SKRIPSI
ERNA WITA
NIM : 08C10104132
kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2010). Salah satu
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia ini masih jauh dari target
kematian bayi berada kisaran 34/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2010)
posyandu.
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
1
2
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (DepKes RI,
2006).
bayi dan ibu balita dapat tercapai sesuai dengan terget (Werdiningsih, 2009).
Menurut WHO (2013) angka kematian bayi dan balita secara global
imunisasi.
adalah minat ibu. Minat ibu datang ke posyandu untuk memeriksa bayinya
sangat di pengaruhi oleh pengetahuan dan motivasi. Agar anak dapat tumbuh
balita sampai dengan bulan September 2015 adalah 5.472 balita . Adapun
jumlah kunjungan ibu balita ke Posyandu pada bulan September 2015 dari
454 ibu balita menurun menjadi 414 ibu balita. Desa yang paling paling
ibu balita dari 29 ibu balita di Desa Keude Linteng yang membawa anaknya
keposyadu adalah ibu balita Desa Lhoek Pange dengan jumlah kunjungan ke
posyandu hanya 14 (43,7%) ibu balita dari 32 ibu yang memiliki balita di
2016
.
4
Nagan Raya
Nagan Raya
2. Bagi Peneliti
2.1 Posyandu
Dkk, 2010).
1. Posyandu Pertama :
kegiatannya masih belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya masih
6
7
pelatihan kader ulang. Artinya kader yng ada perlu ditambah dan
2. Posyandu medya :
lebih dari 8 kali dengan rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan
tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih
rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu masih
kondisi setempat.
3. Posyandu purnama :
frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader petugas 5
orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan
mungkin masih ada dana sehat yang masih sederhana. Intervensi pada
diponsyandu.
b. Pelatihan dana sehat, agar didesa tersebut dapat tumbuh dana sehat
4. Posyandu mandiri :
teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada dana tambhan dan
dana sehat adalah pembinaan dana sehat, yaitu diarahkan agar dana
Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan
b. Keluarga berencana
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
9
b. Keluaga berencana
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penganggulangan diare
f. Sanitasi dasar
cakupan SKDN :
(Petter, 2012)
Keempat elemen ini terkait satu sama lain dan saling mendukung.
unsur pemberdayaan.
b. Pos imunisasi
d. Pos kesehatan
2. Persyaratan
2007)
masyarakat setempat.
Tinggi Badan
komplikasi
a. Immunisasi
a. Penyuluhan dan
b. Kunjungan Rumah
12
a. HIV/AIDS
b. Perdagangan manusia
berdasar dari kader PKK, tokoh masyarakat, formal informal serta kader
badannya kurang
subur
penambah darah
g. Pemberian oralit
1. Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia
subur
2. Meja II
3. Meja III
berat badan
14
4. Meja IV
a. Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan
b. Penyuluhan Kesehatan
5. Meja V
a. Pemberian imunisasi
b. Pemeriksaan kehamilan
2. Adanya kerja sama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi, imunisasi,
4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 14
pelayanan non professional secara terpadu dalam rangka alih teknologi dan
dikelola masyarakat.
PKMD.
mini.
kesehatan.
1. Pratama
Pratama Adalah posyandu yang belum mantap, kegiatan belum rutin tiap
2. Media
dengan jumlah kader rata-rata 5 orang. Namun cakupan KB, KIA, gizi
3. Purnama
a. Posyandu ini dengan frekuensi penimbangan > 8x/th, Kader > 5 orang.
4. Mandiri
program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat.
2.2 Minat
suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas,
terlepas dari masalah popular atau tidak, minat dapat mempengaruhi kualitas
1. Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik
2. Aspek Afektif
pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman
sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
3. Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancer tanpa perlu pemikatan lagi, urutan tepat. Namun
1. Minat primitive
Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makan dan
kebebasan aktifitas.
2. Minat Kulturan
Disebut juga minat sosial, yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang
waktu segera
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah faktor dan teori yang
1) Tahu (Know)
rangsang yang diterima, oleh sebab itu tingkat ini adalah yang paling
rendah.
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Application)
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
lainnya.
5) Sintesis (Synthesis)
yang baru.
21
6) Evaluasi (Evaluation)
ibu tentang kesehatan yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap
akan mendorong seseorang untuk aktif dan ikut serta dalam pelaksanaan
posyandu akan akan berdampak pada sikap terhadap manfaat yang ada dan
semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk berperan serta dalam program
2.3.2 Motivasi
yang menjelaskan intesitas, arah dan ketekuna usaha untuk mencapai suatu
tujuan.
capai. Makin jelas tujuan yang di harapkan atau akan dicapai, maka semakin
akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang
dimotivasi. Oleh karena itu setiap orang yang memberi motivasi pada
(Taufik, 2009)
1. Motivasi Intrinsik
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
2. Motivasi Ekstrinsik
berbuat sesuatu
sebelumnya.
penyeleksian.
laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi dalam hal ini
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini ada tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan yang akan dicapai oleh
orang tersebut
laku manusia.
kesenangan.
26
kekuatan-kekuatan individu.
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
dukungan atau dorongan dari suami maupun keluarga lainnya. Hal ini
atau keluarga ibu merasa takut membawa bayi atau balitanya ke posyandu
(Sutrismang, 2010).
27
Notoatmodjo, 2010
1. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kunjungan Minat ibu berkunjung
keposyandu keposyandu didesa
2. Pengertian pengetahuan Lhoek Pange
3. Tingkat pengetahuan
Taufik, 2009
1. Tujuan motivasi
2. Jenis-jenis motivasi
Sardiman, 2011
1. Unsur-unsur motivasi
28
(Notoatmodjo , 2007)
Pengetahuan
Gambar 2.5
Kerangka Konsep Penelitian
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.3.1 Populasi
29
30
3.3.2 Sampel
dalam penelitian ini adalah total sampling. Total Sampling yaitu semua
c. Transfering, yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan
100
Keterangan :
n = Sampel f1 = Frekwensi (Arikunto, 2006)
p = Persentase
BAB IV
dengan :
(tempat posyandu) tepatnya berada di balai desa yang tidak jauh dari lokasi
33
34
Dalam analisa data univariat dapat dijelaskan hasil penelitian tentang data
Adapun hasil data univariat tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini
dan Diploma.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa respoden yang bermotivasi rendah
(46,9%).
36
Dari tabel diatas diketahui bahwa respoden yang tidak sering berkunjung
4.2 Pembahasan
Pange
mana dari hasil diatas menunjukan bahwa dari 25 (78,1%) responden yang
adanya atau informasi yang diterima oleh ibu balita masih sangat kurang.
(46,9%) responden.
bekerja untuk masyarakat. Kader perlu memotivasi ibu balita dan ibu hamil
Menurut asumsi peneliti, rendahnya motivasi yang ada pada diri ibu
balita keposyandu.
motivasi dalam diri ibu balita dan dari lingkungan sekitar, maka ibu balita
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
15 orang (46,9%).
5.2 Saran
saran :
39
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2010. Buku Kader Posyandu : Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Jakarta
Sri Poerdji. 2011. Minat Ibu Datang Ke Posyandu. Rhineka Cipta :Yogyakarta
Sumini. 2014. Hubungan motivasi dengan keaktifan ibu membawa balita
keposyandu di kelurahan tonatan kecamatan ponorogo kabupaten
ponorogo.(relationship motivation with mom livelines brings toddler to posyandu
in the village tonatan district ponorogo. Jurnal delima harapan, vol 3, no.2
agustus-januari 2014: 38-46