengadakan

penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran secara empiris

tentang hal-hal yang hendak diperoleh, dan hasil yang diperoleh melalui penelitian

ini.Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan antara lingkar betis dengan kemampuan menendang

dalam permainan sepakbola pada Klub 3BP

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan informasi tentang hubungan lingkar betis dengan kemampuan

menendang bola dalam permainan sepakbola.

2. Dapat dijadikan masukan bagi pemain dan pelatih sepak bola guna meningkatkan

kekuatan betis dalam hal ini lingkar betis dalam kemampuan menendang bola.

3. Sebagai bahan referensi untuk rekan-rekan mahasiswa di fakultas ilmu

keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak yang

dimainkan oleh kedua kesebelasan yang berlawanan masing-masing terdiri dari 11

orang pemain (Supriadi, 2015). Menurut Irianto (2011) sepakbola adalah permainan

yang dilakukan dengan cara menyepak bola, bola disepak kian kemari untuk

diperebutkan diantara pemain yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola ke


dalam gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri jangan sampai

kemasukan.

Sepakbola adalah permainan bola yang dimainkan 2 tim yang masing-masing

tim beranggotakan 11 orang. Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang

bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawanglawan ("mencetak gol").

Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka

waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya

seri) akan diadakan pertambahan waktu 2x15 menit dan apabila dalam pertambahan

waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalti yang setiap timnya akan

diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik

penalti yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan (Utama et

al., 2017). Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain

(kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama

masih dalam permainan (Nasution, 2018).

Menurut Nusufi (2016) Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan

dengan jalan menyepak bola, yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola

kegawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola,

didalam memainkan bola setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh

anggota badan kecuali tangan dan lengan, hanya penjaga gawang diperbolehkan

memainkan bola dengan kaki dan tangan.Dari pendapatdi atas tentang penjelasan

sepakbola maka dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah suatu permainan beregu

yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk
seorang penjaga gawang yang dimainkan dengan tungkai, dada, kepalakecuali pejaga

gawang diperbolehkan menggunakan lengan dan tangan di area kotak penalti.

2. Teknik-teknik Dasar Sepakbola

Menurut Soniawan (2018) teknik dasar dalam sepakbola meliputi:(1)Menendang

(kicking), (2) Menghentikan (stopping), (3) Menggiring (dribbling), (4) Menyundul

(heading), (5) Merampas (tackling), (6) Lemparan ke dalam (throw-in), (7) Menjaga

gawang (keeping).teknik dasar sepakbola dibedakan menjadi dua, yaitu (Irianto,

2011):

1) Teknik tanpa bola (teknik badan)

Teknik badan adalah carapemain menguasai gerak tubuhnya dalam permainan,

yang menyangkut cara berlari, cara melompat, dan cara gerak tipu badan.

2) Teknik dengan bola Teknik dengan bola diantaranya: (a) Teknik menendang

bola, (b) Teknik menahan bola, (c) Teknik menggiring bola, (d) Teknik gerak

tipu dengan bola, (e) Teknik menyundul bola, (f) Teknik merampas bola, (g)

Teknik melempar bola kedalam, (h) Teknik menjaga gawang.

3. Teknik Menendang dalam Sepakbola

Menendang merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke

tempat yang lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki (Indra & Marheni,

2020). Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding

maupun melayang di udara. Namun, dalam penelitian ini karena pembahasannya

adalah tendangan dengan jarak 16.5 meter, penulis memilih menendang bola dalam

keadaan diam. Untuk dapat menendang bola dengan baik, pemain harus
memperhatikan beberapa prinsip dasar menendang bola dalam keadaan diam, dalam

penelitian ini adalah bola ditempatkan pada suatu titik dan ditendang dengan

menggunakan kura-kura bagian dalam. Teknik tendangan atau perkenaan bola pada

kaki pada saat menendang dalam sepakbola ada tujuh, yaitu (Indra & Marheni,

2020):

(1) Menendang dengan kaki sebelah dalam, (2) Menendang dengan kura-kura kaki
penuh, (3) Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam, (4) Menendang
dengan kura-kura kaki bagian luar, (5) Menendang dengan tumit, (6) Menendang
dengan ujung sepatu, (7) Menendang dengan paha (Sukatamsi, 1984: 40).

