Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

KINERJA KADER DI POSYANDU LANSIA


DESA SALAMREJO SENTOLO
KULON PROGO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
SURIAINA PAWITAMA
201510201216

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN
KINERJA KADER DI POSYANDU LANSIA
DESA SALAMREJO SENTOLO
KULON PROGO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
SURIAINA PAWITAMA
201510201216

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN


KINERJA KADER DI POSYANDU LANSIA
DESA SALAMREJO SENTOLO
KULON PROGO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
SURIAINA PAWITAMA
201510201216

Telah Disetujui oleh Pembimbing


Pada Tanggal:
16 Mei 2019

Pembimbing,

Vita Purnamasari, Ns., M.Kep.

iii
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN
KINERJA KADER DI POSYANDU LANSIA
DESA SALAMREJO SENTOLO
KULON PROGO1
Suriaina Pawitama2, Vita Purnamasari3
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
e-mail: ainawita@gmail.com

ABSTRAK

Abstrak : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan


kinerja kader di Posyandu lansia Desa Salamrejo Sentolo Kulon
Progo. Penelitian ini adalah kuantitatif korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian ialah seluruh kader posyandu
lansia di Desa Salamrejo berjumlah 40 orang. Sample penelitian
sebanyak 40 responden yang diperoleh dengan teknik total sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner, kemudian teknik analisis
data menggunakan uji korelasi Kendall Tau. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 70% tingkat pengetahuan baik, kemudian 57,5%
kader dalam kategori kinerja baik. Analisis statistik dengan chi-
square menunjukkan nilai Asymp Sig (2-tailed) 0,001 yang berarti
lebih kecil dari p=0,05. Dengan nilai r=0,502 menunjukkan keeratan
hubungan sedang.

Abstract : The research aims to determine the relationship between


knowledge level and cadres’ performance in elderly health care in
Salamrejo Village, Sentolo Kulon Progo. This research was a
quantitative correlation with cross sectional approach. The population
of the study was 40 elderly health care cadres in Salamrejo Village.
The research samples were 40 respondents which was taken by using
total sampling technique. Data collection technique was a
questionnaire. Data analysis techniques used Kendall Tau correlation
test. The results of this study indicated that 70% of the cadres had
good knowledge level and 57.5% of cadres were in good performance
category. Statistical analysis with chi-square showed a value of
Asymp Sig (2-tailed) 0.001, which meant it was smaller than p = 0.05.
The value of r = 0.502 indicated a close relationship.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Kinerja Kader


