Anda di halaman 1dari 72

HUBUNGAN KOORDINASI MATA KAKI DAN KEKUATAN OTOT

PERUT DENGAN AKURASI SHOOTING SEPAK BOLA PADA SISWA

MTs DARUL IHSAN TELUK BELITUNG

SKRIPSI

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH:

SITI RAUDAH

NIM. 2019101414

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MERANTI

TAHUN 2023
ABSTRAK
Siti Raudah. (2019101414): Hubungan Koordinasi Mata Kaki dan
Kekuatan Otot Perut dengan Akurasi
Shooting Sepak Bola pada Siswa MTs
Darul Ihsan Teluk Belitung
Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah masih kurangnya
penguasaan akurasi shooting dalam permainan sepak bola pada siswa MTs
Darul Ihsan Teluk Belitung, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut dengan akurasi
shooting sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung. Jenis
penelitian yang digunakan adalah korelasional. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung, sedangkan sampel penelitian
menggunakan purposive sampling yaitu siswa putra yang berjumlah 36 orang
yang diambil. Instrumen yang digunakan adalaah tes dan pengukuran
koordinasi mata kaki dengan menggunakan soccer wall voley test, tes kekuatan
otot perut menggunakan sit up, dan tes untuk akurasi shooting dengan
menggunakan tes shooting ke gawang bertarget. Teknik analisis data
menggunakan uji normalitas dan uji-t untuk pengujian hipotesis. Dengan
demikian koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut secara signifikan
berhubungan dengan Akurasi shooting sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan
Teluk Belitung. Pengujian hipotesis pertama hubungan koordinasi mata kaki
dengan akurasi shooting yang dilakukan perhitungan statistik sesuai dengan
formula yang digunakan (uji-t) diperoleh t hitung 2,291 > ttabel 2,032, pengujian
kedua hubungan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting thitung 2,905 > ttabel
2,032, pengujian ketiga hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut
dengan akurasi shooting thitung 2,888 > ttabel 2,032 yang berarti H0 ditolak dan Ha
diterima
Kata kunci : Koordinasi mata kaki, Kekuatan otot perut, Akurasi
shooting
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan

di sekolah yang terdiri dari dua materi yaitu bersifat teoritis dan aktivitas

praktis serta berusaha mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas jasmani.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, kegiatan banyak dilakukan di luar

ruangan atau outdoor dan pada umumnya siswa cenderung lebih menyukai

atau tertarik terhadap olahraga aktivitas yang bersifat permainan kelompok

atau beregu.

Olahraga adalah suatu kegiatan yang menyehatkan tubuh manusia

dan sarana kompetisi untuk mencari bakat seseorang di bidang olahraga.

Salah satu olahraga yang banyak disukai oleh anak-anak adalah permainan

sepak bola.

Permainan sepak bola sangat popular di kalangan anak-anak muda

pada saat sekarang ini. Sepak bola adalah jenis Permainan bola besar,

permainan ini dimainkan oleh dua regu atau tim secara berlawanan. Jumlah

pemain sepak bola adalah 11 pemain inti dan beberapa pemain pengganti.

Permainan sepak bola dilakukan dengan cara menendang bola yang memiliki

tujuan memasukkan bola ke dalam gawang lawan dan dimenangkan oleh tim

yang paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan berdasarkan aturan

permainan.
2

Kehadiran permainan sepak bola terjadi di China sekitar abad ke-3

dan 2 sebelum Masehi dengan nama permainan Cuju, dimana Cuju dimainkan

dengan bentuk bola bundar di atas bidang tanah persegi. Banyak Negara-

negara yang mengklaim bahwa kehadiran sepak bola di awali dari mereka

sendiri seperti Yunani Kuno dan Roma. Namun cerita yang banyak diakui

permainan sepak bola popular pada abad ke-12, dimana pada abad ini sepak

bola dimainkan di Padang rumput dan jalanan Inggris. Semakin di

gandrunginya olahraga sepak bola diperkuat dengan dimasukkannya sebagai

olahraga resmi dalam olimpiade pada tahun 1908. Serta piala dunia yang

dilaksanakan pertama pada tahun 1930 semakin memperkuat olahraga yang

sangat popular di kancah internasional.

Berdasarkan hakikat, karakteristik dan struktur geraknya, sepak bola

dianggap kegiatan fisik yang sangat cocok untuk menjadi “alat” pendidikan

jasmani, karena dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap

pengembangan kualitas motorik dan kualitas fisik anak secara sekaligus.

Untuk bermain sepak bola setidaknya kita harus mengetahui beberapa teknik

dasar dalam permainan sepak bola agar bisa membantu pemain dalam

bermain dengan baik dan lihai. Teknik dasar permainan sepak bola yaitu

teknik mengoper bola (passing), teknik menghentikan atau mengontrol bola

(stop ball), teknik menggiring bola (dribbling), teknik menendang bola

(shooting), teknik menyundul bola (heading), teknik merebut bola (tackle),

teknik menangkap bola, teknik memotong umpan (intercept), teknik lemparan

ke dalam (throw-in).
3

Secara umum teknik dasar yang harus benar-benar diperhatikan

adalah teknik dasar shooting atau menendang bola. Menurut Suroyo

(2014:58) “shooting adalah menendang bola, menggerakkan salah satu kaki

dikenakan pada bola agar bergerak kearah sasaran yang dituju”. Jadi, dari

pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa shooting adalah suatu

tindakan berupa menendang bola kearah gawang milik tim lawan yang

bertujuan untuk membobol gawang lawan. Teknik shooting ini bisa di

lakukan dari jarak yang jauh atau bahkan dari dekat, melakukan tendangan

bola ke gawang lawan ini dapat menggunakan punggung kaki, kaki bagian

luar dan dalam. Akan tetapi untuk mencetak gol melalui teknik ini bukanlah

hal yang mudah, keberhasilan dalam melakukan shooting ditentukan oleh

unsur kondisi fisik. Ada beberapa unsur kondisi fisik yang paling menunjang

keberhasilan dalam melakukan shooting diantaranya adalah koordinasi mata

kaki dan kekuatan otot perut.

Koordinasi mata kaki merupakan kemampuan seseorang untuk

merangkaikan antara gerak mata saat menerima rangsang dengan gerakan

kaki, menjadi satu pola gerakan tertentu sehingga menghasilkan gerakan yang

terkoordinasi, efektif, mulus, dan efisien. Koordinasi dilakukan tidak hanya

dari satu posisi, para pemain harus bisa melakukan dari berbagai posisi, masih

banyak pemain yang melakukan shooting yang hanya dengan kekuatan tanpa

memperhatikan akurasi bola. Untuk menguasai dan dapat melakukan

shooting dari berbagai posisi tentunya diperlukan keseimbangan dan

koordinasi yang bagus dari pemain, shooting dengan akurasi yang tepat
4

diperlukan untuk menyelesaikan suatu serangan yang sudah dibangun. Semua

itu tidak lepas dari latihan yang secara terus-menerus dan sistematis akan

membuat otomatisasi yang baik untuk para pemain. Pemain dengan

kemampuan akurasi shooting bola yang baik dapat menjadi pemain yang

cukup berbahaya untuk tim lawan dan keterampilan ini dapat menjadi senjata

yang paling ampuh untuk mencetak gol.

Selain koordinasi mata kaki, aspek komponen fisik yang harus

diperhatikan dan dimiliki seorang pemain saat melakukan shooting adalah

kekuatan otot perut. Kekuatan otot perut adalah kemampuan menggunakan

kekuatan otot perut serta mampu merubahnya dalam bentuk gerakan yang

sangat cepat terhadap suatu obyek. Kekuatan otot perut memberikan

hubungan sensor 85% terhadap akurasi shooting. Menurut (Brittenham,1996)

mengatakan bahwa, bagian tubuh yang sering terlupakan dan kurang dilatih

adalah poros tubuh dan perut. Disebut sebagai pusat tenaga, bagian tubuh ini

merupakan asal dari semua gerakan atau penghubung yang menstabilkan

semua gerakan yang melaluinya.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa masalah yang paling

penting dalam upaya meningkatkan kemampuan shooting sepak bola adalah

memperhatikan pembentukan kondisi fisik guna untuk peningkatan kualitas

pemain. Koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut merupakan komponen

kondisi fisik yang ada dan berhubungan dengan akurasi shooting dalam

permainan sepak bola dalam meraih poin pada saat pertandingan berlangsung.

Hal tersebut tidak lepas dari baiknya kondisi fisik yang dimiliki pemain
5

tersebut sehingga pemain bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dan

bermain konsisten selama pertandingan. Seharusnya dalam bermain sepak

bola pemain harus memiliki komponen fisik yang baik secara keseluruhan,

tetapi dalam teknik dasar shooting aspek komponen fisik yang dominan harus

dimiliki pemain adalah koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut.

Berdasarkan penjelasan di atas mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot

perut dengan akurasi shooting sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk

Belitung. Peneliti tertarik untuk memilih judul tersebut karena ingin

mengetahui seberapa besar hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot

perut dengan akurasi shooting sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk

Belitung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka ada beberapa

masalah yang dapat di identifikasikan dalam proposal penelitian ini antara

lain sebagai berikut:

1. Kondisi fisik siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung kurang baik,

2. Teknik shooting siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung masih kurang

tepat,

3. Siswa tidak melakukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan

koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut serta akurasi shooting,
6

4. Siswa belum mengetahui hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan

otot perut dengan akurasi shooting sepak bola.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini tidak

menyimpang dari masalah yang sebenarnya maka penelitian ini perlu adanya

batasan-batasan sehingga ruang lingkup penelitian menjadi jelas. Maka

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan

koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting sepak

bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka peneliti merumuskan permasalahannya yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan antara koordinasi mata kaki dengan akurasi

shooting sepak bola siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung?

2. Apakah terdapat hubungan antara kekuatan otot perut dengan akurasi

shooting sepak bola siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung?

3. Apakah terdapat hubungan antara koordinasi mata kaki dan kekuatan otot

perut dengan akurasi shooting sepak bola siswa MTs Darul Ihsan Teluk

Belitung?

E. Tujuan Penelitian
7

Dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan antara koordinasi mata kaki dengan akurasi shooting sepak bola

siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung,

2. Hubungan antara kekuatan otot perut dengan akurasi shooting sepak bola

siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung,

3. Hubungan antara koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut dengan

akurasi shooting sepak bola siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis

Manfaat dilakukan penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai

masukan untuk meningkatkan program latihan sepak bola di MTs Darul

Ihsan Teluk Belitung.

