Anda di halaman 1dari 70

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN

STANDING THROW SHOOT PERMAINAN BOLA TANGAN


PADA MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI
ANGKATAN 2019

SKRIPSI

OLEH

NAYANG SARI
A1F1 18 012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN
STANDING THROW SHOOT PERMAINAN BOLA TANGAN
PADA MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI
ANGKATAN 2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

OLEH

NAYANG SARI
A1F1 18 012

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

 SKRIPSI

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN


STANDING THROW SHOOT PERMAINAN BOLA TANGAN
PADA MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI
ANGKATAN 2019

Oleh:
Nayang Sari
A1F1 18 012

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing untuk dipertahankan dihadapan


Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo
Kendari.

Kendari, 06 Oktober 2022


Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. HasanuddinJumareng, MS., AIFO Dr. Muhtar Asshagab, S. Pd., M. Pd.
NIP. 19581230 198503 1 004 NIP.19850422 201504 1 005

Mengetahui:
a.n. Dekan FKIP
Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. La Sawali, S.Pd.,M.Kes.


NIP.19731231 200212 1 003

iii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan power otot lengan dengan
kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019. Penelitian ini adalah
penelitian korelasional dengan pengambilan datanya menggunakan tes dan
pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019. Sampel dalam penelitian ini
ditarik menggunakan teknik purposive sampling. Adapun variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (power otot lengan) dan
variabel terikat (standing throw shoot). Instrumen yang digunakan untuk
mengukur power otot lengan dilakukan dengan menggunakan tes medicine ball
put. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk kemampuan standing throw
shoot menggunakan tes shooting. Data power otot lengan diambil dari jumlah
lempar bola tes medicine ball put yang terbaik sebanyak 3 kali kesempatan dan
data kemampuan standing throw shoot di ambil jumlah nilai tertinggi dari tiga
model jarak shooting. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi
dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 21. Hasil yang
diperoleh dari pengujian hipotesis power otot lengan mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kemampuan standing throw shoot dimana nilai signifikan =
0,035 < 0,05 dengan koefisien determinasi (r²)= 0,150 atau sebesar 15%
sedangkan 85% dipengaruhi oleh unsur kondisi fisik yang lain seperti ketepatan,
daya tahan, dan koordinasi. Power otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan
standing throw shoot bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi angkatan 2019.
Kata Kunci: Power Otot Lengan, Standing Throw Shoot, Permainan Bola Tangan.

iv
ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between arm muscle power and the
ability to stand throw shoot in handball games for students of Physical Education,
Health and Recreation, class of 2019. This research is a correlational study with
data collection using tests and measurements. The population in this study were
all students of Physical Education, Health and Recreation class 2019. The sample
in this study was drawn using a purposive sampling technique. The variables used
in this study were the independent variable (arm muscle power) and the
dependent variable (standing throw shoot). The instrument used to measure arm
muscle power was done using a medicine ball put test. While the instrument used
for the ability to stand throw shoot using a shooting test. Arm muscle power data
was taken from the best number of medicine ball put test balls for 3 occasions and
standing throw shoot ability data was taken from the highest number of shooting
distance models. The data analysis technique used is a correlation test using the
computer-assisted SPSS version 21 program. The results obtained from testing the
arm muscle power hypothesis have a significant relationship with standing throw
shoot ability where the significant value = 0.035 <0.05 with a coefficient of
determination (r²) = 0.150 or 15% while 85% is influenced by other elements of
physical conditions such as accuracy, endurance, and coordination. Arm muscle
power contributes to the standing throw shoot ability of handballs for students of
Physical Education, Health and Recreation class 2019.

Keywords: Arm Muscle Power, Standing Throw Shoot, Handball Game.

v
KATA PENGANTAR

AlhamdulillahiRobbil’aalamiin. Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat


Allah Swt., yang telah memberikan segala kenikmatan, ilmu pengetahuan,
kekuatan, kesabaran, ketabahan, kemudahan serta petunjuk-Nya sehingga peneliti
dapat menyusun skripsi yang berjudul hubungan power otot lengan dengan
kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Halu Oleo.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tentunya banyak memperoleh
bimbingan dan arahan, serta motivasi dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini
pula, penulis menyampaikan ungkapan terimakasih yang tinggi dan tulus
khususnya kepada Bapak Prof. Dr. Hasanuddin Jumareng, MS., AIFO., selaku
pembimbing pertama dan kepada Bapak Dr. Muhtar Asshagab, S. Pd., M. Pd.,
selaku pembimbing kedua yang telah banyak membantu dan memberikan arahan-
arahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semua pelajaran yang
diberikan semoga nantinya bisa menjadi pegangan bagi penulis untuk menjadi
lebih baik lagi dari sebelumnya.
Ucapan terimakasih yang tiada henti-hentinya untuk kedua orang tua
penulis ayahanda dan almarhuma ibunda., atas doa, perjuangan, pengorbanan,
kasih sayang, dukungan, motivasi serta kesabaran dalam mendidik dan
membesarkan penulis hingga saat ini. Serta kepada suami saya, La Ode Muhlis
Muhaimin dan mertua saya yang senantiasa menyemangati, membantu, dan
mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
Ucapan terima kasih yang sama, penulis sampaikan kepada semua pihak
terutama kepada:

vi
1. Bapak Prof. Dr Muhammad Zamrun Firihu, S. Si., M. Si., M. Sc., selaku
Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Dr. H. Jamiludin, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
3. Bapak Dr. La Sawali, S. Pd., M. Kes., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Halu Oleo.
4. Bapak Dr. Muhammad Rusli, M. Kes., AIFO., selaku sekertaris Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Halu Oleo.
5. Seluruh tim penguji yang telah memberikan saran dan arahan yang sifatnya
membangun dalam perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen di ruang lingkup Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu
Oleo yang telah mendidik kami dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti
perkuliahan.
7. Seluruh Staf di ruang lingkup Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu
Oleo yang telah membantu penulis sejak awal perkuliahan hingga
penyusunan tugas akhir.
8. Ucapan terimakasih kepada seluruh teman-teman angkatan 2018 Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah membantu
memberikan semangat dan motivasi selama perkuliahan.
9. Ucapan terimakasih untuk mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019 dan terkhusus kepada sahabat saya Wa Ode Anita,
Nova Arnisa, Nadia Tri Wulandari, Mutmainnah, Yuyun Hasrianti, yang
bersedia ikut serta membantu dalam penelitian.
Kendari, 06 Oktober 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR........................................................................... i


HALAMAN SAMPUL DALAM....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ v
ABSTRAK........................................................................................................... vi
ABSTRACT.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................A x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Power Otot Lengan....................................................................... 5
B. Pengertian Bola Tangan ............................................................................12
C. Unsur Kondisi Fisik yang Menunjang Kemampuan Standing Throw
Shoot dalam Permainan Bola Tangan........................................................17
D. Kerangka Berpikir .....................................................................................22
E. Hipotesis.....................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .......................................................................................24
B. Variabel Penelitian.....................................................................................24
C. Definisi Operasional Variabel....................................................................24
D. Populasi dan Sampel..................................................................................25

viii
E. Instrumen dan Alat Penelitian....................................................................26
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................27
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.......................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..........................................................................................31
B. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................39
C. Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pembelajaran.....................................40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................41
B. Saran...........................................................................................................41
DAFTAR FUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN..........................................................................................................44
DOKUMENTASI.................................................................................................53

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Deskriptif Power Otot Lengan (X) dengan Shooting
Standing Throw Shoot (Y).....................................................................31
Tabel 4.2 Kelas Interval Power Otot Lengan.........................................................32
Tabel 4.3 Kelas Interval Shooting Standing Throw Shoot.....................................34
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas..........................................................36
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Linearitas............................................................37
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Power Otot Lengan (X) dengan Shooting
Standing Throw Shoot (Y).....................................................................38

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Otot-Otot Lengan.................................................................................9


Gambar 2.2 Lapangan Permainan Bola Tangan.....................................................15
Gambar 2.3 Bola Tangan.......................................................................................16
Gambar 3.1 Pelaksanaan Tes Medicine Ball..........................................................27
Gambar 3.2 Lapangan pelaksanaan tes shooting...................................................28
Gambar 4.1 Histogram Power Otot Lengan (Medicine Ball Put)..........................33
Gambar 4.2 Histogram Standing Throw Shoot (Shooting)....................................35

xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Hasil Tes Kemampuan Power Otot Lengan (X).......................44


Lampiran 2: Data Hasil Tes Standing Throw Shoot...............................................45
Lampiran 3: Data Power Otot Lengan (X) dan Shooting Standing Throw
Shoot (Y) .........................................................................................46
Lampiran 4: Deskriptif Variabel X dan Y..............................................................48
Lampiran 5: Perhitungan Distribusi Frekuensi Power Otot Lengan dan
Standing Throw Shoot.......................................................................49
Lampiran 6: Uji Normalitas Power Otot Lengan dan Standing Throw Shoot.......50
Lampiran 7: Uji Linearitas.....................................................................................51
Lampiran 8: Uji Hipotesis......................................................................................52

