Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang melibatkan fisik untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, dan mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku
hidup sehat, aktif, sifat sportif, dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya
yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, efektif, dan
fsikomotor melalui aktifitas jasmani. Pendidikan jasmani membantu
meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas
jasmani serta keterampilan, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, pendidikan jasmani
tidak terfokus pada aspek motorik saja namun terdapat aspek kognitif
(pengetahuan) dan afektif (sikap).
Olahraga adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana dan
terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dengan tujuan
meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah
gaya hidup bagi sebagian orang bahkan untuk sebagian orang yang lain
olahraga menjadi sebuah kebutuhan dalam hidupnya.
Dalam dunia olahraga banyak terjadi perkembangan, dengan seiring
perkembangan itu banyak ditemukan berbagai cabang olahraga, salah satunya
cabang olahraga bola tangan (Hand Ball). Olahraga bola tangan dikanca
dunia sudah sangat dikenal sedangkan di indonesia sendiri masih tergolong
asing di telinga sebagian masyarakat. Olahraga ini memiliki usia paling tua
bahkan jauh sebelum olahraga bola kaki ditemukan dan berkembang cukup
pesat.
Dalam Permainan bola tangan ada beberapa teknik yang perlu
dipelajari, yaitu passing, dribbling, dan shooting. Shooting merupakan salah

1
2

satu teknik dasar yang harus dikuasai dengan sangat baik oleh setiap pemain
bola tangan karna ini merupakan bagian penting dalam permainan bola
tangan, yang bertujuan untuk mencetak angka dan memasukan bola ke arah
gawang lawan.
Kemampuan suatu regu dalam melakukan tembakan atau shooting
akan menentukan hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan. Ada beberapa
teknik menembak dalam permainan bola tangan seperti yang dikemukakan
oleh Agus Mahendra (2000), sebagai berikut : 1) The Flying shoot; 2) The
Jump Shoot; 3) The Dive Shoot; 4) The Fall Shoot; 5) The Side Shoot; 6) The
Flying Shoot; 7) The Reserve Shoot.
Dalam permainan bola tangan pemain bisa menggunakan salah satu
teknik permainan diatas misal teknik flying shoot (tembakan melayang)
dimaksud dengan the flying shoot atau tembakan melayang adalah shooting
dasar dalam permainan bola tangan. Tembakan ini biasa digunakan karna
sangat efektif untuk menciftakan gol ke gawang lawan.
Di dalam permainan bola tangan setiap pemain harus memiliki tingkat
kemampuan mencetak gol atau melempar yang diatas rata-rata, Hal tersebut
karena setiap pemain dalam permainan bola tangan memiliki peluang untuk
mencetak gol atau melakukan tembakan yang sama. Beberapa faktor
pendukung Dalam melakukan shooting yaitu fisik dan teknik, kedua faktor ini
menjadi faktor yang sangat dibutuhkan. Untuk memaksimalkan kemampuan
shooting harus dibekali dengan kemampuan fisik dan teknik yang baik,
pengetahuan akan fisik dan teknik yang menunjang dalam kemampuan
shooting sangat diperlukan.
Seorang atlet bola tangan dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang
baik. Shooting tersebut membutuhkan kemampuan kecepatan, kekuatan otot
lengan, kelentukan, power, ketepatan dan koordinasi. Maka dengan adanya
komponen kondisi fisik power otot lengan sangat berpengaruh dalam
melakukan flying shoot. Harsono (1998), menyatakan bahwa dalam
melakukan suatu tembakan yang memerlukan power lengan yang besar agar
bola melaju dengan cepat dan kuat sehingga shooting akan lebih baik, hal ini
3

sesuai dengan pendapat Agus Mahendra (2000), menyatakan bahwa agar


lemparan berhasil harus dilakukan secara explosif dengan mengerahkan
seluruh kecepatan dan kekuatan dalam waktu yang sangat singkat sehingga
menghasilkan gerak laju bola yang sangat kuat.
Maka dengan adanya komponen kondisi fisik power otot lengan
sangat berpengaruh terhadap kemampuan flying shoot maka hasil yang
diperoleh adalah bola tersebut akan melesat dengan cepat dan kuat
dikarenakan lemparan dilakukan secara ekplosif dengan kekuatan yang
maksimal dalam waktu yang cepat. Power merupakan hasil kali antara
kekuatan dan kecepatan. Dengan latihan menggunakan kondisi fisik power,
akan memudahkan seorang atlet untuk melakukan flying shoot dan
memasukkan bola kedalam gawang dengan baik, namun untuk terciptanya hal
tersebut tentu saja ini memerlukan latihan yang baik pula.
Berdasarkan pengamatan dilapangan oleh peneliti dalam melakukan
flying shoot pada permainan bola tangan, sejauh mana keterkaitan dengan
kemampuan power otot lengan perlu diadakannya pembuktian secara ilmiah,
dan untuk memudahkan pelaksanaan penelitian tersebut maka penulis
menetapkan seluruh mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan 2019 sebagai objek penelitian, penetapan objek penelitian tersebut
atas dasar pertimbangan bahwa memiliki keterampilan dalam melakukan
flying shoot permainan bola tangan serta telah memprogram mata kuliah
bola tangan (Handball).
Faktor yang menjadi pertimbangan peneliti untuk mengadakan
penelitian adalah kemampuan shooting mahasiswa Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 karena masih banyak mahasiswa yang
mengalami kesulitan untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan,
karena Pemain kurang mengandalkan power lemparan saat melakukan flying
shoot. Alasan lainnya penulis dalam melakukan penelitian pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 karena mahasiswa
belum maksimal dalam memanfaatkan power otot lengan yang mereka miliki
untuk melakukan flying shoot kearah gawang, sehingga hal tersebut
4