Dalam menendang ada banyak hal yang dapat diperhatikan baik dari segi

kerasnya tendangan, jauhnya tendangan maupun keakuratan tendangan itu sendiri.

Dalam hal ini faktor yang mendukung untuk ketiga hal tersebut teknik dan latihan

yang dilakukan secara terus menerus. Pada permainan sepakbola, menendang

merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Seorang pemain yang tidak

menguasai teknik menendang dengan baik, pemain tersebut tidak akan menjadi

pemain yang baik, dan kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua

pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik (Sukatamsi, 1984: 44).

Menembak bola (shooting) adalah tendangan kearah gawang dengan tujuan untuk

memasukan bola ke gawang lawan.Tendangan ke arah gawang atau shooting

menurut Sugiyanto SD (1997: 17) adalah:

1)Ada awalan sebelum tendangan

2) Posisi pemain membentuk sudut kurang lebih 30 derajat di samping bola.


3) Penempatan kaki tumpu pada saat shootingdi samping hampir sejajar dengan

bola.

4) Sesaat akan menendang, kaki ayun menarik ke belakang dan selanjutnya

gerakan melepas ke depan.

5) Perkenaan bola adalah pada punggung kaki bagian dalam juga dapat

menggunakan punggung kaki.

6) Pandangan mata sesaat impact melihat bola selanjutnya mengikuti arah

sasaran

7) Setelah melepas tendangan masih ada gerakan-gerakan lanjutan (follow

trough) agar diperhatikan tidak putus.

Pada umumnya shooting bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan.

Adapun bagian kaki yang digunakan untuk shootingadalah mengunakan kaki bagian

punggung. Menurut Sucipto, dkk (2000: 20), analisis gerak shootingdengan

punggung kaki adalah sebagai berikut:

1) Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan di

samping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran dan lutut sedikit di

tekuk.

2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke

sasaran.

3) Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai

bola.
4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada pungung kaki penuh dan tepat pada

tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan kaki

ditegangkan.

5) Gerak lanjut kaki tendang di arahkan dan diangkat ke arah sasaran.

6) Pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran.

Menurut Soedjono (1985: 64), shooting atau menembak dapat dilakukan

terhadap bola yang bergerak menggulir di atas tanah atau terhadap bola yang

memantul. Ada lima dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik shooting

atau menembak, ialah:

1) Mengamati posisi penjaga gawang.

2) Memilih ruang gawang yang paling mudah diterobos tembakan.

3) Konsentrasi pada ketepatan (akurasi).

4) Kepala menunduk ke bawah untuk memperhatikan bagian bola yang akan

kontak dengan kaki.

5)Tendang bagian tengah bola.

Menurut Soedjono (1985: 63), bahwa sikap pribadi pemain merupakan faktor

utama yang dapat mendukung atau menunjang keberhasilan dalam menembak bola

atau shooting. Faktor ketepatan tendangan ke arah gawang dalam menembak bola

juga harus lebih diutamakan dari pada kekuatan tendangan. Adapun teknik atau

sasaran yang dapat membantu keberhasilan dalam ketepatan menembak bola kearah

gawang ada dua macam, yaitu: (1) Menembak bola dengan posisi bola rendah atau

menyusur tanah dan (2) Menembak bola dengan posisi bola dijauhkan dari penjaga
gawang.Untuk dapat menendang bola dengan baik pemain harus menguasai teknik

dengan baik dimana tempat perkenaan bola dengan kaki tumpu yang tepat, yaitu kaki

tumpu diletakkan di samping belakang bola, kaki yang untuk menendang diayun dari

belakang perkenaan bagian kaki adalah batas antara kaki depan dengan kaki bagian

dalam, tangan direntangkan untuk keseimbangan dan pandangan mata terarah pada

bola, setelah tendangan kaki tendang harus mengikuti gerakan atau follow through

(Sukatamsi, 1984: 50).