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang melibatkan fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, dan
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat,
aktif, sifat sportif, dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya yang
mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, efektif, dan
psikomotor melalui aktifitas jasmani. Pendidikan jasmani membantu
meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas
jasmani serta keterampilan, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, pendidikan jasmani
tidak terfokus pada aspek motorik saja namun terdapat aspek kognitif
(pengetahuan) dan afektif (sikap).
Olahraga adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana dan
terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dengan tujuan
meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah
gaya hidup bagi sebagian orang bahkan untuk sebagian orang yang lain
olahraga menjadi sebuah kebutuhan dalam hidupnya.
Dalam dunia olahraga banyak terjadi perkembangan, dengan seiring
perkembangan itu banyak ditemukan berbagai cabang olahraga, salah satunya
cabang olahraga bola tangan (hand ball). Olahraga bola tangan dikanca dunia
sudah sangat dikenal sedangkan di indonesia sendiri masih tergolong asing di
telinga sebagian masyarakat. Olahraga ini memiliki usia paling tua bahkan
jauh sebelum olahraga bola kaki ditemukan dan berkembang cukup pesat.
Dalam permainan bola tangan ada beberapa teknik yang perlu dipelajari,
yaitu passing, dribbling, dan shooting. Shooting merupakan salah satu teknik
dasar yang harus dikuasai dengan sangat baik oleh setiap pemain bola tangan

xiii
karna ini merupakan bagian penting dalam permainan bola tangan, yang
bertujuan untuk mencetak angka dan memasukan bola ke arah gawang lawan.
Kemampuan suatu regu dalam melakukan tembakan atau shooting akan
menentukan hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan. Ada beberapa
teknik menembak dalam permainan bola tangan seperti yang dikemukakan
oleh Agus Mahendra (2000), sebagai berikut : 1) the flying shoot; 2) the jump
shoot; 3) the dive shoot; 4) the fall shoot; 5) the side shoot; 6) the standing
throw shoot; 7) the reserve shoot.
Dalam permainan bola tangan pemain bisa menggunakan salah satu
teknik permainan di atas misal teknik standing throw shoot (tembakan
berdiri) dimaksud dengan standing throw shoot atau tembakan berdiri adalah
shooting dasar dalam permainan bola tangan. Tembakan ini biasa digunakan
untuk tembakan penalti dan merupakan dasar dari teknik shooting.
Di dalam permainan bola tangan setiap pemain harus memiliki tingkat
kemampuan mencetak gol atau melempar yang diatas rata-rata, hal tersebut
karena setiap pemain dalam permainan bola tangan memiliki peluang untuk
mencetak gol atau melakukan tembakan yang sama. Beberapa faktor
pendukung dalam melakukan shooting yaitu fisik dan teknik, kedua faktor ini
menjadi faktor yang sangat dibutuhkan. Untuk memaksimalkan kemampuan
shooting harus dibekali dengan kemampuan fisik dan teknik yang baik,
pengetahuan akan fisik dan teknik yang menunjang dalam kemampuan
shooting sangat diperlukan.
Seorang atlet bola tangan dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang
baik. Shooting tersebut membutuhkan kemampuan kecepatan, kekuatan otot
lengan, kelentukan, power, ketepatan dan koordinasi. Maka dengan adanya
komponen kondisi fisik power otot lengan sangat berpengaruh dalam
melakukanstanding throw shoot.
Menurut Irawadi (2011), mengemukakan bahwa daya ledak otot (power)
sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh atau bagian-
bagiannya secara kuat dan kecepatan tinggi. Wujud nyata dari daya ledak otot
tergambar dalam kemampuan seseorang seperti, kekuatan atau ketinggian

xiv
loncatan, kekuatan tendangan, kekuatan lemparan, kekuatan dorongan, dan
kekuatan tendangan. Sedangkan menurut Ismaryati (2008), menyatakan
bahwa power terdiri dari dua yaitu power siklis dan asiklis, pembedaan jenis
ini dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atau keterampilan gerak. Dalam
kegiatan olahraga power tersebut dapat dikenali dari perannya pada suatu
cabang olahraga.
Berdasarkan pengamatan dilapangan oleh peneliti dalam melakukan
standing throw shoot pada permainan bola tangan, sejauh mana keterkaitan
dengan kemampuan power otot lengan perlu diadakannya pembuktian secara
ilmiah, dan untuk memudahkan pelaksanaan penelitian tersebut maka penulis
menetapkan seluruh mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan 2019 sebagai objek penelitian, penetapan objek penelitian tersebut
atas dasar pertimbangan bahwa memiliki keterampilan dalam melakukan
standing throw shoot permainan bola tangan serta telah memprogram mata
kuliah bola tangan (Handball).
Faktor yang menjadi pertimbangan peneliti untuk mengadakan penelitian
adalah kemampuan shooting mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019 karena masih banyak mahasiswa yang mengalami
kesulitan untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan, karena Pemain
kurang mengandalkan power lemparan saat melakukan standing throw shoot.
Alasan lainnya penulis dalam melakukan penelitian pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 karena
mahasiswa belum maksimal dalam memanfaatkan power otot lengan yang
mereka miliki untuk melakukan standing throw shoot kearah gawang,
sehingga hal tersebut berpengaruh pada kurang maksimalnya mahasiswa
dalam melakukan standing throw shoot.
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara power
otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan
pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
Universitas Halu Oleo.

xv
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam peneitian ini yaitu, apakah ada hubungan antara power otot lengan
dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot
permainan bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pengetahuan untuk peneliti sendiri, bila kelak peneliti
menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga
khususnya bola tangan.
2. Bagi mahasiswa sebagai penambah ilmu atau wawasan dalam bidang
permainan bola tangan.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

xvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Power Otot Lengan


1. Definisi Power
Daya ledak merupakan terjemahan dari kata explosive power atau
power (bahasa Inggris) dan schnelkraft (bahasa Jerman) power berarti
kemampuan untuk meraih kekuatan setinggi mungkin dalam waktu yang
tersingkat Rothing (1983) dalam buku Syafruddin (2013), power sebagai
produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan (strenght) dan kecepatan
(speed) untuk melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat
cepat. power atau sering pula disebut daya explosive adalah suatu
kemampuan gerak yang sangat penting untuk menunjang setiap aktifitas
pada setiap cabang olahraga widiastuti (2011).
Menurut Ismariyati (2006), menyatakan bahwa power menyangkut
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan ekplosive serta
melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
secepat-cepatnya. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2002), menyatakan
bahwa power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan dengan kata
lain unsur dari power adalah kekuatan dan kecepatan. Power merupakan
produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan strength dan kecepatan speed.
Di dalam olahraga power dimanfaatkan misalnya pada cabang
olahraga lembing, tolak peluru, lari (tolakan saat star pada nomor lari
jarak pendek), lompat tinggi (spiker pada saat melompat), permainan
bulutangkis (saat pemain melakukan pukulan smash).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,  power dapat diartikan
pengerahan tenaga otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja
secara eksplosif yang dipengaruhi oleh kecepatan kontrasi otot dalam
memindahkan sebagian atau seluruh tubuh yang dilakukan pada saat
bersamaan maupun secara tiba-tiba untuk menghasilkan tenaga yang
sebesar-besarnya. Power adalah kekuatan dan kecepatan yang dilakukan

5
6

secara bersama-sama dalam melakukan suatu gerak, seperti dalam


permainan bola tangan power dibutuhkan untuk mengeluarkan tenaga
yang sebesar-besarnya, dengan gerakan yang cepat atau eksplosive guna
menghasilkan shooting yang berkualitas.
2. Macam-Macam Power
Macam-macam power menurut Bompa (1994), menyatakan bahwa
power otot jika dilihat dari sifat karakteristik cabang olahraga maka dapat
diklasifikasi dua macam yaitu daya ledak siklik dan daya ledak asiklik.
Daya ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang memerlukan
gerakan yang berulang-ulang atau yang mengulang siklus, misalnya pada
lari, renang dan balap sepeda.
Daya ledak asiklik adalah gerak yang kuat dan cepat dalam satu
gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar lembing, shooting bola
tangan. Dengan demikian gerakan seorang pemain dalam melakukan
standing throw shoot termasuk dalam kategori daya ledak asiklik, karena
gerakannya hanya sekali gerakan.
Daya ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang
memerlukan gerakan yang berulang-ulang atau yang mengulang siklus,
misalnya pada balap sepeda, lari, dan renang. Sedangkan daya ledak
asiklik adalah gerak yang kuat dan cepat dalam satu gerakan seperti
gerakan pada tolak peluru, lempar lembing, smash bulu tangkis. Dengan
demikian gerakan standing throw shoot juga termasuk dalam daya ledak
asiklik.
3. Pengertian Power Otot Lengan
Power otot lengan adalah suatu kondisi fisik yang dominan yang di
perlukan dalam permainan bola tangan. Kebanyakan keterampilan bermain
bola tangan bergantung pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal ini
bahwa permainan bola tangan harus menggerakan tubuhnya atau bagian
tubuhnya secara cepat.
Power otot lengan yang maksimum, dapat dipergunakan dalam satu
kontraksi maksimal, ketahanan mengacu pada kontraksi maksimal yang
7

