PENDAHULUAN
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes Riau, 2006)
untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu
tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya, karena salah satunya
tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak
sangat ideal, yakni masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, dengan misi
1
2
terpadu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas
masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka
kelahiran.
Kematian bayi, kematian balita, dan kematian ibu serta umur harapan hidup
pembangunan di bidang kesehatan. Tinggi rendahnya angka kematian bayi dan balita
serta angka kematian ibu sangat berhubungan dengan keadaan sosial dan ekonomi
angka kematian balita (AKABA), di Indonesia pada tahun 2007 telah mencapai 44
per 1000 kelahiran hidup. Dari data Dinas Kesehatan AKABA Provinsi Riau pada
tahun 2007 sebesar 47 per 1000 kelahiran hidup, dari seluruh provinsi di Indonesia
(SDKI, 2007).
balita 15,5 % kematian bayi dan 26,4 % kematian pada balita disebabkan karena
penyakit diare murni. Hasil Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2002
sebesar 3,2 %, dengan angka kematian diare balita sebesar 23/100.000 penduduk
3
pada laki-laki dan 24/100.000 penduduk pada perempuan, dari data tersebut kita
dapat mengukur berapa kerugian yang ditimbulkan apabila pencegahan diare tidak
dilakukan dengan semaksimal mungkin dengan mengantisipasi faktor risiko apa yang
Angka kesakitan diare di Provinsi Riau adalah 20,81 per 1.000 penduduk.
Angka tersebut masih berada dibawah angka nasional (374 per 1.000 penduduk),
tetapi kemungkinan masih terjadi under reporting/ belum validnya data sehingga
angka kesakitan diare rendah padahal masyarakat yang ber Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Propinsi Riau masih rendah ( 33,58%) dan diare masih
menduduki peringkat kedua dari 10 besar penyakit rawat inap Rumah Sakit.
Kabupaten Siak mempunyai angka kesakitan paling tinggi yaitu 43,99 per 1.000
penduduk, diikuti oleh Kabupaten Kampar 29,5 per 1.000 penduduk dan Kabupaten
bahwa penyebab kematian bayi adalah Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I), seperti tetanus, neonatorum, difteri, pertusis dan campak. Melalui
Sementara jumlah posyandu Mandiri turun dari 3,1 % pada tahun 2001 menjadi 2,91
dimana rata-rata desa memiliki 2 atau 3 Posyandu. Jumlah Posyandu di Riau sudah
cukup memadai, namun dari segi kualitas masih harus ditingkatkan. Dimana
Madya 50,12%, Posyandu Purnama 20,21% dan Posyandu Mandiri 3,36%. Masih
Riau, 2006).
Data yang diperolah dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru pada tahun 2010
memiliki 19 puskesmas, sedangkan jumlah posyandu yang ada di pekanbaru ada 597
posyandu, yang terbagi dalam Posyandu Madya 253 (42,38 %), Posyandu Purnama
Tiga adalah salah satu Puskesmas yang memiliki jumlah 19 Posyandu yang terbagi
5
memiliki kader yang aktif sebanyak 134 kader (Dinkes Kota Pekanbaru, 2010)..
mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan Diare (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan latar belakang di atas, dengan cakupan data, maka peneliti tertarik
1. Bagi Peneliti
Posyandu.
pendidikan.
mencapai tujuannya.
4.Bagi Responden
posyandu ke depannya