2. Secara praktis

a. Bagi sekolah

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pembinaan

latihan.

b. Bagi guru

Dapat mengetahui seberapa besar bakat yang dimiliki siswanya,

serta dapat dijadikan pedoman untuk melatih dan mengevaluasi siswa.


8

c. Bagi pelatih

Dapat dijadikan pedoman penyusunan program latihan yang sesuai

dengan kemampuan siswa.

d. Bagi siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung

1) Agar setiap siswa dapat mengetahui kemampuan yang ada dalam

dirinya, guna pengembangan lebih lanjut permainannya,

2) Agar setiap siswa dapat mencari cara yang lebih baik untuk

meningkatkan prestasi dalam bermain sepak bola,

3) Agar setiap siswa dapat memahami hubungan antara koordinasi

mata kaki dan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting sepak

bola.
9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Permainan Sepak Bola

a. Pengertian Sepak Bola

Pada hakikatnya permainan sepak bola merupakan permainan

beregu yang menggunakan bola sepak. Sepak bola dimainkan di

lapangan rumput oleh dua regu yang saling berhadapan dengan masing-

masing regu terdiri dari sebelas pemain. Tujuan permainan ini dimainkan

adalah untuk memasukkkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya

dan berusaha mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan.

Adapun karakteristik yang menjadi ciri khas permainan ini adalah

memainkan bola dengan menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali

lengan.

Menurut Aji (2016:1), sepak bola berasal dari dua kata yaitu”

sepak” dan “bola”. Sepak atau menyepak dapat diartikan menendang

(menggunakan kaki) sedangkan “bola” yaitu alat permainan yang

berbentuk bulat berbahan karet, kulit atau sejenisnya. Dalam permainan

sepak bola, sebuah bola disepak atau tendang oleh para pemain, jadi

secara singkat pengertian sepak bola adalah suatu permainan yang

dilakukan dengan cara menendang bola yang dilakukan oleh pemain,


10

dengan sasaran gawang dan bertujuan memasukkan bola ke gawang

lawan.

Sedangkan menurut Sutanto (2016:172) “Sepak bola adalah

olahraga yang menggunakan bola dalam permainannya, dimainkan oleh

dua tim yang saling berhadapan, masing-masing tim beranggotakan

sebelas orang pemain. Bola dimainkan menggunakan kaki, saling oper

dengan rekan satu tim, menjaga agar bola tidak direbut lawan, dan tujuan

akhirnya memasukkan bola ke gawang lawan. Pihak yang lebih banyak

mencetak gol, dialah yang memenangkan permainan.

Dari kedua pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

permainan sepak bola adalah permainan olahraga yang terdiri dari 2 tim

lawan yang masing-masing tim berjumlah 11 pemain, permainan ini

dimainkan menggunakan kaki dengan tujuan akhir yaitu memasukkan

bola ke daerah gawang lawan untuk memperoleh kemenangan.

b. Teknik Shooting

Salah satu faktor yang mendukung dan dibutuhkan dalam

permainan sepak bola adalah teknik dasar bermain sepak bola. Dalam

permainan sepak bola seseorang memiliki beberapa teknik bermain, salah

satunya yaitu teknik shooting.

Menurut Batty (2014:9) “Tujuan utama dari permainan sepak

bola adalah mencetak gol ke gawang lawan sebanyak mungkin. Setiap

kombinasi permainan atau latihan selalu berakhir pada tendangan ke arah

gawang lawan untuk mendapatkan gol (shooting). Sedangkan menurut


11

Suroyo (2014:58) “shooting adalah menendang bola, menggerakkan

salah satu kaki dikenakan pada bola agar bergerak kearah sasaran yang

dituju”.

Menurut pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

teknik shooting adalah teknik menendang atau menembak bola ke arah

gawang lawan yang tujuannya untuk mencetak gol dengan memasukkan

bola ke dalam gawang.

Menurut Aji (2016:2) Macam-macam shooting dalam permainan

sepak bola adalah dengan Menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian

luar, dan punggung kaki. Analisis gerakan shooting dengan kaki bagian

dalam adalah sebagai berikut:

1. Di awali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan bola,

2. Letakkan kaki tumpu di samping bola dengan sikap lutut agak ditekuk

dan bahu menghadap gerakan,

3. Sikap kedua tangan di samping badan agak terentang dan rileks,

4. Pergelangan kaki yang akan digunakan untuk shooting diputar keluar dan

dikunci,

5. Pandangan terpusat pada bola,

6. Tarik kaki yang akan digunakan untuk shooting ke belakang lalu ayun ke

depan kearah bola,

7. Perkenaan kaki pada kaki bagian dalam, sedangkan perkenaan bola tepat

pada tengah-tengah bola,

8. Pindahkan berat badan ke depan mengikuti arah gerakan,


12

9. Terakhir pandangan mengikuti arah gerak bola.

Gambar II. 1 Gerakan shooting dengan kaki bagian dalam

(sumber: https://www.pustakamadani.com/2019/07/analisis-
keterampilan-gerak-menendang.html)
Analisis gerakan shooting dengan kaki bagian luar adalah sebagai

berikut:

1. Di awali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan bola,

2. Letakkan kaki tumpu di samping bola,

3. Sikap kedua tangan di samping badan agak terentang dan rileks,

4. Pergelangan kaki yang akan digunakan untuk shooting diputar ke dalam

dan dikunci,

5. Pandangan terpusat pada bola,

6. Tarik kaki yang akan digunakan untuk shooting, lalu ayunkan ke depan

kearah bola bersamaan kaki diputar ke dalam,

7. Perkenaan kaki pada kaki bagian luar, dan perkenaan bola tepat pada

tengah-tengah bola,

8. Pindahkan berat badan ke depan,


13

9. Terakhir pandangan mengikuti arah gerak bola.

Gambar II.2 Gerakan shooting dengan kaki bagian luar

(sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gsyKNIJZ_Yw)

Analisis gerakan shooting dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:

1. Di awali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan bola,

2. Letakkan kaki tumpu di samping bola dengan lutut agak ditekuk,

3. Sikap kedua tangan di samping badan agak terentang dan rileks,

4. Pergelangan kaki yang akan digunakan untuk menendang ditekuk ke

bawah dan dikunci,

5. Pandangan terpusat pada bola,

6. Tarik kaki yang akan digunakan untuk shooting ke belakang, lalu ayunkan

ke depan ke arah bola,

7. Perkenaan kaki pada kaki bagian punggung, sedangkan perkenaan bola

tepat di tengah-tengah bola,

8. Pindahkan berat badan ke depan,

9. Terakhir pandangan mengikuti arah gerak bola.


14

Gambar II.3 Gerakan shooting dengan punggung kaki

(sumber: http://www.penjasorkes.com/2017/09/3-teknik-dasar-menendang-
bola-dengan.html)
Berdasarkan penjelasan dari macam-macam shooting di atas peneliti

dapat menyimpulkan bahwa ada 3 macam gerakan shooting yang digunakan

dalam permainan sepak bola yaitu shooting dengan menggunakan kaki bagian

dalam, kaki bagian luar, dan punggung kaki.

Pada saat melakukan shooting seharusnya ada beberapa yang harus

diperhatikan pemain, yaitu:

1. Mengamati posisi penjaga gawang,

2. Harus memperhatikan kemana arah tendangan,

3. Mata tetap dalam keadaan terbuka,

4. Memperhatikan kecepatan lari dan kecepatan bola,

5. Melihat pemain bertahan atau penjaga gawang.


15

c. Peraturan dalam permainan sepak bola

1. Peraturan lapangan permainan

a. Permukaan lapangan rata,

b. Lapangan sepak bola berbentuk persegi panjang, dengan menggunakan

garis tengah,

c. Panjang lapangan sepak bola berkisar 90 meter – 120 meter,

d. Lebar lapangan sepak bola berkisar 45 meter – 90 meter,

e. Lebar gawang sepak bola 7,32 meter,

f. Tinggi gawang sepak bola 2,44 meter,

g. Titik penalty 11 meter.

2. Peraturan tentang bola

a. Bentuk bola bulat,

b. Lingkaran bola 68-71 cm,

c. Bahan bola terbuat dari karet, kulit, atau bahan lain yang sejenis dan

tidak membahayakan,

d. Berat bola 396-453 gram,

e. Tekanan udara bola 0,60-0,70 atmosfer,

f. Warna bola jelas terlihat,

g. Dalam pertandingan resmi bola yang digunakan adalah bola panitia yang

telah memenuhi standar,

h. Jika bola hilang atau kempes, maka akan di ganti dengan bola cadangan

dari panitia pada saat bola keluar lapangan.


16

3. Peraturan memulai pertandingan

Sebelum pertandingan dimulai, pemain harus berjabat tangan antar

sesama pemain atau lawan dan berbaris kea rah penonton, wasit membawa

uang logam, kemudian wasit melempar uang logam, dan pilihan sisi uang

logam yang sesuai oleh kapten bisa memilih bola awal atau gawang.

4. Peraturan jumlah pemain

Jumlah pemain dari tiap-tiap regu maksimal 11 orang dan minimal 7

orang yang salah satunya penjaga gawang. Selama pertandingan berlangsung,

pemain tidak diperkenankan meninggalkan lapangan kecuali seizin wasit.

Pergantian pemain selama permainan sebanyak 3 kali dari lima orang pemain

cadangan yang terdaftar.

5. Peraturan penggunaan aksesoris

a. Jersey

Jersey atau baju bola di buat dari bahan sintetik yang bisa menyerap

keringat pemain. Setiap tim harus mempunyai identitas timnya sendiri dan

harus berbeda dari tim lainnya. Untuk warna tidak diperkenankan memakai

warna yang sama dengan jersey tim lainnya.

b. Kaus kaki

Kaus kaki menjadi aksesoris yang diwajibkan karena sebagai

pelindung kaki agar tidak cedera, sebuah tim harus memakai kaos kaki yang

sama.
17

c. Sarung tangan

Hanya keeper saja yang diperkenankan memakai sarung tangan.

Tujuan memakai sarung tangan adalah untuk memudahkan dan melindungi

tangan saat menangkap bola yang melambung sangat kuat.

d. Tutup kepala

Hanya diperkenankan memakai sarung tangan. Tujuan memakai

sarung tangan adalah untuk memudahkan dan melindungi tangan saat

menangkap bola yang melambung sangat kuat.

e. Aksesoris yang tidak boleh dipakai

Aksesoris yang tidak diperkenankan untuk dipakai selama

pertandingan adalah: anting, gelang, kalung.

6. Peraturan mengenai wasit

Wasit memegang penuh jalannya pertandingan dan memberi

keputusan apabila pemain bola melanggar peraturan yang dilakukan. Wasit

utama di bantu dengan 2 asisten wasit.