ditampilkan selama priode tertentu, power otot lengan mencerminkan


kemampuan seseorang dalam menghasilkan gerak secara cepat dalam
waktu yang singkat. Dengan demikian power otot lengan penting dalam
meningkatkan kondisi fisik Secara menyeluruh.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukdianto (2001),
menyatakan bahwa power otot lengan adalah kekuatan yang sangat
penting dalam meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Power otot lengan adalah komponen kondisi fisik yang didalamnya
terdapat dua unsur pokok yaitu kekuatan otot lengan dan kecepatan lengan.
Otot lengan juga berperan penting dalam anggota gerak atas yang terdiri
dari seluruh lengan, mulai dari pangkal lengan sampai ujung jari tangan.
Power otot lengan merupakan kemampuan otot atlet untuk mengatasi
tahan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerakan
utuh, Sudjarwo (1993).
Power lengan merupakan kemampuan otot lengan dalam
berkontraksi yang bertujuan menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya,
yang berguna untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang eksplosive dalam
melakukan suatu aktifitas, power merupakan dasar yang penting dalam
melatih keterampilan gerak. Menurut Sajoto (1988), menyatakan bahwa
power diartikan komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah
kemampuan seorang pada saat menggunakan otot-ototnya, menerima
beban waktu bekerja. Jadi power merupakan otot dalam menahan beban
dari bekerja motorik dalam waktu tertentu secara maksimal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, power dapat diartikan
sebagai kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama
dalam melakukan suatu gerak.
4. Manfaat Power dalam Olahraga
Mengembangkan kinerja yang maksimal dalam olahraga khususnya
olahraga prestasi, maka unsur kekuatan dan kecepatan merupakan salah
satu faktor unsur biomotorik yang cukup penting. Power merupakan
8

kualitas yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam


kontraksi yang maksimal Agus Mahendra (1999).
Harsono (1988), menyatakan bahwa manfaat power antara lain:
a. Merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.
b. Melindungi diri dari kemungkinan cedera.
c. Dengan kekuatan atlit dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh
dan memukul dengan keras dapat memperkuat stabilitas sendi.
d. Mempermudah atlit dalam mempelajari tehnik-tehnik olahraga.
e. Merupakan pendukung dari berbagai komponen kemamapuan fisik
lainnya.
Suharno 1985, adapun manfaat power adalah: 
a. Untuk mencapai prestasi maksimal, 
b. Dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat dan
gerak mendadak, 
c. Memantapkan mental bertanding atlet, 
d. Simpanan tenaga anaerobik cukup besar
Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dengan adanya manfaat power maka seorang atlet atau pelatih dapat
mengetahui hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan
power guna memberikan kontribusi pada pelaksanaan berbagai
keterampilan cabang olahraga khususnya dalam melakukan shooting bola
tangan.
5. Pengertian Otot Lengan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak/berkontraksi. Sebagian otot pada tubuh ini melekat pada
kerangka otot yang dapat bergerak secara aktif sehingga dapat
menggerakkan bagian bagian kerangka dalam suatu letak tertentu.
Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat apabila ia mendapat
kan rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, benturan keras,
suhu dingin, dan sebagainya
9

Dengan demikian otot-otot lengan dan pergelangan tangan yang di


gunakan pada saat melakukan adalah sebagai berikut:
1. Otot penggerak lengan atas yang terdiri dari :
a. M. pectoralis mayor berfungsi untu menekuk dan mengaduksi
b. M. Doltoideus fungsinya adalah aduksi lengan dan membentuk
ekstensi dan fleksi lengan
c. M. teres major fungsinya untuk membantu ekstensi lengan
d. M. teres minor fungsinya untuk membantu gerakan rotasi lengan.
2. Otot penggerak lengan bawah terdiri dari:
a. M. biceps brachi, berfungsi untuk fleksi supinasi lengan bawah.
b. M. brachialis, berfungsi untuk fleksi pronasi lengan bawah
c. Tricheb brachi berfungsi membantu fleksi lengan bawah
d. Pronator teres berfungsi untuk pronasi lengan bawah
e. Pronatur quadratus berfungsi untuk supinasi lengan bawah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1: Otot-Otot Lengan


Wingered (1994)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa otot


lengan adalah kemampuan sekelompok otot pada lengan untuk
mengarahkan kekuatan dan kecepatan semaksimal mungkin dalam waktu
yang cepat saat melakukan gerak. Sehingga ini menjadi salah satu faktor
10

penentu keberhasilan dalam melakukan shooting bola tangan agar dapat


melaju dengan cepat dan tepat pada saat melempar bola.
6. Hakikat Kemampuan Shooting Bola Tangan
Salah satu teknik dasar yang sangat penting untuk dapat
berlangsungnya suatu permainan bola tangan adalah shooting. Shooting
adalah usaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan guna untuk
mendapatkan angka/mencetak gol. Pada umumnya pemain melakukan
shooting dengan cara atau teknik yang mereka kuasai. Seperti tujuan
permainan bola tangan yaitu memasukan atau menembak bola ke gawang
sebanyak-banyaknya dan menciptakan angka atau nilai untuk regu sendiri
juga mempertahankan gawang sendiri agar tidak memberikan nilai untuk
lawan atau pula kemasukan.
Menembak (shoot) bola juga merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh setiap pemain. Keterampilan dalam olahraga bola tangan
selalu berkaitan dengan tugas gerak. Pada umumnya menembak atau
pemain sama dengan melempar tapi menembak adalah suatu teknik untuk
menciptakan gol pada gawang lawan, tetapi kekuatan yang besar,
ketepatan dan kecepatan lah yang dibutuhkan saat melakukan tembakan di
gawang lawan. Jadi tugas gerak dalam bola tangan membutuhkan
ketepatan dan kecepatan. Sedangkan melempar hanya untuk mengumpan,
mengoper, juga di gunakan untuk membuang bola dan kekuatan dan
kecepatan yang di butuhkanpun saat permainan sedang berlangsung tidak
terlalu besar.
7. Pengertian Shooting dalam Permainan Bola Tangan
Shooting merupakan bentuk gerak yang ditujukan untuk
memasukkan bola ke gawang lawan. Agar berhasil, lemparan yang
dilakukan harus bertenaga dan memiliki daya ledak (Eksplosive Power)
dengan artinya mengarahkan seluruh kecepatan dan kekuatan dalam waktu
yang sangat singkat sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat.
Beberapa teknik dasar menembak dalam permainan bola tangan antara lain
11

1. The jump shoot (menembak pada saat melompat ke atas)


Dilakukan dengan lompatan setelah bola di dribble, kemudian
menangkap dengan kedua tangan, posisi tubuh dimiringkan, kemudian
bola di shooting dengan keras lewat samping kepala sambil membuka
kaki dan kedua dan kedua kaki terangkat, dada dibusungkan seiring
dengan di shooting nya bola.

2. The dive shoot (menembak pada saat melompat ke depan)


Tembakan dengan posisi tubuh seperti melayang, posisi awal
tembakan ini membelakangi gawang, kemudian meloncat dengan
bertumpuh di kedua kaki kemudian menembakkan bola dengan posisi
condong ke depan. Setelah melakukan tembakan, kedua telapak tangan
menyentuh lantai secara langsung. Kedua kaki harus membentuk sudut
sembilan puluh derajat, perut dan kaki depan menggelincir ke lantai
sambil kedua tangan mendorong ke atas menjauhi lantai.
3. The fall shoot (menembak sambil menjatuhkan diri kesamping atau
kedepan)
Tembakan sambil menjatuhkan badan ke depan, dimulai dari
shooting bola disamping telinga kemudian melompat ke depan sambil
menjatuhkan badan kedepan, diakhiri dengan posisi terlentang.
4. The side shoot (menembak dari samping badan)
Tembakan dari samping dengan membuka tangan dan kaki lebar
sambil badan dimiringkan kekanan bagi penembak dengan tangan
kanan, dengan sedikit kaki kanan diangkat dan dibungkukkan bola di
shoot dengan keras dari samping setinggi paha.
5. The reverse shoot (menembak membalik/memutar)
Tembakan membelakang, diawali dengan posisi badan membel-
akangi arah tembakan kemudian bola dipegang dengan kedua tangan
kalau shoot dengan tangan kanan, maka posisi tangan kiri berada di
bawah bola sebagai penyeimbang, dan tangan kanan memegang bola
lewat samping dengan posisi menjepit dengan menggeser kaki kanan
12