Hasil tendangan bola bisa bermacam-macam, misalnya menggelinding datar

menyusur permukaan lapangan. Tendangan datar bola sedikit di atas lapangan

dengan sesekali memantul pada tanah, tendangan melambung atau yang biasa disebut

tendangan jarak jauh (Sarumpaet, 1992: 24). Tendangan jarak jauh adalah tendangan

yang dilakukan agar menghasilkan tendangan yang jauh. Tendangan ini dapat

berfungsi untuk: (1) memberikan operan kepada teman, (2) menembakkan bola ke

arah mulut gawang agar tercipta gol, (3) untuk menyapu bola atau membersihkan

daerah pertahanan dari serangan lawan yang biasanya dilakukan oleh pemain

belakang, (4) untuk melakukan bermacam tendangan khususnya yaitu tendangan

bebas, tendangan sudut, sementara tendangan jarak pendek bisa berfungsi sebagai

tendangan untuk mengoper kepada kawan dalam jarak dekat, dan tendangan

hukuman pinalti (Sukatamsi, 1984: 53).

Tendangan jarak jauh biasanya berupa bola lambung dimaksudkan untuk

mencapai jarak yang jauh lebih tepat apabila menendangnya dengan menggunakan

kura-kura kaki bagian dalam, karena akan menghasilkan tendangan bola yang
membentuk lintasan parabol akibatnya jarak yang akan ditempuh oleh bola menjadi

jauh. Tendangan pinalti membutuhkan kekuatan di samping juga memerlukan

penguasaan teknik menendang yang benar. Perlu diperhatikan bahwa teknik

menendang bola adalah letak kaki tumpu, bagian perkenaan bola, sikap badan, kaki

yang menendang bola dan pandangan mata. Adapun menurut Sukatamsi, (1994: 48)

tahapan dari masing-masing sikap adalah:

1) Letak kaki

Tumpu Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan

akan menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan, posisi

kaki atau di mana harus meletakkan kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu

terhadap letak bola akan menentukanarah lintasan bola dan tinggi rendahnya

lambungan bola. Lutut kaki tumpu sedikit ditekuk kemudian diluruskan

merupakan kekuatan mendorong ke depan. (a) kaki tumpu diletakkan di

belakang samping bola dengan jarak 25-30 cm, (b) Arah kaki tumpu membuat

sudut400dengan garis lurus arah bola.

2) Kaki yang menendang

Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang

bola. Pergelangan kaki hendaknya dikuatkan atau ditendangkan saat akan

menendang bola. (a) kaki yang menendang bola diangkat ke belakang kemudian

diayunkan ke depan ke arah sasaran. Hingga kura-kura kaki bagian dalam tepat

mengenai tengah bagian bawah bola, (b) Gerak kaki yang menendang

dilanjutkan ke depan, (c) Bagian bola yang ditendang: Bagian bola merupakan
bagian bola di sebelah mana yang akan ditendang. Ini akan menentukan arah

jalannya bola dan tinggi rendahnya lambungan bola.

3) Sikap badan Sikap

badan pada waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau

letak kaki tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat di samping bola dan

sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan

bola mengalir rendah atau sedikit melambung sedang. Bila posisi kaki berada

sedikit di belakang samping bola, hingga sikap badan condong ke belakang,

maka hasil tendangannya melambung tinggi. (a) pada waktu kaki yang

menendang bola diayunkan ke belakang, (b) badan condong ke depan, (c) pada

waktu menendang bola karena posisi kaki tumpu berada di samping belakang

bola, (d) sikap badan bergerak ke belakang untuk memberi dorongan kaki yang

menendang ke depan.

4. Kekuatan Otot Tungkai

Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepakbola juga harus

mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam meningkatkan kondisi fisik maka perlu

dilatihkan beberapa kondisi fisik, sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi

kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Sedangkan unsur

kondisi fisik khusus mencakup stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan,

dan keseimbangan (Suharno, 1981: 24).

Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk kerja

dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat dibutuhkan
dihampir semua cabang olahraga, kekuatan adalah kemampuan dari otot atau

sekelompok otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan

aktivitasnya (Suharno, 1981: 24).