7. Peraturan mengenai asisten wasit

Asisten wasit disebut linesman, memberitahukan kepada wasit

utama apabila terjadi offside dengan tanda bendera dan mengawasi, apabila

terjadi throw-in dan tendangan sudut.

8. Durasi permainan sepak bola

Permainan dilakukan dua babak, tiap babak lama waktunya 45

menit, waktu istirahat di antara kedua babak selama 5-10 menit. Pada babak
18

tambahan lama waktunya 2x15 menit. Tambahan waktu terjadi karena

adanya waktu terbuang oleh insiden yang terjadi pada saat permainan.

Lamanya tambahan waktu ini ditentukan oleh wasit. Sesaat waktu

permainan akan berakhir dan terjadi tendangan, maka tendangan itu tetap

dilakukan. Jika pada babak pertama waktunya kurang dari 45 menit, sisa

waktunya akan dilanjutkan sesudah istirahat sebelum babak kedua dengan

posisi gawang tetap sama.

9. Terjadinya kick off

Kick off bisa dilakukan dalam kondisi-kondisi seperti berikut:

a. Memulai pertandingan,

b. Terjadinya gol,

c. Memulai babak perpanjangan waktu,

d. Memulai babak kedua.

10. Gol (Goal)

Goal terjadi ketika bola masuk ke dalam jaring dengan tidak offside,

bola menyentuh tangan atau pelanggaran. Goal juga bisa terjadi dengan

tendangan bebas, tendangan pinalti dan gol bunuh diri. Sah atau tidaknya

goal ditentukan oleh wasit.

11. Offside

Offside terjadi jika pemain berada di area lawan dimana ketika bola

menuju dirinya tidak ada bek lagi dan hanya berhadapan dengan kipper.

Terjadinya offside ditandai dengan bendera yang diangkat oleh asisten

wasit.
19

12. Bola keluar (out)

Bola dikatakan keluar apaabila bola melewati garis lapangan

pertandingan atau bisa juga ketika pertandingan tiba-tiba dihentikan oleh

wasit dengan alasan tertentu misalnya ada yang cedera.

13. Terjadinya tendangan bebas (free kick)

Tendangan bebas dilakukan di area tempat terjadinya pelanggaran

yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk

tendangan bebas secara langsung diarahkan langsung ke gawang,

sementara tendangan tidak langsung bola dioperkan ke timnya terlebih

dahulu.

14. Terjadinya penalty

Penalty di jatuhi apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan

terhadap tim lawan dalam kotak terlarang, misalnya hands ball ,

menjatuhkan lawan dengan sengaja atau mengepung lawan. Tendangan

penalty dilakukan di depan garis gawang oleh satu orang penendang, bola

berada pada posisi lingkaran tendangan penalty dan pemain lain harus di

luar kotak terlarang dan berada di belakang bola.

15. Lemparan kedalam (throw-in)

Apabila terjadi bola meninggalkan lapangan maka lemparan ke

dalam akan dilakukan oleh tim lawan.


20

16. Tendangan gawang (goal kick)

Dilakukan ketika bola melewati garis gawang karena pemain

lawan. Penjaga atau teman satu tim boleh melakukan tendangan gawang

dengan syarat bola tidak melebihi area garis kipper.

17. Tendangan sudut (corner kick)

Dilakukan disudut lapangan karena bola keluar dari lapangan

melewati garis gawang dengan ketentuan tim yang terakhir menyentuh

bola tersebut yang melakukannya. Jika bola keluar kearah kanan gawang,

tendangan sudut dilakukan di sudut kanan lapangan dan sebaliknya.

2. Kondisi Fisik

Menurut Bafirman (2018: 5), kondisi fisik merupakan unsur penting dan

menjadi dasar/fondasi dalam pengembangan teknik, taktik, strategi dan

pengembangan mental. Kondisi fisik yang lebih baik banyak memperoleh

manfaat di antaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru

yang relatif sulit, tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pertandingan,

program latihan dapat diselesaikan tanpa banyak kendala, waktu pemulihan

lebih cepat dan dapat menyelesaikan latihan-latihan yang relatif berat. Di

samping itu, latihan fisik sangat berpengaruh terhadap peningkatan percaya diri

atlet dan menurunkan risiko cedera. Latihan fisik secara teratur akan dapat

memberi rangsangan kepada semua sistem tubuh sehingga dapat

mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat ketika melakukan olahraga


21

terutama olahraga saat sekarang ini banyak diminati oleh masyarakat yaitu

olahraga sepak bola .

Dari pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kondisi fisik

merupakan kemampuan fisik atau kemampuan memfungsikan organ-organ

tubuh dalam melakukan aktivitas fisik dengan mengukur sejauh mana

seseorang dapat melakukan suatu cabang olahraga atau suatu latihan fisik yang

di tandai dengan perubahan keadaan yang meliputi sebelum (kondisi awal), dan

pada saat setelah mengalami suatu proses latihan.

Kondisi fisik memiliki peranan penting dalam permainan sepakbola.

Kreativitas seorang pelatih sangat diutamakan dalam keberhasilan permainan.

Komponen kondisi fisik yang disesuaikan dengan karakter permainan sepak

bola akan berdampak positif bagi perkembangan atlet. Adapun komponen-

komponen unsur kondisi fisik tersebut, yaitu: 1) kekuatan, 2) daya tahan, 3)

daya otot, 4) kecepatan, 5) kelincahan, 6) koordinasi, 7) keseimbangan, 8)

ketepatan. Dari berbagai komponen unsur kondisi fisik tersebut, beberapa

kondisi fisik yang sangat penting di dalam sepak bola terutama pada saat

melakukan teknik shooting adalah koordinasi mata kaki dan kekuatan otot

perut.

a. Koordinasi Mata Kaki

Menurut Irawadi (2014:181) koordinasi adalah suatu proses

kerjasama otot yang akan menghasilkan suatu gerakan yang tersusun dan

terarah, yang bertujuan untuk membentuk gerakan-gerakan yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan suatu keterampilan teknik.


22

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (2002:18) mengatakan

“koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh. Seseorang

dikatakan koordinasinya baik apabila ia mampu bergerak dengan mudah,

lancar dalam rangkaian gerakannya, serta iramanya terkontrol dengan baik”.

Harsono (1988:220) mengemukakan tentang peranan koordinasi di

dalam melakukan suatu aktivitas sebagai berikut: “tingkat koordinasi atau

baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya

untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat, dan efisien. Seorang

atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu

keterampilan secara sempurna akan tetapi juga mudah dan cepat dapat

melakukan keterampilan yang masih baru baginya”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol dan merangkaikan

beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan agar didapatkan hasil yang

tepat, efisien , dan selaras sesuai dengan tujuan.

Koordinasi merupakan keterpaduan dari beberapa gerakan yang di

lakukan secara bersamaan. Koordinasi yang dimaksud disini akan

melahirkan efisiensi dari sebuah gerakan yang akan meningkatkan

kecerdasan dari seseorang dan melahirkan gerak otomatis, secara fisiologis,

koordinasi gerak merupakan perwujudan pengaturan terhadap proses-proses

motorik terutama terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui sistem

persarafan yang disebut intra muscular coordination. Proses pengendalian

itu selalu berpedoman pada perencanaan gerakan yang di program.


23

Sedangkan pengaturan yang dimaksud adalah proses-proses pengaturan dari

jalannya suatu gerakan yang sudah diprogram sebelumnya.

Menurut Irawadi (2014:183) faktor-faktor yang mempengaruhi

koordinasi, yaitu:

1). Daya fikir

Daya fikir merupakan kemampuan seseorang dalam menganalisis,

dan memutuskan tentang tindakan atau gerakan apa yang harus ia lakukan,

dan bagaimana ia harus melakukannya. Oranng cerdas biasanya berfikir

lebih cepat, lebih tepat, dan lebih teliti.

2). Kecakapan dan ketelitian panca indera

Ketelitian dari indera-indera, mata, telinga, kulit, dan lain sebagainya

sangat mempengaruhi sistem kerja saraf dan otot dalam menerima

rangsangan dan mengerjakan perintah gerak yang akan dilakukan, semakin

baik fungsi dari indera-indera tersebut akan semakin baik pada respondari

masing-masing unsur gerak seperti saraf dan otot yang bertugas untuk

melakukan gerak. Pada akhirnya akan memperbaiki koordinasi gerak.

3). Pengalaman motorik

Pengalaman motorik akan mempengaruhi koordinasi gerak. Hukum

latihan mengatakan bahwa gerakan-gerakan yang sudah terbiasa dilakukan

akan lebih mudah dilakukan disbanding gerakan yang baru. Oleh sebab itu

semakin terlatih motorik dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu, maka

semakin mudah ia melakukan gerakan tersebut atau gerakan sejenisnya.


24

4). Kemampuan biomotorik

Tingkat perkembangan kemampuan biomotorik seperti: kekuatan, daya

tahan, kelenturan berpengaruh terhadap koordinasi. Semakin bagus

kemampuan kekuatan, daya tahan, dan kelenturan yang dimiliki, maka

biasanya akan semakin baik pula koordinasi geraknya.

Koordinasi merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam

kehidupan terlebih dalam aktivitas olahraga. Hampir seluruh aktivitas olahraga

membutuhkan gerak. Gerak dalam olahraga jarang yang berdiri sendiri,

melainkan merupakan rangkaian dari beberapa elemen gerak, gerak melompat,

berlari, memukul, melempar, menendang, dan lain sebagainya merupakan

gerakan gabungan antara gerakan kaki, tangan, pinggang, dan bagian tubuh

lainnya. Gerakan ini tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada

koordinasi yang baik dari setiap elemen gerak yang terlibat. Pergerakan elemen

gerak akan berjalan dengan sempurna apabila sistem persarafan bekerja dengan

baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koordinasi yang baik sangat

dibutuhkan dalam aktivitas olahraga.

Seseorang memiliki koordinasi yang baik biasanya akan menampilkan

gerakan yang indah, berirama, dan tidak kelihatan kaku. Gerakannya tidak

terputus-putus, melainkan tertata dan berurut secara baik sebagaimana

seharusnya. Gerakan yang terkoordinasi dengan baik tidak banyak menguras

tenaga (efisien). Jika dituntut untuk melakukan gerakan dengan cepat, maka ia

akan sanggup melakukannya dengan baik. Sebaliknya orang yang tidak

memiliki koordinasi yang baik cenderung lebih susah mempelajari dan


25

melakukan suatu keterampilan gerak tertentu. Geraknya kelihatan kaku, tidak

berirama. Akibatnya ia membutuhkan banyak tenaga dalam menampilkan

suatu gerakan, terutama pada saat akan melakukan gerakan shooting pada

permainan sepak bola. Koordinasi yang harus di perhatikan pada saat ingin

melakukan shooting dalam permainan sepak bola adalah koordinasi mata dan

kaki. Koordinasi mata kaki sangat penting terutama bagi pemain sepak bola

yang membutuhkan berbagai macam gerakan-gerakan. Dalam permainan sepak

bola khususnya teknik dasar shooting membutuhkan gerakan yang kompleks

yang merupakan syarat utama dalam teknik tersebut.