berpengaruh pada kurang maksimalnya mahasiswa dalam melakukan flying


shoot.
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara power
otot lengan dengan kemampuan flying shoot permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
UHO.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam peneitian ini yaitu, apakah ada hubungan antara power otot lengan
dengan kemampuan flying shoot permainan bola tangan pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 UHO.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara power otot lengan dengan kemampuan flying shoot
permainan bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019 UHO.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan pengetahuan untuk peneliti sendiri, bila kelak peneliti
menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga
khususnya bola tangan.
2. Bagi mahasiswa sebagai penambah ilmu atau wawasan dalam bidang
permainan bola tangan.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Power Otot Lengan


1. Definisi Power
Daya ledak merupakan terjemahan dari kata explosive power atau
power (bahasa Inggris) dan schnelkraft (bahasa Jerman) power berarti
kemampuan untuk meraih kekuatan setinggi mungkin dalam waktu yang
tersingkat Rothing (1983) dalam buku Syafruddin (2013), Power sebagai
produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan (strenght) dan kecepatan (speed)
untuk melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat cepat. Power
atau sering pula disebut daya explosive adalah suatu kemampuan gerak yang
sangat penting untuk menunjang setiap aktifitas pada setiap cabang olahraga
widiastuti (2011).
Menurut Ismariyati (2006), menyatakan bahwa Power menyangkut
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan ekplosive serta
melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
secepat-cepatnya. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2002), menyatakan
bahwa power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan dengan kata
lain unsur dari power adalah kekuatan dan kecepatan. Power merupakan
produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan strength dan kecepatan speed.
Didalam olahraga power dimanfaatkan misalnya pada cabang
olahraga lembing, tolak peluru, lari (tolakan saat star pada nomor lari jarak
pendek), lompat tinggi (spiker pada saat melompat), permainan bulutangkis
(saat pemain melakukan pukulan smash).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,  power dapat diartikan
pengerahan tenaga otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara
eksplosif yang dipengaruhi oleh kecepatan kontrasi otot dalam memindahkan
sebagian atau seluruh tubuh yang dilakukan pada saat bersamaan maupun
secara tiba-tiba untuk menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya. Power
adalah kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam

5
6

melakukan suatu gerak. seperti dalam permainan bola tangan power


dibutuhkan untuk mengeluarkan tenaga yang sebesar-besarnya,dengan
gerakan yang cepat atau eksplosif guna menghasilkan shooting yang
berkualitas.
2. Macam-Macam Power
Macam-Macam Power menurut Bompa (1994), menyatakan bahwa
power otot jika dilihat dari sifat karakteristik cabang olahraga maka dapat
diklasifikasi dua macam yaitu daya ledak siklik dan daya ledak asiklik. Daya
ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang memerlukan gerakan yang
berulang-ulang atau yang mengulang siklus, misalnya pada lari, renang dan
balap sepeda.
Daya ledak asiklik adalah gerak yang kuat dan cepat dalam satu
gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar lembing, shooting bola
tangan. Dengan demikian gerakan seorang pemain dalam melakukan flying
shoot termasuk dalam kategori daya ledak asiklik, karena gerakannya hanya
sekali gerakan.
Daya ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang memerlukan
gerakan yang berulang-ulang atau yang mengulang siklus, misalnya pada
balap sepeda,lari,dan renang. Sedangkan daya ledak asiklik adalah gerak yang
kuat dan cepat dalam satu gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar
lembing, smash bulu tangkis. Dengan demikian gerakan smash bola voli juga
termasuk dalam daya ledak asiklik.
3. Pengertian Power Otot Lengan
Power otot lengan adalah suatu kondisi fisik yang dominan yang di
perlukan dalam permaianan bola tangan. Kebanyakan keterampilan bermain
bola tangan bergantung pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal ini bahwa
permainan bola tangan harus menggerakan tubuhnya atau bagian tubuhnya
secara cepat,
sehingga memerlukan kekuatan dan kecepatan secara stimulus.
Mahendra (1999).
7

Power otot lengan yang maksimum, dapat dipergunakan dalam satu


kontraksi maksimal, ketahanan mengacu pada kontraksi maksimal yang
ditampilkan selama priode tertentu, power otot lengan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam menghasilkan gerak secara cepat dalam waktu
yang singkat. Dengan demikian power otot lengan penting dalam
meningkatkan kondisi fisik Secara menyeluruh.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukdianto (2001), menyatakan
bahwa power otot lengan adalah kekuatan yang sangat penting dalam
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Power otot lengan adalah komponen kondisi fisik yang didalamnya
terdapat dua unsur pokok yaitu kekuatan otot lengan dan kecepatan lengan.
Otot lengan juga berperan penting dalam anggota gerak atas yang terdiri dari
seluruh lengan, mulai dari pangkal lengan sampai ujung jari tangan. Power
otot lengan merupakan kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahan beban
dengan kekuatan dan kecepatan maksiamal dalam satu gerakan utuh,
Sudjarwo (1993).
Power lengan merupakan kemampuan otot lengan dalam berkontraksi
yang bertujuan menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya, yang berguna
untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang eksplosif dalam melakukan suatu
aktifitas, Power merupakan dasar yang penting dalam melatih keterampilan
gerak. Menurut Sajoto (1988), menyatakan bahwa power diartikan komponen
kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang pada saat
menggunakan otot-ototnya, menerima beban waktu bekerja. Jadi power
merupakan otot dalam menahan beban dari bekerja motorik dalam waktu
tertentu secara maksimal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, power dapat diartikan sebagai
kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam
melakukan suatu gerak.
4. Manfaat Power Dalam Olahraga
Mengembangkan kinerja yang maksimal dalam olahraga khususnya
olahraga prestasi, maka unsur kekuatan dan kecepatan merupakan salah satu
8