1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

iv
PENDAHULUAN pemeriksaan kesehatan berdasarkan
Lanjut usia adalah periode dimana pengetahuan yang diperoleh setelah
seseorang telah mencapai kematangan mendapatkan pelatihan. Pengetahuan
dalam ukuran maupun fungsi, dan telah yang baik memungkinkan adanya
menunjukkan adanya perubahan seiring peningkatan kinerja kader dalam
dengan berjalannya waktu (Setiawati, pelaksanaan posyandu (Kemenkes RI,
2016). Seseorang dikatakan lanjut usia 2011).
apabila telah mencapai usia 60 tahun Kinerja pertugas posyandu atau kader
atau lebih (Nugroho, 2012). juga perlu ditingkatkan untuk menjamin
Bertambahnya umur seseorang, maka keberhasilan dalam pelaksanaan program
fungsi fisiologis mengalami penurunan posyandu. Kinerja merupakan hasil kerja
yang diakibatkan karena proses secara kuantitas dan kualitas yang
degenerative (penuaan). Sehingga daya dicapai oleh seseorang sesuai tugas dan
tahan tubuh lansia menjadi berkurang tanggung jawab yang dimiliki. Sebagai
dan mudah terkena penyakit infeksi seorang kader posyandu dalam hal ini,
menular maupun tidak menular memiliki peran yang besar untuk
(Kemenkes RI, 2013). meningkatkan kinerjanya secara optimal
Menurut Maryanti, Fatoni, & sehingga kader dalam melaksanakan
Hexawan, (2013), proses penuaan yang tugasnya juga akan memberikan dampak
mengakibatkan masalah kesehatan harus baik bagi peningkatan kualitas pelayanan
mendapatkan penanganan dan posyandu (Simanjuntak, 2012).
pemeliharaan lebih lanjut, sehingga Menurut (Depkes, 2018), Indonesia
lansia tetap hidup sehat dan produktif pada tahun 2017, terdapat sekitar 37,1%
baik secara sosial maupun ekonomi. Puskesmas (3.654 Puskesmas dari 9.754
Upaya penanganan dan pemeliharaan Puskesmas) yang telah
tersebut dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
mengadakan program kesehatan. Santun Lansia dan sudah mempunyai
Pemerintah harus menjamin ketersediaan 80.353 Posyandu Lansia/Posbindu.
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi Kemudian menurut Pusat Data Dan
kelompok lansia. Misalnya dengan Informasi Kementerian Kesehatan RI
mengadakan puskesmas santun lansia (2018), bahwa pada tahun 2015 di
dan menyelenggarakan pos pelayanan Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat
terpadu atau posyandu. sebanyak 3.280 Posyandu lansia yang
Program kesehatan yang tersebar.
diselenggarakan posyandu lansia berupa Kebijakan Pemerintah dalam
pemeriksaan fisik yang dicatat kemudian mengatur kesejahteraan dan kesehatan
dipantau dengan kartu menuju sehat lansia tertuang dalam pasal 138 UU
(KMS) untuk mendeteksi lebih awal Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yang
kemungkinan adanya masalah kesehatan. menyatakan bahwa pemerintah wajib
Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh menjamin ketersediaan fasilitas
petugas puskesmas dan kader kesehatan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
yang telah mendapatkan pendidikan dan kelompok lanjut usia untuk dapat tetap
pelatihan dari puskesmas mengenai hidup mandiri dan produktif.
pelayanan kesehatan dasar (Erpandi, Masalah kinerja kader dapat
2013). dipengeruhi oleh beberapa faktor yaitu
Pemeriksaan kesehatan yang usia, pengetahuan, sikap, motivasi,
dilakukan oleh kader merupakan target imbalan, kepemimpinan, masa kerja, dan
kegiatan yang harus dipenuhi dalam pelatihan. Menurut Latif (2010),
pelayanan kesehatan ditingkat posyandu. pengetahuan yang cukup dapat
Seorang kader mampu melakukan meningkatkan kinerja seseorang kader.

1
Kinerja yang dilakukan berdasarkan kuesioner untuk pengukuran tingkat
seberapa banyak pengetahuan yang pengetahuan dan kuesioner untuk
dimiliki oleh seorang kader tersebut. pengukuran kinerja kader. Masing-
Semakin banyak pengetahuan yang masing kuesioner tersebut berjumlah 14
dimiliki maka kinerja yang dilakukan item pertanyaan yang merupakan
juga menjadi semakin baik. pertanyaan tertutup.
Hasil studi pendahuluan yang Sebelum melaksanakan penelitian,
dilakukan pada 8 posyandu di Desa terlebih dahulu dilakukan uji validitas
Salamrejo Sentolo, kegiatan posyandu dan reliabilitas. Uji validitas merupakan
yang dilakukan kader ialah mengukur indeks alat ukur tersebut benar-benar
tekanan darah, melakukan penimbangan, mengukur apa yang diukur. Untuk
pengukuran tinggi badan lansia setiap 3 mengetahui kuesioner yang digunakan
bulan sekali dan pemberian makanan tersebut valid atau tidak, maka perlu
tambahan kepada lansia. Selain itu kader dilakukan uji korelasi antara nilai tiap
juga memberikan surat rujukan kepada pernyataan dengan nilai total atau skor
lansia yang memiliki keluhan kesehatan, total (Notoatmodjo, 2012). Kemudian uji
untuk memeriksakan kesehatannya ke reliabilitas untuk kuesioner tingkat
puskesmas dampingan. Saat dilakukan pengetahuan dengan menggunakan
sampel studi pendahuluan dengan rumus Kuder Richardson 20 skor yang
mengambil 4 posyandu lansia, kader diperoleh yaitu 0,909 dengan intepretasi
diberikan pertanyaan mengenai kegiatan reliabilitas sangat tinggi. Dan uji
lain yang dilakukan di posyandu seperti reliabilitas kuesioner kinerja kader
senam lansia dan penyuluhan kesehatan, dengan rumus Cronbach’s Alpha skor
kader menyampaikan bahwa senam yang diperoleh 0,692.
selalu rutin dilaksanakan setiap Analisis data yang digunakan yaitu
seminggu sekali tetapi senam yang univariat dan bivariat. Analisis univariat
dilaksanakan bukan senam khusus digunakan untuk mengukur usia,
lansia. pekerjaan, nomor meja, tingkat
pengetahuan dan kinerja kader.
METODE PENELITIAN Kemudian analisis bivariat
Jenis penelitian ini ialah kuantitatif menggunakan uji statistik Kendall Tau
korelasi, yang bertujuan untuk untuk mencari hubungan dan menguji
enggambarkan dan menguji hipotesis hipotesis antara dua variabel, bila kedua
yang sudah ditetapkan (Sugiyono, 2018). data berbentuk ordinal. Kedua variabel
Desain penelitian yang digunakan dalam tersebut dapat dikatakan memiliki
penelitian ini adalah survey analitik. korelasi apabila nilai p value <0,05
Kemudian pendekatan yang digunakan (Sugiyono,2018).
ialah cross sectional (Notoatmodjo,
2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kader posyandu lansia yang
bertugas di Desa Salamrejo Sentolo
Kulon Progo. Jumlah populasi kader
posyandu lansia sebanyak 40 kader.
Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 40 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
yaitu total sampling.
Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah

2
HASIL DAN PEMBAHASAN 28 (70,0%) masuk dalam kategori baik.
Hasil Sejumlah 12 responden (30,0%) dalam
1. Karakteristik Responden kategori tingkat pengetahuan cukup.
No Karakteristik Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Usia
3. Kinerja Kader
Responden 11 27,5 No Tingkat Frekuensi Persentase
Dewasa Muda Pengetahuan (f) (%)
(18-35 th) 1 Baik 28 70,0
Dewasa Tengah 29 72,5 2 Cukup 12 30,0
(36-64 th) 3 Kurang 0 0,0
2 Pekerjaan Jumlah 40 100,0
IRT 32 80 Sumber: Data Primer, 2019
Wiraswasta 8 20
3Nomor Meja Berdasarkan data pada tabel 3 kinerja
Tidak Tetap 25 62,5 kader posyandu lansia di Desa Salamrejo
(Rolling)
Meja 1 3 7,5
Sentolo Kulon Progo ialah sebanyak 23
Meja 2 3 7,5 responden (57,5%) dalam kategori
Meja 3 3 7,5 kinerja baik, dan sebanyak 4 responden
Meja 4 3 7,5
Meja 5 3 7,5
(10,0%) masuk dalam kategori kinerja
Jumlah 40 100 kurang.
Sumber: Data Primer, 2019
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan tabel 1 distribusi dengan Kinerja Kader
frekuensi karakteristik responden di Kinerja Kader
Juml
Tingkat
Posyandu Lansia Desa Salamrejo Pengeta Baik
Cuk Kura ah P
r
up ng Value
Sentolo Kulon Progo dapat diketahui huan
% % % %
bahwa sebagian besar responden berada Baik 75 15 2,5 92,5
dalam kelompok dewasa muda dengan Cukup 0 5 2,5 7,5 0,001 0,502
retang usia 18-35 tahun atau 27,5% dan Jumlah 75 20 5,0 100
kategori dewasa tengah yaitu 35-64 Sumber: Data Primer, 2019
tahun sebanyak 29 orang atau sebanyak
72,5%. Sebanyak 32 atau (80%) Data tabel 4 menunjukkan bahwa
responden tidak bekerja dan sebanyak 8 kader dengan tingkat pengetahuan baik
responden (20%) bekerja. sebagian besar memiliki kinerja baik
Pembagian ketugasan dalam sebanyak 30 responden (75%), kemudian
pelaksanaan posyandu sebanyak 25 kader dengan tingkat pengetahuan cukup
orang (62 %) atau 5 posyandu yang terdistribusi dalam kinerja baik yaitu 0
melakukan rolling ketugasan dalam responden (0%). Selanjutnya kader
sistem meja posyandu. Setiap posyandu dengan tingkat pengetahuan baik
memiliki 5 orang kader sebagai petugas. sebagian besar memiliki kinerja cukup
Sebanyak 7,5% responden memiliki sebanyak 6 responden (15%) dan kader
ketugasan tetap dalam sistem 5 meja. dengan tingkat pengetahuan cukup
terdistribusi dalam kinerja cukup ialah
2. Tingkat Pengetahuan sebanyak 2 responden (5%).
No Tingkat Frekuensi Persentase
Pengetahuan (f) (%) Kader dengan tingkat pengetahuan
1 Baik 28 70,0 baik terdistribusi dalam kinerja yang
2 Cukup 12 30,0 kurang sebanyak 1 responden (2,5%).
3 Kurang 0 0,0
Jumlah 40 100,0
Selanjutnya kader dengan tingkat
Sumber: Data Primer, 2019 pengetahuan cukup yang terdistribusi
dalam kinerja kurang sebanyak 1
Data tabel 2 menunjukkan bahwa responden (2,5%). Kader dengan tingkat
tingkat pengetahuan responden sebanyak pengetahuan baik yang terdistribusi
3
dalam kinerja baik, cukup dan kurang untuk mengetahui kesesuaian tugas
yaitu sebanyak 37 responden (92,5%) dan tanggung jawab secara individu