Anatomi mata, mata adalah salah satu bagian tubuh yang memiliki

peranan penting dalam hidup manusia. Sebagai indera penglihat, mata

memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi tersendiri, baik bagian luar

seperti kelopak mata dan alis, atau bagian dalam mata seperti kornea, retina,

dan pupil. Mata bekerja mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls

elektrokima pada sel saraf. Dengan bantuan cahaya tersebut kita bisa melihat

objek lain.

Gambar II.4 Struktur mata


26

(Sumber:https://hellosehat.com/mata/anatomi-gambar-mata-manusia)

Anatomi kaki, kaki adalah bagian dari anatomi tubuh yang letaknya

berada paling dasar. Meskipun bentuknya terlihat sederhana, sebenarnya kaki

memiliki struktur yang sangat rumit, yaitu terdiri dari 28 tulang, 33 sendi, 112

ligamen, tendon, saraf dan pembuluh darah. Selain digunakan untuk berjalan,

kaki juga memiliki banyak fungsi lain yang salah satunya yaitu menopang

berat tubuh secara stabil selama melakukan berbagai aktivitas. Jika lengkungan

di salah satu atau kedua kaki strukturnya tidak simetris, maka tubuh tidak

mendapatkan dukungan postural yang benar sehingga menyebabkan

ketidakseimbangan dalam kerangka.

Gambar II. 5 Struktur tulang kaki

(Sumber:https://www.istock.photo.com/id/vector/struktur-anatomi-
tulang-kaki-manusia-gm1295482243-389196154)

Koordinasi gerak mata kaki adalah gerakan yang terjadi dari informasi

yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerakan harus dapat
27

dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan urutan yang

direncanakan dalam pikiran. Gerakan yang dimaksud antara lain pada saat

menggiring bola, semuanya memerlukan sejumlah input (rangsang) yang dapat

dilihat, kemudian input tersebut diintegrasikan ke dalam gerak motorik sebagai

out put, agar hasilnya benar-benar gerakan yang terkoordinir secara rapid dan

luwes.

Gerak koordinasi dalam gerakan shooting adalah gerak yang

melibatkan mata dan kaki. Mata yang senantiasa melihat ke arah bola, keadaan

permainan, melihat posisi teman dan lawan. Sedangkan gerakan kaki

melakukan gerakan shooting dan mengontrol bola sehingga bola tetap dalam

penguasaan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas kemampuan koordinasi

dalam melakukan gerakan shooting tidak hanya terbatas pada kemampuan

gerak saja, akan tetapi juga melibatkan panca indra mata untuk melihat arah

bola dan kondisi permainan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas peneliti menarik kesimpulan

bahwa koordinasi mata kaki adalah gerakan atau kemampuan mengontrol

bagian tubuh yang saling bekerja sama, terutama bagi mata dan kaki untuk

mengontrol bola beserta gerak dan posisi lawan pada saat bermain sehingga

bola tetap bisa dikuasai pemain.

b. Kekuatan Otot Perut

Menurut Irawadi (2019:90) kekuatan (strength) diartikan sebagai

kemampuan dalam menggunakan gaya dalam bentuk mengangkat, mendorong,

atau menahan suatu beban maksimal. Kekuatan merupakan unsur kondisi fisik
28

yang saangat penting dalam beolahraga karena dapat membantu meningkatkan

komponen-komponen seperti kecepatan, kelincahan, dan ketepatan.

Menurut Widiastuti (2017:75) kekuatan otot adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan

tahanan dan beban. Atau dapat pula didefinisikan bahwa kekuatan otot adalah

kemampuan otot untuk membangkitkan suatu tegangan terhadap suatu tahanan.

Dari kedua pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

kekuatan otot merupakan suatu kemampuan otot di bagian perut yang menjadi

pusat tenaga dan ketahanan yang baik dalam menunjang melakukan sebuah

aktivitas ringan maupun berat. Sebagai daya penggerak setiap aktivitas fisik,

kekuatan otot termasuk dalam komponen penting.

Dengan kekuatan otot yang memadai seseorang akan terhindar dari

kemungkinan cedera, selain itu juga dapat membantu kecepatan seseorang dalam

melakukan suatu gerakan. Kekuatan otot mempunyai hubungan dengan sistem

neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sebuah sistem saraf yang dapat

mengaktifikasi otot untuk dapat melakukan kontraksi, sehingga semakin banyak

serabut otot yang teraktifikasi, maka semakin besar juga kekuatan yang akan

dihasilkan dari otot tersebut (Pangemanan, 2012).

Aktivitas fisik dalam kategori rendah bisa mempengaruhi kekuatan

terutama kekuatan otot perut, sehingga dapat menyebabkan timbul berbagai

masalah kesehatan dalam tubuh. Bila otot tidak diaktifkan dalam rentan waktu

yang cukup lama, maka fungsinya akan terhenti. Oleh karena itu gerak pada badan

merupakan hal yang penting dalam mempertahankan fungsi otot dalam tubuh.
29

Untuk mengatahui lebih dalam mengenai kekuatan otot perut, maka kita

juga harus mengetahui anatomi otot perut. Anatomi otot perut merupakan suatu

organ atau alat paling penting yang dapat membuat tubuh bergerak. Dalam

menjalankan sistem otot juga saling berhubungan dengan sistem syaraf.

Gambar II. 6 Otot perut

(Sumber: Lukman,2017)

Pada bagian otot perut terdapat dua otot parallel yang dipisahkan oleh

seluruh garis tengah dari jaringan ikat yang disebut dengan linea alba (garis

putih). Rektus dilintasi oleh tiga garis fibrosa yang dihubungkan oleh

persimpangan tendon. Menurut (Wicaksono, 2016) terdiri atas : musculus

transverusabdominus, musculus tendinous interseksi, musculus rektur abdominus,

musculus obliges eksternus, musculus obliges internus, musculus aponerosisi

ekstrenal.
30

Terdapat empat yang menyusun dinding abdomen, terdiri atas:

a. Musculus Oblique External Abdominal

Otot yang terbesar dan superfisial dari tiga otot abdominal anterolateral

dan berada pada belakang tulang rusuk bagian bawah yang melintasi menuju

panggul, berfungsi sebagai penunjang pergerakan pada tulang belakang dan

menjaga kestabilan tulang belakang saat melakukan latihan pada saat tubuh

menekuk ke samping (Hartanto,2013).

b. Musculus Oblique Internal Abdominal

Berada di bawah musculus oblique external abdominal serta otot ini

juga berfungsi sebagai penekan dan juga penopan viscera abdominal

memfleksikan, dan meotasi batang tubuh (Hartanto,2013).

c. Musculus Transverse Abdominal

Otot ini berada paling dalam diantara ketiga otot yang lain, transverse

abdominal sehingga mempunyai peran untuk menstabilkan punggung bagian

bawah. Dalam melakukan aktivitas seperti berjalan, berdiri, dan sebagainya.

Otot ini yang pertama kali bergerak aktif (Hartanto, 2013).

d. Musculus Rectus Abdominal

Musculus Rectus Abdominal adalah otot mirip ambin, lebar, dan

panjang. Otot ini merupakan otot vertical utama pada dinding abdomen

anterior dan fungsi utama untuk memfleksikan tubuh (vertebra lumbalis) dan

menekan viscera abdominal, menstabilkan, dan mengontrol kemiringan

panggul (antilordisis) (Hartanto,2013).


31

Kekuatan otot perut merupakan sebagai pusat tenaga, Brittenham

(1996) mengatakan bahwa: bagian tubuh yang sering terlupakan dan kurang

dilatih adalah poros tubuh dan perut. Disebut sebagai pusat tenaga, bagian

tubuh ini merupakan asal dari semua gerakan atau penghubung yang

menstabilkan semua gerakan yang melaluinya.

Kekuatan otot perut sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot

untuk mengatasi tahanan dalam menjalankan aktivitas fisik. Dalam melakukan

shooting kekuatan otot perut di perlukan untuk mendapatkan ruang gerak yang

lebih luas terhadap bola yang ditendang sehingga dapat meluncur lebih jauh.

Dengan kekuatan otot perut sebagai pusat utama akan menghasilkan shooting

yang lebih bagus dibandingkan dengan otot perut yang lemah.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kekuatan otot perut adalah suatu kemampuan otot dibagian perut yang menjadi

pusat tenaga dan ketahanan yang baik dalam menunjang melakukan sebuah

aktivitas ringan maupun berat, selain itu juga kekuatan ini sebagai asal dari

semua gerakan atau penghubung yang menstabilkan semua gerakan yang

melaluinya.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan sangat dibutuhkan untuk mendukung kerangka

berfikir sehingga dapat dijadikan ajuan dalam mengajukan hipotesis penelitian

diantaranya adalah:

1. Firman Adiyatama (2017) yang berjudul “Hubungan Power Otot Tungkai,

Koordinasi Mata Kaki dan Kekuatan Otot Perut dengan Ketepatan


32

Menembak Bola”. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa ada

hubungan antara koordinasi mata kaki, dan kekuatan otot perut dengan

ketepatan menembak bola ke gawang sepak bola pada pemain sepak bola

kelompok umur 12 Tahun klub SSB Tunas Harapan Klampok Brebes.

Hubungan koordinasi mata kaki dengan ketepatan menembak bola ke

gawang sepak bola yaitu semakin baik koordinasi mata kaki yang dimiliki

oleh pemain, maka akan semakin baik ketepatan menembak bola ke gawang

sepak bola yang akan di capai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

koordinasi mata kaki memiliki hubungan dengan ketepatan menembak bola

ke gawang sepak bola yaitu gerakan menembak merupakan gerakan yang

menggunakan kekuatan otot perut, pemain dituntut agar sikap badan saat

menembak bola ke gawang harus dijaga dengan kekuatan otot perut.

2. M. Ridwan (2019) yang berjudul “Kekuatan Otot Tungkai, Koordinasi Mata

Kaki, dan Keseimbangan Berhubungan dengan Kemampuan Shooting

Sepak Bola”. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kurangnya

kemampuan shooting sepak bola pada pemain sepak bola SMK Cendana

kota Padang panjang yang disebabkan oleh salah satunya yaitu koordinasi

mata kaki, karena tanpa adanya koordinasi mata kaki maka akan sulit untuk

melakukan shooting yang akurat ke gawang. Karena bola yang ditendang

tidak terarah kesasaran yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai, koordinasi mata kaki,

dan keseimbangan terhadap kemampuan shooting sepak bola.