faktor unsur biomotorik yang cukup penting. Power merupakan kualitas


yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang
maksimal Agus Mahendra (1999).
Harsono (1988), menyatakan bahwa manfaat power antara lain:
a. Merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.
b. Melindungi diri dari kemungkinan cedera.
c. Dengan kekuatan atlit dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh
dan memukul dengan keras dapat memperkuat stabilitas sendi.
d. Mempermudah atlit dalam mempelajari tehnik-tehnik olahraga.
e. Merupakan pendukung dari berbagai komponen kemamapuan fisik
lainnya.
Suharno 1985, adapun manfaat power adalah: 
a. Untuk mencapai prestasi maksimal, 
b. Dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat dan gerak
mendadak, 
c. Memantapkan mental bertanding atlet, 
d. Simpanan tenaga anaerobik cukup besar
Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
adanya manfaat power maka seorang atlet atau pelatih dapat mengetahui hal-
hal apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan power guna
memberikan kontribusi pada pelaksanaan berbagai keterampilan cabang
olahraga khususnya dalam melakukan shooting bola tangan.
5. Komponen Otot Lengan
1. Otot Lengan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak/berkontraksi. Sebagian otot pada tubuh ini melekat
pada kerangka otot yang dapat bergerak secara aktif sehingg dapat
menggerakkan bagian bagian kerangka dalam suatu letak tertentu.
Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat apabila ia mendapatka
rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, benturan keras,
suhu dingin, dan sebagainya.
9

Dengan demikian otot-otot lengan dan pergelangan tangan yang


di gunakan pada saat melakukan adalah sebagai berikut:
1. Otot penggerak lengan atas yang terdiri dari :
a. M. pectoralis mayor berfungsi untu menekuk dan mengaduksi
b. M. Doltoideus fungsinya adalah aduksi lengan dan membentuk
ekstensi dan fleksi lengan
c. M. teres major fungsinya untuk membantu ekstensi lengan
d. M. teres minor fungsinya untuk membantu gerakan rotasi
lengan.
2. Otot penggerak lengan bawah terdiri dari:
a. M. biceps brachi, berfungsi untuk fleksi supinasi lengan bawah.
b. M. brachialis, berfungsi untuk fleksi pronasi lengan bawah
c. Tricheb brachi berfungsi membantu fleksi lengan bawah
d. Pronator teres berfungsi untuk pronasi lengan bawah
e. Pronatur quadratus berfungsi untuk supinasi lengan bawah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1: Otot-Otot Lengan


Wingered (1994)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa otot lengan


adalah kemampuan sekelompok otot pada lengan untuk mengarahkan
kekuatan dan kecepatan semaksimal mungkin dalam waktu yang cepat saat
melakukan gerak. Sehingga ini menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam melakukan shooting bola tangan agar dapat melaju
dengan cepat dan tepat pada melempar bola.
10

6. Hakikat Kemampuan Shooting Bola Tangan


1. Pengertian Shooting
Salah satu teknik dasar yang sangat penting untuk dapat
berlangsungnya suatu permainan bola tangan adalah shooting. Shooting
adalah usaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan guna untuk
mendapatkan angka/mencetak gol. Pada umumnya pemain melakukan
shooting dengan cara atau teknik yang mereka kuasai.
Seperti tujuan permainan bola tangan yaitu memasukan atau
menembak bola ke gawang sebanyak-banyaknya dan menciptakan angka
atau nilai untuk regu sendiri juga mempertahankan gawang sendiri agar
tidak memberikan nilai untuk lawan atau pula kemasukan.
Menembak (shoot) bola juga merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh setiap pemain. Keterampilan dalam olahraga bola tangan
selalu berkaitan dengan tugas gerak. Pada umumnya menembak sama
dengan melempar tapi menembak adalah suatu teknik untuk menciptakan
gol pada gawang lawan, tetapi kekuatan yang besar, ketepatan dan
kecepatan lah yang dibutuhkan dalam menembak. Jadi tugas gerak dalam
bola tangan membutuhkan ketepatan dan kecepatan. Sedangkan melempar
hanya untuk mengumpan, mengoper, membuang bola, juga untuk
membuang bola dan kekuatan dan kecepatan yang di butuhkanpun tidak
terlalu besar.
7. Pengertian Shooting dalam Permainan Bola Tangan
Shooting merupakan bentuk gerak yang ditujukan untuk memasukkan
bola ke gawang lawan. agar berhasil, lemparan yang dilakukan harus
bertenaga dan memiliki daya ledak (Eksplosif Power) dengan artinya
mengarahkan seluruh kecepatan dan kekuatan dalam waktu yang sangat
singkat sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat.
Beberapa teknik dasar menembak dalam permainan bola tangan antara lain :
1. The jump shoot (menembak pada saat melompat ke atas)
Dilakukan dengan lompatan setelah bola di dribble, kemudian
menangkap dengan kedua tangan, posisi tubuh dimiringkan, kemudian
11