ke belakang bersamaan dengan bola di shoot dengan keras, sambil


membalikkan tubuh.
6. The flying shoot (menembak pada saat melayang)
Tembakan dengan posisi tubuh seolah-olah terbang (melayang)
di mulai dengan berlari, bawa bola setinggi bahu langkah ketiga kuat
dan lebar di udara, pinggang sebaiknya di tarik ke belakang bersamaan
dengan lengan lempar. Tarik kedua kaki keatas secara horizontal.
Pinggang tarik kebelakang lengan mengikuti  gerakan kedepan dengan
tangan kuat mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan menembak
dengan tangan kanan meloncat dengan kaki kiri, penembak kaki kiri
meloncat dengan kaki kanan.
7. The standing throw shoot (menembak dalam posisi berdiri)
Standing throw shoot merupakan teknik menembak bola dengan
sikap berdiri. Dalam peraturan permainan dijelaskan standing throw
shoot tembakan berdiri didahului dengan mendribble bola kemudian
menangkap dengan kedua tangan dan sedikit membungkukkan badan
ke kanan pelempar tangan kanan kemudian bola di shooting dengan
keras lewat samping kepala sambil membuka kaki agak lebar, dan kaki
kanan sedikit agak terangkat dengan bertumpuh oleh kaki kiri serta
tangan kiri rileks disamping badan. Tembakan standing throw shoot
selain baik digunakan dalam tembakan penalti, biasanya dilakukan bila
pemain penyerang memiliki kesempatan yang baik untuk melakukan
shooting.
Tembakan tersebut, begitu sangat sederhana dan dalam sebuah
peluang atas keberhasilannya yakni sangat tipis, karena lemparan ini
memberi lawan peluang untuk mempertahankan gawangnya. Pada saat
penembakan, pemain harus menggunakan power dan disarankan
untuk menembak di atas panggul dan memantulkan bola di depan
gawang sehingga kiper sulit untuk menangkap bola. Teknik ini biasa
dilakukan pada saat pinalti ataupun saat pertandingan berlangsung.
13

B. Pengertian Bola Tangan


Sebagaimana cabang olahraga permainan yang lain, bola tangan juga
mempunyai beberapa macam teknik dasar yang perlu di pelajari. Namun pada
umumnya bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu
seorang pemain bola tangan harus memiliki teknik yang tinggi. Pemain harus
dapat melakukan start lari dengan cepat, memiliki kelincahan (agility) dapat
menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper) bola dengan tepat
sasaran. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi tubuh yang baik
serta menguasai beberapa teknik menembakkan bola ke gawang lawan.
Olahraga bola tangan hampir sama seperti sepak bola, hanya saja
perbedaanya terletak pada cara memainkannya. Sepak bola dimainkan
menggunakan kaki, sedangkan bola tangan jelas menggunakan tangan untuk
memainkannya. Selain itu jumlah anggota tim/pemain bola tangan lebih
sedikit dibanding sepak bola. Adapun pengertian bola tangan adalah cabang
olahraga bagian bola besar beregu yang saling berlawanan satu sama lain,
dimana  dalam satu tim terdiri dari 7 pemain inti dengan beberapa pemain
cadangan.
Menurut Haris (1991), menyatakan bahwa permainan bola tangan juga
memiliki prinsip-prinsip seperti cabang olah raga pada umumnya. Yang mana
prinsip-prinsip tersebut seperti permainan bola tangan merupakan permainan
tim, menggunakan tangan untuk memainkannya, serta hasil pertandingan
ditentukan dengan banyaknya goal yang terjadi. Olahraga ini dikatakan
sebagai bentuk modifikasi/gabungan dari sepak bola dan bola basket.
Menurut Mahendra (2000), menyatakan bahwa permainan bola tangan
umumnya melatih kemampuan gerak dasar untuk membentuk kemampuan
kecepatan gerak dan kekuatan selain tentunya adalah koordinasi dan
kolektivitas. Permainan ini memerlukan gerak dasar yang menyerupai
permainan bola basket, seperti kemampuan berlari cepat, lari mengubah arah
dengan, melompat, melempar dan bergerak ekplosive.
14

1. Peraturan Permainan Bola Tangan


Permainan bola tangan sendiri merupakan perrmainan yang
menggunakan bola kecil. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20 m
dengan garis pemisah di tengah dan di sekeliling gawang di buat garis
untuk menandai daerah yang hanya boleh di masuki penjaga gawang. Bola
yang di gunakan lebih kecil dari sepak bola. Bola tangan di mainkan
selama 2 x 30 menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter, dan gawang
berukuran 2 x 3 m. Bola tangan adalah olahraga beregu yang dimainkan 7
orang pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) dengan tujuan berusaha
memasukan sebuah bola sebanyak - banyaknya ke gawang lawan Sujarwo
(2015).
2. Sarana dan Prasarana Permainan Bola Tangan
a. Lapangan
Lapangan bola tangan berbentuk persegi panjang Spesifikasi
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Olahraga bola tangan dimainkan dilapangan berukuran 40 meter x
20 meter dengan gawang berukuran 3 meter x 2 meter dan tiang
gawang berukuran 8 cm x 8 cm.
2. Lapangan di belah dengan garis tengah yang membagi lapangan
menjadi dua sama besar
1
3. Di depan gawang terdapat daerah gawang yang berbentuk busur
4
lingkaran. Jari-jari busur daerah gawang yaitu 6 meter diukur
daring tiang/garis gawang
4. Di dalam daerah gawang terdapat garis yang berjarak 4 meter dari
tiang/garis gawang. Garis tersebut batas pertahanan penjaga
gawang. Artinya, ketika terjadi penalti, penjaga gawang tidak boleh
maju melebihi garis 4 meter tersebut untuk menghadang lemparan
penalti lawan.
15

1
5. Di depan daerah gawang terdapat daerah lingkaran dengan garis
4
lemparan bebas. Busur garis lemparan bebas memiliki jari-jari 9
meter diukur dari tiang/gawang.
6. Diantara daerah gawang dan garis lemparan bebas terdapat garis
pinalti. Garis pinalti dibuat sepanjang 1 meter. Jaraknya dari
tiang/garis gawang sebesar 7 meter.

Gambar: 2.2 Lapangan Permainan Bola Tangan


(Ermawan Susanto, 2007)

b. Jumlah Pemain Bola Tangan


Setiap tim olahraga Bola tangan terdiri dari 12 pemain, namun
hanya 7 pemain yang berada di lapangan termasuk seorang penjaga
gawang. Selebihnya adalah pemain pengganti selama permainan
berlangsung. Mereka masuk dan meninggalkan lapangan permainan
dari daerah pergantian pemain.
Waktu atau durasi pertandingan adalah 2 x 30 menit untuk usia
16 tahun keatas, 2 x 25 menit untuk 12 – 16 tahun dan 2 x 20 menit
untukusia 8-12 tahun, dengan waktu istirahat 10 menit.
c. Ukuran Bola
Bola yang digunakan menggunakan bola yang terbuat dari kulit
atau berbahan sintetis dengan ukuran bola (keliling lingkaran dan
berat) yang digunakan dibedakan ke dalam kategori yang berbeda
yaitu:
16

1. Keliling lingkaran 58-60 cm dan berat 425-475 gram (IHF ukuran


3) untuk putra (di atas usia 16 tahun).
2. Keliling lingkaran 54-56 cm dan berat 325-375 gram (IHF ukuran
untuk putri (di atas usia 14 tahun), dan putra (usia 12-16 tahun).
3. Keliling lingkaran 50-52 cm dan berat 290-330 gram (IHF ukuran
1) untuk putra (usia 8-12 tahun), dan putri (usia 8-14 tahun).

Gambar: 2.3

Bola Tangan (https://www.google.com/search?q=gambar+bola+tangan)

3. Cara Bermain Bola Tangan


Cara memainkan Bola Tangan hampir sama seperti cara
memainkan sepak bola. Kedua regu yang berbeda saling berhadapan
dengan memainkan bola dengan tangannya, dengan cara dilempar
(passing), digiring (dribble), dan mencoba memasukkan bola ke gawang
dengan cara menembaknya (shooting). Kunci keberhasilan agar dapat
bermain dengan baik, seseorang harus mengerti dan benar-benar dapat
mengasai teknik-teknik dasar tersebut.
a) Melempar atau (passing) adalah pola gerak dasar yang di maksudkan
untuk melepaskan suatu objek menjauhi tubuh pelempar. Gaya
melempar memang berbeda-beda sesuai keperlunnya tetapi pola
dasarnya tetap konsisiten atau sama bola di lempar kemudian bola
tersebut harus di tangkap. Pada dasarnya posisi tubuh untuk
menangkap harus memungkinkan hal ini di lakukan agar bola datang
17

langsung ke arah penangkap, agar tercapai sikap menangkap yang


benar-benar memungkinkan.
b) Menggiring atau (dribble) adalah keterampilan untuk menguasai dan
membawa bola dengan cara memantulkan setiap kali ke lantai, dengan
satu tangan menggiring bola merupakan keterampilan yang cukup sulit
karena memerlukan koordinasi mata dan tangan yang sangat tinggi.
Perlu di ingat bahwa arah pantulan bola akan tergantung pada arah
datang dari bola itu ke lantai cepat atau lambannya pegerakan bola
berasal dari kuat atau lemahnya seorang menggiring bola tersebut.
c) Menembak atau (shooting) merupakan salah satu teknik terpenting
dalam permainan bola tangan karena dengan teknik shooting peluang
untuk dapat mencetak gol sangat besar. Beberapa teknik shooting yang
ada ialah flying shoot, standing throw shoot, jump shoot, dan fall
shoot setiap regu berusaha dengan sekuat tenaga untuk memasukan
bola ke gawang sebanyak-banyaknya agar kemenangan dapat di raih,
gol dapat diciptakan menggunakan taktik pola penyerangan, sedangkan
untuk mencegah terjadinya gol digunakan taktik pola pertahanan.