Harsono (1988: 176) menyatakan bahwa kekuatan adalah komponen yang

sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini

disebabkan karena: (1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas, (2)

kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari

kemungkinan cidera, dan (3) kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik

yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan

kelincahan, kelentukan, kecepatan, dayaledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor

tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang

baik.

Menurut Suharno (1981: 25) kekuatan ada tigamacam yaitu: kekuatan maksimal,

kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat dan tahan lama).

a.Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi maksimal serta

dapat melawan/menahan beban yang maksimal pula.

b.Kekuatan daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot

untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan

yang utuh.

c.Power endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan tahan lamanya

kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya.


Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian tendangan adalah faktor

kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai tendangan

harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk

mengangkat paha dan menolak pada saat menendangbola. Kekuatan otot tungkai

seseorang berperan penting dalam meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang,

karena frekuensi langkah adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan

kecepatan otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari

menggiring bola, dan menendang bola, dengan otot tungkai yang kuat maka

tendangan akan semakin kuat. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kaki yang

kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang kuat agar dapat

memikul badan yang berat. Dalam pencapaian kecepatan tendangan bola, kekuatan

otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung

kemampuan seseorang untuk melangkahkan kaki. Faktor tersebut harus benar-benar

diperhatikan secara seksama melalui pembinaan secara dini, serta memperhatikan

postur tubuh, yang meliputi: (a) ukuran tinggi badan dan panjang tubuh, (b) ukuran

besar, lebar dan berat tubuh, (c) samato type, (bentuk tubuh: endomorphy,

mesomorphy, dan ectomorphy) (Sajoto, 1988: 11-13).

Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli

fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya

serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut-serabut otot seseorang,makin

kuat pula otot tersebut (Sajoto, 1988: 111). Kekuatan atau strength komponen

kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat
mempergunakan otot-ototnya, menerima bebandalam waktu kerja tertentu (Sajoto,

1988: 58). Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1996: 973) tungkai adalah “kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke

bawah)”. Kekuatan otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk

mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan

otot tungkai disini yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan sekelompok

otot untuk melakukan gerakan menendang bola.

Kekuatan ada beberapa macam, diantaranya menurut Bompa (1994: 35) adalah;

(1) kekuatan umum, (2) kekuatan khusus, (3) kekuatan maksimal, (4)kekuatan

ketahanan (ketahanan otot), (5) kekuatan kecepatan, (6) kekuatan absolut, (7)

kekuatan relatif, dan (8) kekuatan cadangan.

Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering digunakan pelatih adalah

weight training, circuit training, dan interval training, disamping bentuk-bentuk

latihan yang lain. Weight training adalah bentuk latihan yang bertujuan

mengembangkan dan memperkuat. Ini berarti otot yang mempunyai volume besar

kekuatannya juga besar,“umumnya diketahui suatu otot dipengaruhi oleh unsur

struktural otot itu, khususnya volume. Telah diketahui bahwa kekuatan otot

meningkat sesuai dengan volume otot” (Strauss, 1988: 7).

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut :


1. Jika pemain sepakbola memiliki kekuatan otot tungkai yang baik, maka akan

memberikan hubungan yang lebih besar dalam menendang pada permainan

sepakbola.

2. Jika pemain sepakbola memiliki lingkar betis yang baik, maka akan

memberikan hubungan yang lebih besar dalam menendang pada permainan

sepakbola.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

kebenaranya harus diuji secara empirik. Adapun hipotesis dalam penelitian ini:

1. Ada hubungan antara lingkar betis dengan kemampuan menendang dalam

permainan sepakbola pada Klub 3BP

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yakni kuantitatif deskriptif dimana digunakan untuk

menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena,

atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat
dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan

dokumenter (Sugiyono, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan.....tahun 2021 sampai dengan

bulan...tahun 2021

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di

C. Desain Penelitian

Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan sebaga acuan

dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat

deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkar betis

dengan kemampuan menendang dalam permainan sepakbola pada Klub 3BP.

