Anda di halaman 1dari 6

80

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT


MODEL STAKE

Nyoman Ribek
Putu Susy N.A
I Made Mertha
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email : nyomanribek0606@gmail.com

Abstract: Evaluation model programs stake of health education programs to improve


community health. Research aims to investigate the implementation of health education
programs to improve community health status Penglipuran Bangli regency. This
research is descriptive qualitative research in the form of program evaluation with a
design evaluation model programs stake, s. Non probability sampling with purposive
sampling. with a sample of 12 informants, health education receiver 5 and 70 filler
questionnaires. The data collected by in-depth interviews, documentation, observation
and angket. Data analyzed with logical, empirical, and consideration of the suitability
of the results. The study concluded there Relevance sufficient to describe the
consistency of goals, policies, and services, to meet the needs of the community health
education, Still efektip level of achievement of targets, and standard operating
procedures were implemented in health education programs, is quite efficient in seeing
a comparison between the output with input, Impact positively influence the
implementation of health education on health behaviors

Abstrak : Evaluasi program pendidikan kesehatan masyarakat model stake.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program pendidikan kesehatan
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di desa wisata penglipuran
Kabupaten Bangli. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif berupa
penelitian evaluasi program dengan rancangan Evaluasi program model stake.
Pengambilan sampel secara non probability dengan Purposive sampling dengan sampel
12 informan, 5 penerima pendidikan kesehatan dan 70 orang pengisi angket. Cara
pengumpulan data dengan wawancara mendalam, dokumentasi, obsevasi dan angket.
Data dianalisis dengan analisis logis, empirik kesesuaian dan pertimbangan hasil. Hasil
penelitian menyimpulkan ada Relevansi yang cukup untuk menggambarkan konsitensi
tujuan, kebijakan, dan pelayanan, terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
pendidikan kesehatan, Masih efektipnyatingkat pencapaian target, dan standar
operasional prosedur yang dilaksanakan pada program pendidikan kesehatan, cukup
efisien dalam melihat perbandingan antara out put dengan input, Berdampak positip
pengaruh pelaksanaan pendidikan kesehatan terhadap perilaku kesehatan.

Kata kunci : Evaluasi program, Pendidikan Kesehatan, Model Stake

Desa penglipuran merupakan salah satu yang beserakan yang mengotori Desa
desa wisata yang sangat terkenal dikalangan tersebut, terdapat banyak bak sampah yang
wisatawan baik lokal maupun manca disediakan untuk menampung sampah,
Negara, karena disamping memiliki obyek cakupan imunisasi dasar mencapai 100%,
wisata, kerukunan, kebersamaan adat yang tidak ada gizi buruk, kendatipun MCK
kental juga didukung oleh perilaku keadaannya kurang baik (Sang Made Agus
masyarakat yang sehat dintaranya sekitar Dwipayana, 2010) Dukungan masyarakat
jalan utama desa tidak menemukan sampah terhadap perilaku sehat tidak terlepas