bola di shooting dengan keras lewat samping kepala sambil membuka


kaki dan kedua dan kedua kaki terangkat, dada dibusungkan seiring
dengan di shootingnya bola.
2. The dive shoot (menembak pada saat melompat ke depan)
Tembakan dengan posisi tubuh seperti melayang, posisi awal
tembakan ini membelakangi gawang, kemudian meloncat dengan
bertumpuh di kedua kaki kemudian menembakkan bola dengan posisi
condong ke depan. Setelah melakukan tembakan, kedua telapak tangan
menyentuh lantai secara langsung. Kedua kaki harus membentuk sudut
sembilan puluh derajat, perut dan kaki depan menggelincir ke lantai
sambil kedua tangan mendorong ke atas menjauhi lantai.
3. The fall shoot (menembak sambil menjatuhkan diri kesamping atau
kedepan)
Tembakan sambil menjatuhkan badan ke depan, dimulai dari
shooting bola disamping telinga kemudian melompat ke depan sambil
menjatuhkan badan kedepan, diakhiri dengan posisi terlentang.
4. The side shoot (menembak dari samping badan)
Tembakan dari samping dengan membuka tangan da kaki lebar
sambil badan dimiringkan kekanan bagi penembak dengan tangan kanan,
dengan sedikit kaki kanan diangkat dan dibungkukkan bola di shoot
dengan keras dari samping setinggi paha.
5. The reverse shoot (menembak membalik/memutar)
Tembakan membelakang, diawali dengan posisi badan membelaka
ngi arah tembakan kemudian bola dipegang dengan kedua tangan kalau
shoot dengan tangan kanan, maka posisi tangan kiri bedara di bawah bola
sebagai penyeimbang, dan tangan kanan memegang bola lewat samping
dengan posisi menjepit dengan menggeser kakai kanan ke belakang
bersamaan dengan bola di shoot dengan keras, sambil membalikkan
tubuh.
12

6. Standing throw shoot (menembak dalam posisi berdiri)


Dalam peraturan permainan dijelaskan  standing throw shoot
tembakan berdiri didahului dengan mendribble bola kemudian menangkap
dengan kedua tangan dan sedikit membungkukkan badan ke kanan
pelempar tangan kanan kemudian bola di shooting dengan keras lewat
samping kepala sambil membuka kaki agak lebar, dan kaki kanan sedikit
agak terangkat dengan bertumpuh oleh kaki kiri serta tangan kiri rileks
disamping badan.
7. Teknik Flying shoot
The Flaying Shoot (tembakan melayang) merupakan senjata ampuh
dalam permainan dan cara menembak ini adalah cara yang paling efektif 
untuk memasukkan bola ke gawang lawan, bila dibandingkan dengan cara
menembak yang lain.
Aspek penting yang paling diperhatikan dalam melakukan plying
shoot adalah langkah. Pemain harus dapat menangkap dan menguasai
bola dengan baik dan kemudian melakukan awalan 3 langkah yang
diijinkan sebelum melompat pada langkah yang terakhir. Pada waktu
melakukan lompatan, pemain harus dapat mengkonsentrasikan diri untuk
melompat cukup jauh ke depan dan juga cukup tinggi, dan kemudian
mempertahankan sikap melayang selama mungkin sebelum
menembak/melepaskan bola.
Dalam peraturan permainan dijelaskan bahwa seorang pemain
diperkenankan menembakkan bola pada saat pemain tersebut berada
didalam daerah gawang, asalkan kedua kakinya tidak menyentuh
lapangan (pada saat melayang) waktu melakukan gerakan menembak
tersebut.
Cara melakukannya adalah:
a. Sikap Persiapan
 Berdiri tegak dengan membawa bola
 Pada langkah pertama yang jatuh pada kaki kiri
13

 Bersamaan melangkah bola dipantulkan di tanah sambil melihat


bola.
 Setelah bola ditangkap kembali, maka disusul langkah kaki kanan
ke depan kemudian melangkahkan kaki kiri.
 Dengan kaki kiri inilah dilakukan tumpuan kemudian ditolakkan
ke atas.
b. Sikap Pelaksanaan
Setelah menolak dengan kaki kiri, segera dilakukan persiapan untuk
melemparkan bola lurus ke depan.
c. Sikap Lanjutan
Setelah bola dilemparkan sambil melayang, segera disusul dengan
gerakan mendarat di tanah dengan lentuk.

Gambar 2.2 : Teknik Flying Shoot


(https://www.beniherawan.xyz/2020/04/gerak-dan-teknik-dasar-permainan-
bola.html)

B. Pengertian Bola Tangan


Sebagaimana cabang olahraga permainan yang lain, bola tangan juga
mempunyai beberapa macam teknik dasar yang perlu di pelajari. Namun pada
umumnya bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu
seorang pemain bola tangan harus memiliki teknik yang tinggi. Pemain harus
dapat melakukan start lari dengan cepat, memiliki kelincahan (agility) dapat
menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper) bola dengan tepat
sasaran. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi tubuh yang baik
serta menguasai beberapa teknik menembakkan bola ke gawang lawan.
14