33

3. Handoyo Putro (2021) yang berjudul “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai,

Fleksibilitas Togok, dan Koordinasi Mata Kaki dengan Kemampuan

Shooting pada Siswa SSB Ngronggo Putra Kota Kediri”. Hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa ada hubungan antara kekuatan, kelentukan dan

koordinasi mata kaki baik secara masing-masing maupun secara bersama-

sama dengan kemampuan shooting bola pada siswa SSB Ngronggo Putra

kota Kediri Tahun 2020/2021. Hasil penelitiannya berupa hubungan yang

signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan shooting bola

pada siswa SSB Ngronggo Putra kota Kediri sebesar 0,437, dan sumbangan

sumbangan sebesar 7,4%. Ada hubungan yang signifikan fleksibilitas togok

dengan kemampuan shooting sebesar 0,419 dan sumbangan sebesar 8,6%.

Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki dengan

kemampuan shooting sebesar 0,712 dan sumbangan sebesar 51,2%.

Ketiga penelitian tersebut memiliki ruang lingkup dan sasaran yang

hampir sama yaitu, mencari hubungan antara koordinasi mata kaki dan

kekuatan otot perut terhadap akurasi shooting sepak bola.

C. Kerangka Berfikir

Shooting merupakan teknik dasar sepak bola yang harus dikuasai

pemain terutama pemain depan, karena peluang paling besar untuk

menciptakan gol adalah menembak bola dengan kekuatan kaki ke gawang

lawan dengan akurat. Teknik shooting yang paling baik dilakukan dengan

punggung kaki. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik

yang berbeda. Kemampuan fisik berhubungan dengan kekuatan otot perut dan
34

koordinasi mata kaki yang mempengaruhi penampilan seseorang baik dalam

latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam penampilan. Dengan

demikian dapat dikatakan kekuatan otot perut dan koordinasi mata kaki yang

baik adalah suatu persyaratan dalam usaha mencapai prestasi maksimal bagi

seseorang dalam latihan ketepatan menembak bola ke gawang sepak bola.

Agar seorang pemain sepak bola dapat memiliki potensi dalam

merealisasikan keterampilan teknik khususnya kemampuan shooting. Peneliti

menduga sangat diperlukan unsur kondisi fisik yang baik, diantara yang

peneliti anggap dominan adalah kekuatan otot perut dan koordinasi mata kaki.

Kekuatan otot perut serta mampu merubahnya dalam bentuk gerakan yang

sangat cepat terhadap suatu obyek. Koordinasi mata kaki merupakan

kemampuan seseorang untuk merangkaikan antara gerak mata saat menerima

rangsang dengan gerakan kaki menjadi satu pola gerakan tertentu sehingga

menghasilkan gerakan yang terkoordinasi, efektif, mulus, dan efisien.

Oleh karena itu diharapkan kekuatan otot perut dan koordinasi mata

kaki sangat berhubungan hingga dapat memberikan pengaruh serta kontribusi

terhadap realisasi shooting yaitu dengan melakukan soccer wall voley test

untuk tes koordinasi mata kaki, serta sit up test untuk tes kekuatan otot perut,.

Sedangkan untuk pengambilan data shooting dengan cara menganalisis

gerakan yang dilakukan pemain dalam teknik sepak bola seterusnya dengan

menghitung berapa banyak bola yang masuk ke dalam area yang telah diberi

batas menggunakan tali dengan masing-masing telah diberikan nilai atau

skor dan ukuran lebar yang berbeda-beda (gawang bertarget). Maka dengan
35

mengetahui koordinasi mata kaki dengan melakukan soccer wall voley test

dan kekuatan otot perut dengan melakukan latihan sit up dapat mempengaruhi

akurasi shooting siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung itu sendiri.

Dengan pengisian di atas diduga terdapatnya hubungan koordinasi

mata kaki dan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting sepak bola MTs

Darul Ihsan Teluk Belitung. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang

kerangka pemikiran di atas dapat dibuat suatu gambaran kerangka berfikir di

berikut.

ܺ ଵY
Koordinasi Mata Kaki ܺ ଵ

ܺ ଵܺ ଶY
Akurasi Shooting (Y)

ܺ ଶY
Kekuatan Otot Perut ܺ ଶ

Gambar II.7 : Kerangka Berfikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka

hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Terdapat hubungan koordinasi mata kaki dengan akurasi shooting

sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.


36

Ha2 : Terdapat hubungan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting sepak

bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.

Ha3 : Terdapat hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut

dengan akurasi shooting sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan

Teluk Belitung.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian

1. Jenis Penelitian
37

Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional. Menurut

Arikunto (2010:247-248). “Penelitian Korelasional (Correlational Studies)

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara dua atau beberapa variabel. Ciri dari penelitian

korelasional adalah bahwa penelitian tersebut tidak menuntut subyek

penelitian yang terlalu banyak.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi dan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan

variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun variabel bebasnya adalah

koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut, sedangkan variabel terikat

adalah akurasi shooting pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Darul Ihsan Teluk Belitung yang

beralamat di jalan Sudirman, dilaksanakan pada bulan Januari 2023.

B. Definisi Operasional

1. Akurasi atau ketepatan merupakan suatu aspek yang menyatakan tingkat

pendekatan dari nilai hasil pengukuran alat ukur dengan nilai benar, sejauh

mana hasil pengukuran, penghitungan, atau spesifikasi sesuai dengan nilai

atau standar yang benar. Sedangkan shooting adalah tendangan yang


38

dilakukan pemain sepak bola dengan kekuatan punggung kaki untuk

menciptakan gol ke gawang lawan. Jadi, yang dimaksud dengan akurasi

shooting dalam penelitian ini adalah ketepatan menembak bola ke gawang.

Tes kemampuan shooting ini dilakukan dengan menghitung bola yang

masuk ke gawang dengan melakukan gerakan menembak ke gawang

bertarget dengan menganalisis gerakan yang dilakukan oleh pakar yang ahli

(pelatih) yang telah memiliki lisensi dalam cabang sepak bola.

2. Koordinasi mata kaki yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gerakan

atau kemampuan mengontrol bagian tubuh yang saling bekerja sama,

terutama bagi mata dan kaki untuk mengontrol bola beserta gerak dan posisi

lawan pada saat bermain sehingga bola tetap bisa dikuasai pemain. Dalam

penelitian ini, koordinasi mata kaki diukur dengan soccer wall voley test.

3. Kekuatan merupakan kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara

maksimal dalam satu usaha, kemampuan kekuatan berarti terjadinya

kontraksi otot pada manusia. Sedangkan otot perut adalah bagian dari tubuh

yang berada di sekitar tulang dada dan tulang rusuk, yang menyatu hingga

ke bagian pinggul. jadi, yang dimaksud kekuatan otot perut adalah

kemampuan menggunakan kekuatan otot perut serta mampu merubahnya

dalam bentuk gerakan yang sangat cepat terhadap suatu obyek. Kekuatan

yang dihasilkan otot, tergantung dari besar kecilnya serabut-serabut otot itu

sendiri. Kekuatan otot perut diukur dengan melakukan sit up test yang

menggunakan matras sebagai alas untuk berbaring di lantai.

C. Populasi dan Sampel


39

1. Populasi

Sugiyono (2016:80) menerangkan bahwa “Populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan penjelasan

tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain yang terdaftar

dan aktif ikut pada latihan sepak bola di MTS Darul Ihsan Teluk Belitung

yang berjumlah:

Tabel III. 1 Populasi Penelitian

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
P L

1. VI 35 Orang 20 15
2. VIII 16 Orang 7 9
3. IX 28 Orang 16 12

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81) “ Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016:85). Alasan menggunakan

teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan pada

penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan


40

generalisasi menurut Sugiyono, (2016:85). Dengan demikian sampel yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 36 0rang.

Tabel III. 2 Sampel Penelitian

No Nama Kelas
1. Diva Revolusi VII A
2. Khai Runnas Ramadhan VII A
3. M. Fauzan Ilhami VII A
4. M. Fazril Muazam VII B
5. M. Jufrianto VII B
6. Muhammad Rizki VII A
7. M. Nurzuhairi VII B
8. Muzaini Akbar VII B
9. Rachmat Maret Kasusno VII A
10. Radfa Okta Irawan VII B
11. Rafif Azkh Rasikh VII B
12. Ridho Junaidi VII A
13. Roman Sah Putra. R VII A
14. Wan Taufan Febrian Dika VII A
15 Zikri Ramadhani VII A

Tabel III. 3 Sampel Penelitian

No Nama Kelas
1. Abdul Aziz VIII
2. Alvin Juliandra VIII
3. Aqil Munawir VIII
4. M. Fasya Pratama VIII
5. M. Harisul Ghofur VIII
6. M. Ilham Jailani VIII
7. M. Riduan VIII
8. M. Syahdan VIII
41

9. Arisanjoko VIII

Tabel III. 4 Sampel Penelitian

No Nama Kelas

1. Armansyah IX A
2. Fahmi Rab Setiawan IX A
3. Ikram IX A
4. Hikmal Agha IX B
5. M. Febriansyah IX B
6. Muhammad Almizan IX B
7. Nazren Nanda Putra IX A
8. Okhy Kurniawan IX A
9. Rahmad Saputra IX B
10. Ridho Akbar IX A
11. Syahrizal Putra IX B
12. Wendi Mairaha Putra IX A

D. Instrumen Penelitian

1. Tes koordinasi mata kaki (Albertus: 160-161)

Tujuan: Mengukur koordinasi mata kaki dengan soccer wall voley test

a. Perlengkapan: lapangan tes yang terdiri atas:

1). Daerah sasaran dibuat dengan garis di dinding yang rata dengan

ukuran panjang 2,44 m dan tinggi dari lantai 1,22 m.


42

2). Daerah tendangan dibuat di depan daerah sasaran berbentuk

segiempat dengan ukuran 3,65 m dan 4,23 m. daerah tendangan

berjarak 1,83 m dari dinding daerah sasaran.

b. Pelaksanaan:

1). Testi berdiri di daerah tendangan, siap menendang bola,

2). Dengan diberi aba-aba “ya”, testi mulai menendang bola sebanyak-

banyaknya, boleh menggunakan kaki yang manapun. Sebelum

menendang kembali, bola harus diblok atau dikontrol dengan kaki

yang lain,

3). Setiap menendang bola harus diawali dengan sikap menendang yang

benar.