dan kader dengan tingkat pengetahuan yang sudah dilaksanakan oleh kader
cukup yang terdistribusi dalam kinerja berdasarkan Pedoman Pengelolaan
baik, cukup dan kurang sebanyak 3 Posyandu.
responden (7,5%) dari total keseluruhan Menurut penelitian Dermanto,
40 responden. Arneliwati, dan Woferst (2015),
adanya kinerja kader baik dan buruk
Pembahasan terjadi karena mungkin kader yang
1. Tingkat pengetahuan kader posyandu dipilih menjadi anggota disetiap
lansia Desa Salamrejo Sentolo Kulon posyandu lansia adalah anggota yang
Progo bertempat tinggal di pemukiman
Hasil penelitian menunjukkan warga dan mengenal dekat
tingkat pengetahuan kader di karakteristik masyarakat tersebut.
Posyandu Lansia Desa Salamrejo Sehingga dalam memberikan
Sentolo Kulon Progo, dapat pelayanan kesehatan di posyandu
disimpulkan bahwa sebagian besar dilakukan secara baik, ramah, dan
responden memiliki tingkat berjiwa sosial tinggi.
pengetahuan yang baik yaitu
sebanyak 28 responden (70%), dan 3. Hubungan antara tingkat pengetahuan
sebanyak 12 responden (30%) dengan kinerja kader posyandu lansia
memiliki tingkat pengetahuan yang Desa Salamrejo Sentolo Kulon Progo
cukup. Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
Menurut Profita (2018), dalam bahwa persentase tertinggi adalah
domain pengetahuan pengertian dari tingkat pengetahuan kader dengan
sebuah pengetahuan merupakan kategori baik dengan kinerja baik
bagian yang pertama dari tingkatan sebanyak 30 orang (75%), selanjutnya
pengetahuan. Pengertian atau tahu tingkat pengetahuan baik dengan
merupakan awal untuk mengetahui kategori kinerja cukup sebanyak 6
segala sesuatu. Apabila ada orang (15%), dan tingkat pengetahuan
kurangnya pengetahuan kader baik dengan kinerja dalam kategori
disebabkan karena informasi yang kurang yaitu 1 orang (2,5%). Tingkat
didapat tentang perkembangan pengetahuan kader dalam kategori
posyandu masuh kurang. Pembinaan cukup dengan kinerja cukup sebanyak
rutin yang dilakukan oleh petugas 2 orang (5%), kemudian tingkat
kesehatan masih belum maksimal, pengetahuan cukup dengan kinerja
dan sedikitnya penghargaan untuk dalam kategori kurang yaitu 1 orang
kader teladan dan berprestasi sebagai (2,5%).
reward. Berdasarkan hasil uji Kendall Tau
menunjukkan bahwa antara tingkat
2. Kinerja kader di Posyandu Lansia pengetahuan kader dengan kinerja
Desa Salamrejo Sentolo Kulon Progo kader memperoleh nilai p value yaitu
Hasil penelitian menunjukkan 0,001 < 0,05. Maka dapat
bahwa kinerja kader posyandu lansia disimpulkan bahwa terdapat
sebagian besar dalam kategori baik hubungan yang signifikan antara
yaitu sebanyak 23 responden (57,5%. tingkat pengetahuan kader dengan
Kemudian sebanyak 4 responden kinerja kader di Posyandu Lansia
(10%) termasuk dalam kategori Desa Salamrejo Sentolo Kulon Progo.
kinerja kurang. Menurut Kemenkes Nilai keeratan hubungan yaitu 0,502
(2011), penilaian kinerja dilakukan menunjukkan hubungan sedang.