Olahraga bola tangan hampir sama seperti sepak bola, hanya saja
perbedaanya terletak pada cara memainkannya. Sepak bola dimainkan
menggunakan kaki, sedangkan sepak tangan jelas menggunakan tangan untuk
memainkannya. Selain itu jumlah anggota tim/pemain bola tangan lebih
sedikit dibanding sepak bola. Adapun pengertian bola tangan adalah cabang
olahraga bagian bola besar beregu yang saling berlawanan satu sama lain,
diamana  dalam satu tim terdiri dari 7 pemain inti dengan beberapa pemain
cadangan.
Menurut Haris (1991), menyatakan bahwa permainan bola tangan juga
memiliki prinsip-prinsip seperti cabang olah raga pada umumnya. Yang mana
prinsip-prinsip tersebut seperti permainan bola tangan merupakan permainan
tim, menggunakan tangan untuk memainkannya, serta hasil pertandingan
ditentukan dengan banyaknya goal yang terjadi. Olah raga ini dikatakan
sebagai bentuk modifikasi/gabungan dari sepak bola dan bola basket.
Menurut Mahendra (2000), menyatakan bahwa permainan bola tangan
umumnya melatih kemampuan gerak dasar untuk membentuk kemampuan
kecepatan gerak dan kekuatan selain tentunya adalah koordinasi dan
kolektivitas. Permainan ini memerlukan gerak dasar yang menyerupai
permainan bola basket, seperti kemampuan berlari cepat, lari mengubah arah
dengan, melompat, melempar dan bergerak ekplosif.
1. Peraturan Permainan Bola Tangan
Permainan bola tangan sendiri merupakan perrmainan yang
menggunakan bola kecil. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20 m
dengan garis pemisah di tengah dan di sekeliling gawang di buat garis untuk
menandai daerah yang hanya boleh di masuki penjaga gawang. Bola yang di
gunakan lebih kecil dari sepak bola. Bola tangan di mainkan selama 2 x 30
menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter, dan gawang berukuran 2 x 3 m.
Bola tangan adalah olahraga beregu yang dimainkan 7 orang pemain (6
pemain dan 1 penjaga gawang) dengan tujuan berusaha memasukan sebuah
bola sebanyak - banyaknya ke gawang lawan, Sujarwo (2015).
15

2. Sarana dan Prasarana Permainan Bola Tangan


a. Lapangan
Lapangan bola tangan berbentuk persegi panjang Spesifikasi
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Olahraga bola tangan dimainkan dilapangan berukuran 40 meter x
20 meter dengan gawang berukuran 3 meter x 2 meter dan tiang
gawang berukuran 8 cm x 8 cm.
2. Lapanga di belah dengan garis tengah yang membagi lapangan
menjadi dua sama besar
1
3. Di depan gawang terdapat daerah gawang yang berbentuk busur
4
lingkaran. Jari-jari busur daerah gawang yaitu 6 meter diukur
daring tiang/garis gawang
4. Di dalam daerah gawang terdapat garis yang berjarak 4 meter dari
tiang/garis gawang. Garis tersebut batas pertahanan penjaga gawang.
Artinya, ketika terjadi penalti, penjaga gawang tidak boleh maju
melebihi garis 4 meter tersebut untuk menghadang lemparan penalti
lawan.
1
5. Di depan daerah gawang terdapat daerah lingkaran dengan garis
4
lemparan bebas. Busur garis lemparan bebas memiliki jari-jari 9 meter
diukur dari tiang/gawang.
6. Diantara daerah gawang dan garis lemparan bebas terdapat garis
penalti. Garis pinalti dibuat sepanjang 1 meter. Jaraknya dari
tiang/garis gawang sebesar 7 meter.

Gambar: 2.2
16

Lapangan Permainan Bola Tangan (Ermawan Susanto, 2007)


b. Jumlah Pemain Bola Tangan
Setiap tim olahraga Bola tangan terdiri dari 12 pemain, namun
hanya 7 pemain yang berada di lapangan termasuk seorang penjaga
gawang. Selebihnya adalah pemain pengganti selama permainan
berlangsung. Mereka masuk dan meninggalkan lapangan permainan dari
daerah pergantian pemain.
Waktu atau durasi pertandingan adalah 2 x 30 menit untuk usia 16
tahun keatas, 2 x 25 menit untuk 12 – 16 tahun dan 2 x 20 menit untuk
usia 8-12 tahun, dengan waktu istirahat 10 menit.
c. Ukuran Bola
Bola yang digunakan menggunakan bola yang terbuat dari kulit
atau berbahan sintetis dengan ukuran bola (keliling lingkaran dan berat)
yang digunakan dibedakan ke dalam kategori yang berbeda yaitu :
1. Keliling lingkaran 58-60 cm dan berat 425-475 gram (IHF ukuran 3)
untuk putra (diatas usia 16 tahun).
2. Keliling lingkaran 54-56 cm dan berat 325-375 gram (IHF ukuran
untuk putri (diatas usia 14 tahun), dan putra (usia 12-16 tahun).
3. Keliling lingkaran 50-52 cm dan berat 290-330 gram (IHF ukuran 1)
untuk putra (usia 8-12 tahun), dan putri (usia 8-14 tahun).

