Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Di Indonesia sendiri

permainan sepakbola berkembang dari tahun 1920 yang dibawa oleh bangsa

Belanda (Sucipto dkk, 2000: 3). Perkembangan sepakbola di Indonesia

ditandai dengan berdirinya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Berdirinya PSSI semakin mendapat sambutan yang positif dari masyarakat

sehingga menjadi pelopor berdirinya klub-klub sepakbola baik dari tingkat

daerah maupun nasional, selain itu juga muncul sekolah sepakbola yang

menjadi wadah untuk mengembangkan keinginan, kemampun, dan bakat

yang dimiliki seorang atlet.

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini

hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga

gawang yang dibolehkan menggunakan tangannya di dalam daerah tendangan

hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di

luar lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Tujuan dari

permainan sepakbola adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke

gawang lawan dan mencegah lawan memasukkan bola ke gawang sendiri.

Untuk dapat bermain dengan baik harus melakukan latihan yang teratur,

bertahap, dan berkesinambungan. Latihan pengembangan tubuh secara mental

1
maupun fisik merupakan subjek yang menentukan prestasi lebih cepat. Jadi,

semakin teratur pemain melakukan latihan maka semakin baik pula tingkat

keterampilan bermain sepak bolanya.

Untuk bermain sepakbola yang baik pemain dibekali dengan teknik

dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik, pemain

tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Menurut

Sucipto dkk (2000: 17) ada beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki oleh

seorang pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan

(stoping), menggiring (dribbling), menyudul (heading), merebut (tackling),

lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goalkepping). Selain itu

setiap pemain sepakbola juga harus memiliki kemampuan fisik yang baik

untuk menunjang keterampilan bermain sepakbola. Dalam permainan

sepakbola dibutuhkan kondisi fisik yang baik untuk menunjang keterampilan

bermain sepakbola seperti kecepatan, kekuatan otot, daya tahan dan

sebagainya (M. Sajoto, 1988: 10). Menurut Suharno Hp

yang dikutip oleh Yoga Dwi Nofianto (2010: 2) kemampuan fisik dibedakan

menjadi dua yaitu kemampuan fisik umum dan kemampuan fisik khusus,

kemampuan fisik umum meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan,

kelincahan, dan kelentukan, sedangkan kemampuan fisik khusus meliputi

stamina, power, reaksi, koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan.

Semua komponen kondisi fisik di atas harus dipadukan sedemikian rupa

agar dapat menjadi pemain sepakbola yang tidak hanya baik secara fisik

namun juga teknik, taktik, dan mental, sehingga dapat menjadi pemain yang

2
berkualitas dan berprestasi. Permainan sepakbola memiliki keterampilan yang

kompleks dan bersifat terbuka. Kompleksitas keterampilan sepakbola

meliputi: menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas

bola, melempar, dan menangkap bola. Salah satu teknik dasar yang sangat

penting dalam sepakbola adalah menendang. Maka dari itu, setiap pemain

sepakbola harus menguasai teknik menendang bola dengan benar.

Menendang merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari satu

tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki, seorang

pemain sepakbola yang tidak dapat menguasai teknik menendang bola

dengan benar, maka tidak akan mungkin menjadi pesepakbola yang handal

dan baik. Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan

menjadi beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam

(inside) digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing),

menendang dengan kaki bagian luar (outside) digunakan untuk mengumpan

jarak pendek (short passing), menendang dengan punggung kaki (instep) di

gunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menendang

dengan punggung kaki bagian dalam (inside of instep) digunakan untuk

mengumpan jarak jauh (long passing) Sucipto dkk (2000: 17).

Untuk menghasilkan tendangan yang maksimal selain dibutuhkan

penguasaan teknik yang baik, kemampuan fisik juga ikut berperan karena

hasil tendangan yang jauh selain didapatkan dari penguasaan teknik yang

baik juga kondisi fisik yang baik pula. Seorang pemain yang memiliki

proporsi badan yang tinggi biasanya memiliki ukuran tungkai yang panjang.

3
Asumsi peneliti di lapangan bahwa pemain sepakbola yang tungkainya

panjang memiliki tendangan yang lebih jauh dari pada pemain yang

tungkainya pendek. Menurut Amari yang dikutip oleh Yoga Dwi Nofianto

(2010: 4) mengatakan bahwa “panjang tungkai adalah ukuran panjang tungkai

seseorang mulai dari atas kaki sampai dengan trochantor mayor”.

Dilanjutkan lagi olehnya bahwa komponen yang dibutuhkan untuk

mendukung jangkauan kaki terhadap sasaran (bola) di antaranya adalah

kemampuan biomotor, teknik, koordinasi, serta proporsi fisik yang bagus

didalamnya, sehingga semakin panjang tungkainya akan dapat diikuti dengan

ayunan kaki yang semakin kuat sehingga perkenaan kaki dengan bola akan

semakin keras dan hasil tendangan yang akan dihasilkan semakin jauh.

Menurut Harsono (1988: 177) kekuatan adalah komponen yang sangat

penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruuhan, dikarenakan

kekuatan otot merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Disetiap kita

melakukan aktivitas, maka otot akan tejadi pengkerutan (kontraksi).