80
Nyoman Ribek, dkk. Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat Model Stake 81

karena adanya program pendidikan adalah orang yang dimanfaatkan untuk


kesehatan masyarakat dari Puskesmas memberikan informasi tentang situasi dan
pembantu kubu dan puskesmas induk Bangli kondisi latar penelitian (Nawawi Hadari,
Utara yang merupakan wilayah kerja desa 1992). Cara pengambilan sampel dengan
wisata penglipuran. Penelitian ini bertujuan Purposive sampling adalah tehnik
untuk mengetahui evaluasi program pengambilan sampel dengan pertimbangan
pendidikan kesehatan meliputi relevansi, tertentu dengan ciri seperti bola salju, sesuai
proses dan dampak pelaksanaan program dengan kebutuhan dan dipilih sampai
apa adanya, kebenarannya dalam jenuh(Sugiyono, 2010) Alasan mengambil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat purposive sampling karena sampelnya
yang dilaksanakan di desa wisata dipilih berdasarkan kebutuhan dan tidak
penglipuran. Fokus penelitian diarahkan semua populai mendapat kesempatan
pada evaluasi program pendidikan kesehatan menjadi sampel (Arikunto, 2010)Instrumen
dalam kaitannya meningkatkan derajat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kesehatan masyarakat sehingga mendukung wawancara, angket, observasi dan
kedatangan wisatawan dunia. dokumentasi.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian ini adalah penelitian Relevansi pelaksanaan Pendidikan
kualitatif. Menurut meleong dalam kesehatan dengan kebutuhan
Herdiansyah, penelitian kualitatif adalah masyarakat
suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk Desa wisata penglipuran merupakan
memahami suatu fenomena dalam konteks salah satu dari tiga lingkungan yang ada
sosial secara alamiah dengan (Lingkungan kubu,penglipuran dan tegal
mengedepankan proses interaksi komunikasi suci) dikelurahan kubu, yang pada tahun
yang mendalam antara peneliti dengan 2016 memiliki jumlah penduduk 991 orang
fenomena yang diteliti(Herdiansyah, 2010). terdiri dari laki 497 orang dan perempuan
Model Penelitian kualitatif yang 494 orang dengan jumlah 235 KK, jumlah
dilaksanakan berupa penelitian evaluasi ibu hamil satu orang dan jumlah Balita 72
menggunakan stake,s countenance model orang dipimpin oleh seorang kepala
yang dikembangkan oleh Robert E. Stake. lingkungan dan kepala desa
Evaluasi model ini terdiri dari tiga tahap wisata.(Wibowo, 2016) Penglipuran
yaitu masukan (antecedents), proses mempunyai arti sebagai tempat hiburan
(transactions) dan hasil ( out comes) Setiap (Penglipur) bagi raja-raja di Bangli, dan
tahapan dibagi menjadi dua tahapan yaitu sampai saat ini Penglipuran merupakan
deskripsi dan keputusan/penilaian salah satu obyek wisata di Kabupaten Bangli
(judment). Model stake ini berorientasi pada (Supat, 2016) Data kunjungan pasien
pengambilan keputusan ( decision oriented) penglipuran ke puskesmas pembantu tahun
dan teknik pengambilan keputusan 2016 sebanyak 36 orang dengan kiteria
aktualitas pada setiap tahap evaluasi atau penyakit Ispa 12 orang, Rematik 4 orang,
aspek dengan cara melakukan pengukuran ambien 1 orang, infeksi kulit 8 orang, Diare
pada setiap focus evaluasi (Sabarguna, 1 orang, ISK 1 orang, caries 1 orang,
2005)Obyek penelitian ini adalah evaluasi chepalgia 2 orang, dan hipertensi 1 orang.
program pendidikan kesehatan di desa Data kesehatan tahun 2016 di desa wisata
wisata penglipuran sedangkan subyeknya penglipuran diantaranya kasus keracunan
sebagai sampel terdiri dari 12 tokoh makanan pada anak sekolah 10 orang, tidak
masyarakat, 5 orang penerima pendidikan ada gizi buruk, kasus HIV/AIDS 1orang,
kesehatan serta 70 orang pengisi angket seluruh masyarakat menggunakan air bersih
masyarakat penerima penkes di desa wisata dari PDAM atau air bersih dari mata air
penglipuran Kabupaten Bangli. Informan yang dikelola oleh desa adat, cakupan