4
Tanda positif menunjukkan semakin pengetahuan baik akan tetapi kinerja
tinggi tingkat pengetahuan kader yang dilakukan dalam kategori buruk.
maka semakin baik kinerja kader. Permasalah tersebut dikarenakan
Penelitian Ilham, Irmayani & pengetahuan yang dimiliki oleh kader
Agustina (2013) menunjukkan bahwa tidak diterapkan dalam setiap
pengetahuan kader berhubungan pelaksanaan kegiatan posyandu
dengan kinerja kader dalam kegiatan berlangsung.
posyandu. Kader yang memiliki
pengetahuan cukup lebih banyak SIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan kinerja yang baik, Simpulan
sedangkan pengetahuan kader yang Tingkat pengetahuan kader posyandu
kurang lebih banyak menunjukkan lansia di Desa Salamrejo Sentolo Kulon
kinerja yang kurang.menunjukkan Progo berdasarkan data yang diperoleh,
kinerja yang kurang. sebanyak 28 responden (70%) masuk
Hasil penelitian ini didukung oleh dalam kategori tingkat pengetahuan yang
pendapat yang dikemukakan oleh baik, dan 12 responden (30%) masuk
Notoatmodjo (2012), bahwa salah dalam kategori tingkat pengetahuan
satu faktor yang mempengaruhi cukup.
tingkat pengetahuan ialah pengalaman Kinerja kader posyandu lansia Desa
dan tingkat pendidikan. Pengalaman Salamrejo Sentolo Kulon Progo
dapat diperoleh dari diri sendiri atau berdasarkan data yang diperoleh,
dari orang lain. Secara umum, sebanyak 23 (57,5%) kader masuk dalam
seseorang yang berpendidikan tinggi kategori kinerja baik. Sebanyak 13 kader
akan memiliki pengetahuan yang (32,5%) masuk dalam kategori kinerja
lebih luas dibandingkan seseorang cukup, dan 4 kader (10%) masuk dalam
yang tingkat pendidikannya lebih kategori kinerja yang kurang.
rendah. Menurut Notoatmodjo (2010, Ada hubungan yang signifikan
dalam Ilham, Irmayani, dan Agustina anatara tingkat pengetahuan dengan
2013), dalam hal ini pengetahuan kinerja kader di posyandu lansia Desa
merupakan domain yang paling Salamrejo Sentolo Kulon Progo, dengan
penting dalam membentuk tindakan nilai hubungan yaituu p= 0,001 pada
seseorang. Karena perilaku yang tahun 2019.
didasari oleh pengetahuan maka akan
lebih baik jika dibandingkan dengan Saran
perilaku yang tidak didasari oleh Bagi kader untuk memberikan
pengetahuan. pelayanan kesehatan dan
Berdasarkan penelitian di memaksimalkan kinerjanya pada saat
Posyandu Lansia Desa Salamrejo pelaksanaan posyandu. Bagi puskesmas
Sentolo Kulon Progo, tingkat untuk meningkatkan pelayanan
pengetahuan kader berhubungan kesehatan Posyandu Lansia khususnya
dengan kinerja yang dilakukan oleh dalam melakukan pendampingan yang
kader. Tingkat pengetahuan kader lebih intensif saat pelaksanaan posyandu
posyandu lansia di Desa Salamrejo lansia berlangsung. Serta diharapkan
baik, dikarenakan kader memperoleh puskesmas lebih memperhatikan dan
penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi memberikan penilaian kinerja kader
kegiatan setiap bulannya. Dengan posyandu pada saat melaksanakan
baiknya tingkat pengetahuan kader kegiatan pelayanan kesehatan di tengah
maka kinerja yang dilakukan oleh masyarakat. Bagi tenaga kesehatan
kader juga semakin baik. Adapun khususnya perawat untuk memberikan
kader yang memiliki tingkat penyuluhan yang berkaitan dengan