Kemampuan kerutan atau pendekatan otot sebagai parameter (tolak ukur)

kebugaran jasmani antara lain kekuatan otot meningkat, kapasitas anaerob

otot dan kapasitas aerob otot. Kekuatan merupakan komponen kondisi fisik

seorang atlet yang diciptakan oleh otot atau sekelompok otot yang digunakan

tubuh serta melawan tahanan (beban) dalam aktifitas tertentu. Dalam

hubungannya dengan berolahraga, kekuatan otot merupakan komponen dasar

biomotor yang diperlukan hampir disetiap cabang olahraga dan kekuatan otot

itu sendiri yaitu kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot perut.

4
Namun pada kegiatan ekstrakurikuler di SMK Muhammadiyah

Rongkop Gunungkidul, guru maupun siswa tidak menyadari bahwa jauhnya

tendangan itu dipengaruhi oleh panjang tungkai dan kekuatan otot. Setiap

ekstrakurikuler dilakukan pada sesi game, siswa tidak ditempatkan pada

posisi sebagai mana mestinya dia seharusnya ditempatkan. Untuk posisi

sayap baik wing back maupun full wing serta pemain bertahan (full back),

seharusnya yang mempunyai tendangan yang keras atau jauh. Karena diposisi

itu, mereka lebih banyak menggunakan tehnik mengumpan jauh (long pass).

Tetapi guru hanya menempatkan siswa diposisi yang siswa kehendaki.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin membuktikan apakah asumsi

peneliti itu benar, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini

di SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul. Karena sekolah tersebut

paling sering menjuarai turnamen antar sekolah di dua kecamatan yaitu

Rongkop dan Girisubo. SMK Muhammadiyah Rongkop ini juga memiliki

guru Penjasorkes yang mumpuni dalam bidang sepakbola, mantan pemain

Satria Tom’s Silver (STS), juara Divisi Utama PSIM pada tahun 2001, 2002

dan 2003, sehingga kegiatan ekstrakurikuler sepakbola selalu mendapat

antusias tinggi dari siswa. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas

maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Panjang

Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Hasil

Jauhnya Tendangan Bola dalam Permainan Sepakbola pada Siswa

Ekstrakurikuler Sepakbola SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul

Tahun 2011”

5
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:.

1. Belum diketahui hubungan antara panjang tungkai, kekuatan otot perut

dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil jauhnya tendangan bola dalam

permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK

Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul tahun 2011.

2. Belum diketahui seberapa besar pengaruh panjang tungkai, kekuatan otot

perut dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil jauhnya tendangan bola

dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK

Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul tahun 2011.

3. Guru dan siswa ekstrakurikuler belum mengetahui panjang tungkai,

kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai yang dimiliki siswa

sehingga belum dimaksimalkan kelebihan dan potensi yang siswa miliki.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta agar

penelitian ini tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya maka peneliti

membatasi permasalahan hanya pada hubungan antara panjang tungkai,

kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil jauhnya

tendangan bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler

sepakbola SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul tahun 2011.

6
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya yaitu

“Adakah hubungan antara panjang tungkai, kekuatan otot perut dan kekuatan

otot tungkai terhadap jauhnya tendangan bola dalam permainan sepakbola

pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Muhammadiyah Rongkop

Gunungkidul tahun 2011?”

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan selalu mempunyai tujuan, agar

memperoleh gambaran yang jelas serta bermanfaat bagi yang

menggunakannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai terhadap hasil

jauhnya tendangan bola dalam permainan sepakbola pada siswa

ekstrakurikuler sepakbola SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul

tahun 2011.

2. Untuk mengetahui antara kekuatan otot perut terhadap hasil jauhnya

tendangan bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler

sepakbola SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul tahun 2011.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap hasil

jauhnya tendangan bola dalam permainan sepakbola pada siswa

ekstrakurikuler sepakbola SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul

tahun 2011.

4. Untuk mengetahui antara panjang tungkai, kekuatan otot perut dan

7
kekuatan otot tungkai terhadap jauhnya tendangan bola dalam permainan

sepakbola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Muhammadiyah

Rongkop Gunungkidul tahun 2011.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat

bagi yang menggunakan. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Dapat memberikan gambaran bahwa pemain sepakbola yang

tungkainya panjang lebih memiliki kekuatan dalam melakukan

tendangan, walaupun masih ada faktor lain yang mempengaruhi

diantaranya kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot perut. Dari

penelitiaan ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian dalam

peningkatan prestasi pemain khususnya pada cabang sepakbola.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan dan

motivasi untuk berlatih lebih baik lagi agar dapat mencapai prestasi

yang maksimal.

b. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi tolak ukur

kemampuan siswa sehingga pada saat mengikuti kejuaraan ataupun

turnamen antar sekolah dapat memanfaatkan kelebihan dari siswa

yang mempunyai hasil tendangan yang jauh.

c. Bagi pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan untuk menambah wawasan tentang perbedaan

8
permainan sepakbola yang memiliki tungkai panjang dan pendek

khususnya dalam menendang bola.

d. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan antara pemain sepakbola yang tungkainya panjang dan

pemain sepakbola yang tungkainya pendek dalam melakukan

tendangan.

Anda mungkin juga menyukai