Dengan demikian model desain penelitian yang digunakan secara sederhana

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Y
X1

Gambar 1: Desain Penelitian Korelasional (Sugiyono 2000)

Keterangan:

X : Lingkar Betis
Y : Kemampuan menendang pada permainan sepakbola
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yang dapat diamati

oleh anggota populasi itu sendiri atau bagi orang yang memiliki perhatian denganya.

Populasi menurut Sugiyono (2000:57) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

kauntitas serta karasteristik tertentu yang ditetepkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan”. Dengan uraian tersebut, maka populasi adalah

keseluruhan individu atau objek yang ingin di teliti. Adapun yang dijadikan populasi

penelitian adalah keseluruhan pemain pada klub sepakbola 3BP.

2. Sampel

Penelitian ini tidak selamanya mutlak harus meneliti jumlah keseluruhan obyek yang

ada (populasi) melainkan dapat pula mengambil sebagian dari populasi yang ada.

Dengan kata lain bahwa yang dimaksudkan yaitu sampel. Sampel secara sederhana di

artikan sebagai bagian dan populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam

penelitian. Pengertian tentang sampel didasari oleh pandangan Suharsimi Arikunto

(1996:117) bahwa: “Sampel adalah sebahagian atau wakil dari populasi yang di teliti”.

Alasan dan penggunaan sampel adalah keterbatasan waktu, tenaga dan banyaknya

populasi. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif banyak, maka peneliti

membatasi dengan melakukan pemilihan dengan teknik “Simple Random Sampling”


dengan cara undian, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 25 Pemain Sepakbola

di Klub Sepakbola 3BP.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang meluas tentang variabel-variabel yang

terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan sebagai

berikut:

1. Lingkar Betis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah diameter lingkar betis

pada pemain sepakbola yang diukur menggunakan teknik antropometri dasar

guna mengetahui diameter lingkar betis.

2. Kemampuan menendang dalam permainan sepakbola yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan

tendangan atau menendang dengan cara menyepakbola. Pemain melakukan tes

dengan 2 kali kesempatan, yang masing-masing kesempatan sebanyak 5 kali

tendangan.

F. Prosedur Penelitian

Dalam prosedur penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh peneliti,

diantaranya :

1. Tahap Awal Penelitian

Tahap awal penelitian dimulai dari penyusunan proposal penelitian dan ujian

proposa

2. Tahap pengumpulan data


Setelah proposal penelitian telah di ACC, maka tahap selanjutnya yaitu taha

pengumpulan data dilapangan yakni pengumpulan data mengenai lingkar betis

dan kemampuan menendang bola

3. Tahap pengolahan data

Data penelitian yang telah sebelumnya dikumpulkan, selanjutnya diolah

menggunakan aplikasi SPSS guna menjawab tujuan penelitian tersebut

4. Tahap pembuatan kesimpulan

Tahap penarikan kesimpulan dilakukan sesuai dengan hasil olah data sebelumnya.

1. Pengukuran Lingkar Betis

a. Tujuan : untuk mengukur / mengetahui ukuran lingkar betis seseorang

b. Alat dan perlengkapan :

1). Pita Ukur

2.) Lantai/tempat yang rata

3. )Formulir tes dan alat tulis.

c. Pelaksanaan tes :

1). Pemain baring terlentang di lantai, kemudian posisi kaki ditekuk keatas

2). Selanjutnya pemeriksa mengukur lingkar betis pemain dengan cara

menempatkan pita ukur pada betis, posisi pita ukur berada di titik 0 cm lalu

ditahan kemudian sisa dari pita ukur ditarik secara melingkar pada bagian betis

sampai mengenai titik awal.

d. Penilaian :
Hasil yang di catat adalah hasil ukuran lingkar betis yang dilakukan dalam

satuan Centi meter.