81
82 Jurnal Gema Keperawatan. Volume 10, Nomor 1, Juni 2017. hlm 80 - 85

imunisasi tahun 2015 sebanyak 63,6 %, dan mencegah hal - hal yang merugikan
tahun 2016 sebanyak 63,6 % per kesehatan mereka dan kesehatan orang lain,
September, angka kelahiran tahun 2015 kemana seharusnya mencari pengobatan jika
sebanyak 8 orang dan tahun 2016 sebanyak sakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
8 orang per September, angka kematian
tahun 2015 sebanyak 6 orang dan tahun Proses Pelaksanaan Pendidikan
2016 sebanyak 2 orang, Jumlah pemakai Kesehatan di Desa Penglipuran.
KB tahun 2015 sebanyak 133 orang dan Proses pelaksanan pendidikan kesehatan
tahun 2016 sebanyak 138 orang, jumlah di desa wisata penglipuran dilihat dari dua
perawat dan bidan di desa penglipuran 4 sisi yaitu efektif dan efisiensi. a). Efektif
orang . Tahun 2015 kondisi puskesmas menggambarkan tingkat pencapaian target
pembantu rusak berat tetapi Oktober tahun dan prosedur pelaksanaan. Dalam mencapai
2016 sudah menjadi baik(Wayan Winasih, target program pendidikan kesehatan maka
2016). Berdasarkan observasi tumbuhan program promosi kesehatan bekerja sama
terlihat selalu hijau, disekitar jalan utama dengan pemberdayaan masysrakat dan
desa tidak menemukan sampah yang program lainnya. Proses diawali dengan
beserakan yang mengotori desa tersebut dan mini loka karya penilaian program awal
terdapat banyak bak sampah yang januari 2016 yang di targetkan dalam
disediakan untuk menampung sampah. Di program promosi kesehatan di wilayah
saat mulai memasuki areal desa terdapat puskesmas bangli utara. Oleh karena itu
areal pertamanan dan juga balai pertemuan, target promosi kesehatan meliputi kelas
sedangkan kendaraan bermotor tanpa balita 8 kali, penyuluhan kanker serviks 1x,
kecuali tidak diperbolehkan memasuki areal Demam berdarah 1x, keracunan makanan
perumahan. Memasuki areal para tamu 1x,komplementer 1x,gizi 1x, kesehatan
disuguhi pemandangan unik dengan sajian lingkungan 1x dan penyuluhan survey
perumahan yang di tata rapi yang mana mawas diri 40 orang dan pemberdayaan
dengan pintu masuk, bentuk bangunan, dan masyarakatnya adalah senam lansia 8 kali,
bahan dasar pembuatan sama dan hampir pembinaan Kader Posyandu 8 x. Mawas diri
semuanya masih tradisional. Berdasarkan adalah metode penyuluhan dengan melihat
data tersebut dapat disimpulkan bahwa langsung perilaku masyarakat hidup sehat
keberadaan data kesehatan tersebut sangat dan memberi kuis mengukur pengetahuan
relevan dengan visi misi yang dicanangkan kesehatannya dan bila tidak mengerti
oleh puskesmas Bangli utara, apa lagi langsung memberikan pemecahannya.
penglipuran adalah desa wisata dunia. Desa Materi mawas diri antara lain KIA-KB, gizi
wisata adalah suatu bentuk antara atraksi, keluarga, HIV/ AIDS dan diare. Penerima
akomodasi dan fasilitas pendukung yang manfaat pendidikan kesehatan secara
disajikan dalam suatu struktur kehidupan berkelompok pada saat penyuluhan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara kesehatan bersamaan posyandu adalah
dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, kelompok balita berjumlah 70 orang,
1993)Keberhasilan pembangunan kesehatan kelompok lansia 12 orang, ibu hamil
tersebut merupakan salah satu keberhasilan 6 orang, kader PKK 20 orang, STT
program pendidikan kesehatan. Menurut sebanyak 35 orang. Dari data tersebut dapat
Notoatmodjo Pendidikan kesehatan adalah disimpulkan target yang dicapai cukup
suatu upaya atau kegiatan untuk efektip dari jumlah penduduk desa wisata
menciptakan perilaku masyarakat yang sebanyak 991 orang dengan jumlah 235
kondusif untuk kesehatan artinya, KK. Prosedur melaksanaan pendidikan
pendidikan kesehatan berupaya agar kesehatan yaitu puskesmas induk bersurat
masyarakat menyadari atau mengetahui (dengan dilampiri jadwal kegiatan yang
bagaimana cara memelihara kesehatan sudah disepakati) kepada kelurahan dan
mereka, bagaimana menghindari atau tembusannya kepada pustu. Tupoksi dari