Gambar: 2.3
Bola Tangan (https://www.google.com/search?q=gambar+bola+tangan)
17

3. Cara Bermain Bola Tangan


Cara memainkan Bola Tangan hampir sama seperti cara memainkan
sepak bola. Kedua regu yang berbeda saling berhadapan dengan
memainkan bola dengan tangannya, dengan cara dilempar (passing),
digiring (dribble), dan mencoba memasukkan bola ke gawang dengan cara
menembaknya (shooting). Kunci keberhasilan agar dapat bermain dengan
baik, seseorang harus mengerti dan benar-benar dapat mengasai teknik-
teknik dasar tersebut.
a) Melempar atau (passing) adalah pola gerak dasar yang di maksutkan
untuk melepaskan suatu objek menjauhi tubuh pelempar. Gaya
melempar memang berbeda beda sesuai keperlunnya tetapi pola
dasarnya tetap konsisiten atau sama bola di lempar kemudian bola
tersebut harus di tangkap. Pada dasarnya posisi tubuh untuk
menangkap harus memungkinkan hal ini di lakukan agar bola datang
langsung ke arah penangkap, agar tercapai sikap menangkap yang
benar-benar memungkinkan.
b) Menggiring atau (dribble) adalah keterampilan untuk menguasai dan
membawa bola dengan cara memantulkan setiap kali ke lantai, dengan
satu tangan menggiring bola merupakan keterampilan yang cukup sulit
karena memrlukan koordinasi mata dan tangan yang sangat tinggi.
Perlu di ingat bahwa arah pantulan bola akan tergantung pada arah
dating dari bola itu ke lantai cepat atau lambannya pegerakan bola
berasal dari kuat atau lemahnya seorang menggiring bola tersebut.
c) Menembak atau (shooting) merupakan salah satu teknik terpenting
dalam permainan bola tangan karena dengan teknik shooting peluang
untuk dapat mencetak gol sangat besar. Beberapa teknik shooting yang
ada ialah flying shoot drive shoot jump shoot dan straigth shoot setiap
regu berusaha dengan sekuat tenaga untuk memasukan bola ke
gawang sebanyak-banyaknya agar kemenangan dapat di raih Gol dapat
18

diciptakan menggunakan taktik pola penyerangan, sedangkan untuk


mencegah terjadinya gol digunakan taktik pola pertahanan.
C. Unsur Kondisi Fisik yang Menunjang Kemampuan flying shoot dalam
Permainan Bola Tangan

Kemampuan flying shoot pada permainan bola tangan tidak hanya di


tunjang oleh power saja akan tetapi harus dengan kemampuan fisik yang lain
Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting dan menjadi dasar dalam
mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain suatu cabang
olahraga.
Harsono (1988), menyatakan bahwa kondisi fisik merupakan unsur
yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu
latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan
dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Apabila kodisi fisik baik,
maka Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung, Terjadi peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina,
kecepatan, dan komponen kondisi fisik lainnya, Akan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi gerak kearah yang lebih baik. Hal serupa dinyatakan
oleh Sugiyanto (1996), kondisi fisik adalah kemampuan memfungsikan
organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik.
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan unsur kondisi
fisik adalah suatu landasan titik tolak yang harus dimiliki seorang atlet dalam
usaha peningkatan prestasi yang melibatkan organ-organ tubuh dalam
melakukan aktivitas fisik. Sehingga dalam usaha meningkatkan kondisi fisik
seorang atlet harus mengembangkan seluruh komponen tersebut.
1. Kekuatan (Strength)
Merupakan salah satu elemen penting yang menunjang kemampuan
keterampilan setiap cabang olahraga. Latihan kekuatan umumnya dilakukan
untuk meningkatkan kekuatan dan massa otot, memperkuat sendi, serta
menambah stamina,Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang
19

tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban


sewaktu bekerja maksimal Nuril Ahmadi (2007).
Sedangkan menurut Nurhasan (2005), menyatakan bahwa kekuatan
adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal.
Jadi kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang dalam menahan
beban sewaktu bekerja secara maksimal.
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban 12
sewaktu bekerja maksimal Nuril Ahmadi (2007). Menurut Agus Mahendra
yang dikutip Duwiyanto (2009), menyatakan bahwa kekuatan adalah sejumlah
daya yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi.
Menurut Len Kravitz (2001), menyatakan bahwa kekuatan otot adalah
kemampuan otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat
beban. Otot yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan
mengurangi kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas fisik.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kekuatan otot lengan adalah kemampuan segenap otot lengan untuk
menggerakkan suatu benda. Sehingga bisa melempar lebih jauh, lebih
keras,mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul. Hal ini sangat
berguna dalam melakukan shooting dan menghindari kemungkinan cidera
pada atlet.
2. Kecepatan (Agility)
Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan sangat
diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau menggerakkan
anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya. dalam aktivitas olahraga,
unsur kecepatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam mencapai
hasil optimal. Pengertian kecepatan menurut Harsono 2001 adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-
turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh
suatu jarak dalam waktu yang cepat. Abdul Kadir Ateng 1997 menyatakan
20

bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang


sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Kemudian menurut Dick (1989) dalam Yunyun Yudiana dkk (2011),
menyatakan bahwa kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau
bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh
tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Berdasarkan pada
beberapa pendapat tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu komponen
kondisi fisik yang diperlukan untuk melakukan gerakan secara berturut-turut
atau memindahkan tubuh dari posisi tertentu ke posisi yang lain pada jarak
tertentu pada waktu yang sesingkat-singkatnya. Misalnya dalam melakukan
shooting bola tangan.
3. Ketepatan (Accuracy)
 Ketepatan merupakan sebuah gerakan yang menuju sebuah sasaran
yang bisa diukur dengan waktu atau sasaran. Latihan ketepatan bisa dilakukan
dengan gerakan melempar bola medicine dan juga melompat dengan tangan
yang meraih sasaran yang digantung. Ketepatan merupakan kemampuan
mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada objek yang dikehendaki. Menurut
Poerwadarminto (1979), menyatakan bahwa tepat adalah betul atau lurus
arahnya dan jurusannya. Dalam konteks olahraga Suharno 1980
mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Menurut Mochamad Sajoto (1988), menyatakan bahwa ketepatan
adalah kemampuan dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu
sasaran. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk
mencapai target yang diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan
untuk memberikan arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu.
Tepat berarti sesuai dengan harapan atau keinginan yang dikehendaki.
Ketepatan merupakan kemampuan mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada
obyek yang dikehendaki. Menurut Poerwadarminto (1979), menyatakan
bahwa ketepatan dapat diartikan sebagai ketelitian atau kejutan. Dalam
21