2. Kemampuan menendang bola

Prosedur pelaksanaan tes yakni dengan cara pemain dibariskan kemudian

membiasakan perilaku berdoa sebelum melakukan kegiatan, melakukan presensi,

pemberian arahan atau petunjuk dalam melakukan tes, selanjutnya melakukan

pemanasan.Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak 2 kali, yang masing-masing kesempatan

melakukan 5 kali tendangan ke gawang,dengan cara kesempatan pertama dipanggil

sesuai dengan presensi sampai semua siswa melakukan 5 kali tendangan, kemudian

kesempatan kedua siswa melakukan 5 kali tendangan berikutnya. Hasil tes dicatat sesuai

dengan hasil tendangan ke gawang sebanyak 10 kali tendangan (Wijiatmoko, 2015).

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengukuran Lingkar Betis

1). Pemain baring terlentang di lantai, kemudian posisi kaki ditekuk keatas

2). Selanjutnya pemeriksa mengukur lingkar betis pemain dengan cara

menempatkan pita ukur pada betis, posisi pita ukur berada di titik 0 cm lalu

ditahan kemudian sisa dari pita ukur ditarik secara melingkar pada bagian betis

sampai mengenai titik awal.

2. Kemampuan menendang Bola

Prosedur pelaksanaan tes yakni dengan cara pemain dibariskan kemudian

membiasakan perilaku berdoa sebelum melakukan kegiatan, melakukan presensi,

pemberian arahan atau petunjuk dalam melakukan tes, selanjutnya melakukan


pemanasan.Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak 2 kali, yang masing-masing kesempatan

melakukan 5 kali tendangan ke gawang,dengan cara kesempatan pertama dipanggil

sesuai dengan presensi sampai semua siswa melakukan 5 kali tendangan, kemudian

kesempatan kedua siswa melakukan 5 kali tendangan berikutnya. Hasil tes dicatat sesuai

dengan hasil tendangan ke gawang sebanyak 10 kali tendangan.

H. Instrumen Penelitian

1. Pengukuran Lingkar Betis

a. Tujuan : untuk mengukur / mengetahui ukuran lingkar betis seseorang

b. Alat dan perlengkapan :

1). Pita Ukur

2.) Lantai/tempat yang rata

3. )Formulir tes dan alat tulis.

c. Pelaksanaan tes :

1). Pemain baring terlentang di lantai, kemudian posisi kaki ditekuk keatas

2). Selanjutnya pemeriksa mengukur lingkar betis pemain dengan cara

menempatkan pita ukur pada betis, posisi pita ukur berada di titik 0 cm lalu

ditahan kemudian sisa dari pita ukur ditarik secara melingkar pada bagian betis

sampai mengenai titik awal.

d. Penilaian :

Hasil yang di catat adalah hasil ukuran lingkar betis yang dilakukan dalam

satuan Centi meter.

2. Kemampuan menendang bola


Prosedur pelaksanaan tes yakni dengan cara pemain dibariskan kemudian

membiasakan perilaku berdoa sebelum melakukan kegiatan, melakukan presensi,

pemberian arahan atau petunjuk dalam melakukan tes, selanjutnya melakukan

pemanasan.Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak 2 kali, yang masing-masing kesempatan

melakukan 5 kali tendangan ke gawang,dengan cara kesempatan pertama dipanggil

sesuai dengan presensi sampai semua siswa melakukan 5 kali tendangan, kemudian

kesempatan kedua siswa melakukan 5 kali tendangan berikutnya. Hasil tes dicatat sesuai

dengan hasil tendangan ke gawang sebanyak 10 kali tendangan.

I. Keabsahan Data

Uji keabsahan data kuantitatif menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, yang

digunakan untuk menguji daftar pertanyaan untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner

yang diisi responden sudah layak atau belum yang digunakan untuk mengambil data.

J. Teknik Analisa data

Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik deskriptif maupun

unfrensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian. Adapun gambaran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mrndapatkan gambaran

umum tentang data yang meliputi rata-rata, standar deviasi nilai minimun dan

nilai maximun.

2. Analisis secara infersial digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian

dengan menggunakan uji korelasi dan regresi.


Jadi keseluruhan analisis data i yang digunakan pada umumnya menggunakan

analisis komputer pada program SPSS versi 15.00 dengan taraf signifikan 95%

atau = 0.