C. Unsur Kondisi Fisik yang Menunjang Kemampuan Shooting Standing


Throw Shoot dalam Permainan Bola Tangan
Kemampuan standing throw shoot pada permainan bola tangan tidak
hanya di tunjang oleh power saja akan tetapi harus dengan kemampuan fisik
yang lain kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting dan menjadi
dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain
suatu cabang olahraga.
Harsono (1988), menyatakan bahwa kondisi fisik merupakan unsur
yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu
latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan
dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Apabila kodisi fisik baik,
maka akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
18

jantung, terjadi peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan,


dan komponen kondisi fisik lainnya, Akan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi gerak kearah yang lebih baik. Hal serupa dinyatakan oleh Sugiyanto
(1996), kondisi fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh
dalam melakukan aktivitas fisik.
Kesehaan fisik berupa kesegaran jasmani yang prima untuk
menunjang penampilan pemain. Persiapan fisik itu penting dalam masa
persiapan tim untuk mencapai hasil yang optimal kinerja, melalui latihan
fisik. Asshagab M (2019).
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan unsur kondisi
fisik adalah suatu landasan titik tolak yang harus dimiliki seorang atlet dalam
usaha peningkatan prestasi yang melibatkan organ-organ tubuh dalam
melakukan aktivitas fisik. Sehingga dalam usaha meningkatkan kondisi fisik
seorang atlet harus mengembangkan seluruh komponen tersebut.
1. Kekuatan (Strength)
Merupakan salah satu elemen penting yang menunjang kemam-
puan keterampilan setiap cabang olahraga. Latihan kekuatan umumnya
dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan massa otot, memperkuat
sendi, serta menambah stamina. Kekuatan adalah komponen kondisi fisik
seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja maksimal Nuril Ahmadi (2007).
Sedangkan menurut Nurhasan (2005), menyatakan bahwa kekuatan
adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara
maksimal. Jadi kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang
dalam menahan beban sewaktu bekerja secara maksimal.
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja maksimal Nuril Ahmadi (2007). Menurut Agus Mahendra
yang dikutip Duwiyanto (2009), menyatakan bahwa kekuatan adalah
sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu
berkontraksi. Menurut Len Kravitz (2001), menyatakan bahwa kekuatan
19

otot adalah kemampuan otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk


mengangkat beban. Otot yang kuat dapat melindungi persendian yang
dikelilinginya dan mengurangi kemungkinan terjadinya cidera karena
aktivitas fisik.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kekuatan otot lengan adalah kemampuan segenap otot lengan untuk
menggerakkan suatu benda. Sehingga bisa melempar lebih jauh, lebih
keras, mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul. Hal ini
sangat berguna dalam melakukan shooting dan menghindari kemungkinan
cidera pada atlet.
2. Kecepatan (Agility)
Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan
sangat diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau
menggerakkan anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya. dalam
aktivitas olahraga, unsur kecepatan merupakan salah satu unsur yang
penting dalam mencapai hasil optimal. Pengertian kecepatan menurut
Harsono (2001), adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan
yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau
kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Abdul
Kadir Ateng (1997), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan
individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
Kemudian menurut Dick (1989) dalam Yunyun Yudiana dkk
(2011), menyatakan bahwa kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota
tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan
dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.
Berdasarkan pada beberapa pendapat tentang kecepatan yang disampaikan
oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan
merupakan suatu komponen kondisi fisik yang diperlukan untuk
melakukan gerakan secara berturut-turut atau memindahkan tubuh dari
20

posisi tertentu ke posisi yang lain pada jarak tertentu pada waktu yang
sesingkat-singkatnya. Misalnya dalam melakukan shooting bola tangan.
3. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan merupakan sebuah gerakan yang menuju sebuah sasaran
yang bisa diukur dengan waktu atau sasaran. Latihan ketepatan bisa
dilakukan dengan gerakan melempar bola medicine dan juga melompat
dengan tangan yang meraih sasaran yang digantung. Ketepatan merupakan
kemampuan mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada objek yang
dikehendaki. Menurut Poerwadarminto (1979), menyatakan bahwa tepat
adalah betul atau lurus arahnya dan jurusannya. Dalam konteks olahraga
Suharno (1980), mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan
seseorang untuk mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai
dengan tujuannya.
Menurut Mochamad Sajoto (1988), menyatakan bahwa ketepatan
adalah kemampuan dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap
suatu sasaran. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang
untuk mencapai target yang diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan
keinginan untuk memberikan arah kepada sasaran dengan maksud dan
tujuan tertentu. Tepat berarti sesuai dengan harapan atau keinginan yang
dikehendaki. Ketepatan merupakan kemampuan mengarahkan sesuatu
dengan sadar kepada obyek yang dikehendaki. Menurut Poerwadarminto
(1979), menyatakan bahwa ketepatan dapat diartikan sebagai ketelitian
atau kejutan. Dalam konteks olahraga Suharno (1982), menyatakan bahwa
ketepatan adalah kemampuan untuk mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu
sasaran sesuai dengan tujuannya.
Berdasarkan uraian tentang ketepatan melempar di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa ketepatan melempar merupakan
kemampuan seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat
dan mengenai sasaran tersebut pada jarak-jarak lempar tertentu. Misalnya
dalam melakukan shooting bola tangan.
21

4. Koordinasi (Coordination)
Menurut Ismail Solihin (2009), karakteristik pertama dari
organisasi adalah adanya koordinasi upaya dari sumber daya manusia yang
terlibat dalam organisasi. Penggabungan yang terkoordinasi dengan baik
akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dibandingkan upaya
perseorangan. Hasibuan (2009), menyatakan bahwa koordinasi adalah
kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-
unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai
tujuan organisasi. Menurut Yohanes Yahya (2006), menyatakan bahwa
koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan
yang terpisah pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien.
Menurut Handoko (2003), menyatakan bahwa koordinasi adalah
proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-
satuan yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang
fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efesien
dan efektif. Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2009), menyatakan
bahwa koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan
untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa koordinasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhui keberhasilan shooting.
5. Kelenturan (Flexibility)
Berbicara mengenai kelenturan biasanya mengacuh pada ruang
gerak sendi atau sendi-sendi tubuh, lentur tidaknya seseorang ditentukan
oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendinya, jadi kelenturan adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi,
disamping itu kelenturan juga ditentukan oleh elastisitas otot-otot, tendon
dan ligament. Faktor suhu tubuh dan usia juga sangat mempengaruhi
luasnya ruang gerak. Kelentukan merupakan efektivitas seseorang dalam
22

menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh pada


bidang sendi yang luas. Kelentukan sangat di perlukan sekali hampir di
semua cabang olahraga yang banyak menuntut banyak ruang gerak sendi
seperti senam, loncat indah, beberapa nomor atletik, permainan-permainan
dengan bola, anggar, gulat, dan sebagainya Harsono (1988).
Menurut Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa kelentukan yaitu
luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Lebih lanjut
Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa ada dua macam kelentukan, yaitu
kelentukan statis, dan kelentukan dinamis. Pada kelentukan statis
ditentukan oleh ukuran dari luas gerak (range of motion) satu persendian
atau beberapa persendian, sedangkan kelentukan dinamis adalah
kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi.
Menurut Sukadiyanto (2005), secara garis besar faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kemampuan kelentukan seseorang antara
lain adalah: elastisitas otot, tendon dan ligament, susunan tulang, bentuk
persendian suhu atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioretme.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
lentur tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak
sendi-sendinya, jadi kelenturan adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan dalam ruang gerak sendi. Disamping itu kelenturan juga
ditentukan oleh elastisitas otot-otot, tendon dan ligament. Factor suhu
tubuh dan usia juga sangat mempengaruhi luasnya ruang gerak.
Kelenturan sangat dibutuhkan untuk dapat melakukan shooting dan teknik-
teknik lainnya.

D. Kerangka Berpikir
Salah satu teknik dasar dalam permainan bola tangan adalah shooting,
untuk melakukan shooting yang baik pemain haruslah memiliki lemparan
yang keras, agar lebih mudah melakukan lemparan yang baik maka seorang
atlet juga harus memiliki kondisi fisik yang baik pula dengan rutin melakukan
23

latihan yang baik dan benar. Power otot lengan adalah kemampuan
sekelompok otot pada lengan untuk melawan beban pada saat satu usaha,
dalam hal ini usaha dalam melakukan teknik shooting permainan bola tangan.
Teknik shooting bola tangan akan lebih baik karena adanya sumbangan
power otot lengan karena merupakan gerakan lanjutan lengan yang membuat
hasil tehadap bola lebih kuat.
Dengan demikian jelas bahwa kekuatan power otot lengan mempunyai
hubungan yang erat dan mempunyai peranan penting dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan teknik shooting bola tangan. Tanpa memiliki
kekuatan power otot lengan yang baik, maka seorang atlet tidak akan
mungkin memiliki teknik shooting yang baik pula. Power otot lengan yang
baik memberikan dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya dalam
melakukan suatu pukulan. Dengan memiliki daya yang lebih besar, akan lebih
menguntungkan pada saat akan melakukan shooting. Berdasarkan uraian di
atas maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan shooting bola tangan
memerlukan kekuatan power otot lengan yang baik untuk menghasilkan
lemparan shooting bola tangan yang lebih optimal.

E. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan
kerangka berpikir yang dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara power otot lengan
dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019.
24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang masuk dalam
jenis penelitian kuantitatif, dimana akan diuji mengenai hubungan power otot
lengan dengan kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X Y

Keterangan :
X = Power otot lengan
Y = Kemampuan melakukan standing throw shoot
= Hubungan

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu bebas dan
variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot lengan (X)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan shooting dalam
permainan bola tangan (Y)

C. Definisi Oprasional Variabel


Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk di pelajari sehingga dapat diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2011).
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama yaitu variabel bebas dan
25

variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011), menyatakan bahwa variabel


bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya, sedangkan variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Lebih terarahnya tentang variabel yang terdapat dalam penelitian ini
maka perlu diberi definisi secara oprasional sebagai berikut:
1. Power otot lengan lengan yang di maksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan testee melakukan lempar bola medicine ball put seberat 3 kg
dengan kedua tangan dalam posisi duduk yang di ukur dalam satuan meter
2. Kemampuan standing throw shoot yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan testee melakukan tembakan sambil ke arah
sasaran/gawang yang telah diberi angka-angka dari 3 tempat atau pos
dengan masing-masing jarak 3,5 meter, 5 meter, dan 7 meter dengan
menolak digaris batas tolakan yang telah ditentukan sebanyak 2 kali
kesempatan dari tiap-tiap pos.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 yang
berjumlah 127 orang yang terdiri dari 91 orang putra dan 36 orang putri
dan telah memprogram mata kuliah bola tangan sebanyak 108 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan proposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dalam pertimbangan tertentu Sugiono (2012), karena keterbatasan
waktu tenaga dan dana peneliti hanya mengambil keseluruhan putra untuk
dijadikan sampel, dimana setelah diseleksi berdasarkan pertimbangan
jenis
26

kelamin putra diperoleh 85 orang kemudian yang mampu melakukan


shooting dengan baik dan benar yaitu sebanyak 30 orang yang kemudian
bersedia menjadi sampel.

E. Instrumen Dan Alat Penelitian


1. Instrumen Penelitian
a. Instrumen untuk mengukur power otot lengan yaitu dengan tes
medicine ball put, yaitu untuk mengukur power otot lengan. Barry L.
Johnson (1979).
b. serta Instrumen tes untuk mengukur standing throw shoot bola tangan
adalah dengan tes kemampuan shooting Taryono (2013) dalam
Rahardjo Poernomo (2016).
2. Alat Penelitian
a. Alat tulis
b. Lakban
c. Bola tangan
d. Tembok/dinding
e. Bola berbeban (medicine ball) 3 kg
f. Alat ukur/rol meter
g. Kursi
h. Tali rafia
i. Gunting
j. Kapur
27

F. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen pokok yang digunakan dalam pengambilan data untuk
masing-masing variabel adalah:
1. Tes Power Otot Lengan
1) Tes power otot lengan (medicine ball put) prosedur pelaksanaannya
dilakukan sebagai berikut :
a. Testee duduk sandar di kursi, badan di tahan dengan tali agar saat
melempar bola tidak ada bantuan dorongan togok.
b. Dengan aba-aba dari tester, testee segera melakukan lemparan
pada medicine ball dengan kedua tangan ke arah depan.
c. Tes dilakukan 3 kali
d. Untuk mengetahui kemampuan power otot lengan adalah di ukur
jarak lemparan terjauh dari 3 kali kesempatan mulai dari kaki
kursi sampai pada bekas jatuhnya bola saat di lemparkan.

Gambar 3.2 : Pelaksanaan Tes Medicine Ball


(Barry L. Johnson 1979)
28

2. Tes Kemampuan Shooting Bola Tangan


1. Cara Pelaksanaan.
a. Sampel terlebih dahulu diberikan contoh mengenai prosedur tes
kemampuan melakukan standing throw shoot.
b. Sebelum tes sampel terlebih dahulu melakukan pemanasan dan
melakukan percobaan standing throw shoot 1 kali.
c. Setelah percobaan selesai maka sampel melakukan standing throw
shoot dari 3 tempat atau pos dengan masing-masing jarak 3,5
meter, 5 meter, dan 7 meter dengan menolak digaris batas
tolakan yang telah ditentukan pada sasaran yang telah ditetapkan.
d. Testee diperbolehkan melakukan dribling terlebih dahulu sebelum
melakukan tembakan.
e. Testee diberikan dua kali kesempatan untuk melakukan tembakan
dari masing-masing tempat atau pos dan diambil skor yang tertinggi.
f. Tembakan dianggap berhasil apabila secara langsung mengenai
sasaran.
g. Data penelitian diambil jumlah keseluruhan skor dari hasil tembakan
terbaik pada tiap-tiap pos.

Gambar 3.3: Lapangan Pelaksanaan Tes Shooting


(Taryono, 2013) dalam Rahardjo Poernomo, (2016)
29

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS 21. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 21 dengan
bantuan tabel one-sample kolmogorov-smirnov test, dengan Kriteria
pengujian sebagai berikut:
1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf alfa = 0,05 maka
data normal.
2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf alfa = 0,05 maka
data tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier (garis lurus). Uji linier
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 21
dengan menggunankan bantuan tabel anova. Adapun kriteria pengujian
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih besar dari taraf alfa =
0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat adalah linear.
2) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih kecil dari taraf alfa =
0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat tidak linear.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
diajukan adalah uji korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan sistem
komputer program SPSS 21 dengan bantuan tabel Correlations. Adapun
kriteria pengujian adalah adalah sebagai berikut:
30

1) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka ada hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan
variable terikat.
2) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan
variabel terikat Untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua
variabel maka digunakan peta korelasi menurut M. Ali (1985), sebagai
berikut :
a) 0,00 – 0,20 = korelasi sangat rendah
b) 0,21 – 0,40 = korelasi rendah
c) 0,41 – 0,60 = korelasi sedang
d) 0,61 – 0,80 = korelasi tinggi
e) 0,81 – 1,00 = korelasi sempurna
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Data Variabel Penelitian
Hasil uji deskriptif yang dimaksud adalah rata-rata dan standar
deviasi dari tiap variabel penelitian. Data deskriptif dapat dilihat pada
lampiran dari tiap variabel penelitian. Data uji deskriptif variabel
penelitian dapat dilihat pada tabel berikt ini:
4.1 Hasil Deskriptif Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan
Standing Throw Shoot (Y)
Statistics
Power Otot Standing
Lengan throw Shoot
Valid 30 30
N
Missing 0 0
Mean 4,755 3,07
Median 4,900 3,00
Mode 5,0 3
Std. Deviation ,4082 ,740
Variance ,167 ,547
Range 1,7 2
Minimum 3,9 2
Maximum 5,6 4
Sum 142,7 92

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 dapat diketahui:


1. Rata-rata dari power otot lengan (X) adalah 4,755 dengan standar
deviasi 0,4082
2. Rata-rata dari kemampuan standing throw shoot (Y) adalah 3,07
dengan standar deviasi 0,740.

31
32

3. Skor maksimal dari power otot lengan (X) adalah 6,2 dengan
minimum skor 3,9.
4. Skor maksimal dari standing throw shoot (Y) adalah 4 dengan
minimum skor 2.
2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Power Otot Lengan
Untuk melihat distibusi frekuensi data power otot lengan dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan gambar grafik 4.1 berikut:
Tabel 4.2: Kelas Interval Power Otot Lengan

No Kelas Interval Frekuensi Persen(%)

1 3,9 – 4,2 3 10%

2 4,3 – 4,6 9 30%

3 4,7 – 5 13 43%

4 5,1– 5,4 4 13%

5 5,5 – 5,8 1 4%

6 5,9 – 6,2 0 0%

Jumlah 30 30 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat di ketahui bahwa kelompok


sampel yang memiliki power otot lengan sebagai berikut:
1. Ada 3orang (10%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 3,9-4,2
dalam melakukan tes medicine ball put
2. Ada 9 orang (9%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 4,3-4,6
dalam melakukan tes medicine ball put
3. Ada 13 orang (43%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 4,7-5
dalam melakukan tes medicine ball put
33

4. Ada 4 orang (13%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 5,1-
5,4 dalam melakukan tes medicine ball put
5. Ada 8 orang (26,7%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 5,5-
5,8 dalam melakukan tes medicine ball put
6. Ada 3 orang (10%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 5,9-6,2
dalam melakukan tes medicine ball put.
Secara grafik, tabel distribusi frekuensi data power otot lengan
yang ditunjukan pada gambar 4.1 dapat dilihat pada histogram berikut.