82
Nyoman Ribek, dkk. Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat Model Stake 83

pada Puskesmas pembantu adalah tupoksi materi penkes itu diberikan oleh seksi
yang dibuat oleh puskesmas induk dimana pelayanan yang membidanginya sehingga
fungsi puskesmas pembantu diantaranya tidak terjadi tumpang tindih dalam
adalah mendukung pelaksanaan kegiatan pelaksanaannya, dan dilaksanakan
posyandu, imunisasi, KIA, penyuluhan bersamaan dengan kegiatan Posyandu.
kesehatan, surveilans, pemberdayaan Proses pelaksanaan pendidikan kesehatan
masyarakat dan mendukung pelayanan secara individual dilaksanakan di puskesmas
promotif dan preventif. Menurut pembantu kubu dengan cara pada saat
Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 pasien berobat ,sebelum pengobatan di
puskesmas merupakan Unit Pelayanan ruang tunggu ditempelkan leaflet, bander
Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota tentang kesehatan dan diakhir pelayanan
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengobatan pasien diberi edukasi tentang
pembangunan kesehatan di suatu wilayah penyakit, cara perawatan dan
kerja(Kemenkes RI, 2004) Prosedurnya pencegahannya (Wayan Winasih, 2016)
pada perorangan adalah pada saat pasien
berobat ,sebelum pengobatan di ruang Dampak pelaksanaan pendidikan
tunggu ditempelkan leaflet, bander tentang kesehatan di Desa penglipuran
kesehatan dan diakhir prosedur pengobatan Dampak yaitu pengaruh dari program
pasien diberi edukasi tentang penyakit , cara penelitian ini adalah pengaruh program
perawatan dan pencegahannya. Penyuluhan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat
secara kelompok atau massa dilakukan desa wisata penglipuran bangli yang di
bersama sesuai dengan kegiatan puskesmas koordinir oleh seksi pelayanan promosi
induk. Dari data tersebut dapat disimpulkan kesehatan atau promkes. Dalam hal ini
prosedur pelaksanaan pendidikan kesehatan dampak adalah efek suatu program baik
ada kerjasama dan koordinasi yang cukup efek primer atau sekunder, berikut
efektip dengan kelurahan dimana setiap pembahasanya.
kegiatan yang dilaksanakan puskesmas Efek primer adalah peningkatan
untuk masyarakat penglipuran. Kesimpulan pengetahuan dan implementasi PHBS.
terakhir dari pembahasan efektifitas Adapun efek yang terjadi pada masyarakat
pelaksanaan pendidikan kesehatan diperoleh diantaranya akseptor KB meningkat dari
nilai kategori masih efektip, walau masih 133 orang tahun 2015 menjadi 138 orang
perlu peningkatan setiap kegiatannya. tahun 2016, penurunan angka kematian dari
b).Efisiensi memperlihatkan perbandingan 6 orang tahun 2015 menjadi 2 orang tahun
antara out put dengan input yang bisa 2016, cakupan imunisasi bertahan 63,6 %.
dilakukan secara kelompok dan individual. Efek secunder adalah kejadian kasus
Proses pelaksanaan pendidikan kesehatan keracunan makanan tidak ada,
pada kelompok dari sisi input telah meningkatnya perilaku hidup bersih dengan
dilakukan lokakarya penilaian program, tetap pemakaian air bersih 100 %, seluruh
kemudian membagi habis tugas yang dibuat masyarakat memakai jamban bersih, tempat
dalam bentuk Tupoksi, kemudian dari sisi sampah yang bersih semakin banyak,tidak
out put dilakukan evaluasi dimana evaluasi ditemukannya kasus demam berdarah tetap
dilakukan 4 x dalam setahun dan diakhir tidak adanya gizi buruk, Ibu hamil 1 orang,
tahun juga dilakukan evaluasi dalam bentuk tidak ditemukannya ada sampah.
loka karya mini yang hasilnya tigkat Untuk mengetahui dampak atau keluaran
keberhasilan program yang dilaksanakan. dari pendiddikan kesehatan dilakukan
Dalam melaksanakan program selalu kesimpulan dari 5 anggota penerima
mengadakan kerja sama dan koordinasi pendidikan kesehatan yang diwawancarai
diantaranya koordinasi antara puskesmas, dengan hasil sebagai berikut :
kelurahan,dan desa wisata penglipuran, Seorang ibu berusia 28 tahun sedang
koordinasi dengan promkes kendatipun hamil 8 bulan sudah mengikuti senam hamil

