Anda di halaman 1dari 2

Tanggung jawab

Pemindahan pesawat udara yang rusak di bandar udara menjadi tanggung jawab Badan Usaha
Angkutan Udara atau Perusahaan Angkutan Udara Asing yang mengoperasikan pesawat udara.

Badan Usaha Angkutan Udara atau Perusahaan Angkutan Udara Asing sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 yang tidak dapat melaksanakan pemindahan pesawat udara dapat meminta
Penyelenggara Bandar Udara untuk melakukan pemindahan dimaksud dengan menyampaikan
permohonan.

1. Pemberitahuan tentang adanya kecelakaan pesawat udara kepada Komisi Nasional


Kecelakaan Transportasi (KNKT) menjadi tanggung jawab dari operator pesawat udara yang
mengalami kecelakaan .

2. Pelaporan tentang adanya kecelakaan pesawat udara kepada instansi induk dan
instansi terkait lainnya dilakukan oleh koordinator dan operator pesawat udara sesuai
mekanisme jalur komunikasi yang telah ditetapkan masin-masing.

3. Segala biaya dan resiko yang timbul dari operasi pengangkatan dan pemindahan
pesawat udara yang rusak menjadi tanggung jawab operator pesawat udara yang
bersangkutan atau Ground Support Agent yang ditunjuk.

4. Pengambilan foto dokumentasi secara detail untuk keperluan penyelidikan


maupun lainnya menjadi tanggung jawab PT Angkasa Pura I (Persero ) Bandara Ngurah
Rai- Denpasar dan operator pesawat udara yang bersangkutan.

5. Koordinator perencana bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dengan


semua unsur / unit kerja terkait tentang perencanaan operasi pengangkatan dan pemindahan

Waktu Pelaksanaan
Penyelenggara Bandar Udara dapat menetapkan batas waktu maksimum proses pemindahan
pesawat udara yang rusak.
Pembukaan kembali operasional bandar udara setelah pemindahan pesawat udara yang rusak
harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan keselamatan operasi penerbangan.
Persyaratan
Pemindahan pesawat udara yang rusak di bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus
memenuhi persyaratan :
1. fasilitas dan peralatan
2. personel
3. prosedur.

Anda mungkin juga menyukai