4). Testi melakukan 3 kali ulangan, masing-masing 20 detik,

5). Tidak boleh menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan,

6). Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai

merasa terbiasa.
43

Gambar III.1 Pelaksanaan Tes Koordinasi Mata-Kaki

(Sumber, Ismaryati: 54)

c. Penilaian: tiap tendangan yang mengenai sasaran memperoleh nilai satu

untuk memperoleh 1 nilai:

Tabel III. 5 Data Normatif untuk Koordinasi Mata Kaki

Jenis
Sangat Cukup Kurang Sangat
kelami Baik
Baik Baik Baik Kurang Baik
n

Pria >30 26-30 21-25 18-20 <18

2. Tes Kekuatan Otot Perut (Widiastuti : 97-98)

Tujuan dari tes sit-up ini adalah untuk mengetahui kekuatan otot

perut seorang atlet.

a. Peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan tes ini

1). Permukaan rata,

2). Alas

3). Rekan untuk memegangi kaki

b. Petunjuk pelaksanaan

Tes sit-up dilakukan sebagai berikut:


44

1). Berbaring dengan lutut ditekuk, kaki rata dengan lantai daan tangan di

lipat menyilangi dada,

2). Mulai sit-up dengan punggung di lantai,

3). Angkat diri anda ke posisi 90 derajat dan kembali ke lantai,

4). Kaki anda bisa dipegangi oleh partner,

5). Catat jumlah sit-up yang dikerjakan selama 30 detik.

Tabel III. 6 Data Normatif untuk Sit Up

Jenis Sangat Cukup Kurang Sangat Kurang


Baik
kelamin Baik Baik Baik Baik

Pria >30 26-30 20-25 17-19 <17

c. Reliabilitas

Bergantung kepada seberapa ketat tes dilakukan dan level motivasi

seseorang untuk melakukan tes.

d. Validitas

Ada tabel untuk membandingkan hasil teradap level kebugaran dan

korelasinya yang tinggi.


45

3. Tes kemampuan shooting (Apri Nirwan dalam Sepdanius et al: 2019)

Tujuan: Mengukur keterampilan menendang bola yang cepat dan tepat ke arah

sasaran gantung.

Alat yang dugunakan : Bola, Stopwatch, gawang, nomor-nomor, dan tali.

Petunjuk pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang bola yang diletakkan pada sebuah titik berjarak

16,5 m di depan gawang/ sasaran,

b. Tidak ada aba-aba dari tester,

c. Pada saat kaki testee mulai menendang bola, stopwatch, di jalankan dan

berhenti saat bola mengenai sasaran,

d. Testee di beri tiga kali kesempatan.

Gerakan tersebut di katakan gagal bila:

a. Bola keluar dari daerah sasaran,

b. Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 m dari sasaran


46

Gambar III. 2 Pelaksanaan Tes Shooting Sepak Bola

(sumber: https://123dok.com/document/zkw848mz-modifikasi-keterampilan-
shooting-olahraga-sepakbola-reliabilitas-keterampilan-ektrakurikuler.html)

Pengskoran:

a. Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali

kesempatan,

b. Bila bola hasil tendangan mengenai tali atau garis pemisah skor pada

sasaran, maka diambil skor terbesar dari sasaran tersebut.

Tabel III. 7 Data Normatif untuk Akurasi Shooting

Jenis Sangat Cukup Kurang Sangat Kurang


Baik
kelamin Baik Baik Baik Baik
47

Pria >30 26-30 20-25 16-19 <15

E. Teknik Analisa Data

Data yang akan dianalisa dalam penelitian ini terdiri dari tiga unit

analisa yaitu:

1. Data hasil koordinasi mata kaki dengan soccer wall voley test pengamatan

terhadap X1,

2. Data hasil kekuatan otot perut dengan sit up test pengamatan terhadap X2,

3. Data hasil shooting dengan tes shooting ke gawang bertarget pengamatan

terhadap Y.

Ketiga data tersebut dengan menggunakan rumusan product moment

dari Pearson yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:183) sebagai berikut:

r xy =n ∑ xy −¿ ¿

rxy : Koefisien koordinasi antara variable X dan Y

∑xy : Jumlah produk X dan Y

∑X2 : Jumlah nilai variable X dan dikuadratkan

∑Y2 : Jumlah nilai variable Y dan dikaudratkan

Untuk mencari sumbangan unsur kekuatan otot perut dan koordinasi

mata kaki terhadap akurasi shooting, dapat digunakan rumusan korelasi ganda

r dari Sugiyono (2009:191).


48

2
Ry x 1+ ry x 2−2r x 1 y . r x 2 y .r x 1 x
Ry .X1. X2 ¿ √ 2
1−r x 1 x ❑2

Keterangan:

R y .X1. X2 :Korelasi antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan

variabel y

Ry. X1 :Korelasi produk moment antara X1 dengan y

ry. X2 :Korelasi produk moment antara X2 dengan y

r x 1. X2 :Korelasi produk moment antara X1 dengan X2

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikan yang berfungsi apabila peneliti

ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi

Pearson Product Moment (PPM) tersebut di uji dengan uji signifikasi dengan

rumus:

r y 1 ± √ n−2
t h=
√1−r 2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


49

Penelitian ini digunakan untuk menganalisis hubungan koordinasi

mata kaki dan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting sepakbola pada

siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung. Untuk mendeskripsikan data

penelitian masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Koordinasi Mata Kaki

Data tes koordinasi mata kaki pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk

Belitung ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel IV.1 Data Tes Koordinasi Mata Kaki

Data Hasil Tes Koordinasi Mata Kaki (X) soccer wall voley test
No Nama Testee Test X
1 Diva Revolusi 29
2 Khai Runnas Ramadhan 25
3 M. Fauzan Ilhami 26
4 M. Fazril Muazam 18
5 M. Jufrianto 20
6 Muhammad Rizki 23
7 M. Nurzuhairi 20
8 Muzaini Akbar 20
9 Rachmat Maret Kasusno 23
10 Radfa Okta Irawan 24
11 Rafif Azkh Rasikh 25
12 Ridho Junaidi 25
13 Roman Sah Putra R 26
14 Wan Taufan Febrian Dika 27
15 Zikri Ramadhani 27
16 Abdul Aziz 20
17 Alvin Juliandra 20
18 Aqil Munawir 21
19 M. Fasya Pratama 20
20 M. Harisul Ghofur 20
21 M. Ilham Jailani 23
22 M. Riduan 25
23 M. Syahdan 26
24 Arisanjoko 27
50

25 Armansyah 25
26 Fahmi Rab Setiawan 24
27 Ikram 21
28 Hikmal Agha 21
29 M. Febriansyah 22
30 Muhammad Almizan 20
31 Nazren Nanda Putra 21
32 Okhy Kuniawan 22
33 Rahmad Saputra 23
34 Ridho Akbar 20
35 Syahrizal Putra 25
36 Wendi Mairaha Putra 28
Jumlah 832
Max 29
Min 18
Mean 23,11
Median 23
Modus 20
SD 2,85

Dari tabel di atas, hasil penghitungan data variabel koordinasi mata

kaki diperoleh nilai minimum = 18 , nilai maksimum = 29, rata-rata

(mean) = 23,11 , median = 23 , modus sebesar = 20, standart deviasi =

2,85 .Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu

banyak kelas (BK) = 1+3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau

responden. Dari perhitungan di ketahui bahwa n = 36 sehingga diperoleh

banyak kelas 1 + 3,3 log 36 = 6,13 . BK = 6 kelas interval.

Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai minimal,

sehingga diperoleh rentang data sebesar 29 - 18 = 11, sedangkan panjang

kelas (rentang)/K = 11/6 = 1,83 di bulatkan menjadi 2. Sedangkan pada

variabel ini dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat baik, baik,

cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Tabel deskripsi data

analisis koordinasi mata kaki adalah sebagai berikut.


51

Tabel IV. 2 Deskripsi Frekuensi Koordinasi Mata Kaki

No Interval Frekuensi % Kategori


1 18-19 1 2,77 Kurang baik
2 20-21 13 36,11 Cukup baik
3 22-23 6 16,6 Cukup baik
4 24-25 8 22,2 Cukup baik
5 26-27 6 16,6 Baik
6 28-29 2 5,55 Baik
Jumlah 36 100

Dari tabel deskripsi di atas dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai 18-19 berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,77% pada

kategori kurang baik, kemudian siswa yang memperoleh nilai 20-21

berjumlah 13 siswa dengan persentase 36,11% pada kategori cukup baik,

kemudian siswa yang memperoleh nilai 22-23 berjumlah 6 siswa dengan

persentase 16,6% pada kategori cukup baik, kemudian siswa yang

memperoleh nilai 24-25 berjumlah 8 siswa dengan persentase 22,2% pada

kategori cukup baik, selanjutnya siswa yang memperoleh nilai 26-27

berjumlah 6 siswa dengan persentase 16,6% pada kategori baik, selain itu

juga siswa yang memperoleh nilai 28-29 berjumlah 2 siswa dengan

persentase 5,55% pada kategori baik.

Hal tersebut apabila ditampilkan dalam bentuk diagram akan dapat

dilihat seperti diagram berikut:

Diagram IV. 1 Diagram Koordinasi Mata Kaki


52

Koordinasi Mata Kaki

40

35

30

25 Total

20

15

10

0
Baik Cukup baik Kurang baik (blank)

2. Kekuatan Otot Perut

Data tes kekuatan otot perut pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk

Belitung ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 3 Data Tes Kekuatan Otot Perut


53

Data Hasil Tes Kekuatan Otot Perut (X2) sit up


No Nama Testee Test X2
1 Diva Revolusi 28
2 Khai Runnas Ramadhan 18
3 M. Fauzan Ilhami 25
4 M. Fazril Muazam 19
5 M. Jufrianto 25
6 Muhammad Rizki 22
7 M. Nurzuhairi 18
8 Muzaini Akbar 21
9 Rachmat Maret Kasusno 24
10 Radfa Okta Irawan 23
11 Rafif Azkh Rasikh 24
12 Ridho Junaidi 24
13 Roman Sah Putra R 25
14 Wan Taufan Febrian Dika 26
15 Zikri Ramadhani 28
16 Abdul Aziz 19
17 Alvin Juliandra 21
18 Aqil Munawir 20
19 M. Fasya Pratama 22
20 M. Harisul Ghofur 19
21 M. Ilham Jailani 26
22 M. Riduan 24
23 M. Syahdan 25
24 Arisanjoko 26
25 Armansyah 26
26 Fahmi Rab Setiawan 25
27 Ikram 20
28 Hikmal Agha 23
29 M. Febriansyah 23
30 Muhammad Almizan 19
31 Nazren Nanda Putra 22
32 Okhy Kuniawan 21
33 Rahmad Saputra 24
34 Ridho Akbar 19
35 Syahrizal Putra 26
36 Wendi Mairaha Putra 27
Jumlah 827
Max 28
Min 18
Mean 22,97
Median 23,5
Modus 19,24,25,26
SD 2,92
54

Dari tabel di atas, hasil penghitungan data variabel kekuatan otot

perut diperoleh nilai minimum = 18 , nilai maksimum = 28, rata-rata

(mean) = 22,97 , median = 23,5 , modus sebesar = 19,24, 25, dan 26,

standart deviasi = 2,92 .

Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu

jumlah kelas = 1+3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau

responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 36 sehingga diperoleh

banyak kelas 1=3,3 log 36 = 6,13. BK = 6 kelas interval.

Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai

minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 28 – 18 = 10, sedangkan

panjang kelas (rentang)/K = 10/6 = 1,66 di bulatkan menjadi 2.

Sedangkan pada variabel ini dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Tabel

deskripsi data analisis kekuatan otot perut adalah sebagai berikut:

Tabel IV. 4 Deskripsi Frekuensi Kekuatan Otot Perut

No Interval Frekuensi % Kategori

1 18-19 7 19,4 Kurang baik


2 20-21 5 13,8 Cukup baik

3 22-23 6 16,6 Cukup baik

4 24-25 10 27,7 Cukup baik

5 26-27 6 16,6 Baik

6 28-29 2 5,55 Baik

Jumlah 36 100
55

Dari tabel deskripsi di atas dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai 18-19 berjumlah 7 siswa dengan persentase 19,4%

pada kategori kurang baik, kemudian siswa yang memperoleh nilai 20-21

berjumlah 5 siswa dengan persentase 13,8% pada kategori cukup baik,

kemudian siswa yang memperoleh nilai 22-23 berjumlah 6 siswa dengan

persentase 16,6% pada kategori cukup baik, kemudian siswa yang

memperoleh nilai 24-25 berjumlah 10 siswa dengan persentase 27,7%

pada kategori cukup baik, selanjutnya siswa yang memperoleh nilai 26-27

berjumlah 6 siswa dengan persentase 16,6% pada kategori baik, selain itu

juga siswa yang memperoleh nilai 28-29 berjumlah 2 siswa dengan

persentase 5,55% pada kategori baik.

Hal tersebut apabila ditampilkan dalam bentuk diagram akan

dapat dilihat seperti berikut:

Diagram IV. 2 Diagram Kekuatan Otot Perut

Kekuatan Otot Perut

40
35
30
25 Total

20
15
10
5
0
Baik Cukup baik Kurang baik (blank)
56

3. Akurasi Shooting ke Arah Gawang

Data tes akurasi shooting pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk

Belitung ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 5 Data Tes Akurasi Shooting

Data Hasil Tes Akurasi Shooting (Y) Shooting Ke Gawang

No Nama Testee Test Y


1 Diva Revolusi 26
2 Khai Runnas Ramadhan 15
3 M. Fauzan Ilhami 23
4 M. Fazril Muazam 16
5 M. Jufrianto 17
6 Muhammad Rizki 25
7 M. Nurzuhairi 24
8 Muzaini Akbar 25
9 Rachmat Maret Kasusno 22
10 Radfa Okta Irawan 23
11 Rafif Azkh Rasikh 25
12 Ridho Junaidi 23
13 Roman Sah Putra R 22
14 Wan Taufan Febrian Dika 24
15 Zikri Ramadhani 23
16 Abdul Aziz 23
17 Alvin Juliandra 22
18 Aqil Munawir 22
19 M. Fasya Pratama 15
20 M. Harisul Ghofur 16
21 M. Ilham Jailani 17
22 M. Riduan 25
23 M. Syahdan 23
24 Arisanjoko 24
25 Armansyah 24
26 Fahmi Rab Setiawan 24
27 Ikram 21
28 Hikmal Agha 20
29 M. Febriansyah 20
30 Muhammad Almizan 25
31 Nazren Nanda Putra 20
32 Okhy Kuniawan 21
33 Rahmad Saputra 22
34 Ridho Akbar 19
57

35 Syahrizal Putra 18
36 Wendi Mairaha Putra 19
Jumlah 773
Max 26
Min 15
Mean 21,47
Median 23
Modus 23
SD 3,13

Dari tabel di atas, data variabel akurasi shooting ke arah gawang

diperoleh dari tes shooting ke gawang bertarget. Dari tes tersebut diperoleh

data skor tertinggi sebesar 26 dan skor terendah sebesar 15, rata-rata

(mean) = 21,47 , median = 23, modus sebesar = 23 , standart deviasi =

3,13.

Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu

jumlah kelas = 1+3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau

responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 36 sehingga diperoleh

banyak kelas 1=3,3 log 36 = 6,13. BK = 6 kelas interval.

Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai

minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 26 – 15 = 11, sedangkan

panjang kelas (rentang)/K = 11/6 = 1,83 di bulatkan menjadi 2.

Sedangkan pada variabel ini dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Tabel

deskripsi data analisis Akurasi shooting adalah sebagai berikut.

Tabel IV. 6 Deskripsi Frekuensi Akurasi Shooting


58

No Interval Frekuensi % Kategori


1 15-16 4 11,1 Kurang baik
2 17-18 3 8,33 Kurang baik
3 19-20 5 13,8 Cukup baik
4 21-22 7 19,4 Cukup baik
5 23-24 11 30,5 Cukup baik
6 25-26 6 16,6 Baik
Jumlah 36 100

Dari tabel deskripsi di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai 15-16 berjumlah 4 siswa dengan persentase 11,1%

pada kategori kurang baik, kemudian siswa yang memperoleh nilai 17-18

berjumlah 3 siswa dengan persentase 8,33% pada kategori cukup baik,

kemudian siswa yang memperoleh nilai 19-20 berjumlah 5 siswa dengan

persentase 13,8% pada kategori cukup baik, kemudian siswa yang

memperoleh nilai 21-22 berjumlah 7 siswa dengan persentase 19,4% pada

kategori cukup baik, selanjutnya siswa yang memperoleh nilai 23-24

berjumlah 11 siswa dengan persentase 30,5% pada kategori baik, selain itu

juga siswa yang memperoleh nilai 25-26 berjumlah 6 siswa dengan

persentase 16,6% pada kategori baik.

Hal tersebut apabila ditampilkan dalam bentuk diagram akan

dapat dilihat seperti di bawah ini:

Diagram IV. 3 Diagram Akurasi shooting

Akurasi Shooting

40
35
30
20
15
10
59
5
0
Baik Cukup baik Kurang baik (blank)

B. Uji Persyaratan Analisis

Analisis data untuk menguji hipotesis memerlukan beberapa uji

persyaratan yang harus dipenuhi agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

Uji persyaratan analisis meliputi:

1. Uji Normalitas Data

Analisis uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-

Smirnov. Hasil uji normalitas masing-masing variabel disajikan dalam

bentuk tabel berikut:

Tabel IV. 7 Uji Normalitas Data


No Variabel DO Dtabel Keterangan
1 Koordinasi Mata Kaki (X1) 0,159 Normal
2 Kekuatan Otot Perut (X2) 0,107 0,226 Normal
Akurasi Shooting Sepak Bola
3 0,101 Normal
(Y)
60

Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa D o < Dtabel dengan tingkat

signifikansinya 5% atau (0,05)(36) maka diperoleh D tabel 0,226 maka

berdistribusi normal. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa hasil

dari uji normalitas variabel bebas koordinasi mata kaki (X 1) di peroleh nilai

D0 0,159 < Dtabel 0,226 berdistribusi normal. Selanjutnya variabel kekuatan

otot perut (X2) diperoleh nilai Do 0,107 < Dtabel 0,226 berdistribusi normal.

Selain itu untuk variabel terikat yaitu akurasi shooting sepak bola (Y)

diperoleh Do 0,101 < Dtabel 0,226 berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Pengolahan dan analisis dilakukan terhadap hubungan koordinasi mata

kaki dan kekuatan otot perut (X1,2) dengan akurasi shooting ( Y ). Uji statistik

yang digunakan adalah uji korelasi Product moment pada taraf signifikansi

0.05α. Jelasnya hasil penelitian, dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel IV. 8 Uji Analisis Data


Variabel rhitung rtabel Keterangan

Koordinasi Mata Kaki 0,366 0,329 Signifikan

Kekuatan Otot Perut 0,446 0,329 Signifikan

Akurasi Shooting 0,444 0,329 Signifikan


61

1. Terdapat hubungan signifikan koordinasi mata kaki dengan akurasi

shooting siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.

Hubungan signifikan koordinasi mata kaki dengan akurasi shooting dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV. 9 Uji Analisis Data Koordinasi Mata Kaki

Variabel rhitung rtabel thitung ttabel ket.

Koordinasi mata kaki (X1) 0,366 0,329 2,291 2,032 signifikan

Dari tabel di atas, hasil analisis menunjukkan bahwa koordinasi mata kaki

(X1) memiliki hubungan signifikan dengan akurasi shooting siswa, diperoleh

koefisien korelasi ( rx1y ) = 0.366 >r-tab 0.329, thit = 2,291 > ttab 2,032. Artinya

bahwa komponen koordinasi mata kaki sebagai independent variabel memiliki

hubungan yang kuat dan searah terhadap dependent variabel yaitu akurasi

shooting. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang diajukan dapat dibuktikan.

2. Terdapat hubungan signifikan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting

siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung

Hubungan signifikan kekuatan otot perut dengan akurasi shooting dapat

dilihat pada tabel berikut:


62

Tabel IV. 10 Uji Analisis Data Kekuatan Otot Perut

Variabel rhitung rtabel thitung ttabel ket.

Kekuatan otot perut (X2) 0,446 0,329 2,905 2,032 signifikan

Dari tabel di atas, hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan otot perut

(X2) memiliki hubungan signifikan dengan akurasi shooting, diperoleh koefisien

korelasi ( rx2y) = 0.446 >r-tab 0.329, thit = 2,905 > ttab 2,032. Artinya bahwa

komponen kekuatan otot perut sebagai independent variabel memiliki hubungan

yang kuat dan searah terhadap dependent variabel yaitu akurasi shooting.

Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang diajukan dapat dibuktikan.

3. Terdapat hubungan signifikan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot

perut dengan akurasi shooting siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.

Hubungan signifikan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut dengan

akurasi shooting dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV. 11 Uji Analisis Data Akurasi Shooting

Variabel rhitung rtabel thitung ttabel ket.

Akurasi shooting (Y) 0,444 0,329 2,888 2,032 signifikan

Dari tabel di atas,hasil analisis menunjukkan bahwa koordinasi mata kaki

dan kekuatan otot perut (X1,2Y) memiliki hubungan signifikan , diperoleh


63

koefisien korelasi ( rx1,2y ) = 0.444 >r-tab 0.329, thit = 2,888 > ttab 2,032. Artinya

bahwa komponen koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut sebagai

independent variabel memiliki hubungan yang kuat dan searah terhadap

dependent variabel akurasi shooting. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha)

yang diajukan dapat dibuktikan.