83
84 Jurnal Gema Keperawatan. Volume 10, Nomor 1, Juni 2017. hlm 80 - 85

4 x menyatakan bahwa proses pendidikan Dalam rangka keabsahan data


senam hamil yang diikuti sangat baik, digunakanlah teknik triangulasi yaitu
karena bimbingan dilakukan secara dengan hasil angket tentang pengetahuan
langsung, pada awal belajar dikasih pretes pendidikan kesehatan pada masyarakat desa
tentang kehamilan setelah selesai juga penglipuran sebanyak 70 orang dengan hasil
diberikan tes kehamilan dilakukan pada seperti pada tabel 2.
ruangan yang nyaman, disiapkan bantal dan Tabel 1.Tingkat Pengetahuan Pendidikan
karpet, sudah dibuatkan jadwal setiap hari Kesehatan Masysrakat Penglipuran
jumat. Pada saat pemeriksaan kehamilan ke
Tingkat
puskesmas pembantu diberikan penkes
pengetahuan JUMLAH
secara individual dengan cara setelah No
Pendidikan
pemeriksaan diberikan obat dan dijelaskan
Kesehatan
cara minum obat serta perawatan persiapan F %
akan melahirkan.. 1 Sangat baik 45 64
Seorang kader pkk usia 36 tahun juga 2 Baik 24 34
pengusaha loloh cemcem menyatakan 3 Kurang 1 2
bahwa pernah mengikuti pendidikan JUMLAH 70 100
kesehatan tentang manfaat herbal dan
kanker servik, saat itu penkes dilakukan
Berdasarkan tabel 1 terdapat tingkat
dengan slide berisi gambar, diberikan
pengetahuan pendidikan kesehatan
leaflet, dan diberi waktu tanya jawab,
mayoritas sangat baik 64 %, baik 34 %
informasi diadakan penkes diperoleh dari
orang dan kurang 2 %. Dengan data
kepala lingkungan, penkes lain yang pernah
tersebut berarti ada kesesuaian informasi
diikuti diantaranya Diare, perilaku hidup
yang dikumpulkan dari 12 tokoh masyarakat
bersih, lingkungan bersih, KB, Peningkatan
yang menyatakan ada relevansi yang cukup
gizi, DHF.
terhadap kebutuhan pendidikan kesehatan,
Seorang ibu usia 33 tahun memiliki anak
masih efektip dan efisiensinya pelaksanaan
kelas 2 SD, menyatakan program
program pendidikan kesehatan dan dampak
pendidikan kesehatan sudah baik terutama
yang positip terhadap perilaku kesehatan
demam berdarah dan keracunan makanan.
masyarakat penglipuran. .
Pada saat penkes dilakukan dengan slide
berisi gambar, diberikan leaflet, dan diberi
SIMPULAN
waktu tanya jawab, informasi diadakan
Penglipuran merupakan salah satu desa
penkes diperoleh dari kepala lingkungan.
wisata di bali yang masyarakatnya masih
Seorang ibu usia 40 tahun memiliki anak
memegang teguh adat, tradisi dan budaya
umur 3 tahun yang aktif di kelas balita
jaman terdahulu dengan konsep trihita
menyatakan program pendidikan kesehatan
karana diwariskan kepada generasi
sudah baik terutama kelas balita.
penerusnya, sehingga tampak bangunan
Penyuluhan secara individual pernah
yang asri, menarik dan pemikat wisata
diperoleh saat methode survey mawas diri,
dunia. Program pendidikan kesehatan di
dengan materi diare, demam berdarah dan
desa wisata penglipuran cukup relevan
perilaku hidup bersih.
dalam rangka merubah perilaku masyarakat
Seorang bapak usia 55 tahun mengalami
sebanyak 991 orang bisa hidup lebih sehat,
rematik, menyatakan program pendidikan
pencegahan penyakit dan mencari
kesehatan secara individual sudah baik
pertolongan lebih cepat bila keadaan sakit.
karena setiap berobat ke puskesmas
Pelaksanaan program pendidikan kesehatan
pembantu kubu setelah pemeriksaan
didesa wisata penglipuran telah dilakukan
diberikan obat dan dijelaskan cara minum
cukup efektif dan efisiensi dengan
obat dan efek sampingnya.
prosedur koordinasi dan kerja sama yang
Keabsahan data
kuat antara puskesmas, kelurahan dan
84
Nyoman Ribek, dkk. Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat Model Stake 85

masyarakat penglipuran sehingga


berdampak positip terhadap desa wisata
penglipuran.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek.
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi
penelitian kualitatif untuk ilmu-
ilmu social.
Kemenkes RI. (2004). Peraturan Menkes RI
Nomor 128/Meskes/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar Puskesmas.
Jakarta.
Nawawi Hadari. (1992). Instrumen
penelitian bidang social.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan
Masyarakat ; Prinsip-prinsip
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuryanti, W. (1993). Concept, Perspective
and Challenges, makalah bagian
dari Laporan Konferensi
Internasional mengenai Pariwisata
Budaya. Jogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sabarguna, S. B. (2005). Analisis data
kualitatif. Jakarta: UI Press.
Sang Made Agus Dwipayana. (2010). Profil
Desa Kubu. Bangli:
20Kelurahan%20Kubu.html.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan pendekatan kuantitatif
kualitatif dan R&D. Bandung.
Supat, W. (2016). Wawancara pribadi
dengan kepala desa wisata.
Wayan Winasih. (2016). Wawancara pribadi
dengan kepala puskesmas
pembantu kelurahan kubu Bangli.
Wibowo, A. (2016). Wawancara pribadi
dengan kepala lurah kubu Bangli.
Bangli.

85

Anda mungkin juga menyukai