Gambar 4.1 Histogram Power Otot Lengan (Medicine Ball Put)

3. Tabel distribusi frekuensi dan histogram data kemampuan standing throw


shoot
Untuk melihat frekuensi data kemampuan standing throw shoot
dapat dilihat pada tabel 4.3 dan data berikut.
34

Tabel 4.3 kelas interval kemampuan standing throw shoot


No Kelas Interval Frekwensi persen (%)
Absolut
1 2 - 2,3 7 23,33
2 2,4 -2,7 0 0
3 2,8 – 3,1 14 46,67
4 3,2 – 3,5 0 0
5 3,6 – 3,9 0 0
6 4 – 4,3 9 30

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa kelompok


sampel yang memiliki kemampuan standing throw shoot sebagai berikut:
1. Ada 7 orang (23,33%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 2-
2,3 dalam melakukan standing throw shoot
2. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 2,4-2,7
dalam melakukan standing throw shoot
3. Ada 14 orang (46,67%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai
2,8-3,1 dalam melakukan standing throw shoot
4. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 3,2-2,5
dalam melakukan standing throw shoot
5. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 3,6-3,9
dalam melakukan standing throw shoot
6. Ada 9 orang (30%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 4-4,3
dalam melakukan standing throw shoot.
Secara grafik, frekuensi data kemampuan standing throw shoot
yang ditunjukan pada gambar 4.2 dapat dilihat pada histogram berikut.
35

Gambar 4.2 Histogram Standing Throw Shoot (Shooting)

1. Hasil Uji Prasyarat


Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi atau uji normalitas dan uji linieritas. Penggunaan uji normalitas
digunakan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang
diperoleh, sedangkan penggunaan uji linearitas digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan yang linear.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan uji kolmogorov smirnov.
Dalam pengujian ini akan menguji hipotesis sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal, untuk menerima atau menolak hipotesis
dengan membandingkan harga asymp.sig dengan 0,05 kriterianya
menerima hipotesis apabila asymp.sig lebih besar dari 0,05, apabila
tidak memenuhi kriteria tersebut maka hipotesis ditolak.
36

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Power Otot Standing throw Shoot
Lengan
N 30 30
Normal Mean 4,755 3,07
Parametersa,b Std. Deviation ,4082 ,740
Absolute ,205 ,236
Most Extreme
Positive ,108 ,236
Differences
Negative -,205 -,231
Kolmogorov-Smirnov Z 1,125 1,292
Asymp. Sig. (2-tailed) ,159 ,071
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan program


SPSS versi 21 dengan bantuan tabel one-sample kolmogorov-smirnov
test, diketahui bahwa signifikasi variabel kemampuan power otot
lengan (X) sebesar 0,159 dan standing throw shoot sebesar 0,071 Oleh
karena nilai signifikansi > 0,05 maka data variabel kemampuan
standing throw shoot (Y) berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Digunakan untuk mengetahui sifat hubungan linear atau tidak
antara variabel bebas dan variabel terikat. Dikatakan linear apabila
signifikan lebih besar dari 0,05. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
37

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Linearitas


ANOVA TABLE
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
standi (Combined) 5,367 10 ,537 ,971 ,498
ng Between Linearity 2,378 1 2,378 4,304 ,052
throw Groups Deviation from 2,988 9 ,332 ,601 ,781
Shoot Linearity
* Within Groups 10,500 19 ,553
Powe
15,867 29
r Otot
Total
Leng
an

Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS 21 pada tabel


4.5 diketahui signifikan X dengan Y sebesar 0,781 oleh karena itu nilai
signifikan 0,781 > 0,05 sehinggah dapat disimpulkan bahwa data
variabel power otot lengan (X) dengan standing throw shoot (Y)
terdapat hubungan yang linear.
c. Uji Korelasi
Hasil uji korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
antara power otot lengan dengan standing throw shoot. Data di uji
dengan menggunakan SPSS 21 Hasil uji korelasi dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Power Otot Lengan (X)


38

dengan Kemampuan Shooting Standing Throw shoot (Y)

Correlations
Power Otot StandingTh
Lengan row Shoot
Pearson 1 ,387*
Correlation
Power Otot Lengan
Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
Pearson ,387* 1
Standing Throw Correlation
Shoot Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa adanya korelasi antara
kekuatan power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot (rxy)
adalah sebesar 0,387 dengan nilai signifikan 0,035 untuk mengetahui
kebermaknaan hubungan kekuatan power otot lengan dengan kemampuan
standing throw shoot maka nilai signifikan dibandingkan dengan taraf signifikan
0,05. Oleh kerena itu nilai signifikan = 0,035˂ 0,05 maka disimpulkan Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara power
otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot. Koefisien determinasi
antara kedua variabel (r²) sebesar 0,150 dengan kata lain 15% kemampuan
standing throw shoot ditentukan oleh power otot lengan, sedangkan 85%
dipengaruhi oleh unsur kondisi fisik yang lain seperti ketepatan, daya tahan, dan
koordinasi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


39

Sesuai dengan judul penelitian yaitu hubungan power otot lengan


dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 2019. Untuk itu, perlu diketahui
bahwa untuk mengetahui dan mendapatkan data power otot lengan
menggunakan instrumen medicine ball put sedangkan standing throw shoot
menggunakan instrumen shooting bola tangan. Sampel yang berjumlah 30
orang melakukan pemanasan terlebih dahulu sesuai dengan variabel penelitian
yang diperoleh dari tes yang dilakukan, selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan uji SPSS versi 21, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
power otot lengan dengan standing throw shoot permainan bola tangan.
Dalam latar belakang dan kerangka pikir, telah digambarkan bahwa
efektifitas setiap kegiatan cabang olahraga di tunjukan oleh komponen kondisi
fisik. Diantara sekian banyak komponen kondisi fisik dalam cabang olahraga
bola tangan khususnya shooting perlu adanya dukungan dari komponen
kondisi fisik yaitu power otot lengan dimana untuk mengetahui sejauh mana
peran power otot lengan terhadap kemampuan shooting.
Berdasarkan analisis statistik dengan uji korelasi menggunakan
bantuan SPSS 21 pada tabel 4.6 diketahui bahwa ada korelasi atau hubungan
antara power otot lengan dengan kemampuan shooting adalah sebesar 0,387
yang berarti ada hubungan akan tetapi signifikan. Hal ini dilihat dari nilai
signifikan diperoleh 0,035 jika dimasukkan dalam peta korelasi maka
hubungan kedua variabel berada pada kategori korelasi rendah, berarti bahwa
power otot lengan memberikan kontribusi terhadap kemampuan standing
throw shoot meskipun dalam kategori rendah.
Adanya hubungan antara kedua variabel didukung oleh perolehan nilai
koefisien determinasi (r²) 0,150 yang berarti bahwa power otot lengan dengan
kemampuan standing throw shoot sebesar 15% sedangkan 85% dipengaruhi
oleh unsur kondisi fisik yang lain seperti ketepatan, daya tahan, dan
koordinasi.
40

Berdasarkan penjelasan di atas maka jelas bahwa dalam melakuan


standing throw shoot pada permainan bola tangan tentunya seorang pemain
memerlukan power otot lengan yang baik, kontraksi otot menimbulkan
kecepatan dan kekuatan selama menerima beban sehingga menghasilkan
standing throw shoot yang optimal, merujuk dari hasil penelitian yang telah di
lakukan maka dapat di simpulkan bahwa salah satu unsur yang menunjang
kemampuan standing throw shoot pada permainan bola tangan di antaranya
oleh unsur power otot lengan sehingga semakin baik unsur power otot lengan
maka akan semakin tinggi keakuratan dan ketepatan saat melakukan shooting
ke rekan satu tim.

C. Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pembelajaran


Shooting merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola
tangan, dalam melakukan proses gerakan shooting secara maksimal
dibutuhkan adanya beberapa unsur kondisi fisik, diantaranya power otot
lengan. Hal ini didukung adanya hasil penelitian yang menyatakan adanya
hubungan antara power otot lengan dengan standing throw shoot pada
permainan bola tangan.
Berdasarkan hasil penelitian yang demikan, benar adanya bahwa ada
hubungan power otot lengan dengan standing throw shoot pada permainan
bola tangan. Dari hasil penelitian yang tersebut, jika dilihat dari proses dalam
melakukan standing throw shoot dimana standing throw shoot dilakukan
dengan menggunakan kekuatan power otot lengan sehingga dapat melakukan
shooting dengan maksimal.
Bola tangan adalah salah satu olahraga yang sedang berkembang dan
banyak di gemari masyarakat Indonesia, olahraga ini menjadi salah satu mata
kuliah mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Sehubungan
dengan hal tersebut, dari hasil penelitian yang diperoleh dijadikan sebagai
referensi tambahan bagi mahasiswa atau peneliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil
penelitian yang diperoleh dan telah di kemukakan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa power otot lengan memiliki hubungan yang
signifikan dengan kemampuan standing throw shoot pada permainan bola
tangan dimana rxy = 0,387 dengan nilai signifikan 0,035˂0,05 dengan
koefisien determinasi = 0,150. Standing throw shoot berkontribusi
terhadap kemampuan power otot lengan pada permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
sebesar 15% sedangkan 85% dipengaruhi oleh unsur kondisi fisik yang lain
seperti ketepatan, daya tahan, dan koordinasi. Dalam peta korelasi nilai
0,387 berada dalam kategori rendah, dengan hasil statistik di atas dapat
disimpulkan bahwa semakin baik power otot lengan maka akan semakin
baik kemampuan Standing throw shoot dalam permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019.

B. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan yaitu sebagai berikut.
1. Disarankan kepada para pelatih kiranya dalam melatih atlet
memperhatikan unsur biomotorik power otot lengan khususnya dalam
melatih teknik dasar shooting.
2. Disarankan kepada guru/dosen olahraga agar senantiasa dalam
pembelajaran bola tangan khususnya teknik standing throw shoot
memperbanyak gerakan tambahan pada lengan untuk meningkatkan
power otot lengan yang berimplikasi pada hasil belajar yang optimal
3. Disarankan kepada peneliti lain yang relevan kiranya dapat meneliti lebih
jauh dengan melibatkan variabel-variabel lain yang berperan dalam
melakukan teknik shooting pada permainan bola tangan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Agus Mahendra, (2000), Permainan Bola Tangan, Jakarta: Depdiknas.

____________, Amung Ma Mun, (1998), Teori Belajar dan Pembelajaran


Motorik, Bandung: CV Andira Bandung.

Abdulkadir Ateng, (1992), Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Asshagab M, Dliss F, & Widiastuti, (2020), Games-Based Needs Analysis of


Futsal Skiil Exercise For Junior High School Student Journal of Physical
Education, Sport, Health and Recreation.

Bompa, (1994), Theory and Methodology of Training, Dubuque, IOWA: Kendal


Hunt Publishing Company.

Hasan, (2017), correlation among power of limb muscles, flexibility of back


muscle and dynamic balance with smash skill kedeng on sepaktakraw.
Volume IVNomorITahun2017.https://pengetahuanolahraga.wordpress.
com/2016/11/02/peraturan-permainan Bola-tangan diakses jam 9.13
Tanggal 12 Bulan 10 Tahun 2017.

Harsono, (1988), coaching dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching, Jakarta:
CV, Kesuma.

Ismariyati, (2006), Tes dan Pengukuran Olahraga, Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Kavitz len, (1984), Bugar Total, Jakarta: Pt. Raja Grafindo Cipta.

Nurhasan, (2005), Aktivitas Kebugaran, Jakarta: Depdiknas.

Sajoto (1998), Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Jakarta Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta.

Sukadiyanto, (2002), Pengantar Teori dan Metedeologi Melatih Fisik,


Yogyakarta: PKO FIK UNY

Syafruddin, (2011), Ilmu Kepelatihan Olahraga, Padang: Fakultas Ilmu


Keolahragaan Universitas Negeri Padang.

42
43

Sugiyanto, (1998), Perkembangan dan Belajar Motorik, Jakarta: Depdikbud

Sudjarwo, (1993), Ilmu Kepelatihan Dasar, Surakarta: Universitas Sebelas Maret


Press.

Widiastuti, (2011),Tes dan Pengukuran Olahraga, Jakarta: PTBumi Timur Jaya

Wilmore, 1988, Training for Sport and Activity The Physiological Basis of The
ConditioningProcess,Third Edition,CBrown Publishers.
44

Lampiran 1:
Data Hasil Tes Kemampuan Power Otot Lengan (X)

No Power Otot Lengan


I II III
1 4 4 4,3
2 4,2 4,5 4
3 4,14 5 5,2
4 4,95 4,9 4,7
5 5,6 4,5 4,8
6 4,45 4,8 4,9
7 4,5 4,8 4,5
8 4 4 4
9 4,5 4,3 4,2
10 4,5 4 1,7
11 4,3 4,2 3,5
12 4 4,2 4,7
13 4,6 4,9 4,9
14 4,2 4,5 4,3
15 4,15 5 5,2
16 5 4 3,9
17 4,3 4 4,9
18 4,7 4,7 5
19 4 4,8 4,3
20 4,7 4,9 4,8
21 4 5 6,2
22 4,7 4,6 3,9
23 4,3 4,3 4,5
24 4 4,4 4,9
25 5 4 5,2
26 4,7 4,1 5
27 4,5 4,3 5
28 4 3,9 4
29 4 5 4,5
30 4 5,2 4,5
45

Lampiran 2:
Data Hasil Tes Standing Throw Shoot (Y)

Standing Throw Shoot


No
3,5 Meter 5 Meter 7 Meter

I II I II I II
1 0 2 0 3 2 0
2 3 1 3 2 0 3
3 0 1 2 2 0 2
4 1 3 2 2 2 0
5 4 3 2 4 0 1
6 3 3 3 1 2 0
7 2 2 1 2 2 2
8 0 3 1 4 0 2
9 1 2 4 3 3 0
10 3 0 0 3 0 3
11 3 3 0 3 1 0
12 1 4 4 2 0 1
13 0 2 3 0 0 3
14 3 4 2 1 1 0
15 0 3 3 2 0 1
16 3 1 4 2 1 3
17 3 1 3 2 1 3
18 2 2 2 0 0 0
19 4 2 1 0 2 0
20 0 2 2 2 0 0
21 0 3 1 0 2 2
22 4 3 4 3 1 4
23 0 3 1 1 0 0
24 3 3 2 3 0 2
25 3 4 3 4 4 0
26 3 0 3 1 3 1
27 2 4 1 4 3 3
28 3 0 3 1 3 2
29 4 4 3 3 3 3
30 1 3 1 4 3 3

Lampiran 3:
46

Data Power Otot Lengan (X) dan Standing Throw Shoot (Y)

No X Y

1 4,3 3

2 4,5 3

3 5,2 2

4 4,95 3

5 5,6 4

6 4,9 3

7 4,5 2

8 4 4

9 4,3 4

10 4,5 3

11 4,3 3

12 4,7 4

13 4,9 3

14 4,5 4

15 5,2 3

16 5 4

17 4,9 3

18 5 2

19 6,2 4

20 4,9 2
47

21 6,2 3

22 3,9 4

23 4,5 3

24 4,9 3

25 5,2 4

26 5 3

27 5 4

28 4 3

29 4,5 4
30 5,2 4

Lampiran 4:
Deskriptif Variabel X dan Y
48

Power Otot Standing


Lengan Throw Shoot

Valid 30 30
N
Missing 0 0
Mean 4,755 3,07
Median 4,900 3,00
Mode 5,0 3
Std. Deviation ,4082 ,740
Variance ,167 ,547
Range 1,7 2
Minimum 3,9 2
Maximum 5,6 4
Sum 142,7 92

Lampiran 5:
Perhitungan Distribusi Frekuensi Power Otot Lengan dan Standing
Throw Shoot
49

Mencari kelas interval (X)


Dik: Nilai terbesar = 5,6
Nilai terkecil = 3,9
R =5,6-3,9
= 1,7
N =30
I =1+3,3 log 30
=1+4,884
=5,884
=6
P =1,7:6
=0,2833
=0,3
Mencari Kelas Interval Variabel (Y)
Dik: Nilai Terbesar = 4
Nilai Terkecil = 2
R= 4 – 2
=2
N= 30
I= 1 3,3 log 30
=1 4,884
= 5,884= 6
P = 2 : 6 = 0,3

Lampiran 6: Uji Normalitas Power Otot Lengan dan Standing Throw Shoot
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
50

Power Otot Standing


Lengan Throw
Shoot
N 30 30
Mean 4,755 3,07
Normal
Std. ,4082 ,740
Parametersa,b
Deviation
Absolute ,205 ,236
Most Extreme
Positive ,108 ,236
Differences
Negative -,205 -,231
Kolmogorov-Smirnov Z 1,125 1,292
Asymp. Sig. (2-tailed) ,159 ,071
a. Test distribution is Normal.
b. Calculatedfrom data.

LAMPIRAN 7: Uji Linearitas


51

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 5,367 10 ,537 ,971 ,498
Between Linearity 2,378 1 2,378 4,304 ,052
Y Groups Deviation from 2,988 9 ,332 ,601 ,781
*
Linearity
X
Within Groups 10,500 19 ,553
Total 15,867 29

Measures of Association
R R Squared Eta Eta
Squared
Standing Throw Shoot * ,387 ,150 ,582 ,338
Power Otot Lengan
52

Lampiran 8: Uji Hipotesis

Correlations
X Y
Pearson 1 ,387*
Power Otot Correlation
Lengan Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
Pearson ,387* 1
Standing Correlation
throwshoot Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
53

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Berdoa

gambar 2. Melakukan Pemanasan


54

gambar 3. Melakukan tes medicine ball put

Gambar 4. Mengukur jarak lemparan


55

Gambar 5. Melakukan Tes Standing Throw Shoot


56
57

Anda mungkin juga menyukai