C. Pembahasan

1. Hubungan Koordinasi Mata Kaki dengan Aakurasi Shooting sepak

bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.

Menurut Irawadi (2014:181) “koordinasi adalah suatu proses

kerjasama otot yang akan menghasilkan suatu gerakan yang tersusun dan

terarah, yang bertujuan untuk membentuk gerakan-gerakan yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan suatu keterampilan teknik”.

Koordinasi mata kaki adalah gerakan atau kemampuan mengontrol

bagian tubuh yang saling bekerja sama, terutama bagi mata dan kaki untuk

mengontrol bola beserta gerak dan posisi lawan pada saat bermain sehingga

bola tetap bisa di kuasai pemain.

Koordinasi gerak mata kaki adalah gerakan yang terjadi dari informasi

yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerakan harus

dapat dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan urutan

yang direncanakan dalam pikiran. Kondisi fisik ini dominan digunakan

terutama pada shooting sepak bola. Gerakan yang dimaksud antara lain pada

saat menggiring bola, serta menembak bola ke gawang semuanya


64

memerlukan sejumlah input (rangsang) yang dapat dilihat, kemudian input

tersebut diintegrasikan ke dalam gerak motorik sebagai out put, agar

hasilnya benar-benar gerakan yang terkoordinir secara rapid dan luwes.

Gerak koordinasi dalam gerakan shooting adalah gerak yang

melibatkan mata dan kaki. Mata yang senantiasa melihat ke arah bola,

keadaan permainan, melihat posisi teman dan lawan. Sedangkan gerakan

kaki melakukan gerakan shooting dan mengontrol bola sehingga bola tetap

dalam penguasaan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas kemampuan

koordinasi dalam melakukan gerakan shooting tidak hanya terbatas pada

kemampuan gerak saja, akan tetapi juga melibatkan panca indra mata untuk

melihat arah bola dan kondisi permainan.

Merujuk pada hasil analisis, telah membuktikan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki dengan akurasi

shooting pada siswa. Artinya semakin baik koordinasi mata kaki yang

dimiliki oleh pemain, maka akan semakin baik ketepatan menembak bola ke

gawang sepak bola yang akan dicapai, komponen yang dimaksud memiliki

peran yang kuat dalam keterlaksanaan akurasi shooting.

Banyak hal yang mempengaruhi akurasi shooting, diantaranya adalah

penguasaan teknik shooting, daya ledak otot tungkai, kekuatan otot perut,

koordinasi mata kaki, dan emosional pemain pada saat melakukan shooting.

Dalam penelitian ini, koordinasi mata kaki sebagai variabel bebas akan

dijadikan pengaruh utama terhadap akurasi shooting sepak bola, artinya

koordinasi mata kaki berhubungan dengan akurasi shooting sepak bola.


65

Seseorang memiliki koordinasi yang baik biasanya akan

menampilkan gerakan yang indah, berirama, dan tidak kelihatan kaku.

Gerakannya tidak terputus-putus, melainkan tertata dan berurut secara baik

sebagaimana seharusnya. Gerakan yang terkoordinasi dengan baik tidak

banyak menguras tenaga (efisien). Jika dituntut untuk melakukan gerakan

dengan cepat, maka ia akan sanggup melakukannya dengan baik.

Sebaliknya orang yang tidak memiliki koordinasi yang baik cenderung lebih

susah mempelajari dan melakukan suatu keterampilan gerak tertentu.

Geraknya kelihatan kaku, tidak berirama. Akibatnya ia membutuhkan

banyak tenaga dalam menampilkan suatu gerakan, terutama pada saat akan

melakukan gerakan shooting pada permainan sepak bola Koordinasi mata

kaki sangat penting terutama bagi pemain sepak bola yang membutuhkan

berbagai macam gerakan-gerakan. Dalam permainan sepak bola khususnya

teknik dasar shooting membutuhkan gerakan yang kompleks yang

merupakan syarat utama dalam teknik tersebut.

Oleh sebab itu siswa harus memiliki koordinasi mata kaki yang baik,

itu dapat dilakukan dengan latihan secara berulang-ulang dan teratur.

Pentinglah sekiranya guru untuk memberikan program dan prinsip latihan

yang benar dan sesuai tujuan yang akan dicapai.

2. Hubungan Kekuatan Otot Perut dengan Akurasi Shooting Sepak Bola

pada Siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung.


66

Menurut Irawadi (2019:90) “kekuatan (strength) diartikan sebagai

kemampuan dalam menggunakan gaya dalam bentuk mengangkat,

mendorong, atau menahan suatu beban maksimal. Kekuatan merupakan

unsur kondisi fisik yang saangat penting dalam beolahraga karena dapat

membantu meningkatkan komponen-komponen seperti kecepatan,

kelincahan, dan ketepatan”.

kekuatan otot perut adalah suatu kemampuan otot dibagian perut yang

menjadi pusat tenaga dan ketahanan yang baik dalam menunjang melakukan

sebuah aktivitas ringan maupun berat, selain itu juga kekuatan ini sebagai

asal dari semua gerakan atau penghubung yang menstabilkan semua gerakan

yang melaluinya.

Merujuk pada hasil analisis telah membuktikan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dengan akurasi

shooting sepak bola. Artinya semakin baik kekuatan otot perut yang

dimiliki oleh pemain, maka akan semakin baik ketepatan menembak bola

ke gawang sepak bola yang akan dicapai, bahwa komponen yang dimaksud

memiliki peran yang kuat dalam keterlaksanaan akurasi shooting.

Banyak hal yang mempengaruhi akurasi shooting, diantaranya

adalah penguasaan teknik shooting, daya ledak otot tungkai, kekuatan otot

perut, koordinasi mata kaki, dan emosional pemain pada saat melakukan

shooting. Dalam penelitian ini, kekuatan otot perut sebagai variabel bebas

akan dijadikan pengaruh utama terhadap akurasi shooting sepak bola,

artinya kekuatan otot perut berhubungan dengan akurasi shooting sepak

bola.
67

Kekuatan otot perut sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot

untuk mengatasi tahanan dalam menjalankan aktivitas fisik. Dalam

melakukan shooting kekuatan otot perut di perlukan untuk mendapatkan

ruang gerak yang lebih luas terhadap bola yang ditendang sehingga dapat

meluncur lebih jauh. Dengan kekuatan otot perut sebagai pusat utama akan

menghasilkan shooting yang lebih bagus dibandingkan dengan otot perut

yang lemah.

Oleh sebab itu siswa harus memiliki kekuatan otot perut yang baik,

itu dapat dilakukan dengan latihan secara berulang-ulang dan teratur.

Pentinglah sekiranya guru memberikan program dan prinsip latihan yang

benar dan sesuai tujuan yang akan dicapai agar hasil shooting yang

dilakukan bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

3. Hubungan Koordinasi Mata Kaki dan Kekuatan Otot Perut dengan

Akurasi Shooting Sepak Bola pada Siswa MTs Darul Ihsan Teluk

Belitung.

Menurut Suroyo (2014:58) “shooting adalah menendang bola,

menggerakkan salah satu kaki dikenakan pada bola agar bergerak kearah

sasaran yang dituju”.

Shooting merupakan teknik dasar sepak bola yang harus dikuasai

pemain terutama pemain depan, karena peluang paling besar untuk

menciptakan gol adalah menembak bola dengan kekuatan kaki ke gawang

lawan dengan akurat. Teknik shooting yang paling baik dilakukan dengan

punggung kaki. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas


68

fisik yang berbeda. Kemampuan fisik berhubungan dengan kekuatan otot

perut dan koordinasi mata kaki yang mempengaruhi penampilan seseorang

baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam

penampilan. Dengan demikian dapat dikatakan kekuatan otot perut dan

koordinasi mata kaki yang baik adalah suatu persyaratan dalam usaha

mencapai prestasi maksimal bagi seseorang dalam latihan ketepatan

menembak bola ke gawang sepak bola.

Banyak hal yang mempengaruhi akurasi shooting, diantaranya

adalah penguasaan teknik shooting, daya ledak otot tungkai, kekuatan otot

perut, koordinasi mata kaki, dan emosional pemain pada saat melakukan

shooting. Dalam penelitian ini, akurasi shooting sebagai variabel terikat,

artinya akurasi shooting siswa berhubungan dengan koordinasi mata kaki

dan kekuatan otot perut.


69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini peneliti akan menyampaikan kesimpulan dan pembahasan

dari penelitian yang dilakukan, kesimpulannya sebagai berikut:

1. Koordinasi mata kaki memiliki hubungan signifikan dengan akurasi

shooting sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung,

diperoleh koefisien korelasi ( rx1y ) = 0.366 >r-tab 0.329, thit = 2.291 > ttab

2,032.

2. Kekuatan otot perut memiliki hubungan signifikan dengan akurasi

shooting sepak bola pada siswa MTs Darul Ihsan Teluk Belitung,

diperoleh koefisien korelasi ( rx2y) = 0.446 >r-tab 0.329, thit = 2,905> ttab

2,032.

3. Koordinasi mata kaki dan kekuatan otot perut memiliki hubungan

signifikan dengan akurasi shooting sepak bola pada siswa MTs Darul

Ihsan Teluk Belitung, diperoleh koefisien korelasi ( rx1,2y ) = 0.444 >r-tab

0,329, thit = 2,888 > ttab 2,032.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut:


70

1. Bagi sekolah

Diharapkan dapat menambah jam kegiatan ekstrakurikuler sepak

bola selain jam pelajaran di pagi hari.

2. Bagi guru/ pelatih

Diharapkan kepada guru olahraga yang mengajar dan melatih

tentang teknik shooting dalam permainan bola sepak untuk dapat

meningkatkan akurasi shooting sepak bola, maka perlu ditingkatkan

latihan yang berkenaan dengan latihan selain latihan koordinasi mata kaki

dan kekuatan otot perut.

3. Bagi siswa

Diharapkan agar berlatih lebih banyak lagi di luar kegiatan

ektrakurikuler sekolah seperti menjadi anggota klub sepak bola yang ada

di daerahnya masing-masing. Selain itu, siswa harus aktif hadir dalam

setiap kegiatan yang dilaksanakan dan selalu termotivasi untuk selalu

berlatih.

4. Bagi peneliti lain

Diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk meningkatkan

akurasi shooting dalam olahraga sepak bola, maka perlu memperhatikan

dan memasukkan variabel-variabel lain dalam penelitian

Anda mungkin juga menyukai