DAFTAR PUSTAKA

Adytia Dwi Hermawan. (2015). Pengembangan Kartu Permainan Edukatif


Untuk Pengetahuan Cabang-Cabang Olahraga Pada Siswa Kelas Xi
Sma Negeri 1 Parakan Tahun 2015. 155.

Anjar Sutrimo Wijiatmoko. (2015). PERBEDAAN KEMAMPUAN


MENENDANG BOLA KE GAWANG ANTARA PEMAIN DEPAN
DENGAN BELAKANG PADA SISWA EKSTRAKURIKULER
SEPAKBOLA DI SMP N 2 GODEAN SLEMAN. Universitas Negeri
Yogyakarta, 53(9), 1689–1699.

Basri, Z. (2019). ANALISIS ANTROPOMETRIK DAN KOMPONEN


FISIK TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM
PERMAINAN SEPAKBOLAPADA SISWA SMA NEGERI 1
BINAMU KABUPATEN JENEPONTO. Program Studi Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga Program Pascasarjana Universitas Negeri
Makassar, 3.

Ginanjar, M., Yusup, U., & Hermanu, E. (2015). Tingkat kejenuhan atlet
usia dini dalam latihan keterampilan teknik dasar menggunakan
metode drill pada cabang olahraga sepak bola. Jurnal Kepelatihan
Olahraga, 7(1), 86–98.
https://ejournal.upi.edu/index.php/JKO/article/view/16293/9140

Hutabarat, A. L., Watimena, F. Y., & Fitranto, N. (2017). Hubungan


Konsentrasi Dan Persepsi Kinestetik Terhadap Kemampuan Shooting
Pada Pemain U-11 Tahun Ragunan Soccer School. Jurnal Ilmiah Sport
Coaching and Education, 1(2), 78–92.
https://doi.org/10.21009/jsce.01207

Indra, P., & Marheni, E. (2020). Jurnal Performa Olahraga. Performa


Olahraga, 5(1), 39–47.

Irianto, S. (2011). Standardisasi Kecakapan Bermain Sepakbola Untuk


Siswa Sekolah Sepakbola (Ssb) Ku 14-15 Tahun Se-Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Olahraga Prestasi, 7(7), 44–50.
https://doi.org/10.21831/jorpres.v7i7.10286

Jasmani, S.-P., & Olahraga, F. I. (2017). PENGARUH CIRCUIT


TRAINING PADA HASIL TENDANGAN SHOOTING DALAM
SEPAKBOLA ( Studi pada SMA Negeri 3 Lamongan ) Anggi Yufi
Ardiansyah *, Dwi Cahyo Kartiko.

Nasution, A. (2018). Survei Teknik Dasar Berman Sepak Bola Pada Siswa
Smkt Somba Opu Kabupaten Gowa. Ilmu Keolahrgaan, 1–10.

Ngolo, H., & Abdul, M. N. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran


Passing Permainan Sepak Bola Di Smp Negeri 7 Wasilei Halmahera
Timur. JP.JOK (Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan
Kesehatan), 2(1), 30–41. https://doi.org/10.33503/jpjok.v2i1.190

Nusufi, M. (2016). Hubungan Kemampuan Montor Ability dengan


Keterampilan Bermain Sepak Bola pada Klub Himadirga Unsyiah.
Jurnal Pedagogik Keolahragaan, 02(01), 4–10.

Soniawan, V. (2018). Metode Bermain Berpengaruh Terhadap


Kemampuan Long Passing Sepakbola. Jurnal Performa Olahraga,
3(01), 322214. https://doi.org/10.31227/osf.io/6vgxz

Supriadi, A. (2015). HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI


TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIIRNG BOLA PADA
PERMAINAN SEPAKBOLA. 14(1), 2015.
http://weekly.cnbnews.com/news/article.html?no=124000

Utama, M. W., Insanistyo, B., & Syafrial, S. (2017). Analisis Kemampuan


Teknik Dasar Bermain Sepakbola Pada Pemain Usia 16 Tahun.
Kinestetik, 1(2), 96–100. https://doi.org/10.33369/jk.v1i2.3471

Anda mungkin juga menyukai