konteks olahraga Suharno (1982), menyatakan bahwa ketepatan adalah


kemampuan untuk mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai
dengan tujuannya.
Berdasarkan uraian tentang ketepatan melempar di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ketepatan melempar merupakan kemampuan
seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat dan mengenai
sasaran tersebut pada jarak-jarak lempar tertentu.misalnya dalam melakukan
shooting bola tangan.
4. Koordinasi (Coordination)
Menurut Ismail Solihin (2009), karateristik pertama dari organisasi
adalah adanya koordinasi upaya dari sumber daya manusia yang terlibat
dalam organisasi. Penggabungan yang terkoordinasi dengan baik akan
menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dibandingkan upaya perseorangan.
Hasibuan (2009), menyatakan bahwa koordinasi adalah kegiatan
mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur
manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan
organisasi. Menurut Yohanes Yahya (2006), menyatakan bahwa koordinasi
adalah proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah
pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Menurut Handoko (2003), menyatakan bahwa koordinasi adalah
proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-
satuan yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional)
pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efesien dan efektif.
Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2009), menyatakan bahwa koordinasi
adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu
tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah
ditentukan.Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
koordinasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhui keberhasilan
shooting.
22

5. Kelenturan (flexibility)
Berbicara mengenai kelenturan biasanya mengacuh pada ruang gerak
sendi atau sendi-sendi tubuh.lentur tidaknya seseorang ditentukan oleh luas
sempitnya ruang gerak sendi-sendinya,jadi kelenturan adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan dalamruang gerak sendi.disamping itu kelenturan
juga ditentukan oleh elastisitas otot-otot, tedon dan ligament. Factor suhu
tubuh dan usia juga sangat mempengaruhi luasnya ruang gerak. Kelentukan
merupakan efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan
sangat di perlukan sekali hampir di semua cabang olahraga yang banyak
menuntut banyak ruang gerak sendi seperti senam, loncat indah, beberapa
nomor atletik, permainan-permainan dengan bola, anggar, gulat, dan
sebagainya Harsono (1988).
Menurut Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa kelentukan yaitu
luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Lebih lanjut
Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa ada dua macam kelentukan, yaitu
kelentukan statis, dan kelentukan dinamis. Pada kelentukan statis ditentukan  
oleh ukuran dari luas gerak (range of motion) satu persendian atau beberapa
persendian.sedangkan kelentukan dinamis adalah kemampuan seseorang
dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi..
Menurut Sukadiyanto (2005) secara garis besar faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kemampuan kelentukan seseorang antara lain
adalah: elastisitas otot, tendo dan ligament, susunan tulang, bentuk persendian 
suhu atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioretme.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa lentur
tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-
sendinya,jadi kelenturan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi.disamping itu kelenturan juga ditentukan oleh elastisitas
otot-otot, tedon dan ligament. Factor suhu tubuh dan usia juga sangat
mempengaruhi luasnya ruang gerak.kelenturan sangat dibutuhkan untuk dapat
melakukan shooting dan teknik-teknik lainnya.
23

D. Kerangka berpikir
Salah satu teknik dasar dalam permainan bola tangan adalah shooting,
untuk melakukan shooting yang baik pemain haruslah memiliki lemparan
yang keras, agar lebih mudah melakukan lemparan yang baik maka seorang
atlet juga harus memiliki kondisi fisik yang baik pula dengan rutin melakukan
latihan yang baik dan benar. Power otot lengan adalah kemampuan
sekelompok otot pada lengan untuk melawan beban pada saat satu usaha,
dalam hal ini usaha dalam melakukan teknik shooting permainan bola tangan.
Teknik shooting bola tangan akan lebih baik karena adanya sumbangan
power otot lengan karena merupakan gerakan lanjutan lengan yang membuat
hasil tehadap bola lebih kuat.
Dengan demikian jelas bahwa kekuatan power otot lengan
mempunyai hubungan yang erat dan mempunyai peranan penting dalam
menunjang keberhasilan pelaksanaan teknik shooting bola tangan. Tanpa
memiliki kekuatan power otot lengan yang baik, maka seorang atlet tidak
akan mungkin memiliki teknik shooting yang baik pula. power otot lengan
yang baik memberikan dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya
dalam melakukan suatu pukulan. Dengan memiliki daya yang lebih besar,
akan lebih menguntungkan pada saat akan melakukan shooting. berdasarkan
uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan shooting bola
tangan memerlukan kekuatan power otot lengan yang baik untuk
menghasilkan lemparan shooting bola tangan yang lebih optimal.
E. Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan


kerangka berpikir yang dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan power otot lengan dengan
kemampuan shooting flying shoot permainan bola tangan pada Mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 UHO.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang masuk dalam
jenis penelitian kuantitatif, dimana akan diuji mengenai hubungan power otot
lengan dengan kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada
Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 UHO
desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X Y

Keterangan :
X = Power otot lengan
Y = Kemampuan melakukan flying shoot
= Hubungan

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu bebas dan
variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot lengan (X)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan shooting
dalam permainan bola tangan (Y)