5
kinerja kader pada saat pelaksanaan Kabupaten Barru. Jurnal
posyandu lansia. Sehingga kader dapat Keperawatan. 3 (2). 84-90.
menerima informasi yang lebih aktual Kementerian Kesehatan RI. (2011).
mengenai pelaksanaan pelayanan Pedoman Umum Pengelolaan
kesehatan di posyandu. Bagi peneliti Posyandu Kementerian Kesehatan
selanjutnya agar melakukan penelitian RI Bekerja sama Dengan
dengan mengendalikan faktor-faktor lain Kelompok Kerja Operasional
dan dapat menggunakan metode (Pokjanal) Posyandu dalam
penelitian yang lebih tepat. Serta http://promkes.kemenkes.go,id/ped
menambah variabel penelitian yang oman-umum-pengelolaan-
dapat mengukur kinerja kader lebih luas posyandu&ved=2ahUKEwjCqsm8
dan mendalam. 5HjAhXZXSsKHeqBCYAQFIAB
egQIAxAB&usg=AOvVaaw0Smc
DAFTAR PUSTAKA MgcwAXv4oUNEugwhgl, diakses
Departemen Kesehatan RI. (2009). tanggal 23 Juli 2019.
Undang-undang Kesehatan No. 36 ________________________. (2013).
Tahun 2009 Tentang Kesehatan Buletin Lansia Gambaran
dalam Kesehatan Lanjut Usia Di
http://www.depkes.go,id/resources Indonesia dalam
/download/general/UU http://www.depkes.go.id/downlo
%2520Nomor ad.php%3File%3Ddownload/pus
%252036%2520Tahun2%2520009 datin/buletin/buletin-lansia.pdf,
%2520tentang diakses tanggal 08 Mei 2018.
%2520Kesehatan.pdf, diakses ________________________. (2018).
tanggal 23 Juli 2019. Data Dan Informasi Profil
______________________. (2018). Kesehatan Indonesia 2017 dalam
Lansia Sejahtera, Masyarakat http://www.kemkes.go.id/develop
Bahagia dalam ment/resources/download/pusdatin
http://www.depkes.go.id/article/v /profil-kesehatan-indonesia/profil-
iewed/18053000001/jumlah- kesehatan-indonesia-2017.pdf,
lansia-sehat-harus-meningkat, diakses tanggal 01 25 Agustus
diakses pada tanggal 10 2018.
November 2018. Latif, V. N. (2010). Hubungan Faktor
Dermanto, Jandri., Arneliwati., Woferst, Predisposing Kader (Pengetahuan
Rismadefi. (2015). Hubungan dan Sikap Kader Terhadap
Kinerja Kader Posyandu Dengan Posyandu) Dengan Praktik Kader
Motivasi Lansia Mengunjungi Dalam Pelaksanaan Posyandu Di
Posyandu Lansia Dengan Motivasi Wilayah Kerja Puskesmas
Lansia. Jurnal Keperawatan. 2 (1). Wonokerto. Naskah Publikasi.
719-728. Universitas Pekalongan dalam
Erpandi. (2013). Posyandu Lansia, http://www.google.com/copy.url?
Mewujudkan Lansia Sehat, sa=t&source=web&rct=j&url=http
Mandiri & Produktif. Jakarta: ://garuda.ristekdikti.go.id/
Kedokteran EGC. article.php, diakses tanggal 22 Juli
Ilham, Irmayani, & Agustina. (2013). 2019.
Hubungan Pengetahuan, Pelatihan, Maryanti, H., Fatoni, A., & Hexawan, T.
Dan Motivasi Kader Dengan (2013). Gambaran Faktor-faktor
Kinerja Kader Posyandu Di Yang Mempengaruhi Lansia Tidak
Wilayah Kerja Puskesmas Lisu Mengikuti Posyandu Lansia Di
Kecamatan Tanete Riaja Posyandu Dahlia 2 Dusun Ngabar

6
Desa Sumberteguh Kecamatan
Kudu Kabupaten Jombang. Jurnal
Metabolisme. 2 (3). 20-31.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
_____________. (2012). Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho. (2012). Keperawatan Gerontik
& Geriatrik, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Profita, Arina Candra. (2018). Beberapa
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Keaktifan Kader Posyandu Di
Desa Banyumas. Jurnal
Administrasi Kesehaan Indonesia.
6 (2). 68-74.
Setiawati, D. (2016). Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kemampuan
Perawatan Diri Pada Lansia Di
Desa Windujaya Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten
Banyumas. Skripsi
dipublikaskan. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
dalam
http://repository.ump.ac.id/753/,
diakses tanggal 11 Januari 2019.
Simanjuntak, M. (2012). Karakteristik
Demografi Dan Faktor Pendorong
Peningkatan Kinerja Kader
Posyandu. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil.
Sugiyono, P. D. (2018). Metode
Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai