Nyoman Ribek
Putu Susy N.A
I Made Mertha
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email : nyomanribek0606@gmail.com
Desa penglipuran merupakan salah satu yang beserakan yang mengotori Desa
desa wisata yang sangat terkenal dikalangan tersebut, terdapat banyak bak sampah yang
wisatawan baik lokal maupun manca disediakan untuk menampung sampah,
Negara, karena disamping memiliki obyek cakupan imunisasi dasar mencapai 100%,
wisata, kerukunan, kebersamaan adat yang tidak ada gizi buruk, kendatipun MCK
kental juga didukung oleh perilaku keadaannya kurang baik (Sang Made Agus
masyarakat yang sehat dintaranya sekitar Dwipayana, 2010) Dukungan masyarakat
jalan utama desa tidak menemukan sampah terhadap perilaku sehat tidak terlepas
80
Nyoman Ribek, dkk. Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat Model Stake 81
81
82 Jurnal Gema Keperawatan. Volume 10, Nomor 1, Juni 2017. hlm 80 - 85
imunisasi tahun 2015 sebanyak 63,6 %, dan mencegah hal - hal yang merugikan
tahun 2016 sebanyak 63,6 % per kesehatan mereka dan kesehatan orang lain,
September, angka kelahiran tahun 2015 kemana seharusnya mencari pengobatan jika
sebanyak 8 orang dan tahun 2016 sebanyak sakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
8 orang per September, angka kematian
tahun 2015 sebanyak 6 orang dan tahun Proses Pelaksanaan Pendidikan
2016 sebanyak 2 orang, Jumlah pemakai Kesehatan di Desa Penglipuran.
KB tahun 2015 sebanyak 133 orang dan Proses pelaksanan pendidikan kesehatan
tahun 2016 sebanyak 138 orang, jumlah di desa wisata penglipuran dilihat dari dua
perawat dan bidan di desa penglipuran 4 sisi yaitu efektif dan efisiensi. a). Efektif
orang . Tahun 2015 kondisi puskesmas menggambarkan tingkat pencapaian target
pembantu rusak berat tetapi Oktober tahun dan prosedur pelaksanaan. Dalam mencapai
2016 sudah menjadi baik(Wayan Winasih, target program pendidikan kesehatan maka
2016). Berdasarkan observasi tumbuhan program promosi kesehatan bekerja sama
terlihat selalu hijau, disekitar jalan utama dengan pemberdayaan masysrakat dan
desa tidak menemukan sampah yang program lainnya. Proses diawali dengan
beserakan yang mengotori desa tersebut dan mini loka karya penilaian program awal
terdapat banyak bak sampah yang januari 2016 yang di targetkan dalam
disediakan untuk menampung sampah. Di program promosi kesehatan di wilayah
saat mulai memasuki areal desa terdapat puskesmas bangli utara. Oleh karena itu
areal pertamanan dan juga balai pertemuan, target promosi kesehatan meliputi kelas
sedangkan kendaraan bermotor tanpa balita 8 kali, penyuluhan kanker serviks 1x,
kecuali tidak diperbolehkan memasuki areal Demam berdarah 1x, keracunan makanan
perumahan. Memasuki areal para tamu 1x,komplementer 1x,gizi 1x, kesehatan
disuguhi pemandangan unik dengan sajian lingkungan 1x dan penyuluhan survey
perumahan yang di tata rapi yang mana mawas diri 40 orang dan pemberdayaan
dengan pintu masuk, bentuk bangunan, dan masyarakatnya adalah senam lansia 8 kali,
bahan dasar pembuatan sama dan hampir pembinaan Kader Posyandu 8 x. Mawas diri
semuanya masih tradisional. Berdasarkan adalah metode penyuluhan dengan melihat
data tersebut dapat disimpulkan bahwa langsung perilaku masyarakat hidup sehat
keberadaan data kesehatan tersebut sangat dan memberi kuis mengukur pengetahuan
relevan dengan visi misi yang dicanangkan kesehatannya dan bila tidak mengerti
oleh puskesmas Bangli utara, apa lagi langsung memberikan pemecahannya.
penglipuran adalah desa wisata dunia. Desa Materi mawas diri antara lain KIA-KB, gizi
wisata adalah suatu bentuk antara atraksi, keluarga, HIV/ AIDS dan diare. Penerima
akomodasi dan fasilitas pendukung yang manfaat pendidikan kesehatan secara
disajikan dalam suatu struktur kehidupan berkelompok pada saat penyuluhan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara kesehatan bersamaan posyandu adalah
dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, kelompok balita berjumlah 70 orang,
1993)Keberhasilan pembangunan kesehatan kelompok lansia 12 orang, ibu hamil
tersebut merupakan salah satu keberhasilan 6 orang, kader PKK 20 orang, STT
program pendidikan kesehatan. Menurut sebanyak 35 orang. Dari data tersebut dapat
Notoatmodjo Pendidikan kesehatan adalah disimpulkan target yang dicapai cukup
suatu upaya atau kegiatan untuk efektip dari jumlah penduduk desa wisata
menciptakan perilaku masyarakat yang sebanyak 991 orang dengan jumlah 235
kondusif untuk kesehatan artinya, KK. Prosedur melaksanaan pendidikan
pendidikan kesehatan berupaya agar kesehatan yaitu puskesmas induk bersurat
masyarakat menyadari atau mengetahui (dengan dilampiri jadwal kegiatan yang
bagaimana cara memelihara kesehatan sudah disepakati) kepada kelurahan dan
mereka, bagaimana menghindari atau tembusannya kepada pustu. Tupoksi dari
82
Nyoman Ribek, dkk. Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat Model Stake 83
pada Puskesmas pembantu adalah tupoksi materi penkes itu diberikan oleh seksi
yang dibuat oleh puskesmas induk dimana pelayanan yang membidanginya sehingga
fungsi puskesmas pembantu diantaranya tidak terjadi tumpang tindih dalam
adalah mendukung pelaksanaan kegiatan pelaksanaannya, dan dilaksanakan
posyandu, imunisasi, KIA, penyuluhan bersamaan dengan kegiatan Posyandu.
kesehatan, surveilans, pemberdayaan Proses pelaksanaan pendidikan kesehatan
masyarakat dan mendukung pelayanan secara individual dilaksanakan di puskesmas
promotif dan preventif. Menurut pembantu kubu dengan cara pada saat
Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 pasien berobat ,sebelum pengobatan di
puskesmas merupakan Unit Pelayanan ruang tunggu ditempelkan leaflet, bander
Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota tentang kesehatan dan diakhir pelayanan
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengobatan pasien diberi edukasi tentang
pembangunan kesehatan di suatu wilayah penyakit, cara perawatan dan
kerja(Kemenkes RI, 2004) Prosedurnya pencegahannya (Wayan Winasih, 2016)
pada perorangan adalah pada saat pasien
berobat ,sebelum pengobatan di ruang Dampak pelaksanaan pendidikan
tunggu ditempelkan leaflet, bander tentang kesehatan di Desa penglipuran
kesehatan dan diakhir prosedur pengobatan Dampak yaitu pengaruh dari program
pasien diberi edukasi tentang penyakit , cara penelitian ini adalah pengaruh program
perawatan dan pencegahannya. Penyuluhan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat
secara kelompok atau massa dilakukan desa wisata penglipuran bangli yang di
bersama sesuai dengan kegiatan puskesmas koordinir oleh seksi pelayanan promosi
induk. Dari data tersebut dapat disimpulkan kesehatan atau promkes. Dalam hal ini
prosedur pelaksanaan pendidikan kesehatan dampak adalah efek suatu program baik
ada kerjasama dan koordinasi yang cukup efek primer atau sekunder, berikut
efektip dengan kelurahan dimana setiap pembahasanya.
kegiatan yang dilaksanakan puskesmas Efek primer adalah peningkatan
untuk masyarakat penglipuran. Kesimpulan pengetahuan dan implementasi PHBS.
terakhir dari pembahasan efektifitas Adapun efek yang terjadi pada masyarakat
pelaksanaan pendidikan kesehatan diperoleh diantaranya akseptor KB meningkat dari
nilai kategori masih efektip, walau masih 133 orang tahun 2015 menjadi 138 orang
perlu peningkatan setiap kegiatannya. tahun 2016, penurunan angka kematian dari
b).Efisiensi memperlihatkan perbandingan 6 orang tahun 2015 menjadi 2 orang tahun
antara out put dengan input yang bisa 2016, cakupan imunisasi bertahan 63,6 %.
dilakukan secara kelompok dan individual. Efek secunder adalah kejadian kasus
Proses pelaksanaan pendidikan kesehatan keracunan makanan tidak ada,
pada kelompok dari sisi input telah meningkatnya perilaku hidup bersih dengan
dilakukan lokakarya penilaian program, tetap pemakaian air bersih 100 %, seluruh
kemudian membagi habis tugas yang dibuat masyarakat memakai jamban bersih, tempat
dalam bentuk Tupoksi, kemudian dari sisi sampah yang bersih semakin banyak,tidak
out put dilakukan evaluasi dimana evaluasi ditemukannya kasus demam berdarah tetap
dilakukan 4 x dalam setahun dan diakhir tidak adanya gizi buruk, Ibu hamil 1 orang,
tahun juga dilakukan evaluasi dalam bentuk tidak ditemukannya ada sampah.
loka karya mini yang hasilnya tigkat Untuk mengetahui dampak atau keluaran
keberhasilan program yang dilaksanakan. dari pendiddikan kesehatan dilakukan
Dalam melaksanakan program selalu kesimpulan dari 5 anggota penerima
mengadakan kerja sama dan koordinasi pendidikan kesehatan yang diwawancarai
diantaranya koordinasi antara puskesmas, dengan hasil sebagai berikut :
kelurahan,dan desa wisata penglipuran, Seorang ibu berusia 28 tahun sedang
koordinasi dengan promkes kendatipun hamil 8 bulan sudah mengikuti senam hamil
83
84 Jurnal Gema Keperawatan. Volume 10, Nomor 1, Juni 2017. hlm 80 - 85
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek.
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi
penelitian kualitatif untuk ilmu-
ilmu social.
Kemenkes RI. (2004). Peraturan Menkes RI
Nomor 128/Meskes/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar Puskesmas.
Jakarta.
Nawawi Hadari. (1992). Instrumen
penelitian bidang social.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan
Masyarakat ; Prinsip-prinsip
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuryanti, W. (1993). Concept, Perspective
and Challenges, makalah bagian
dari Laporan Konferensi
Internasional mengenai Pariwisata
Budaya. Jogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sabarguna, S. B. (2005). Analisis data
kualitatif. Jakarta: UI Press.
Sang Made Agus Dwipayana. (2010). Profil
Desa Kubu. Bangli:
20Kelurahan%20Kubu.html.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan pendekatan kuantitatif
kualitatif dan R&D. Bandung.
Supat, W. (2016). Wawancara pribadi
dengan kepala desa wisata.
Wayan Winasih. (2016). Wawancara pribadi
dengan kepala puskesmas
pembantu kelurahan kubu Bangli.
Wibowo, A. (2016). Wawancara pribadi
dengan kepala lurah kubu Bangli.
Bangli.
85