C. Definisi Oprasional Variabel


Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk di pelajari sehingga dapat diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2011).
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011), menyatakan bahwa variabel bebas

24
25

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya


atau timbulnya, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Lebih terarahnya tentang variabel yang terdapat dalam penelitian ini
maka perlu diberi definisi secara oprasional sebagai berikut:
1. Power otot lengan lengan yang di maksut dalam penelitian ini adalah
kemampuan testee melakukan lempar bola medicine ball throw seberat 3
kg dengan kedua tangan dalam posisi duduk yang di ukur dalam satuan
meter
2. Kemampuan shooting flying shoot  yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan testee melakukan tembakan sambil ke arah
sasaran/gawang yang telah diberi angka-angka dari 3 tempat atau pos
dengan masing-masing jarak 3,5 meter, 5 meter, dan 7 meter dengan
menolak digaris batas tolakan yang telah ditentukan sebanyak 2 kali
kesempatan dari tiap-tiap pos.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan
Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
yang berjumlah 123 orang yang terdiri dari 91 orang putra dan 32 orang
putri dan telah memprogram mata kuliah bola tangan sebanyak 108 orang
2. Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan proposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dalam
pertimbangan tertentu Sugiono 2012, peneliti hanya mengambil
keseluruhan putra untuk dijadikan sampel, dimana setelah diseleksi
berdasarkan pertimbangan jenis kelamin putra diperoleh 85 orang
kemudian yang mampu melakukan shooting dengan benar yaitu
sebanyak 30 orang yang kemudian bersedia menjadi sampel.
26

E. Instrumen Dan Alat Penelitian


1. Instrumen Penelitian
a. Instrumen untuk mengukur power otot lengan yaitu dengan tes
medicine ball throw, yaitu untuk mengukur power otot lengan.
Nurhasan (2012).
b. serta Instrumen tes untuk mengukur flying shoot bola tangan adalah
dengan tes kemampuan shooting Taryono (2013) dalam Rahardjo
Poernomo (2016).
2. Alat Penelitian
a. Alat tulis
b. Kapur
c. Bola tangan
d. Lapangan
e. Bola berbeban 3 kg
f. Alat ukur / rol meter
g. Kursi
F. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pokok yang digunakan dalam pengambilan data umtuk
masing-masing variabel adalah:
1. Tes Power Otot Lengan
1) Tes power otot lengan (medicine ball throw) prosedur pelaksanaannya
dilakukan sebagai berikut :
a. Testee duduk sandar di kursi, badan di tahan dengan tali agar saat
melempar bola tidak ada bantuan dorongan togok.
b. Dengan aba-aba dari tester, testee segera melakukan lemparan
pada medicine ball dengan kedua tangan ke arah depan.
c. Tes dilakukan 3 kali
d. Untuk mengetahui kemampuan power otot lengan adalah di ukur
jarak lemparan terjauh dari 3 kali kesempatan mulai dari kaki
kursi sampai pada bekas jatuhnya bola saat di lemparkan.
27

Gambar 3.2 : Pelaksanaan Tes medicine ball


(Nurhasan 2012)

2. Tes Kemampuan Shooting Bola Tangan


1. Cara Pelaksanaan
a. Sampel terlebih dahulu diberikan contoh mengenai prosedur tes
kemampuan melakukan flying shoot.
b. Sebelum tes sampel terlebih dahulu melakukan pemanasan dan
melakukan percobaan flying shoot 1 kali.
c. Setelah percobaan selesai maka sampel melakukan standing throw
shoot dari 3 tempat atau pos dengan masing-masing jarak 3,5
meter, 5 meter, dan 7 meter dengan menolak digaris batas
tolakan yang telah ditentukan pada sasaran yang telah ditetapkan.
d. Testee diperbolehkan melakukan dribling terlebih dahulu sebelum
melakukan tembakan.
e. Testee diberikan dua kali kesempatan untuk melakukan tembakan
dari masing-masing tempat atau pos dan diambil skor yang tertinggi.
f. Tembakan dianggap berhasil apabila secara langsung mengenai
sasaran
28

g. Data penelitian diambil jumlah keseluruhan skor dari hasil tembakan


terbaik pada tiap-tiap pos

Gambar 3.3: Lapangan pelaksanaan tes shooting


(Taryono, 2013) dalam Rahardjo Poernomo, (2016)

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS 21. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 21 dengan
bantuan tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan Kriteria
pengujian sebagai berikut:
1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf alfa = 0,05
maka data normal.
2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf alfa = 0,05
maka data tidak normal.

b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier (garis lurus). Uji
linier dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program
29

SPSS 21 dengan menggunankan bantuan table ANOVA Table.


Adapun kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih besar dari taraf alfa
= 0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat adalah
linear
2) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih kecil dari taraf alfa
= 0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat tidak
linear
c. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
diajukan adalah uji korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan
sistem komputer program SPSS 21 dengan bantuan tabel Correlations.
Adapun kriteria pengujian adalah adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka ada hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan
variable terikat.
2) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variable bebas
dengan variabel terikat Untuk mengetahui tingkat korelasi antara
kedua variabel maka digunakan peta korelasi menurut M. Ali
(1985), sebagai berikut :
a) 0,00 – 0,20 = korelasi sangat rendah
b) 0,21 – 0,40 = korelasi rendah
c) 0,41 – 0,60 = korelasi sedang
d) 0,61 – 0,80 = korelasi tinggi
e) 0,81 – 1,00 = korelasi sempurna

Anda mungkin juga menyukai